Tutor Angina Pectoris

11
A. KONSEP DASAR PENYAKIT ANGINA PECTORIS 1. PENGERTIAN ü Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779) ü Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Noer, Sjaifoellah, dkk. IPD, 1999 : 1082) ü Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler) 2. ETIOLOGI ü Ateriosklerosis ü Spasme arteri koroner ü Anemia berat ü Artritis ü Aorta Insufisiensi 3. EPIDEMIOLOGI Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk. 4. FAKTOR PREDISPOSISI ü Dapat Diubah (dimodifikasi) a. Diet (hiperlipidemia) b. Rokok c. Hipertensi d. Stress e. Obesitas f. Kurang aktifitas g. Diabetes Mellitus h. Pemakaian kontrasepsi oral ü Tidak dapat diubah a. Usia b. Jenis Kelamin c. Ras d. Herediter Faktor Pencetus Serangan Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain : ü Emosi atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.

description

2009

Transcript of Tutor Angina Pectoris

Page 1: Tutor Angina Pectoris

A.    KONSEP DASAR PENYAKIT ANGINA PECTORIS

1.      PENGERTIAN

ü  Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah

koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat.

(Smeltzer dan Bare, 2002 : 779)

ü  Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di

dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera

hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Noer, Sjaifoellah, dkk. IPD, 1999 : 1082)

ü  Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah

retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)

2.      ETIOLOGI

ü  Ateriosklerosis

ü  Spasme arteri koroner

ü  Anemia berat

ü  Artritis

ü  Aorta Insufisiensi

3.      EPIDEMIOLOGI

Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris

sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk.

4.      FAKTOR PREDISPOSISI

ü  Dapat Diubah (dimodifikasi)

a.       Diet (hiperlipidemia)

b.      Rokok

c.       Hipertensi

d.      Stress

e.       Obesitas

f.       Kurang aktifitas

g.      Diabetes Mellitus

h.      Pemakaian kontrasepsi oral

ü  Tidak dapat diubah

a.       Usia

b.      Jenis Kelamin

c.       Ras

d.      Herediter

Faktor Pencetus Serangan

Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :

ü  Emosi atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan

meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.

ü  Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung

ü  Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk

suplai jantung. (pada jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).

ü  Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.

(Smeltzer dan Bare, 2002 : 779).

5.      PATOFISIOLOGI

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena

kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner).  Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis,

namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakir

arteri koroner yang paling sering ditemukan.  Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. 

Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke

otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai

Page 2: Tutor Angina Pectoris

respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar

oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik

dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif

dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu

asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.

Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan

kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurng.

Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal; bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel

berkontraksi.

Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai

dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya fungsi

ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung

berdenyut).

Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium. Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi

menimbulkan rasa sakit masih belum jelas. Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu zat

kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit

digambarkan sebgai suatu tekanan substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien tak pernah

mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina

dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam beberapa

menit dengan istirahat atau nitrogliserin. 

1.      KLASIFIKASI

ü    Angina Pektoris Stabil

q  Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.

q  Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.

q  Durasi nyeri 3 – 15 menit.

Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :

a.       Angina noctural

Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk tegak. Biasanya angina noctural disebabkan oleh

gagal ventrikel kiri.

b.      Angina dekubitus

Angina yang terjadi saat berbaring.

Page 3: Tutor Angina Pectoris

c.       Iskemia tersamar

Terdapat bukti objektif iskemia ( seperti tes pada stress ) tetapi pasien tidak menunjukan gejala.

ü  Angina Pektoris Tidak Stabil

q  Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.

q  Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.

q  Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.

q  Kurang responsif terhadap nitrat.

q  Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.

q  Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.

ü  Angina Prinzmental (Angina Varian).

q  Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.

q  Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.

q  EKG menunjukkan elevasi segmen ST.

q  Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.

q  Dapat terjadi aritmia.

2.      GEJALA KLINIS

ü  Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.

ü  Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).

ü  Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.

ü  Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.

ü  Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.

ü  Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.

ü  Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

3.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

§  Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan miokard.

§  EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen  ST gelombang T menunjukkan iskemia.

§  Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi jantung atau komplikasi paru.

§  PCO2 kalium dan laktat miokard: mungkin meningkat selama serangan angina.

§  Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.

§  Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja,

pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan EKG istirahat abnormal.

4.      THERAPY

a.      Terapi Farmakologi.

Nitrogliserin

 Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan

konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina.

Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi

perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung

dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh.

Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan

anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen

jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan.

Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia

dalam 3 menit.

Penyekat Beta-adrenergik.

Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara

menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya

muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.

Nitrat dan Nitrit

Page 4: Tutor Angina Pectoris

Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga

mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga

terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi

terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12jam.

Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

Kalsium Antagonis

Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot

polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan

kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin,

bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.

b.      Terapi Non Farmakologis

Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti

merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas

dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat

menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif,

agresif atau ambisius.

5.      PROGNOSIS

Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-tahun dengan hanya sedikit pembatasan dalam kegiatan sehari-

hari. Mortalitas bervariasi dari 2% - 8% setahun. Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah beratnyan kelainan pembuluh koroner. Pasien

dengan penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai mortalitas 50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan

pasien dengan penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang buruk akan memperburuk

prognosis. Dengan pengobatan yang maksimal dan dengan bertambah majunya tindakan intervensi dibidang kardiologi dan bedah pintas

koroner, harapan hidup pasien angina pektoris menjadi jauh lebih baik. 

6.      PENATALAKSANAAN

Farmakologis

Angina Penyekat beta Angiotensin converting enzyme, terutama bila disertai hipertensi atau disfungsi LV Pemakaian obat-obatan untuk penurunan LDL pada pasien-pasien dengan LDL> 130 mg/dL (target <100 mg/dL) Nitrogliserin semprot / sunlingual untuk mengontrol angina Antagosis kalsium atau nitrat jangka panjang dan kombinasinya untuk tambahan beta blocker apabila ada kontraindikasi

penyekat beta, atau efek samping tak dpat ditolerir atau gagal. Klopidogrel untuk pengganyi aspirin yang terkontraindikasi mutlak. Antagonis Ca nonnhidropiridin long acting sebagai pengganti penyekat beta untuk terapi permulaan.

Non Farmakologis

Disamping pemberian oksigen dan istirahat pada waktu datang nya serangan angina misalnya, maka hal-hal yang etlah disebut diatas seperti perubahan life style (termasuk berhentu merokok dan lain=lain), penurunan BB penyesuaian diet, olahraga teratur dan lain-lain, merupakan terapi non farmakologis yang dianjurkan.

Semuanya ini termasuk pula perlunya pemakaian obat secra terus-menerus sesuia yang disarankan oleh dokter dan mengontrol faktor risiko, serta tidak perlu mengikutsertakan keluarganya dalam pengobatan pasien, dapat dimasukkan juga ke dalam edukasi.

Penatalaksaan

Obat Anti Iskemi

Nitrat

Nitrat dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh vena dan arteriol perifer, dengan efektivitas mengurangi preload adan afterload sehingga dapat mengurangi wall stress dan kebutuhan oksigen. Nitrat juga menambah oksigen suplai dengan vasodilatasi pembuluh koroner dan memperbaiki aliran darah kolateral. Dalam keadaan akut nitrogliserin atau isosorbid dinitrat diberikan secara sublingual atau melalui infus intravena; yang ada di Indonesia terutama isosorbid dinitrat, yang dapat diberikan secara intravena dengan dosis 1-4 mg per jam. Karena

Page 5: Tutor Angina Pectoris

adanya toleransi terhadap nitrat, dosis dapat dinaikkan dari waktu ke waktu. Bila keluhan sudah terkendali infus dapat diganti isosorbid dinitrat per oral.

Penyekat Beta

Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardium melalui efek penurunan denyut jantung dan daya kontraksi miokardium. Data-data menunjukkan penyekat beta dapat memperbaiki morbiditas dan mortalitas pasien dengan infark miokard, meta analisis dari 4700 pasien dengan angina tak stabil menunjukkan penyekat beta dapat menurunkan  risiko infark sebesar 13 % (p<0,04).

Semua pasien dengan angina tak stabil harus diberi penyekat beta kecuali ada kontraindikasi. Berbagai macam beta blocker seperti propanolol, metoprolol, atenolol, telah diteliti pada pasien dengan angina tak stabil, yang menunjukkan efektivitas yang serupa.

Kontar indikasi pemberian penyekat beta antara lain pasien dengan asma bronkial, pasien dengan bradiaritmia.

Antagosis Kalsium

Antagosis kalsium dibagi dalam 2 golongan besar: golongan dihidropiridin seperti nifedipin dan golongan non dihirdropiridin seperti diltiazem dan verapamil. Kedua golongan dapat menyebabkan  vasodilatasi koroner dan menunjukkan tekanan darah.

Golongan dihidropiridin mempunyai efek vasodilatasi lebih kuat dan penghambatan nodus sinus maupun nodus AV lebih sedikit, dan efek inotropik negatif juga lebih kecil.

Meta analisis studi pada pasien dengan angina tak stabil yang mendapati antagonis kalsium, menunjukkan tak ada pengurangan angka kematian dan infark. Pada pasien yang sebelumnya tidak mendapat antagonis pemberian nifedipin menaikkan infark dan angina yang rekuren sebesar 16%, sedangkan kombinasii nifedipin dan metoprolol dapat mengurangi kematian dan infark sebesar 20%. Tapi kedua studi secara statistik tak bermakna. Kenaikan mortalitas mungkin  karena pemberian nifedipin menyebabkan takikardi dan kenaikan kebutuhan oksigen.

Verapamil dan diltiazem dapat memperbaiki survival dan mengurangi infark pada pasien dengan sindrom koroner akut dan fraksi ejeksi normal. Denyut jantung yang berkurang, pengurangan afterload memberikan keuntungan pada golongan nondihidropiridin. Pada pasien SKA dengan faal jantung normal. Pemakaian antagonis kalsium biasanya pada pasien yang ada kontraindikasi dengan antagonis atau telah diberi penyekat beta tapi keluhan angina masih refrakter.

Obat Anti Agregasi Trombosit

Aspirin

Banyak studi telah membuktiksn bshws sdpirin dapat mengurangi kematian jantung dan infark fatal maupun non fatal dari 51% -72% pada pasien dengan angina tak stabil. Oleh klarena itu aspirin dianjurkan untuk diberikan seumur hidup dengan dosis awal 160 mg perhari dan dosis selanjutnya 80 sampai 3325 mg perhari.

Tiklopidin

Tiklopidin suatu derivat tienopiridin merupakan obat lini kedua dalam pengobatan angina tak stabil bila pasien tidak tahann aspirin. Studi dengan tiklopidin dibandingkan plasebo pada angina tak stabil ternyata menunjukkan bahwa kematian dan infark non fatal berkurang 46,3%. Dalam pemberian tiklopidin harus diperhatikan efek samping granulositopenia, dimana insidens 2,4%. Dengan adanya klopidogrel yang lebih aman pemakaian tiklopidin mulai ditinggalkan.

Klopidogrel Inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa

Ikatan fibrinogen dengan reseptor GP Iib/IIIa pada platelet ialah ikatan terakhir pada proses agregasi platelet. Karena inhibitor GP IIb/IIIa menduduki reseptor tadi maka ikatan platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi dan agregasi platelet tidak terjadi.

Obat Anti Trombinn

Unfractionated Heparin

Heparin adalah glikosaminoglikan yangterdiri dari pelbagai polisakarida yang berbeda panjangnya dengan aktivitas antikoagulan yang berebda-beda. Antitrombin III, bila terikat dengan heparin, akan bekerja menghambat trombin dan faktor Xa. Heparin juga mengikat protein plasma yang lain, sel darah dan sel endotel, yang akan mempengaruhi bioavailabilitas. Kelemahan lain heparin adalah efek terhadap trombus yang kaya trombosit dan heparin dapat dirusak oleh platelet faktor IV.

Low Molecular Weight Heparin

Page 6: Tutor Angina Pectoris

Low molecular weight heparin (LMWH) dibuat dengan melakukan depolimerasi rantai polisakarida heparin. Kebanyakan mengandung sakarida kurang dari 18 dan hanya bekerja pada factor Xa, sedangkan heparin menghambat factor Xa dan trombin. Dibandingkan dengan unfractionated heparin, LMWH mempunyai ikatan terhadap protein plasma kurang, bioavailabilitas lebih besar dan tidak mudah dinetralisir oleh faktor IV, lebih besar pelepasan tissue factor pathway inhibitor (TFPI) dan kejadian trombositopenia lebih sedikit.

Direct Trombin Inhibitors

Direct trombin inhibitor secara teoritis  mempunyai kelebihan karena bekerja langsung mencegah pembentukan bekuan darah, tanpa dihambat oleh plasma protein maupun platelet faktor IV. Activated partial thromboplastin time dapat dipakai untuk memonitor aktivitas antikoagulasi, tetapi biasanya tidak perlu. Hirudin dapat menurunkan angka kematian infark miokard, tetapi komplikasi perdarahan bertambah. Bivalirudin juga menunjukkan efektivitas yang sama dengan efek samping perdarahan kurang dari heparin. Bilivarudin telah disetujui untuk menggantikan heparin pada pasien angina tyak stabil yang menjalani PCI. Hirudin maupun bivalirudin dapat menggantikan heparin bila ada efek samping trombositopenia akibat heparin (HIT)

Daftar Pustaka

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.ed IV,jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. p1606-13.

Kumar. Abbas. Fusto. Robbins and Cotran’s PathologicBasis of Disease. 7th Ed. Crawford,MH. Current Diagnosis and Treatment in Cardiology. 2nd Ed.2002

Atrial Fibrillation (A fib) Pencegahan

Individu yang tidak memiliki fibrilasi atrium dapat menurunkan kesempatan mereka untuk mendapatkan aritmia ini dengan meminimalkan faktor risiko. Ini termasuk meminimalkan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi yang tercantum di bawah ini.

Jangan merokok. Menjaga berat badan yang sehat. Membuat bergizi, makanan rendah lemak atau tanpa lemak dasar gaya hidup, beberapa dokter menyarankan meningkatkan

asupan seseorang dari minyak ikan , serat, dan sayuran. Ambil bagian dalam kegiatan fisik yang cukup berat selama minimal 30 menit setiap hari. Control (mengurangi) tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi . Gunakan alkohol dalam jumlah sedang (maksimum 1-2 minuman per hari), jika sama sekali. Hindari kafein dan stimulan lain sebanyak mungkin.

Jika pasien mengalami atrial fibrilasi, kesehatan mereka perawatan profesional mungkin meresepkan pengobatan untuk penyebab yang mendasari dan untuk mencegah episode masa depan fibrilasi atrium. Perawatan ini dapat mencakup salah satu dari berikut (lihat Pengobatan untuk informasi lebih lanjut):

Obat-obatan Kardioversi Pacemaker Radiofrequency ablation Maze operasi

Atrial Fibrillation (A fib) Follow-up

Jika pasien tidak memiliki masalah lain yang sedang berlangsung dan obat jantung berhasil mengendalikan detak jantung pasien, pasien dapat dipulangkan dari departemen darurat. Hal ini sering dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter atau ahli jantung pasien. Pasien harus mengikuti-up dengan perawatan kesehatan profesional mereka dalam waktu 48 jam.

Jika irama jantung tidak mengkonversi normal dengan sendirinya, pasien mungkin perlu kardioversi listrik, atau defibrilasi.

Pasien di atrial fibrilasi lebih dari 48 jam mungkin perlu tiga minggu pengobatan dengan obat antikoagulan, seperti warfarin, sebelum kardioversi dan biasanya untuk setidaknya empat minggu setelah.

Siapapun dengan penyakit jantung yang mendasarinya atau mereka yang tidak merespon untuk menilai-pengendali pengobatan mungkin memerlukan rawat inap dan berkonsultasi dengan kardiolog.

Pasien yang menjalani operasi (implantasi pacu jantung) mungkin memerlukan rehabilitasi.

Atrial Fibrillation (A fib) Prognosis

Secara umum, prospek bagi sebagian besar individu dengan fib A yang baik untuk adil, tergantung pada penyebab penyakit dan seberapa baik pasien merespon terhadap pengobatan. Komplikasi yang paling berbahaya dari atrial fibrilasi adalah stroke.

Page 7: Tutor Angina Pectoris

Seseorang dengan atrial fibrilasi adalah sekitar 3-5 kali lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada orang yang tidak memiliki atrial fibrilasi.

Risiko stroke dari fibrilasi atrium untuk orang yang berusia 50-59 tahun adalah sekitar 1,5%. Bagi mereka 80-89 tahun usia, risiko adalah sekitar 30%.

Warfarin (Coumadin), ketika diambil dalam dosis yang tepat dan dimonitor dengan hati-hati, mengurangi risiko stroke ini oleh lebih dari dua pertiga.

Hal ini penting untuk mengetahui bahwa data percobaan klinis telah menunjukkan bahwa individu dapat hidup sama panjang dengan atrial fibrilasi dengan denyut jantung dikontrol - misalnya, dengan obat-obatan ditambah Coumadin - sebagai orang lain dalam irama sinus normal (menegaskan trial).

Komplikasi lain dari atrial fibrilasi adalah gagal jantung.

Pada gagal jantung, jantung tidak lagi kontrak dan pompa sekuat sebagaimana mestinya. Kontraksi yang sangat cepat dari ventrikel di atrial fibrilasi secara bertahap dapat melemahkan dinding otot dari ventricles. Ini jarang terjadi, namun, karena kebanyakan orang mencari pengobatan untuk atrial fibrilasi sebelum jantung mulai gagal.

Pasien dengan komplikasi dari stroke atau gagal jantung memiliki hasil yang lebih dijaga daripada yang tanpa komplikasi. Namun, bagi kebanyakan orang dengan atrial fibrilasi, pengobatan yang relatif sederhana secara dramatis menurunkan risiko hasil yang serius. Mereka yang memiliki episode jarang dan singkat fibrilasi atrium mungkin tidak membutuhkan pengobatan lebih lanjut selain belajar untuk menghindari pemicu episode mereka, seperti kafein, alkohol, atau makan berlebihan.

Self-Perawatan di Rumah

Berhenti melakukan apa pun yang menyebabkan gejala dan menelepon 911. Bantuan segera dan intervensi adalah kesempatan terbaik untuk bertahan hidup jika seseorang mengalami serangan jantung atau masalah serius lainnya.

Berbaringlah dalam posisi nyaman dengan kepalanya.

Mengunyah orang dewasa yang rutin aspirin atau setara (asalkan pasien tidak alergi terhadap aspirin). Mengunyah lebih dari satu tidak akan melakukan apapun yang baik dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

Jika pasien memiliki angina sebelumnya dan telah dievaluasi oleh penyedia layanan kesehatan, mengikuti rekomendasi nya.

Ini mungkin berarti istirahat dan penggunaan langsung dari nitrogliserin sublingual.

Ini mungkin termasuk kunjungan ke gawat darurat rumah sakit.

Edukasi

Page 8: Tutor Angina Pectoris

Tindakan terbaik adalah untuk mengurangi faktor risiko sejak awal kehidupan. Tujuannya adalah untuk tidak memiliki angina, serangan jantung, atau kematian mendadak di tempat pertama. Meskipun tidak ada yang dapat melarikan diri penuaan, risiko yang diwariskan, atau jenis kelamin, faktor risiko tertentu berada dalam kendali Anda.

Berhentilah merokok dan menggunakan nikotin dalam bentuk apapun.

Mengontrol tekanan darah tinggi.

Rendah lemak darah (melalui diet , olahraga, dan obat-obatan).

Menjaga berat badan yang sehat.

Kontrol diabetes dan gula darah

Jangan gunakan stimulan seperti kokain atau amfetamin.

Jika seseorang sudah memiliki aterosklerosis dan angina, mereka dapat belajar untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari gejala. Menghindari "pemicu" akan membantu menjaga orang nyaman dan bebas dari gejala.

Berhenti merokok

Jangan gunakan kafein, kokain, amfetamin, atau stimulan lainnya

Minum alkohol secara moderat (tidak lebih dari 1-2 minuman sehari-hari)

Hindari makanan besar dan berat yang membuat Anda merasa "boneka"

Penurunan stres

Membentuk rutinitas olahraga teratur (membahas rencana tersebut dengan penyedia layanan kesehatan Anda)

Pertanyaan latihan untuk orang dengan angina adalah penting. Latihan dianjurkan.

Jika pasien telah berolahraga keras, mereka mungkin perlu untuk memotong kembali untuk menghindari gejala.

Jika pasien belum berolahraga, atau telah cukup berolahraga, berbicara dengan penyedia layanan kesehatan pertama tentang aktivitas fisik yang akan menjadi aman dan nyaman. Kadang-kadang program rehabilitasi terstruktur jantung adalah cara yang menguntungkan untuk memulai program latihan.

Penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan mengambil aspirin setiap hari.

Aspirin telah terbukti mengurangi risiko serangan jantung kedua pada orang yang sudah memiliki satu, dan dapat mengurangi risiko serangan jantung pertama.

Mengambil aspirin bukan tanpa risiko, terutama pada orang tua, orang dengan penyakit pencernaan atau gangguan pembekuan darah, dan orang-orang yang mengambil beberapa jenis obat.

Alergi terhadap aspirin tidak jarang. Beritahu penyedia kesehatan Anda jika Anda alergi terhadap aspirin atau memiliki reaksi terhadap aspirin.

Follow-up

Jika pasien memiliki angina stabil, mereka akan perlu untuk mengunjungi penyedia layanan kesehatan mereka secara teratur untuk memantau episode angina dan menilai apakah faktor risiko sedang berkurang.

Penyedia layanan kesehatan pasien mungkin akan menguji fungsi jantung mereka secara berkala dan menilai penyakit yang mendasari. Tes-tes ini mungkin akan meliputi:

EKG

Latihan tes toleransi

Thallium stress test

Page 9: Tutor Angina Pectoris

Ulangi kateterisasi jantung untuk melihat apakah arteri melebar atau stent masih terbuka dan / atau graft bypass bedah masih terbuka atau tertutup. Ini adalah kelemahan utama dari kedua angioplasty dan bedah: arteri, stent, dan cangkok restenose (menyumbat) dengan proses penyakit yang sama aterosklerosis. Tak satu pun dari prosedur adalah kesembuhan yang permanen. Pasien harus sangat kompulsif dalam mengoreksi faktor risiko potensial, atau mereka akan kembali dengan penyumbatan yang sama mereka mulai dengan.

http://www.emedicinehealth.com/angina_pectoris/article_em.htm

Medis Author: John P. Cunha, DO, FACOEP Medis Editor: Daniel Lee Kulick, MD, FACC, FSCAI Medis Editor: Melissa Conrad Stöppler, MD, Chief Medical Editor