U2 KESIMPULAN Glaukoma Kongenital

3
KESIMPULAN Glaukoma adalah neuropati optic yang disebabkan oleh tekanan intraokuler (TIO) yang (relative) tinggi, yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang yang khas dan atrofi papil saraf optic. Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang pasling sering terjadi pada anak dan merupakan penyebab penting kebutaan pada anak. Glaukoma kongenital terjadi karena saluran pembuangan yang tidak terbentuk dengan baik atau bahkan tidak terbentuk sama sekali, disebabkan penutupan sudut iridokorneal oleh suatu membran yang dapat menghambat aliran dari aquous humor sehingga dapat meningkatkan tekanan intraokuler. Kondisi ini progresif dan biasanya bilateral, serta dapat merusak serat optik bila tidak ditangani dengan cepat. Glaukoma dapat dibagi menjadi glaukoma kongenital primer, glaukoma kongenital yang berhubungan anomali perkembangan segmen anterior, glaukoma kongenital yang berhubungan dengan dengan kelainan lain. Karakteristik galukoma kongenital memiliki tiga tanda klasik yang sering dijumpai, yaitu : epifora, fotofobia, dan blefarospasme. Sejak lahir penderita memiliki bola mata besar (buftalmos). Bayi cenderung rewel, karena peningkatan tekanan intraokuler yang menyebabkan rasa tegang dan sakit pada mata. Glaukoma kongenital sebenarnya jarang ditemui. Kejadiannya terjadi sejak lahir disebakan terhentinya perkembangan struktur sudut kamera anterior pada usia janin sekitar 7 bulan. Kemungkinan disebabkan mutasi dari CYP1B1 pada kromosom 2p21.

description

MEMAHAMI penyakit glaukoma kongenital yang dapat menyerang pada usai dini dan sangat penting untuk memperhatikan perkembangan penglihatan bayi yang baru lahir

Transcript of U2 KESIMPULAN Glaukoma Kongenital

KESIMPULANGlaukoma adalah neuropati optic yang disebabkan oleh tekanan intraokuler (TIO) yang (relative) tinggi, yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang yang khas dan atrofi papil saraf optic. Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang pasling sering terjadi pada anak dan merupakan penyebab penting kebutaan pada anak. Glaukoma kongenital terjadi karena saluran pembuangan yang tidak terbentuk dengan baik atau bahkan tidak terbentuk sama sekali, disebabkan penutupan sudut iridokorneal oleh suatu membran yang dapat menghambat aliran dari aquous humor sehingga dapat meningkatkan tekanan intraokuler. Kondisi ini progresif dan biasanya bilateral, serta dapat merusak serat optik bila tidak ditangani dengan cepat. Glaukoma dapat dibagi menjadi glaukoma kongenital primer, glaukoma kongenital yang berhubungan anomali perkembangan segmen anterior, glaukoma kongenital yang berhubungan dengan dengan kelainan lain. Karakteristik galukoma kongenital memiliki tiga tanda klasik yang sering dijumpai, yaitu : epifora, fotofobia, dan blefarospasme. Sejak lahir penderita memiliki bola mata besar (buftalmos). Bayi cenderung rewel, karena peningkatan tekanan intraokuler yang menyebabkan rasa tegang dan sakit pada mata.Glaukoma kongenital sebenarnya jarang ditemui. Kejadiannya terjadi sejak lahir disebakan terhentinya perkembangan struktur sudut kamera anterior pada usia janin sekitar 7 bulan. Kemungkinan disebabkan mutasi dari CYP1B1 pada kromosom 2p21.Pemeriksaan klinis pada kongenital akut sebaiknya dilakukan dalam anasthesi umum. Pemeriksaan tersebut berupa pemeriksaan mata luar, tajam penglihatan, tonometry,gonioskopi, oftalmoskopi, ultrasonografi, pemeriksaan lapang pandang, dan test provokasi.Tujuan pengobatan adalah untuk mempertahankan tajam penglihatan. Peningkatan TIO akan yang menetap akan menjurus ke arah rusaknya N. Optikus dan perubahan-perubahan permanen dari kornea yang akan menggangu peglihatan. Tatalaksana yang dilakukan yaitu membuat lubang pada trabekulum meshwork agar ada saluran pembuangan aquous humor. Pembuatan lubang dapat dilakukan dengan goniotomi pada anak lebih kecil dari 2-3 tahun dengan kornea jernih, trabekulotomi pada anak lebih dari 2-3 tahun dengan kornea keruh. Jika cara ini gagal dapat dilakukan siklodestruksi dengan laser. Sebelum dilakukan operasi tetap diberi obat untuk menurunkan tio agar kerusakan sarf optik tidak lebih parah.Komplikasi glaukoma yang tidak terdiagnosis bisa kelemahan penglihatan sepanjang hidup. Komplikasi serius akibat intervensi operasi meliputi hifema, infeksi, kerusakan lensa, dan uveitis. Komplikasi dari penyakit glaukoma kongenital dan gejala sisa yang ditimbulkan antara lain seperti : kebutaan yang berat, fotofobis, hiperlakrimasi, blefarospasme, ambliopia, ablatio retina, astigmatisma, TIO yang meningkat dan dislokasi lensa.Prognosis glaukoma kongenital adalah baik bila ditangani lebih awal. Prognosis paling baik terlihat pada bayi dengan operasi trabekulodisgenesis antara umur 2 bulan umur 8 bulan. Prognosis buruk terjadi pada bayi dengan peningkatan TIO dan kekeruhan kornea saat lahir. Pada kasus yang tidak diobati, kebutaan timbul dini.