glaukoma kongenital `

34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal. Tekanan bola mata yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara 15-20 mmHg. Tekanan bola mata yang tinggi juga akan mengakibatkan kerusakan saraf penglihat yang terletak di dalam bola mata. Pada keadaan tekanan bola mata tidak normal atau tinggi maka akan terjadi gangguan lapang pandangan. Kerusakan saraf penglihatan akan mengakibatkan kebutaan. 1 Makin tinggi tekanan bola mata makin cepat terjadi kerusakan pada serabut retina saraf optik. Pada orang tertentu dengan tekanan bola mata normal telah memberikan kerusakan pada serabut saraf optik (Normal tension glaucoma glaukoma tekanan rendah). 2 Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan tekanan darah. Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan pembuluh darah retina sehingga mengganggu metabolisme retina, yang kemudian disusul

Transcript of glaukoma kongenital `

Page 1: glaukoma kongenital `

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal.

Tekanan bola mata yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara 15-

20 mmHg. Tekanan bola mata yang tinggi juga akan mengakibatkan kerusakan saraf

penglihat yang terletak di dalam bola mata. Pada keadaan tekanan bola mata tidak

normal atau tinggi maka akan terjadi gangguan lapang pandangan. Kerusakan saraf

penglihatan akan mengakibatkan kebutaan.1

Makin tinggi tekanan bola mata makin cepat terjadi kerusakan pada serabut

retina saraf optik. Pada orang tertentu dengan tekanan bola mata normal telah

memberikan kerusakan pada serabut saraf optik (Normal tension glaucoma –

glaukoma tekanan rendah).2

Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan tekanan darah.

Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan pembuluh darah retina

sehingga mengganggu metabolisme retina, yang kemudian disusul dengan kematian

saraf mata. Pada kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkan gangguan pada

fungsi retina. Bila proses berjalan terus, maka lama-kelamaan penderita akan buta

total.2

B. ETIOLOGI

Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okular ini,

disebabkan:

1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.

Page 2: glaukoma kongenital `

2. hambatan aliran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil

(glaukoma hambatan pupil).

3. Sangat mungkin merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga.

4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata.

5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.

6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat misalnya steroid.1,3

Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, akan tetapi bila

diketahui dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah

kerusakan lanjautnya.

C. FAKTOR RESIKO

Beberapa faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma adalah:

1. Peredaran dan regulasi darah yang kurang akan menambah kerusakan

2. Tekanan darah rendah atau tinggi

3. Fenomena autoimun

4. Degenerasi primer sel ganglion

5. Usia di atas 45 tahun

6. Riwayat glaukoma pada keluarga

7. Miopia berbakat untuk menjadi glaukoma sudut terbuka

8. Hipermetropia berbakat untuk menjadi glaukoma sudut tertutup

9. Paska bedah dengan hifema atau infeksi

10. epidemiologi:

a. Etnis afrika disbanding dengan kaukasia pada glaukoma sudut

terbuka primer adalah 4:1

b. Glaukoma berpigmen terutama terdapat terdapat pada etnis

kaukasus

c. Pada etnis Asia, glaukoma sudut tertutup lebih sering daripada

sudut terbuka.5

Page 3: glaukoma kongenital `

Sangat penting mengetahui resiko mendapat glaukoma. Ancaman yang besar

adalah jika penderita tidak menyadari bahwa ia menderita glaukoma. Pada

penderita glaukoma sudut terbuka, sering didapatkan pada kondisi yang sudah

lanjut karena gejalanya tidak dirasakan. Hal yang memperberat resiko glaukoma

adalah:

a. Tekanan bola mata, makin tinggi, makin berat

b. Makin tua, makin berat

c. Resiko kulit hitam 7 kali dinbanding kulit putih

d. Hipertensi memiliki resiko 6 kali lebih sering

e. Kerja las, 4 kali lebih sering

f. Penderita mempunyai keluarga yang menderita glaukoma, resiko 4 kali

lebih sering

g. Penggunaan tembakau 4 kali lebih sering

h. Myopia, resiko 2 kali lebih sering

i. Diabetes mellitus, 2 kali lebih sering5

Tanda dini glaukoma tidak boleh diabaikan, karena pemeriksaan yang dini akan

memiliki prognosis yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan

terhadap glaukoma secara teratur setiap tahun untuk pencegahan.5

D. KLASIFIKASI GLAUKOMA

Klasifikasi glaucoma menurut Fondation American Academy of the

Ophtalmology:

1. Open-angle glaucoma

Primary open-angle glaucoma (POAG)

Normal-tension glaucoma

Juvenile open-angle glaucoma

Glaucoma suspect

Secondary open-agle glaucoma

Page 4: glaukoma kongenital `

2. Angle-closure glaucoma

Primary angle-closure glaucoma with relative papillary block

Acute angle-closure

Subacute angle closure (intermitten angle-closure)

Chronic angle-closure

Secondary angle-closure glaucoma with pupillary block

Secondary angle-closure glaucoma without pupillary block

Plateau iris syndrom

3. Childhood glaucoma

Primary congenital/infantile glaucoma

Glaucoma associate with congenital anomalies

Secondary glaucoma in infant and children

Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:

1. Glaukoma primer.

Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan

kelainan yang merupakan penyebab glaukoma.

Glaukoma ini ditemukan pada orang yang telah memiliki bakat

bawaan glaukoma seperti:

a. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata

atau susunan anatomis bilik mata yang menyempit.

b. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata

depan (goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, irisdisgenesis

dan korneodisgenesis dan yang paling sering berupa

trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.

Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan

sudut bilik mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna

untuk pelaksanaan dan penelitian.1

Page 5: glaukoma kongenital `

2. Glaukoma simpleks

Glaukoma simpleks adalah glaukoma yang penyebabnya tidak

diketahui. Merupakan suatu glaukoma primer yang ditandai dengan sudut

bilik mata terbuka. Glaukoma simpleks ini diagnosisnya dibuat bila

ditemukan glaukoma pada kedua mata pada pemeriksaan pertama, tanpa

ditemukan kelainan yang dapat merupakan penyebab.1

Pada umumnya glaukoma simplek ditemukan pada usia lebih dari

40 tahun, walaupun penyakit ini kadang-kadang ditemukan pada usia

muda. Diduga glaukoma simplek diturunkan secara dominan atau resesif

pada kira-kira 50% penderita, secara genetik penderitanya adalah

homozigot.

3. Glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil

(buftalmos), adalah glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar

cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi oleh adanya

kelainan kongenital. Kelainan ini akibat terdapatnya membran kongenital

yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan bola mata,

kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata

yang tidak sempurna terbentuk.2,3

4. Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui

penyebab yang menimbulkannya. Kelainan mata lain dapat menimbulkan

meningkatnya tekanan bola mata. Glaukoma timbul akibat kelainan di

dalam bola mata, yang dapat disebabkan:

a. Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur dan dislokasi lensa.

b. Kelainan uvea, uveitis anterior.

c. Trauma, hifema dan inkarserasi iris.

Page 6: glaukoma kongenital `

d. Pascabedah, blokade pupil, goniosinekia.2,3

5. Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma, dimana

sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan

gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh,

bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvakasi glaukomatosa, mata

keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini

mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan

penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa

sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.1

E. PATOFISIOLOGI

Studi terbaru mendeteksi antibodi seorang pasien dengan tekanan normal dan

unsur pokok glaukoma. Terlihat juga perbedaan yang sangat signifikan antara riwayat

antibodi terhadap tekanan normal penderita glaukoma dan subjek kontrol cairan

mata.4

Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan

tetapi berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma

absolut. Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma simpleks disebut

sebagai maling penglihatan.1

F. DIAGNOSIS

Page 7: glaukoma kongenital `

Pada penderita glaukoma ditentukan beberapa gejala tergantung pada jenis

glaukoma tersebut. Penderita sering ditemukan mengalami mual, muntah, sakit hebat

di mata dan di kepala, perasaan mual dengan muntah, dan bradikardia.

Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain:

1. Bradikardia akibat refleks okulo kardiak

2. Mual dan muntah yang kadang-kadang akibat rasa sakit yang berat terdapat

gejala gastrointestinal

3. Sakit hebat di mata dan di kepala karena iris bengkak dan meradang, papil

saraf optik hiperemis

4. Bilik mata depan di dalamnya normal akibat terjadinya pengecilan lensa pada

katarak hipermatur

5. Kelopak mata edem dengan blefarospasme, terlihat injeksi siliar yang berat,

kornea juga terlihat keruh dan pada dataran belakangnya menempel lensa

yang luksasi.3

Glaukoma akan memperlihatkan gejala:

1. Tekanan bola mata yang tidak normal.

2. Rusaknya jala.

3. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat

berakhir dengan kebutaan.3

G. PEMERIKSAAN

Sebelum melakukan penanganan lanjut hendaknya dilakukan pemeriksaan

terlebih dahulu sesuai dengan gejala yang ada pada penderita:

1. Anamnesis

Dari anamnesis akan didapatkan gejala-gejala klinik berupa nyeri pada bola

mata, injeksi pada konjungtiva, melihat gambaran haloes, dan penglihatan

seperti terowongan (tunnel vision). Penyakit sistemik yang mungkin

Page 8: glaukoma kongenital `

mempengaruhi penglihatan atau mempengaruhi pengobatan nantinya juga

perlu dianamnesis, seperti penyakit diabetes mellitus, penyakit paru-paru dan

kardiovaskuler, hipertensi dan berbagai penyakit neurologis lainnya perlu

dianamnesis. Pada anamnesis juga harus dicantumkan riwayat ophtalmologi,

baik yang sekarang ataupun yang lampau, derajat social, riwayat penggunaan

tembakau dan alcohol, dan riwayat penyakit dalam keluarga.

2. Pemeriksaan pada mata

i. Ketajaman penglihatan

Pemeriksaan ketajaman penglihan bukan merupakan pemeriksaan yang

khusus untuk glaucoma karena tajam penglihatan 6/6 belum tentu tidak

ada glaucoma. Pada glaucoma sudut terbuka, kerusakan saraf mata

dimulai dari tepi lapangan pandang dan lambat laun ke tengah. Dengan

demikian, penglihatan sentral bertahan lama walaupun penglihatan

perifer sudah tidak ada.

ii. Pemeriksaan tekanan bola mata

Tekanan bola mata tidak tetap dari hari ke hari. Ada beberapa orang

dengan tekanan bola mata yang tinggi tetapi tidak memperlihatkan

gejala glaucoma lainnya, sebaliknya, ada beberapa orang yang

mempunai tekanan bola mata yang rendah tetapi memiliki tanda-tanda

galukoma. Oleh sebab itu, pemeriksaan dengan tonometri bukan

merupakan pemeriksaan satu-satunya untuk mendiagnosa glaucoma.

Tekanan bola mata tidak sama pada setiap orang. Tekanan mata pada

kebanyakan orang adalah di bawah 20 mmHg tanpa kerusakan saraf

optic dan gejala glaucoma. Sebagian besar penderita glaucoma memiliki

tekanan lebih dari 20 mmHg.5 hal yang perlu dilakukan dalam

mendiagnosa glaucoma adalah:

Page 9: glaukoma kongenital `

a. Bila tekanan 21 mmHg, rasio kontrol C/D, periksa lapangan

pandangan sentral, temukan titik buta yang meluas dan skotoma

sekitar titik fiksasi.

b. Bila tensi 24-30 mmHg, kontrol lebih ketat dan lakukan

pemeriksaan di atas bila masih dalam batas-batas normal

mungkin suatu hipertensi okuli.1

Alat yang diperlukan untuk menilai tekanan bola mata adalah tonometri.

Tonometri digunakan untuk menilai tingginya tekanan intraocular.

pemeriksaan tonometri merupakan pemeriksaan yang penting dan

khusus untuk diagnosa dan evaluasi terapi.

macam –macam tonometer :

- Cara digital

Cara digital adalah cara yang paling mudah untuk menilai

peningkatan tekanan intraocular, tidak akurat karena bersifat sangat

subjektif. Caranya, kedua jari telunjuk diletakkan di atas bola mata

sambil penderita melihatb ke bawah. Satu jari menahan, sedangkan

jari lain menekan secara bergantian.

- Tonometer schiotz

Tonometri schiotz merupakan tonometri yang paling paling popular,

praktis, mudah dibawa, relatif murah harganya, sangat berguna

untuk dilapangan, dan ketelitiannya kurang. Cara pemeriksaannya

adalah penderita berbaring, melihat lurus ke depan .mata ditetes

dengan zat anestesi topical (pantocain 1-2 %). Pemeriksa berdiri

disisi kanan penderita, kelopak mata dibuka dengan ibu jari tangan

kiri, tangan kanan memegang tonometer schiotz yang sudah

dibersihkan dengan alkohol 70 %. Perlahan-lahan tonometer

diletakkan pada kornea, jarum pada tonometer akan menunjukkan

angka pada skala. Hasil tonometer pada skala dapat dibaca pada

Page 10: glaukoma kongenital `

tabel yang ada sesuai dengan beban yang dipakai ( 5.5 gr: 7,5 atau

10 gram ).

- tonometer aplanasi goldmann

Tonometri aplanasi goldmann harganya mahal dan hanya ada di

pusat-pusat ophtalmologi. Dalam menggunakannya memerlukan slit

lamp. Hasilnya lebih akurat.

- tonometer non kontak

Tonometer non kontak menggunakan tekanan udara pada permukaan

kornea. Pemeriksaan ini kurang teliti karena alat pengukur tidak

berkontak dengan bola mata.

iii. Pemeriksaan lapangan pandang

Gangguan penglihatan terjadi akibat gangguan peredaran darah

terutama pada papil saraf optik. Pembuluh darah retina yang mempunyai

tekanan sistolik 80 mmHg dan diastolik 40 mmHg akan kolaps bila tekanan

bola mata 40 mmHg. Akibatnya akan terjadi gangguan peredaran serabut

saraf retina, yang akan mengganggu fungsinya. Pembuluh darah kecil papil

akan menciut sehingga peredaran darah papil terganggu yang akan

mengakibatkan ekskavasi glaukomatosa pada papil saraf optik. Akibat

keadaan ini perlahan-lahan terjadi gangguan lapang pandangan dengan

gambaran skotoma khas untuk glaukoma.2

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan lapangan pandang adalah

perimeter Goldmann yang merupakan pemeriksaan khusus pada glaucoma.

Alat ini digunakan untuk diagnosis dan penilaian kemajuan terapi. Apabila

alat ini tidak tersedia, dapat dilakukan secara konfrontasi.

iv. Ophtalmoskopi untuk menilai kerusakan saraf optic

v. Gonioskopi untuk menentukan jenis glaucoma

Pemeriksaan gonioskopi dilakukan untuk mengetahui jenis glaucoma

terbuka atau tertuup. Pada uji gonioskopi, lensa cermin ditaruh di depan

Page 11: glaukoma kongenital `

kornea sehingga dapat dilihat sudut bilik mata secara lagsung. Sudut

sempit atau sudut tertutup dapat dilihat. Pemeriksaan ini harus dilakukan

rutin pada penderita glaucoma. Gonioskopi dapat menentukan apakah

seseorang akan mendapat serangan glaukma sudut tertutup, sehinga ia

akan mencari pengobatan segera apbila mulai terjadi serangan.5

vi. Uji provokasi

H. TERAPI

Bila sudah dibuat diagnosis glaukoma dimana tekanan mata diatas 21

mmHg dan terdapat kelainan pada lapang pandangan dan papil maka berikan

pilokarpin 2% tiga kali sehari. Bila pada kontrol tidak terdapat perbaikan,

tambahkan timolol 0,25% 1-2 kali sehari sampai 0,5%, asetazolamide 3 kali 250

mg atau epinefrin 1-2%, 2 kali sehari. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk

kombinasi untuk mendapatkan hasil yang efektif.1

Terapi glaukoma menurut The Foundation of the American Academy of

Ophtalmologi:

a.Beta- adrenergic antagonists (non selektive dan selektive)

b. Parasympathomimetic (miotik) agents, including cholinergic and

anticholinesterase agents

c.Carbonik anhydrase inhibitors (oral, topikal)

d. Adrenergik agonists (non selektive and selektive alpha2 agonists)

e.Prostaglandin analogues

f. Combination medications

g. Hyperosmotic agents

I. PENCEGAHAN

Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:

Page 12: glaukoma kongenital `

1. Pada orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan

tekanan bola mata berkala secara teratur setiap 3 tahun.

2. Bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan

pemeriksaan ini setiap tahun.

3. Secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan

mata pada orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.

4. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan sakit

kepala yang berat.3

J. GLAUKOMA KONGENITAL

Glaukoma kongenital adalah suatu kelainan congenital yang terdiri dari

neuropati optic, penurunan lapangan pandang, dan peningkatan tekanan intraokuler.

Glaukoma kongenital jarang ditemukan, tetapi sangat potensial menyebabkan

kebutaan. Kejadiannya 1 dari 10.000 bayi, dan bermanifestasi pada pasien usia

muda. Glaukoma kongenital lebih mengarah pada glaukoma yang mucul saat lahir

atau muncul kapanpun dalam tahun pertama hingga keempat kehidupan.

Pada glaukoma kongenital, tekanan bola mata lebih tinggi dari normal. Ini

disebabkan oleh gangguan outflow pada bola mata.

Ketika glaukoma muncul saat lahir, fasilitas pengeluaran cairan aqous tidak

efektif sehingga memicu peningkatan tekanan intraokuler. Ketika glaukoma muncul

beberapa saat setelahnya, missal pada usia satu atau dua tahun, defek fasilitas

pengeluaran cairan aqous akan lebih ringan. Secara umum, pada usia yang lebih

muda dimana glaukoma muncul, maka semakin kecil keberhasilan terapinya.

Sekitar 1,5 bayi dengan glaukoma kongenital mengalami apa yang disebut glaukoma

kongenital. Pada contoh ini, glaucoma terjadi tanpa kelainan apapun pada mata atau

bagian lain dari tubuh. Pada 1,5 bayi lain, terdapat kelainan pada mata atau bagian

lain tubuh. Hal ini bersifat ringan hingga berat. Meski glaukoma kongenital bersifat

Page 13: glaukoma kongenital `

herediter, pada kebanyakan kasus tidak demikian. Banyak bayi dengan glaukoma

kongenital lahir dari orang tua yang sehat.

1) Bagaimana Cara Mendiagnosa Glaukoma Kongenital

Karakteristik glaukoma kongenital yang ditemukan pada bayi yang baru lahir

adalah trias ephipora, photophobia, dan blepharospasme. Untuk mendiagnosa

glaukoma kongenital, menggunakan beberapa gambaran klinik , termasuk

nilai peningkatan tekanan intraokular, ukuran kornea, gonioskopi, pengukuran

panjang axial bola mata dengan ultrasonography, dan ophtalmoscopy.7

Dari pemeriksaaan luar mata akan didapatkan buphthalmos dengan pelebaran

kornea lebih dari 12mm selama tahun pertama kehidupan bayi (normalnya

diameter kornea adalah 9,5-10,5mm). Edema kornea akibat peningkatan

tekanan intraokuler, mulai dari edema ringan sampai berat. Haab’s striae pada

membran descemet’s akibat penarikan kornea yang biasanya horizontal atau

konsentris ke limbus. Tekanan intraokular yang normal pada infant dengan

anetesi adalah 10-20 mmHg.

Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan cupping, sama seperti glaukoma

pada dewasa, dengan hilangnya jaringan saraf pada kutub posterior dan

superior.7

Pada gonioscopy didapatkan segmen anterior yang dalam dengan struktur iris

yang baik. Ditemukan insersi iris yang tinggi, tidak adanya sudut, hipoplasia

iris, dan penebalan trbecular meshwork dari uvea.7

Penurunan tajam penglihatan pada glaukoma kongenital mungkin terjadi

akibat atropi optik, pengeruhan kornea, ambliopia, katarak, dislokasi lensa,

atau pelepasan retina.7

Page 14: glaukoma kongenital `

Sebelum berumur tiga tahun, dinding bola mata sangat halus dan elastis.

Ketika tekanan bola mata meningkat pada glaukoma kongenital, bola mata

akan membesar. Hal ini dapat diketahui oleh orangtua penderita atau dokter

anak. Setelah berumur tiga sampai empat tahun, mata akan kurang elastik dan

tidak mengalami peningkatan ukuran ketika tekanan bola mata meningkat.

Walaupun glaucoma congenital lebih banyak terjadi pada kedua bola mata,

glaucoma pada salah satu mata akan lebih berat daripada mata yang

sebelahnya. Salah satu mata mugkin lebih besar daripada mata sebelahnya.

Pada beberapa bayi, glaucoma hanya terjadi pada salah satu mata, sebagian

ada kelainan lain. Orang tua mungkin melaporkan bahwa salh satu mata lebih

besar daripada mata yang satunya. Sejak mata membesar, lapisan dalam

kornea yang membuat kornea transparan menjadi lunak. Hasilnya, tekanan

bola mata menyebabkan edema kornea dan menjadi berkabut. Hal ini

biasanya disebut orang tua penderita sebagai pengkabutan atau pemutihan dari

kornea. Ketika mencapai stadium ini, mata menjadi sakit dan mengalami

hiperlakrimasi. Bayi menjadi sensitive terhadap cahya dan berusaha untuk

mengindari cahaya dengan cara menutup mata atau menyembunyikan

kepalanya.

Page 15: glaukoma kongenital `

Figure 3: When the eye pressure rises in a child with congenital glaucoma, the

eye can enlarge.

Ada sejumlah kondisi yang dapat membingungkan jika dibandingkan dengan

glaucoma congenital. Hal yang paling sering adalah lakrimasi akibat obstruksi

duktus lakrimalis. Ini bukanlah hal yang serius, dan mungkin dapat sembuh

dengan sendirinya. Bagaimanapun, pengkeruhan dan pelebaran kornea

mengindikasikan suatu hal yang serius dan bayi harus selalu diperiksa

secepatnya oleh spesialis mata.

2) Diagnosis banding glaucoma congenital

Diagnosis banding glaukoma kongenital menurut gejala adalah:

a. Excessive tearing

Nasolacrimal duct obstruction

Corneal ephithelial defect or abration

conjungtivitis

b. Corneal enlargment or apparent enlargement

X-link megalocornea

High Myopia

Exophthalmos

Shallow orbits (e.g. craniofacial dysostoses)

c. Corneal clouding

Page 16: glaukoma kongenital `

Birth trauma

Inflammatory corneal disease

Congenital hereditary corneal dystrophies

Corneal mlpformation (dermoid tumor, sclerocornea)

Keratomalacia

Metabolic disorder with assosieted corneal abnormalities

(mucopolysaccaridoses, corneal lipidosis, cystinosis, and

Von Gierke diasese)

Skin disorder affecting the cornea (congenital ichtyosis and

congenital dyskeratosis)

Optic nerve abnormality(optic nerve pit, optic nerve

coloboma, optic nerve hypoplasia, physiologic cupping )

Ada beberapa kondisi yang mempunyai bentuk yang mirip dengan glaucoma

congenital. Beberapa diagnosa banding glaucoma congenital adalah:

a. Obstruksi saluran nasolakrimalis

b. Megalokornea

c. Myopia yang tinggi

d. Proptosis

e. Trauma lahir

f. Congenital Hereditery Endothelial

g. Sklerokornea

h. Penyakit metabolik6

Page 17: glaukoma kongenital `

3) Bagaimana glaucoma congenital diobati?

Bedah mata biasanya diperlukan, karena pengobatan dengan obat tetes mata

hanya memberikan efek yang sementara pada glaucoma kongenial.

Untungnya, terapi bedah khususnya pada glaucoma yang dilakukan setelah

berumur enam bulan biasanya berhasil menurunkan tekanan intraocular secara

permanent. Selama operasi, fungsi aliran yang jelek disingkirkan. Kedua

operasi, goniotomi dan trabekulotomi adalah spesifik untuk mengobati

glaucoma congenital. Harus dilakukan berulang- ulang sampai didapatkan

tekanan bola mata yang menurun. Jika tindakan ini tidak berhasil, tipe

pembedahan lainnya dilakukan. Untungnya, beberapa bayi dengan glaucoma

congenital mempunyai beberapa derajat penglihatan dan beberapa diantaranya

mempunyai penglihatan yang baik. Dengan peningkatan ilmu pengetahuan,

decade berikutnya mungkin dapat menemukan penyebab dasar terjadinya

glaucoma congenital dan bentuk baru dari pengobatan.

Terapi glaucoma congenital

a. Pengobatan utama adalah pembedahan tetapi tergantung tipe glaucoma,

tekanan intraocular, cupping saraf optic, dan defek lapangan pandang.

b. Terapi medical, yang biasanya diberikan sebelum pembedahan , yaitu ß

blocker topikal (timolol maleat(timoptic) atau betaxolol (betoptik s)) atau

carbonic anhidrase inhibitor (dorsolamiden atau asetazolamide) atau

keduanya.

c. Bedah goniotomi, trabekulotomi, implant glaucoma drainase,

cycloablation.

d. Koreksi gangguan refraksi seperti myopia

Page 18: glaukoma kongenital `

e. Terapi oklusi pada ambliopia6

Goniotomi :

Mula-mula dianjurkan oleh Barkan. Dilakukan dengan narkose umum.

Dengan memakai pisau goniotomi, kornea ditusuk kira-kira 1 mm anterior

dari limbus kornea, sebelah temporal sampai masuk ke dalam bilik mata

depan, kemudia diteruskan sampai menyeberang, kesisi yang lain, disini pisau

digerakkan ke atas dan ke bawah selebar 25-30 derajat. Ke dalam bilik mata

depan dapat disuntikkan udara untuk membentuk bilik mata depan kembali.

Cairan bilik mata sekarang sudah dapat keluar melalui jalan yang biasa yaitu

melalui trabekula ke kanal schlemn, saluran kolektor, ke pleksus vena di

sclera dan episklera. Operasi ini dapat diulang pada kwadran yang lain dan

tidak menimbulkan kelainan kosmetik. Hasilnya pada glaucoma infantile 76-

80%. Setelah operasi anak harus istirahat 1 hari, untuk kemudian dapat aktif

lagi seperti biasa. Goniotomi dilakukan jika kornea dalam keadaan jernih agar

dapat dilakukan incisi dengan bantuan gonotomi. Trabeculotomy dengan cara

identifikasi, pembuatan kanul, dan menghubungkan canal schelm dengan

segmen anterior dipilih pada kornea yang keruh karena visualisasi yang sulit.7r

4) Evaluasi glaucoma congenital

a. Riwayat ophtalmologis yang lengkap dan pemeriksaan pada mata dengan

memperhatikan retinoskopi, tonometri, diameter kornea, gonioskopi dan

ophtalmoskopi.

b. Evaluasi yang komplit mungkin membutuhkan anestesi , dengan

memperhatikan bahwa tekanan intraocular dipengaruhi oleh agen anestesi

(meningkat oleh ketamin dan menurun oleh inhalasi)

c. Periksa lapangan pandang pada anak yang lebh tua.6

Page 19: glaukoma kongenital `

5) Prognosis glaucoma kongenital

Prognosis glaucoma congenital biasanya malam7

Page 20: glaukoma kongenital `

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia: Jakarta.

2. Ilyas, Sidarta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: Jakarta.

3. Ilyas, Sidarta.2004. Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto: Jakarta.

4. IgG antibody patterns in aqueous humor of patients with primary open angle

glaucoma and pseudoexfoliation glaucoma.Joachim SC, Wuenschig D,

Page 21: glaukoma kongenital `

Pfeiffer N, Grus FH.Experimental Ophthalmology, Department of

Ophthalmology, Johannes Gutenberg University, Mainz, Germany.

http://www.molvis.org/molvis/v13/a175/

5. Ilyas, Sidarta. 1997. Glaukoma. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:

Jakarta

6. Friedmen, Kaiser. 2004. The Massachusetts Eye and Ear Infirmary Illustrated

Manual of Ophtalmology. Else Vier Science: USA. ed 2. hal 444-445.

7. Liesegang, Thomas, dkk. 2001. Glaucoma. The Foundation of the American

Academy of Ophthalmology: USA.

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

BAB II Tinjauan Pustaka

Definisi

Etiologi

Faktor resiko

Klasifikasi glaukoma

Patofisiologi

Page 22: glaukoma kongenital `

Diagnosis

Pemeriksaan

Terapi

Pencegahan

Glaukoma kongenital

BAB III Kasus

Analisis Kasus

PENDAHULUAN

Glaukoma kongenital adalah suatu kelainan congenital yang terdiri dari

neuropati optic, penurunan lapangan pandang, dan peningkatan tekanan intraokuler.

Glaukoma kongenital jarang ditemukan, tetapi sangat potensial menyebabkan

kebutaan.

Kejadiannya 1 dari 10.000 bayi, dan bermanifestasi pada pasien usia muda.

Glaukoma kongenital lebih mengarah pada glaukoma yang mucul saat lahir atau

muncul kapanpun dalam tahun pertama hingga keempat kehidupan

Karakteristik glaukoma kongenital yang ditemukan pada bayi yang baru lahir

adalah trias ephipora, photophobia, dan blepharospasme. Untuk mendiagnosa

Page 23: glaukoma kongenital `

glaukoma kongenital, menggunakan beberapa gambaran klinik, termasuk nilai

peningkatan tekanan intraokular, ukuran kornea, gonioskopi, pengukuran panjang

axial bola mata dengan ultrasonography, dan ophtalmoscopy.7

Dari pemeriksaaan luar mata akan didapatkan buphthalmos dengan pelebaran

kornea lebih dari 12mm selama tahun pertama kehidupan bayi (normalnya diameter

kornea adalah 9,5-10,5mm). Edema kornea akibat peningkatan tekanan intraokuler,

mulai dari edema ringan sampai berat. Haab’s striae pada membran descemet’s akibat

penarikan kornea yang biasanya horizontal atau konsentris ke limbus. Tekanan

intraokular yang normal pada infant dengan anetesi adalah 10-20 mmHg.

Diagnosa banding glaukoma kongenital adalah hal-hal yang berhubungan

dngan hiperlakrimasi, seperti obstruksi duktus lakrimalis, pelebaran kornea, seperti

megalokornea atau kekeruhan kornea seperti trauma lahir,

Pengobatan utama adalah pembedahan tetapi tergantung tipe glaucoma,

tekanan intraocular, cupping saraf optic, dan defek lapangan pandang. Bedah yang

dilakukan adalah goniotomi dan trabekulotomi. Terapi medical yang biasanya

diberikan sebelum pembedahan , yaitu ß blocker topikal atau carbonic anhidrase

inhibitor atau keduanya.

Prognosis pada pasien glaukoma kongenital adalah jelek karena tajam

penglihatan tidak dapat menjadi normal. Tetapi, terapi yang tepat akan

.