OBSTRUKSI LARING

42

description

OBSTRUKSI LARING. Anatomi laring. Definisi. Obstruksi laring adalah keadaan tersumbatnya laring oleh bermacam sebab seperti: peradangan pada laring, tumor laring, kelainan kongenital laring, paresis nervus rekuren laring bilateral, trauma, dan benda asing yang menyumbat laring. Laringomalasia. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of OBSTRUKSI LARING

Page 1: OBSTRUKSI LARING
Page 2: OBSTRUKSI LARING

Anatomi laring

Page 3: OBSTRUKSI LARING
Page 4: OBSTRUKSI LARING

Definisi

Obstruksi laring adalah keadaan tersumbatnya laring oleh bermacam sebab seperti: peradangan pada laring, tumor laring, kelainan kongenital laring, paresis nervus rekuren laring bilateral, trauma, dan benda asing yang menyumbat laring

Page 5: OBSTRUKSI LARING

Laringomalasia

flaksiditas dan inkoordinasi kartilago supraglotik dan mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan epiglotis

Page 6: OBSTRUKSI LARING

Laringomalasia

Epiglottis lemah, sehingga pada inspirasi epiglotis tertarik ke bawah dan menutup rima glotis. Hal ini menyebabkan napas berbunyi ,stridor ,yang dapat menetap ataupun hilang timbul.

Page 7: OBSTRUKSI LARING
Page 8: OBSTRUKSI LARING

Stenosis subglotis

Page 9: OBSTRUKSI LARING
Page 10: OBSTRUKSI LARING

Kista kongenital

dilatasi kistik pada sisa epitelial dari saluran duktus tiroglosus, terbentuk selama perpindahan tiroid selama fase embriogenesis

Page 11: OBSTRUKSI LARING

Laringitis

Akut Kronik Laringitis

tuberkulosis

Page 12: OBSTRUKSI LARING

Laringitis

Akut: demam, malaise, suara parau sampai afoni, nyeri menelan atau berbicara, batuk kering yang lama kelamaan disertai dahak kental

Kronis: suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga pasien sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret karena mukosa yang menebal

Page 13: OBSTRUKSI LARING

Laringitis tuberkulosis

Stadium infiltrasi Mukosa laring posterior

membengkak dan hiperemis. Tuberkel terbentuk di submukosa

sehingga mukosa tidak rata, tampak bintik – bintik bewarna kebiruan

Page 14: OBSTRUKSI LARING

Stadium ulserasi Ulkus membesar, dangkal dasar

ditutupi perkijuan, serta sangat nyeri.

Stadium perikondritis Ulkus makin dalam hingga mengenai

kartilago laring. Tulang rawan yang rusak menyebabkan timbulnya nanah berbau dan terbentuk sekuester. Keadaan pasien tampak sangat buruk.

Page 15: OBSTRUKSI LARING

Stadium fibrotuberkulosis Terbentuk fibrotuberkulosis pada

dinding posterior, pita suara dan subglotik. Dapat ditemukan gejala berupa rasa kering, panas tertekan di daerah laring, suara parau bahkan afoni, hemoptisis, nyeri menelan yang hebat, keadaan umum buruk.

Page 16: OBSTRUKSI LARING

Trauma laring

Trauma mekanik eksternal: trauma tumpul, trauma tajam

Trauma akibat luka bakar oleh panas Trauma otogen akibat pemakaian

suara yang berlebihan (vocal abuse) misalnya akibat berteriak, menjerit keras, atau bernyanyi dengan keras

Page 17: OBSTRUKSI LARING

Pada saat rem mendadak dan tanpa sabuk pengaman, tubuh supir terdorong ke depan dan membentur stir, menyebabkan laring terjepit antara stir dan vertebra servikalis.

Page 18: OBSTRUKSI LARING

Trauma laring

Timbul gejala stridor perlahan-lahan yang makin menghebat atau timbul mendadak

Emfisema subkutis terjadi bila ada robekan mukosa laring atau trakea, atau fraktur tulang-tulang rawan laring hingga mengakibatkan udara pernafasan akan keluar dan masuk ke jaringan subkutis leher.

Page 19: OBSTRUKSI LARING

Papiloma Laring Gejala papiloma yang utama ialah suara

parau.

Tumor Ganas Laring Serak : pita suara gagal berfungsi secara

baik disebabkan oleh ketidakteraturan pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik

Dispnea dan stridor: gangguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukan kotoran atau secret, maupun fiksasi oleh pita suara.

Page 20: OBSTRUKSI LARING

Tumor jinak laring

Page 21: OBSTRUKSI LARING

Tumor ganas laring

Page 22: OBSTRUKSI LARING

Gejala klinis

Suara serak (disfonia) sampai afoni Sesak nafas (dispnea) Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar

pada waktu inspirasi Cekungan yang terdapat pada waktu

inspirasi di suprasternal, epigastrium, supraklavikula dan intercostal.

Gelisah karena pasien haus udara (air hanger)

Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia

Page 23: OBSTRUKSI LARING

4 stadium (Jackson)

Stadium I : Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal, stridor pada waktu inspirasi dan pasien masih tenang.

Stadium II : Cekungan pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya cekungan di daerah epigastrium. Pasien sudah mulai gelisah. Stridor terdengar pada waktu inspirasi.

Page 24: OBSTRUKSI LARING

Stadium III : Cekungan selain di daerah suprasternal, epigastrium juga terdapat di infraklavikula dan sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dyspnea. Stridor terdengar pada waktu pada waktu inspirasi dan ekspirasi

Stadium IV : Cekungan – cekungan diatas bertambah jelas, pasien sangat gelisah dan tampak sangat ketakutan serta sianosis. Jika keadaan ini berlangsung terus, maka pasien akan kehabisan tenaga, pusat pernafasan paralitik. Pasien lemah dan tertidur dan akhirnya meninggal karena asfiksia.

Page 25: OBSTRUKSI LARING

PENANGGULANGAN SUMBATAN LARING

PRINSIP

MENGHILANGKAN PENYEBAB ATAU MEMBUAT JALAN

NAFAS BARU

Page 26: OBSTRUKSI LARING

Intubasi Endotrakea

INDIKASI : Untuk mengatasi sumbatan saluran

nafas bagian atas Membantu ventilasi Memudahkan mengisap sekret dari

traktus trakeo-bronkial Mencegah aspirasi sekret yang ada

di rongga mulut atau yang berasal dari lambung

Page 27: OBSTRUKSI LARING
Page 28: OBSTRUKSI LARING

Trakeostomi

suatu tindakan dengan membuka dinding

depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan

memintas jalan nafas bagian atas dengan beberapa

indikasi.

Page 29: OBSTRUKSI LARING

Jenis Tindakan Trakeostomi : Surgical tracheostomyDapat sementara dan permanen.Insisi dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.

Percutaneous TracheostomyHanya bersifat sementaraPembuatan lubang diantara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga.Penyembuhan lukanya akan lebih cepatTidak meninggalkan scarTimbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.

Mini tracheostomyDilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator.

Page 30: OBSTRUKSI LARING

TEKNIK TRAKEOSTOMI :

Pasien tidur terlentang, kepala di ekstensikan Kulit dibersihkan dan ditutup kain steril Obat anestesi disuntikkan di pertengahan

krikoid dengan fosa suprasternal Dibuat insisi horizontal atau vertikal Lepaskan lapis demi lapisan kulit serta

jaringan di bawahnya sampai kelihatan trakea Lakukan aspirasi Buatlah stoma potong cincin trakea ke 3

Page 31: OBSTRUKSI LARING

Pasang kanul trakea Fiksasi Luka operasi tutup dengan kasa

Page 32: OBSTRUKSI LARING

Keterangan Gambar :1 - Vocal cords2 - Thyroid cartilage3 - Cricoid cartilage4 - Tracheal cartilage5 – ballon cuff

Page 33: OBSTRUKSI LARING
Page 34: OBSTRUKSI LARING

Perawatan pasca trakeostomi sangat penting

Sekret menyumba

tasfiksia

Page 35: OBSTRUKSI LARING

HEIMLICH MANUVER

TEORI HEIMLIC

H

BENDA ASING

MASUK KE LARING PADA SAAT

INSPIRASI

Page 36: OBSTRUKSI LARING
Page 37: OBSTRUKSI LARING

Krikotirotomy

Suatu insisi untuk mengamankan jalan nafas pasien selama situasi

keadaan darurat tertentu, misalnya adanya benda asing di

saluran nafas, edema saluran nafas, pasien yang tidak mampu bernafas dengan sendiri secara

adekuat, atau pada kasus trauma berat wajah yang menghalangi

masuknya endotrakeal tube melalui mulut.

Page 38: OBSTRUKSI LARING
Page 39: OBSTRUKSI LARING

TEKNIK KRIKOTIROTOMI :

Pasien tidur terlentang, kepala ekstensi Cari daerah antara puncak tulang rawan

tiroid dan kartilago krikoid Infiltrasi dengan anastetikum Buat sayatan Tusukkan pisau dengan arah ke bawah Masukkan kanul atau bila tidak tersedia

bisa pipa plastik untuk sementara

Page 40: OBSTRUKSI LARING

LEBIH DARI 24 JAM

MENGIRITASI JARINGAN DI SEKITAR SUBGLOTIS

TERBENTUK JARINGAN GRANULASI

STENOSIS SUBGLOTIK

Page 41: OBSTRUKSI LARING
Page 42: OBSTRUKSI LARING

TERIMAKASIH....