UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileBayi berat lahir rendah ... ibu dan bayi,...

22
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyeselesaikan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Faktor Maternal, Kualitas Antenatal Care, Paparan Asap Rokok dan Sosial Budaya Terhadap Kejadian BBLR Di Kabupaten Endeini tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, SpA (K) selaku pembimbing I yang telah penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister dan khususnya dalam penyelesaian hasil penelitian ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Bapak dr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra, M. Epid selaku pembimbing II yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, semangat, dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Ibu Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi, Ibu Dr. Luh Seri Ani, SKM.,M.Kes, Ibu dr. Ni Wayan Aria Utami, M. App.Bsc.PhD selaku penguji tesis yang telah memberikan masukkan dan bimbingan demi kesempurnaan tulisan tesis ini. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Ibu Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada vii

Transcript of UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileBayi berat lahir rendah ... ibu dan bayi,...

xv

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyeselesaikan hasil penelitian yang berjudul

―Pengaruh Faktor Maternal, Kualitas Antenatal Care, Paparan Asap Rokok dan

Sosial Budaya Terhadap Kejadian BBLR Di Kabupaten Ende‖ ini tepat pada

waktunya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. dr. I Gusti Ayu

Trisna Windiani, SpA (K) selaku pembimbing I yang telah penuh perhatian telah

memberikan dorongan, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program

magister dan khususnya dalam penyelesaian hasil penelitian ini. Terima kasih

sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Bapak dr. I Wayan Gede

Artawan Eka Putra, M. Epid selaku pembimbing II yang telah dengan penuh

perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, semangat, dan saran

kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Ibu Dr. dr. Dyah

Pradnyaparamita Duarsa, MSi, Ibu Dr. Luh Seri Ani, SKM.,M.Kes, Ibu dr. Ni

Wayan Aria Utami, M. App.Bsc.PhD selaku penguji tesis yang telah memberikan

masukkan dan bimbingan demi kesempurnaan tulisan tesis ini.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana

Bapak Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas

yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga

ditujukan kepada Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Ibu Prof.

Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada

vii

xvi

penulis untuk menjadi mahasiswa program magister pada Program Pasca Sarjana

Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.

dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH selaku ketua PS MIKM Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sekretariat

PS MIKM Universitas Udayana, Kordinator Peminatan KIA-Kespro PS MIKM

Universitas Udayana, dan semua para dosen dan staf PS MIKM Universitas

Udayana.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati dan Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Ende yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk melanjutkan pendidikan magister, BPPSDM KES yang telah memberikan

bantuan dana tugas belajar kepada penulis selama mengikuti pendidikan serta

Kepala Puskesmas beserta seluruh pemegang Program KIA dan teman sejawat

bidan serta partisipan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan ijin dan membantu untuk memperoleh data penelitian.

Tidak lupa pula ucapkan syukur dan terima kasih kepada Suami tercinta

Marselinus Yunior Nisanson dan anak Olga, Kelvin, Kenia, adik Merlin serta

orang tua, keluarga dan teman-teman Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

angkatan VI atas dukungan moral dan material sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan dan tesis ini dengan baik.

Denpasar,

Khrispina Owa

viii

xvii

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR MATERNAL, KUALITAS ANTENATAL CARE,

PAPARAN ASAP ROKOK DAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP

KEJADIAN BBLR DI KABUPATEN ENDE

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap kematian neonatal. BBLR dapat disebabkan oleh faktor

internal dan eksternal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor maternal, kualitas antenatal

care, paparan asap rokok dan sosial budaya yang berisiko terhadap kejadian

BBLR di Kabupaten Ende.

Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol pada 78 kasus bayi yang

lahir BBLR dan 78 kontrol bayi lahir tidak BBLR pada tahun 2015 yang

dilakukan pada enam puskesmas di Kabupaten Ende. Data yang di kumpulkan

antara lain faktor maternal meliputi umur ibu, jumlah anak, jarak kelahiran,

status KEK, anemia, penyakit penyerta, faktor kualitas antenatal care, faktor

paparan asap rokok dan faktor sosial budaya yang meliputi pantang makanan,

pendidikan, penghasilan keluarga dan pekerjaan. Data dikumpulkan melalui

wawancara langsung dengan responden dan penelusuran catatan register kohor

ibu dan bayi, kartu pemeriksaan ibu hamil dan buku KIA.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor risiko kejadian BBLR adalah

umur < 20 atau ≥35 tahun OR 6,8 (95% CI:1,87-25,0), jarak kelahiran< 2 tahun

OR 6,5 (95% CI:1,78-24,2), status KEK OR 5,3 (95% CI:1,38-21,0), anemia OR

4,2 (95% CI:1,37-13,1), penyakit penyerta malaria OR 3,9 (95% CI:1,21-12,7),

kualitas antenatal kurang OR 3,5 (95% CI:1,11-11,3), status bekerja buruh tani

OR 4,6 (95% CI:1,44-14,9) dan pantang makanan OR 6,7 (95% CI:1,71-26,8).

Penelitian ini menunjukkan pentingnya upaya yang berkesinambungan dan

komprehensif dari semua pihak terutama puskesmas sebagai pusat kesehatan

masyarakat untuk meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor demi

menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatal akibat BBLR.

Kata kunci: maternal, antenatal care, pantang makanan, BBLR

ix

xviii

ABSTRACT

INFLUENCE OF MATERNAL FACTORS, QUALITY OF ANTENATAL

CARE, PASSIVE EXPOSURE TO CIGARETTE SMOKE, AND SOCIO-

CULTURAL ASPECTS ON LOW BIRTH WEIGHT INFANTS IN ENDE,

FLORES

Low birth weight (LBW) among infantsis one cause of neonatal mortality.

Low birth weight can be caused by internal and external factors. This study aimed

to determine the influence of maternal factors, the quality of antenatal care,

passive exposure to cigarette smoke, and sociocultural factors that increase the

risk of LBW among infants in Ende, Flores.

This study design was case control with 78 cases of infants with low birth

weight and 78 control infants with normalbirth weight presenting at 6 health

centres inthe district of Ende, 2015. Data was collected on maternal factors

including maternal age, birth spacing, number of children, the CED status, anemia

status, and concomitant diseases, quality of antenatal care received andpassive

exposure to cigarette smoke. Socio-cultural factors were also explored including

traditional beliefs in placing severe dietary restrictions on pregnant women, along

with level of education, family income, and occupation. Data were collected

through search of health centre records of mothers and infants, examination cards

of pregnant mothers, ANC book, and through direct interviews with respondents.

Based on the research results, risk factors of LBW were age of mother<20 or

≥35 years OR 6.8 (95% CI: 1.87 to 25.0), birth spacing <2 years OR 6.5 (95% CI:

1, 78 to 24.2), the status of CED OR of 5.3 (95% CI: 1.38 to 21.0), anemia OR of

4.2 (95% CI: 1.37 to 13.1), presence of concomitant diseases such as malaria OR

3.9 (95% CI: 1.21 to 12.7), low quality of antenatal care OR 3.5 (95% CI: 1.11 to

11.3), traditional dietary restrictions OR of 6.7 (95% CI: 1.71 to 26.8), and

maternal occupation OR of 4.6 (95% CI: 1, 44 to 14.9)

This study findings indicate the importance of continuous and comprehensive

investment from all parties, especially from community health providers and

educators, across all programs and sectors in order reduce morbidity and neonatal

mortality due to LBW.

Keywords: maternal, antenatal care, abstinence from food, LBW

xix

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM………………………………………………………… .. i

PRASYARAT GELAR…………………………………………………….. .. ii

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….. ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI……………………………………….. ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………….. .. v

ABSTRAK…………………………………………………………………. .. vi

ABSTRACT………………………………………………………………. ...... vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 8

1.3 Tujuan ....................................................................................... 9

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 9

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 10

1.4.1 Manfaat Praktis .............................................................. 10

1.4.2 Manfaat Akademis ......................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 11

2.1 Bayi Berat Lahir Rendah .......................................................... 11

2.2 Faktor-Faktor yang Berisiko Terjadinya Bayi Berat

LahirRendah .............................................................................. 12

2.2.1 Faktor Internal (Maternal) ............................................ 12

2.2.1.1 Umur Ibu ........................................................ 12

2.2.1.2 Paritas ............................................................. 13

2.2.1.3 Jarak Kelahiran .............................................. 14

2.2.1.4 Penyakit yang Menyertai Kehamilan ............. 15

2.2.1.5 Status KEK ..................................................... 16

2.2.1.6 Status Anemia ................................................ 18

2.2.1.7 Komplikasi Kehamilan .................................. 19

2.2.1.8 Faktor Janin .................................................... 20

2.2.2 Faktor Eksternal ............................................................ 20

xi

xx

2.2.2.1 Paparan Asap Rokok ...................................... 20

2.2.2.2 Pendidikan Ibu ............................................... 23

2.2.2.3 Pekerjaan Ibu.................................................. 23

2.2.2.4 Penghasilan Keluarga ..................................... 24

2.2.2.5 Faktor sosial Budaya (pantangan makanan

dalam keluarga) ........................................... 25

2.2.2.6 Kualitas Antenatal Care .................................. 26

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS ............... 30

3.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 30

3.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 32

3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................. 33

3.4 Hipotesis Statistik (Hipotesis Kerja) Ho dan Ha ............................... 33

BAB IV METODE PENELITAN ................................................................. 35

4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 35

4.2 Populasi dan Sampel ................................................................. 35

4.2.1 Populasi Kasus .............................................................. 35

4.2.2 Populasi Kontrol ........................................................... 35

4.2.3 Sampel Kasus ................................................................ 36

4.2.4 Sampel Kontrol ............................................................. 36

4.3 Cara Pengumpulan Data ........................................................... 36

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 36

4.5 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. 37

4.5.1 Variabel Dependen ...................................................... 37

4.5.2 Variabel Independen .................................................... 37

4.6 Besar Sampel ............................................................................ 37

4.6.1 Perhitungan Sampel Kasus .......................................... 37

4.6.2 Besar Sampel Kontrol .................................................. 38

4.6.3 Kelayakan Sampel ....................................................... 38

4.6.4 Cara Pemilihan Sampel ................................................ 39

4.7 Definisi Operasional ................................................................. 40

4.8 Metode dan Instrumen Penelitian ............................................. 47

4.9 Analisis Data .............................................................................. 47

4.9.1 Analisis Bivariat ............................................................ 48

4.9.2 Analisis Multivariat………………………………. ...... 48

BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………… ..... 50

5.1 Gambaran lokasi penelitian…………………………… ............... 50

5.2 Karakteristik kasus dan kontrol…………………………...... ..... 51

xii

xxi

5.3 Faktor Risiko BBLR…………………………………………… .. 53

5.4 Faktor Risiko Kejadian BBLR………………………………… .. 56

BAB VI PEMBAHASAN………………………………………………… .... 60

6.1 Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah ...................... 60

6.2 Kelemahan Penelitian ................................................................. 84

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN…………………………………..... ..... 85

7.1 Simpulan……………………………………………………... .... 85

7.2 Saran…………………………………………………………. .... 85

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. .... 88

LAMPIRAN

xiii

xxii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional…………………………………………… .... 40

Tabel 5.1 Karakteristik subyek penelitian………………………………... .... 52

Tabel 5.2 Analisis Bivariat Faktor Risiko Kejadian BBLR………………. .... 54

Tabel 5.3 Analisis Multivariat Faktor Risiko Kejadian BBLR…………… .... 57

xiv

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Konsep Penelitian .......................................................... 32

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Case Control ......................................... 35

xv

xxiv

DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

AKN : Angka Kematian Neonatal

ANC : Antenatal Care

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BBLN : Bayi Berat Lahir Normal

BBLSR : Bayi Berat Lahir Sangat Rendah

BBLASR : Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah

CI : Confidence Interval

IUGR : Intra Uterine Growth Retardation

JAMPERSAL : Jaminan Persalinan

KEK : Kurang Energi Kronik

KIA : Kesehatan Ibu Anak

KMK : Kecil Masa Kehamilan

LILA : Lingkar Lengan Atas

MDGs : Millennium Development Goals

MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

NKB-SMK : Neonatus Kurang Bulan - Sesuai Masa Kehamilan

NCB-KMK : Neonatal Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan

NLB-KMK : Neonatal Lebih Bulan- Kecil Masa Kehamilan

NTT : Nusa Tenggara Timur

OR : Odds Ratio

PAP : Perdarahan Ante Partum

POSKEDES : Pos Kesehatan Desa

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SDKI : Survei Dasar Kesehatan Indonesia

TBC : Tuberculosis

UNICEF : United Nations International Children’s Emergency Fund.

WHO : World Health organization

xvi

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan kepada calon responden

Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Hasil Analisis dengan STATA

Lampiran 5. Surat ijin penelitian kepada Badan Kesbangpolinmas

Kabupaten Ende

Lampiran 6. Surat permohonan Ethical Clearance

Lampiran 7. Surat rekomendasi penelitian dari Badan Kesbangpolinmas

Kabupaten Ende

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui derajat kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat

kemajuan suatu bangsa dan mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari

suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakat (WHO & UNICEF, 2004).

Angka ini digunakan untuk memonitoring dan mengevaluasi program serta

kebijakan kependudukan dan kesehatan (Kemenkes, 2011). Program kesehatan

Indonesia telah difokuskan untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan anak yang

cukup tinggi. Dalam upaya menekan AKB, pemerintah membuat berbagai

program kebijakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pada tahun

2011 Pemerintah Indonesia meluncurkan program Jaminan Persalinan

(JAMPERSAL) sebagai salah satu upaya mencapai Millennium Development

Goals (MDGs). Program ini menyediakan perawatan antenatal, persalinan,

perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir sampai umur 28 hari secara gratis

bagi masyarakat yang tidak mempunyai asuransi kesehatan (Kemenkes RI, 2011).

Pada pelayanan kebidanan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator

yang dipakai untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini mengingat

kesehatan dan keselamatan janin dalam kandungan sangat tergantung pada

kesehatan dan kesejahteraan sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi

untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan.

1

2

Secara umum gambaran klinis berat lahir rendah kecil masa kehamilan

(KMK) menurut Proverawati (2010), adalah bayi kehamilan cukup bulan dengan

berat di bawah 2500 gram, gerakan bayi aktif, menangis cukup kuat, kulit bayi

keriput, lemak bawah kulit tipis. Pada bayi perempuan bagian labia minora

ditutupi oleh bagian labia mayora, sedangkan pada bayi laki-laki testis menurun

dan bayi mengisap cukup kuat.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu problem internasional

dan nasional yang dapat memengaruhi status kesehatan suatu negara (WHO &

UNICEF, 2004). Bayi dengan berat badan kurang dari normal mempunyai angka

kematian yang tinggi dan merupakan prediktor penting dari kesehatan bayi baru

lahir dan kelangsungan hidup serta berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi

dari kematian bayi dan anak-anak (Soetjiningsih,2013). Menurut Efriza (2011),

BBLR berisiko meninggal pada periode neonatal dini enam kali lebih besar

sedangkan bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLSR) 59 kali berisiko

meninggal pada usia neonatal dini dibandingkan bayi berat lahir normal.

Organisasi dunia seperti United Nations Internationall Children’s Emergency

fund (UNICEF) dan Word Health Organization (WHO) (2004), menggunakan

BBLR sebagai salah satu indikator kesehatan mengingat saat ini angka kejadian

BBLR makin meningkat setiap tahun, baik di negara berkembang maupun di

negara maju. Prevalensi BBLR secara global tahun 2012 diperkirakan sekitar

15%, di negara berkembang sekitar 16%, Asia sekitar 72% dan Afrika 22%

(WHO & UNICEF, 2004).

3

Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

angka kematian bayi (AKB) di Indonesia dalam periode 5 tahun (2007-2012)

sebesar 32 per 1000 KH. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 meningkat

sebesar 34 per 1000 KH dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 26 per 1000

KH. Angka ini masih tertinggi dari negara-negara ASEAN yaitu 4,6 kali lebih

tinggi dari Malaysia dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand serta 1,3 kali lebih

tinggi dari Philipina. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

AKB di Propinsi NTT sebanyak 45 /1000 KH. Angka kematian neonatal sebesar

26/1000 KH. Penyebab kematian terbanyak adalah BBLR sebesar 10/1000 KH.

Hasil Riskesdas tahun 2010 prevalensi BBLR di Indonesia secara keseluruhan

adalah 11,1 % dan tahun 2013 sebesar 10,2% dari seluruh kelahiran di Indonesia.

Prevalensi BBLR secara nasional menurun namun di beberapa daerah kejadian

BBLR masih sangat tinggi seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 15%

dari seluruh kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013).

Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, angka kematian bayi bersifat

fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari AKB tahun 2012 sebanyak 84 dari 4.862

kelahiran hidup (17,4/1000 KH), tahun 2013 sebanyak 73 dari 4.862 kelahiran

hidup (15/1000 KH), dan pada tahun 2014 sebanyak 55 dari 4.745 kelahiran hidup

(12/1000 KH). Angka Kematian bayi menurun tetapi masih tinggi jika

dibandingkan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) sebesar 10,7/1000 KH. Angka kematian neonatal di kabupaten Ende

terus meningkat dalam 3 tahun terakhir yaitu tahun 2012 sebasar 6,5/1000 KH,

4

tahun 2013 menjadi 11/1000 KH, dan tahun 2014 meningkat menjadi

11,11/1000 KH.

Peningkatan kasus kematian neonatal dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor seperti asfiksia, infeksi dan yang lebih berpengaruh adalah BBLR. Jumlah

kasus BBLR di Kabupaten Ende tahun 2013 sebesar 267 kasus (5,97%) dari total

4472 KH dan tahun 2014 meningkat menjadi 729 kasus (15%) dari total 4862 KH.

Berdasarkan data KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Ende pada Januari-Juni 2015

terdapat 160 (23,7%) bayi lahir dengan berat badan < 2500 gram dari 673

kelahiran hidup, kematian neonatal sebanyak 15 orang dengan penyebab terbesar

karena BBLR sebanyak 7 orang (46,6%). Dari jumlah ibu hamil 11.334 orang,

diketahui masih terdapat ibu hamil berisiko tinggi sebanyak 3.662 orang (32,3%)

dengan berbagai macam faktor risiko antara lain faktor umur, paritas, jarak

kelahiran, penyakit infeksi kronis yang menyertai kehamilan seperti malaria,

anemia, hipertensi, dan Kekurangan Energi Kronis (Dinas Kesehatan Kabupaten

Ende, 2014).

Dampak buruk BBLR terhadap tumbuh kembang anak adalah dampak fisik

dan psikis. Dampak psikis menyebabkan masa pertumbuhan dan perkembangan

menjadi terganggu, sulit berkomunikasi, hiperaktif, dan tidak mampu beraktifitas

seperti anak normal lainnya. Dampak fisik bayi mengalami penyakit paru kronis,

gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kelainan kongenital, sindroma

down, anemia, perdarahan, gangguan jantung, gangguan pada otak, kejang, dan

bahkan menyebabkan bayi mengalami kematian (Proverawati, 2010).

5

BBLR banyak sekali risiko yang dihadapi pada perkembangan dan kesehatan

bayi tersebut kedepannya, hal ini dikarenakan kondisi tubuh yang tidak stabil.

Permasalahan bayi berat lahir rendah ada dua yaitu jangka pendek dan jangka

panjang. Masalah jangka pendek yang pertama adalah gangguan metabolic seperti

hipotermia; hipoglikemia; hiperglikemia; dan masalah pada pemberian ASI.

Kedua adalah gangguan imunitas seperti gangguan imunologik; kejang saat

dilahirkan; dan ikterus. Ketiga adalah gangguan pernapasan seperti sindroma

gangguan pernapasan; asfiksia; apneu periodik; paru yang belum berkembang; dan

retrolental fibroplasias. Keempat adalah gangguan sistem peredaran darah seperti

perdarahan; anemia; gangguan jantung; gangguan pada otak; bayi berat lahir

rendah dengan ikterus; kejang; dan hipoglikemia. Kelima adalah gangguan cairan

dan elektolit seperti gangguan eliminasi; distensi abdomen; gangguan pencernaan;

dan gangguan elektrolit (Proverawati, 2010).

Masalah jangka panjang pertama adalah psikis seperti gangguan

perkembangan dan pertumbuhan, gangguan berbicara dan berkomunikasi,

gangguan neurologi dan kognisi, gangguan proses belajar, serta gangguan atensi

dan hiperaktif. Kedua adalah fisik seperti penyakit paru kronis; gangguan

pengelihatan (retinopati) dan pendengaran; kelainan bawaan (kelainan

kongenital); palsi sereberal; clubfoot; dislokasi panggul bawaan; hipotiroidisme

kongenital; fibrosis kistik; defek saluran pernapasan; sindroma down;

fenilketonuria; sindroma x yang rapuh; distrofi otot; anemia sel sabit; penyakit

tay-sachs; dan sindroma alkohol pada janin (Proverawati, 2010).

6

Bayi berat lahir rendah (BBLR) tergolong bayi dengan risiko tinggi, karena

angka kesakitan dan kematiannya tinggi. Pencegahan BBLR sangat penting yaitu

dengan pemeriksaan prenatal yang baik dan memerhatikan gizi ibu (Soetjiningsih,

2013).

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan baik nasional maupun

internasional untuk melihat faktor risiko yang menyebabkan BBLR. Penelitian

di Iran menemukan usia ibu hamil di atas 35 tahun 2,7 kali berisiko melahirkan

bayi BBLR (Chaman dkk, 2013). Hal yang sama disampaikan oleh Khadka dkk

(2015), berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Nepal ditemukan bayi yang

lahir dengan berat kurang dari normal (<2500 gram) mempunyai risiko meninggal

lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan berat lahir normal (OR

3,41,95%CI: 2,16-5,38), bayi dengan jarak kelahiran < 2 tahun berisiko 1,74 kali

meninggal dan bayi dengan paritas tinggi > 4 2,03 kali berisiko meninggal karena

berat lahir rendah di bandingkan dengan bayi dengan interval kelahiran > 2 tahun

dan paritas < 4. Penelitian di Rumah Sakit Daerah Lombok Timur menunjukkan

bahwa umur ibu < 20 atau> 35 tahun serta ibu hamil dengan Kekurangan Energi

Kronis (KEK) 3,2 kali berisiko meningkatkan kejadian BBLR (Yuliani, 2014).

Hasil penelitian di Rumah Sakit Wangaya Denpasar menunjukkan bahwa ibu saat

hamil dengan anemia pada trimester satu memiliki risiko 10 kali lebih besar

melahirkan bayi dengan BBLR (Labir dkk, 2013). Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan di kabupaten Bima menunjukan bahwa berat bayi lahir < 2500

gram meningkatkan risiko 7,3 kali kematian bayi dibandingkan dengan berat bayi

lahir normal (Hendari Rini, 2013).

7

Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR

sudah banyak dilakukan baik di luar negeri maupun di beberapa daerah di

Indonesia yang meneliti tentang sosiodemografi dan klinis. Faktor sosial budaya

yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR yang berbasis masyarakat di wilayah

kerja puskesmas masih sedikit diteliti. Salah satu faktor risiko yang diduga

berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende adalah faktor budaya

pantang saat hamil dalam keluarga yang berpotensi dapat berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Yuliani (2014), meneliti tentang faktor

risiko kejadian BBLR di RSUD dr. R. Soedjono Kabupaten Lombok Timur.

Penelitian tersebut ingin peneliti lakukan di Kabupaten Ende dengan tujuan dan

metodologi penelitian yang sama dengan dasar pertimbangan karakteristik subyek

penelitian, karakteristik sosiodemografi, lokasi penelitian dan besarnya sampel

yang dipakai serta besarnya masalah penelitian berbeda antara Kabupaten Lombok

Timur di Provinsi NTB dengan Kabupaten Ende di Provinsi NTT. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Yuliani (2014), mempunyai keterbatasan penelitian antara

lain penelitian yang dilakukan berbasis rumah sakit dengan karakteristik subyek

penelitian pada golongan ekonomi menengah ke atas karena ketersediaan biaya

untuk mengakses layanan kesehatan. Penelitian yang akan peneliti lakukan

berbasis masyarakat dimana kejadian BBLR di puskesmas yang merupakan

layanan kesehatan dasar yang bisa dijangkau oleh golongan ekonomi menengah ke

bawah. Penelitian ini juga meneliti variabel yang belum dilakukan pada penelitian

sebelumnya antara lain variabel pendidikan, paritas, penyakit yang menyertai

8

kehamilan dan budaya. Secara umum penelitian ini akan memberikan informasi

baru terkait kejadian BBLR di masyarakat karena beberapa perbedaan

karakteristik sosio demografi, sosial budaya yang berbeda dengan penelitian

sebelumnya dimana peneliti ingin mencari perbedaan hasil penelitian kejadian

BBLR yang berbasis rumah sakit dengan kejadian BBLR yang berbasis

masyarakat untuk bisa saling melengkapi dengan penelitian sebelumnya

Melihat tingginya kematian neonatal di Kabupaten Ende dan banyaknya kasus

BBLR yang berdampak pada meningkatnya angka kematian karena BBLR di

beberapa puskesmas di Kabupaten Ende maka dapat diduga bahwa faktor risiko

yang dinilai dapat berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah faktor maternal,

kualitas ANC, paparan asap rokok dan sosial budaya pantang pada masyarakat di

Kabupaten Ende yang dinilai berpotensi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam kandungan. Berdasarkan hal tersebut sangat penting

dilakukan penelitian tentang pengaruh faktor maternal, kualitas antenatal, paparan

asap rokok dan sosial budaya terhadap tingginya kasus BBLR di Kabupaten Ende

dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan deteksi dini terhadap

kejadian BBLR serta menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatal akibat

BBLR di Kabupaten Ende

1.2 Rumusan Masalah

Bayi Berat Lahir Rendah merupakan angka kejadian yang cukup tinggi di

Kabupaten Ende dan merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dengan

proporsi 5 per 1000 KH.

9

Sesuai latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dibuat pertanyaan

penelitian.

1. Apakah faktor maternal (umur ibu hamil < 20 tahun dan > 35 tahun, jumlah

anak < 2 atau > 4 orang, jarak kelahiran < 2 tahun, penyakit yang menyertai

kehamilan, status KEK, anemia saat hamil) dapat meningkatkan risiko

kejadian BBLR di Kabupaten Ende?

2. Apakah faktor kualitas antenatal care dapat meningkatkan risiko kejadian

BBLR di Kabupaten Ende?

3. Apakah faktor paparan asap rokok saat hamil meningkatkan risiko

kejadian BBLR di Kabupaten Ende?

4. Apakah faktor sosial (tingkat pendidikan, status bekerja, penghasilan keluarga

dapat meningkatkan risiko kejadian BBLR di Kabupaten Ende?

5. Apakah faktor budaya pantang makanan saat hamil dalam keluarga

meningkatkan risiko kejadian BBLR di Kabupaten Ende?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor maternal, kualitas antenatal care, paparan asap

rokok dan sosial budaya yang berisiko terhadap kejadian BBLR di Kabupaten

Ende.

1.3.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

BBLR dengan faktor risiko seperti diuraikan dibawah ini

10

1. Faktor maternal (umur ibu, jumlah anak, jarak kelahiran, penyakit

penyerta, status KEK dan anemia saat hamil terhadap kejadian BBLR di

Kabupaten Ende.

2. Faktor kualitas antenatal care terhadap kejadian BBLR di Kabupaten

Ende.

3. Faktor paparan asap rokok terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende.

4. Faktor sosial (tingkat pendidikan, status bekerja, penghasilan keluarga,

terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Ende.

5. Faktor budaya pantang makanan saat hamil terhadap Kejadian BBLR di

Kabupaten Ende.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat praktis

Sebagai sumber informasi/masukkan bagi Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan (UPTD) di wilayah kerja Kabupaten Ende dalam rangka

menentukan arah kebijakan terhadap peningkatan mutu dan kualitas

pelayanan khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk

menurunkan angka kejadian BBLR dan angka kematian Bayi di Kabupaten

Ende.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam

bidang kesehatan khususnya pada kesehatan maternal dan perinatal serta

dapat dimanfaatkan sebagai data dasar penelitian selanjutnya dengan sampel

yang lebih besar, dengan rancangan penelitian yang berbeda, sehingga

11

mendapatkan informasi yang lebih jelas terkait faktor risiko terhadap

kejadian BBLR.