Tutorial Laring Dini Bismillah

18
Laring Anatomi Laring Laring adalah organ yang berperan sebagai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan napas dan berperan dalam pembentukan suara. Laring terletak di bawah lidah dan os hyold diantara pembuluh-pembuiuh besar leher dan terletak setinggi vertebra cervicalis keempat, kelima, dan keenam. Ke atas, Laring terbuka ke laringofaring, ke bawah laring berlanjut sebagai trachea. Di depan laring ditutupi oleh ikatan otot-otot infrahyoid dan di lateral oleh glandula thyroidea. Kerangka laring dibentuk oleh beberapa cartilago, yang dihubungkan oleh membrana dan ligamentum dan digerakkan oleh otot. Laring dilapisi oleh membrana mucosa. Cartilago Laring - Cartilago Thyroidea Cartilago thyroidea merupakan cartilago terbesar laring dan terdiri dari dua lamina cartilago hyalin yang bertemu di garis tengah pada tonjolan bersudut V (disebut Adam's apple). Pinggir posterior menjorok ke atas sebagai cornu superius dan ke bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina terdapat linea obliqua sebagai tempat lekat otot-otot. - Cartilago Cricoidea Cartilago cricoidea dibentuk oleh cartilago hyalin dan berbentuk seperti cincin cap, mempunyai lamina yang lebar

description

tutorial

Transcript of Tutorial Laring Dini Bismillah

Laring

Anatomi Laring

Laring adalah organ yang berperan sebagai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan napas

dan berperan dalam pembentukan suara. Laring terletak di bawah lidah dan os hyold diantara

pembuluh-pembuiuh besar leher dan terletak setinggi vertebra cervicalis keempat, kelima, dan

keenam. Ke atas, Laring terbuka ke laringofaring, ke bawah laring berlanjut sebagai trachea. Di

depan laring ditutupi oleh ikatan otot-otot infrahyoid dan di lateral oleh glandula thyroidea.

Kerangka laring dibentuk oleh beberapa cartilago, yang dihubungkan oleh membrana dan

ligamentum dan digerakkan oleh otot. Laring dilapisi oleh membrana mucosa.

Cartilago Laring

- Cartilago Thyroidea

Cartilago thyroidea merupakan cartilago terbesar laring dan terdiri dari dua lamina

cartilago hyalin yang bertemu di garis tengah pada tonjolan bersudut V (disebut

Adam's apple). Pinggir posterior menjorok ke atas sebagai cornu superius dan ke

bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina terdapat linea obliqua

sebagai tempat lekat otot-otot.

- Cartilago Cricoidea

Cartilago cricoidea dibentuk oleh cartilago hyalin dan berbentuk seperti cincin cap,

mempunyai lamina yang lebar di belakang dan arcus yang sempit di anterior.

Cartilago cricoidea terletak di bawah cartilago thyroidea dan pada masing-masing

permukaan lateralnya terdapat facies articularis untuk bersendi dengan cornu inferius

cartilago thyroidea. Di posterior, pada setiap lamina di pinggir atasnya terdapat facies

articularis untuk bersendi dengan basis cartilago arytenoidea. Semua sendi ini adalah

jenis sinovial.

- Cartilago Arytenoidea

Terdapat dua buah cartilago arytenoidea, kecil, berbentuk pyramid, dan terletak pada

permukaan belakang laring. Cartilago ini bersendi dengan pinggir atas lamina

cartilage cricoidea. Masing-masing cartilago mempunyai apex di atas yang bersendi

dengan cartilago corniculata yang kecil, serta basis di bawah yang bersendi dengan

lamina cartilago cricoidea, dan sebuah processus vocalis yang menonjol ke depan dan

merupakan tempat lekat dari ligamentum vocale. Processus muscularis yang

menonjol ke lateral, menjadi tempat lekat Musculus cricoarytenoideus lateralis dan

posterior.

- Cartilago Corniculata

Dua buah cartilago kecil berbentuk kerucut, bersendi dengan apex cartilaginis

arytenoideae. Menjadi tempat lekat plica aryepiglottica.

- Cartilago Cuneiforme

Dua cartilago kecil yang berbentuk batang ini terletak di dalam plica aryepiglottica

dan berperan memperkuat plica tersebut.

- Epiglotis

Merupakan cartilago elastis berbentuk daun yang terletak di belakang radix linguae.

Tangkainya dilekatkan di belakang cartilago thyroidea. Sisi epiglottis dihubungkan

dengan cartilago arytenoidea oleh plica aryepiglottica, yang merupakan sebuah

lipatan membrana mucosa. Pinggir atas epiglottis bebas. Membrana mucosa yang

melapisinya berjalan ke depan, meliputi permukaan posterior lidah sebagai plica

glossoepiglottica mediana. Lekukan pada membrana mucosa di kanan dan kiri plica

glossoepiglottica disebut vallecula. Di sebelah lateral, membrana mucosa berjalan ke

dinding pharynx membentuk plica glossoepigloftica lateralis.

3. Membrana dan Ligamentum pada Larynx

- Membrana Thyrohyoidea

Membrana thyrohyoidea menghubungkan pinggir atas cartilage thyroidea dengan os

hyoid. Pada garis tengah, membrana ini menebal, membentuk ligamentum

thyrohyoideum medianum. Pada kedua sisinya, membrana ini ditembus oleh vasa

laryngea superior dan nervus laryngeus internus, sebuah cabang dari nervus laryngeus

superior.

- Ligamentum Cricotracheale

Ligamentum cricotracheale menghubungkan cartilago cricoidea dengan cincin

trachea pertama.

- Membrana Quadrangularis

Membrana quadrangularis terbentang antara epiglotis dan cartilago arytenoidea.

Pinggir bawahnya yang menebal membentuk ligamentum vestibulare, ligamentum

vestibulare merupakan isi dari plica vestibularis.

- Ligamentum Cricothyroideum

Pinggir bawah ligamentum cricothyroideum dilekatkan pada pinggir atas cartilago

cricoidea. Pinggir superior ligamentum ini tidak melekat pada cartilago thyroidea,

tetapi berjalan terus ke atas pada facies medialis cartilago thyroidea. Kedua pinggir

atasnya yang bebas, yang hampir seluruhnya tersusun dari jaringan elastis,

membentuk ligamentum vocale yang penting. Ligamentum vocale merupakan isi dari

plica vocalis (pita suara). Ujung anterior dari masing-masing ligamentum vocale

dilekatkan pada cartilago thyroidea. Ujung posterior dilekatkan pada processus

vocalis cartilago arytenoidea.

4. Pintu Masuk Larynx (Aditus Laryngis)

Aditus larlmgis menghadap ke belakang dan atas ke arah laryngopharynx. Pintu ini lebih

lebar di depan daripada belakang dan dibatasi di depan oleh epiglotis; di lateral oleh plica

aryepiglottica, yaitu lipatan membrana mucosa dan di posterior oleh cartilago arytenoidea

dan cartilago corniculata. Cartilago cuneiformis terletak di dalamnya serta memperkuat

plica aryepiglottica dan menimbulkan elevasi kecil pada pinggir atas.

5. Fossa Piriformis

Fossa piriformis adalah recessus di kedua sisi lipatan dan pintu masuk.Di mediai dibatasi

plica aryepiglottica dan di lateral oleh cartilago thyroidea dan membrana thyrohyoidea.

6. Lipatan Larynx

- Plica Vestibularis

Plica vestibularis merupakan sebuah lipatan yang terfiksasi pada masing-masing sisi

larynx. Masing-masing dibentuk oleh membrana mucosa yang menutuPi ligamentum

vestibulare, mengandung banyak vascular, dan berwama merah muda.

- Plica Vocalis (Pita Suara)

Plica vocalis merupakan sebuah lipatan yang mudah bergerak pada masing-masing

sisi larynx dan berperan pada pembentukan suara. Masing-masing dibentuk oleh

membrana mucosa yang menutupi ligamentum vocale, tidak mengandung pembuluh

darah dan berwarna putih. Plica vocalis bergerak pada respirasi, warna putihnya

mudah dikenali jika diperiksa dengan laryngoscope. Celah di antara kedua plica

vocalis disebut rima glottis. Gloltts dibatasi di depan oleh plica vocalis dan di

belakang oleh permukaan medial cartilago arytenoidea. Glottis merupakan bagian

yang paling sempit dari larynx dan berukuran sekitar 2.5 cm dari depan ke belakang

pada pria dewasa, dan lebih kecil pada wanita. Pada anak-anak, bagian bawah larynx

di dalam cartilago cricoidea merupakan bagian yang paling sempit.

7. Cavitas Laryngis

Cavitas laryngis terbentang dari aditus sampai ke pinggir bawah cartilago cricoidea

dimana ruang ini berlanjut sebagai trachea. Dapat dibagi dalam tiga bagian:

- Vestibulum laryngis, terbentang dari aditus laryngis sampai ke plica vestibularis.

- Daerah tengah, terbentang dari plica vestibularis di atas sampai setinggi plica vocalis

di bawah.

- Daerah bawah, terbentang dari plica vocalis di atas sampai ke pinggir bawah cartilago

cricoidea di bawah

8. Otot laring

9. Persarafan Larynx

Saraf Sensoris

Di atas plica vocalis: ramus laryngeus internus, cabang dari nervus laryngeus superior

nervus vagus. Di bawah plica vocalis: nervus laryngeus recurrens.

Saraf Motoris

Semua otot-otot intrinsik larynx, kecuali musculus cricothyroideus dipersarafi oleh

nervus laryngeus recurrens. Musculus cricothyroideus dipersarafi oleh ramus laryngeus

externus dari nervus laryngeus superior nervus vagus.

10. Vaskularisasi Larynx

Setengah bagian atas larynx: ramus laryngeus superior arteria thyroidea superior.

Setengah bagian bawah larynx: ramus laryngeus inferior arteria thyroidea inferior.

11. Aliran Limfe Larynx

Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi.

Fisiologi laring

FUNGSI LARING

1. Respirasi

Untuk mengatur besar kecilnya rima glotis

Bila m. krikoaritenoid posterior kontraksi Menyebabkan prosesus vokalis kartilago

aritenoid bergerak ke lateral Sehingga rima glotis terbuka (abduksi)

2. Menelan

a. Oral : Terjadi secara sadar

Makanan yg telah dikunyah dan bercampur dengan liur makanan akan membentuk

bolus makanan Bolus bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di

tengah lidah akibat kontraki otot instriksik lidah Kontraksi m. levator veli palatini

mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat

dan bagian atas dinding posterior faring (Passavant’s ridge) terangkat pula Karena

lidah terangakat ke atas, sehingga bolus akan terdorong ke posterior Bersamaan

dengan ini terjadi penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi m. levator veli

palatini Selanjutnya terjadi kontraksi m. palatoglosus yang menyebabkan ismus

fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m. palatofaring, sehingga bolus makanan

tidak akan berbalik ke rongga mulut

b. Faringeal

Terjadi secara refleks pada fase oral, yaitu perpindahan bolus makanan dari faring ke

esophagus Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi m. stilofaring, m.

salfingofaring, m. tirohioid, dan m. palatofaring Aditus laring tertutup oleh

epiglotis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika

ventirkularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m. ariepiglotika dan m.

aritenoid obliqus Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian aliran udara ke

laring karena refleks yang menghambat pernapasan Sehingga bolus makanan tidak

akan masuk ke dalam saluran napas Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke

arah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus

c. Esofageal

Adalah fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke lambung.

Dalam keadaan istirahat introitus esofagus selalu tertutup Karena ada rangsangan

bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka akan terjadi relaksasi m. krikofaring

Sehingga introitus esofagus terbuka dan bolus makanan masuk ke dalam esofagus.

Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi

tonus introitus esofagus pada waktu istirahat Sehingga makanan tidak akan

kembali ke faring. Refluks dapat dihindari Adanya kontraksi dari m.konstriktor

faring inferior pada akhir fase faringeal, mempengaruhi gerakan bolus di bagian

esofagus atas Selanjutnya bolus makanan akan didorong ke distal oelh gerakan

peristaltik esofagusDalam keadaan istirahat sfingter esofagus bagian bawah akan

tertutup dg tekanan rata-rata 8 mmHg > tekanan di dlm lambung.--> Pada akhir fase

esofageal sfingter ini akan terbuka secara refleks ketika dimulainya peristaltik

esofagus servikal untuk mendorong bolus makanan ke distal Selanjutnya setelah

bolus makanan lewat, makasfingter akan menutup kembali

3. Proteksi

Untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea

Caranya: dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis secara bersamaan

Kontraksi otot-otot ekstrinsik laring pengangkatan laring keatas Penutupan aditus

laring Kartilago aritenoid bergerak ke depan (kontraksi m.tiroaritenoid & m.aritenoid)

& m. ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter. Penutupan rima glotis Karena aduksi

plika vokalis Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena aduksi otot- otot

intrinsik

4. Sirkulasi

Berfungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah

Terjadinya perubahan trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari

alveolus, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah

5. Fonasi

Fungsi laring sebagi fonasi : dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya

nada. Ketegangan plika vokalis Plika vokalis aduksi ( m.krikotiroid akan

merotasikan kartilago tiroid ke bawah & ke depan, menjauhi kartilago aritenoid)

bersamaan ( m. krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik kartilago aritenoid

ke belakang) Sebaliknya kontraksi m. krioaritenoid akan mendorong kartilago arotenoid

ke depan sehingga plika vokalis akan mengendor Kontraksi serta mengendornya plika

vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada

6. Batuk

Benda asing & debu Bersentuhan dan melekat palut lendir Absorpsi kuman dan

benda asing dalam palut & di bunuh o/ enzim lisozim Rangsangan terhadap reseptor

batuk di saluran napas ditangkap oleh sensor taktil & kemoreseptor aferen (n.vagus) ke

pusat pusat napas medula oblongata Timbul respon batuk Inspirasi udara keparu-

paru Menutupnnya glotik o/ gerakan epiglotis Menutupnya pita suara Udara

inspirasi tertahan di paru-paru Udara yang tertahan menimbulkan tekanan dalam

alvolus Kontraksi kuat otot-otot abdominal dan interkosta Ekspirasi secara

mendadak Epiglotis dan pita suara terbuka Udara dengan cepat melewati bronkus

besar dan trakea Timbul refleks batuk Pengeluaran benda-benda asing dari saluran

napas

Pemeriksaan laring

1. Anamnesa

- Keluhan Utama Pada Laring

a. Suara serak (disfoni)/ tidak keluar suara sama sekali (afoni)

Lamanya

Apakah timbul mendadak atau perlahan

Apakah suara hilang sama sekali pada setiap waktu

Apakah pernah serak sebellumnya

Apakah serak didahului pilek atau sakit tenggorokan

Apakah rasa tidak nyaman di daerah laring

Apakah pasien batuk

Apakah riwayat minum alkohol berlebihan

b. Batuk

Lamanya

Dibagian tenggorokan mana

Apakah yang dibatukkan

Faktro memperberat

Penurunan bb

Kehilangan nafsu makan

Hemoptisis

Riwayat merokok

c. Disfagia

d. Rasa ada sesuatu di leher

Lamanya

Lokasi

Apakah perasaan tersebut intermiten atau terus menerus

Nyeri atau tidak

Apakah ada kesulitan menelan tau bernafas

Apakah pasien gelisah dan mencemaskan kanker

Pemeriksaan fisik

Laringofaring :

Laringoskopi indirect : - cermin laring

Laringoskopi direct : - dengan lumina - dengan laringoskop

Yang dinilai

• Dinding belakang faring

• Warna, granulasi, post nasal drip

• Dinding depan dan samping

• Lidah, tonsil lingua

• Uvula ditengah atau tidak

• Gigi geligi

• Fossa tonsil dan isinya

• Fossa tonsil : abses

• Tonsila palatina : hiperemis, kripte, detritus. Permukaan rata, pembesaran

Pemeriksaan hipofaring dan laring

- Pasien duduk lurus agak condong ke depan dengan leher agak fleksi.

- Kaca laring dihangatkan dengan api lampu spiritus agar tidak terjadi kondensasi uap air

pada kaca waktu dimasukan ke dalam mulut.

- Sebelum dimasukan ke dalam mulut, kaca yang sudah dihangatkan dicoba dulu pada kulit

tangan kiri apakah tidak terlalu panas.

- Pasien membuka mulut dan menjulurkan lidahnya sejauh mungkin. Lidah dipegang

dengan tangan kiri memakai kassa steril dan ditarik keluar dengan hati-hati sehingga

pangkal lidah tidak menghalangi pandangan kea rah laring.

- Kaca laring dimasukkan ke dalam mulut dengan arah kaca ke bawah, bersandar pada

uvula dan palatum molle.

- Melalui kaca dapat terlihat hipofaring dan laring.