Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

35
1 ©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN – Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com Bab I Pendahuluan A. Latar belakang Angina pectoris adalah sekumpulan gejala klinis khas yang ditandai dengan rasa tidak nyaman (nyeri) di dada, rahang, bahu, punggung, atau lengan. Gejala yang lain seperti rasa tertekan atau terbakar di dada. Nyeri terjadi selama 0,5 hingga 30 menit. Faktor lain seperti lingkungan yang dingin, berjalan setelah makan, peningkatan emosional, rasa takut atau rasa marah yang berlebih. Gejala dapat membaik setelah beristirahat dan penggunaan nitroglycerin. Pada angina tidak stabil, saat istirahat pun dapat terasa nyeri dada, dan terdapat resiko tinggi infark miokard (MI). Angina (an-JI-AN atau Nuh juh-Nuh) adalah sakit dada atau kegelisahan yang terjadi ketika daerah otot jantung anda tidak mendapatkan oksigen yang cukup kaya darah.Angina Mei merasa tindihan atau tekanan di dada. Yang sakit juga dapat terjadi di bahu, lengan, leher, rahang, atau kembali. Dapat merasa cerna. Angina itu sendiri bukan merupakan penyakit. Sebaliknya, ini adalah gejala dari suatu masalah yang jantung. Angina biasanya gejala dari penyakit artery koroner (CAD), yang paling umum jenis penyakit jantung. USD terjadi bila bahan disebut fatty plaque (plak) dibangun pada dinding inti dari arteries koroner. Arteries ini membawa darah kaya oksigen ke jantung Anda. Ketika lempingan dibangun di arteries, kondisi ini disebut atherosclerosis (Ath-er-o-skler-O-sis).

description

Semoga Menginspirasikan

Transcript of Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

Page 1: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

1

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Angina pectoris adalah sekumpulan gejala klinis khas yang ditandai dengan rasa tidak

nyaman (nyeri) di dada, rahang, bahu, punggung, atau lengan. Gejala yang lain seperti rasa

tertekan atau terbakar di dada. Nyeri terjadi selama 0,5 hingga 30 menit. Faktor lain seperti

lingkungan yang dingin, berjalan setelah makan, peningkatan emosional, rasa takut atau rasa

marah yang berlebih. Gejala dapat membaik setelah beristirahat dan penggunaan nitroglycerin.

Pada angina tidak stabil, saat istirahat pun dapat terasa nyeri dada, dan terdapat resiko tinggi

infark miokard (MI).

Angina (an-JI-AN atau Nuh juh-Nuh) adalah sakit dada atau kegelisahan yang terjadi

ketika daerah otot jantung anda tidak mendapatkan oksigen yang cukup kaya darah.Angina Mei

merasa tindihan atau tekanan di dada. Yang sakit juga dapat terjadi di bahu, lengan, leher,

rahang, atau kembali. Dapat merasa cerna. Angina itu sendiri bukan merupakan penyakit.

Sebaliknya, ini adalah gejala dari suatu masalah yang jantung. Angina biasanya gejala dari

penyakit artery koroner (CAD), yang paling umum jenis penyakit jantung. USD terjadi bila

bahan disebut fatty plaque (plak) dibangun pada dinding inti dari arteries koroner. Arteries ini

membawa darah kaya oksigen ke jantung Anda. Ketika lempingan dibangun di arteries, kondisi

ini disebut atherosclerosis (Ath-er-o-skler-O-sis).

Page 2: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

2

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

BAB II

KONSEP TEORI

A. Anatomi Fisiologi Jantung

Struktur jantung

Dindiing jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu

1. Lapisan luar disebut epikardium atau pericardium viseralis

2. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot disebut miokardium

3. Lapisan dalam disebut endokardium

Ruang-ruang jantung terdiri atas 4 ruang yaitu 2 ruang berdinding tipis disebut atrium

(serambi) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)

1. Atrium

a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (reservoir) darah yang rendah oksigen

dari seluruh tubuh, darah tersebut mengalir melalui vena kava suferior , vena kava

inferior , serta sinus koronarius yang berasal dari jantung itu sendiri, kemudian darah

dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru.

b. Atrium kiri penerima darah yanga kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena

pulmonalis . kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan selanjutnya ke seluruh

tubuh melalui aorta. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat yang disebut

septum atrium

2. Ventrikel

Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula.

Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris, ujung muskulus

Page 3: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

3

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang

disebut korda tendinae.

a. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke

paru-paru melalui arteri pulmonalis

b. Ventrikel kiri berfungsi menerima draah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh

tubuh melalui aorta

Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel

Katup-katup jantung

1. Katup atrioventrikuler

Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel maka disebut katup atrioventrikuler.

Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah

daun katup, disebut katup trikuspidalis, sedangkan katup yang letaknya diantara atrium

kri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut daun katup mitral. Katup

atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel

pada fase diastol venntrikel, dan mencegah aliran balik pada saat systole ventrikel

(kontraksi)

2. Katup semilunar

Terletak pada arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari venntrikel kanan, katup

aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, kedua katup semilunar ini mempunyai

bentuk yang sama, terdiri dari 3 daun katup yang simetris disertai penonjolan

menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut, adanya katup semilunar

memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau

aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.

Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana

tekanan ventrikel lebih tinggi dibandingkan tekanan didalam pembuluh arteri. Disebelah

atas daun katup aorta terdapat tiga buah penonjolan dinding aorta, yang disebut sinus

Page 4: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

4

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

valsava, muara arteri koronaria terletak pada tonjolan-tonjolan ini. Sinus-sinus tersebut

berfungsi melindungi muara koroner dari penyumbatan oeh daun katup pada waktu aorta

terbuka

Arteri Koroner

Adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi sistemik terdiri dari arteri

koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner kiri ( left main coronary artery) MCA

mempunyai 2 cabang besar yaitu ramus desenden anterior (left anterior descendence/ LAD dan

ramus sirkumpleks (left circumflex /Lcx). Arteri ini melingkari janntung dalam dua lekuk

anatomis eksterna yaitu sulkus atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara atrium dan

ventrikuler dan sulkus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikuler. Pertemuan kedua

lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung merupakan suatu bagian yang kritis dipandang

dari sudut anatomis. Tempat ini disebut dengan kruks jantung, dan merupakan salah satu bagian

terpenting dari jantung. Nodus atrio ventrikuler (atrio ventricular node /AVN) berlokasi pada

titik pertemuan ini dan pembuluh darah yang melewati kruks tersebut merupakan pembuluh yang

memasok nutrisi untuk AVN. Istilah dominasi kanan dan dominasi kiri sebenarnya

menggambarkan apakah arteri koroner kanan atau kiri yang melewati kruks tersebut. Arteri

koroner kiri bercabang segera sesudah meninggalkan pangkalannya di aorta.

Arteri koroner kanan berjalan ke sisi kanan jantung pada sulkus atrio ventrikuler kanan ,

pada dasarnya arteri koronaria kanan member makan pada atrium kanan dan ventrikel kanan dan

dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Rumus sirkumfleks member nutrisi pada atrium kiri

dan dinding samping serta bawah dari ventrikel kiri, ramus desenden anterior memberi nutrsi

pada dinding depan kiri yang masif.

Meskipun nodus SA (Sino Atrial Node SAN) letaknya di atrium kanan tetapi hanya 55%

kebutuhan nutrisinya dipasok oleh arteria koroner kanan sedangkan 42% lainya dipasok oleh

cabang arteri sirkumfleks kiri. Nutrisi untuk nodus AV dipasok oleh arteri yang melintasi kruks,

yakni 90% dari arteri koroner kanan dan 10% dari arteri sirkumfleks

Vena jantung

Page 5: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

5

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena

jantung mempunyai tiga bagian yaitu :

1. Vena tebesian

Merupakan sistem yang terkecil, menyalurkan sebagian darah dari miokardium atrium

kanan dan ventrikel kanan

2. Vena kardiaka anterior mempunyai fungsi yang cukup berarti mengosongkan sebagian

besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan

3. Sinus koronarius dan cabangnya merupakan sistemm vena yang paling besar dan paling

penting berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard kedalam atrium kanan

melalui ostium sinus koronarius yang bermuara disampinng vena kava inferior

Fungsi Sistem Kardiovaskuler

Arteri

a. Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke jaringan-

jaringan, karena itu sistem arteri mempunyai dinding yang kuat dan darah mengalir

dengan cepat menuju jaringan, dinding aorta dan arteri relatif mengandung banyak

jaringan elastis.

b. Arteriol adalah cabang paling ujung dari sistem arteri berfungsi sebagai katup pengontrol

untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Dinding arteriol mengandung sedikit

jaringan elastis dan lebih banyak otot polos. Arteriol merupakan penentu utama

resistensi/tahanan aliras darah, perubahan kecil pada diameternya menyebabkan

perubahan besar terhadap resistensi perifer.

c. Kapiler berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara darah dan ruang

interstitial. Untuk peran ini kapiler dilengkapi dinding yang sangat tipis dan permeable

terhadap substansi-substansi betmolekul halus.

Page 6: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

6

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Vena

a. Venul dinding venul hanya sedikit lebih tebal daripada dinding kapiler, venul berfungsi

menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung kedalam vena yang lebih

beasar.

b. Vena berfungsi sebagai jalur transportasi darah dari jaringan kembali ke jantung. Karena

tekanan dari sistem vena rendah(0-5mmHg), maka dinding vena tipis namun berotot dan

memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampan untuk menyimpan

atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

Sirkulasi Sistemik

1. Mengalirkan darah ke berbagai organ

2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda

3. memerlukan tekanan permulaan yang besar

4. banyak mengalami tahanan

5. kolom hidrostatiknya panjang

Sirkulasi Pulmonal

1. hanya mengalirkan darah keparu-paru

2. hanya berfungsi untuk paru-paru

3. mempunyai tekanan permulaan yang rendah

4. hanya sedikit mengalami tahanan

5. kolom hidrostatiknya pendek

Page 7: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

7

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Sirkulasi Koroner

Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada

otot jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk

miokardio melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil. Aliran darah koroner

meningkat pada aktivitas, denyut jantung, rangsang sistem saraf simpatis.

Sistem Konduksi/ Hantaran

Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menhantarkan aliran listrik. Jaringan

tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti:

1. Otomatisasi (Kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan)

2. Irama (Pembentuka impuls yang teratur)

3. Daya konduksi (Kemampuan untuk menyalurkan impuls)

4. Daya rangsang (Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang)

Siklus Jantung

Pada waktu aktivitas depolarisasi menjalar ke seluruh ventrikel, ventrikel berkontraksi

dan tekanan di dalamnya meningkat. Pada waktu tekanan di dalam ventrikel melabih tekanan

atrium, katup mitral dan tricuspid menutup dan terdengar sebagai bunyi jantung petama. Fase

kontraksi ventrikel yang berlangsung sebelum katup-katup semilunar terbuka disebut Fase

kontraksi. Isovolumetrik disebut demikian karena tekanan dalam ventrikel meningkat tanpa ada

darah yang keluar, sampai tekanan didalam ventrikel melebihi tekanan aorta atau arteri

pulmonalis, disaat mana katup-katup semilunar terbuka dan darah keluar dari ventrikel (terutama

ventrikel kiri) berlangsung sanagat cepat pada permulaan sehingga kadang-kadang menimbulkan

suara yang merupakan komponen akhir dari bunyi jantung satu, fase ini disebut fase ejeksi

cepat, sesudah darah keluar dari ventrikel maka tekanan didalam ventrikel menurun lebih rendah

Page 8: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

8

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

dari tekanan aorta atau arteri pulmonalis, maka katup-katup semilunar akan menutup

danterdengarlah bunyi jantung kedua.

Selama katup mitral dan trikuspid menutup darah dari vena pulmonalis dan vena kava

tetap mengisi kedua atrium yang mneyebabkan peningkatan tekanan di atrium. Sementara itu

tekanan dikedua ventrikel terus menerus menurun sehingga menjadi lebih rendah dari tekanan

atrium, dan katup mitral serta tricuspid akan terbuka. Setelah katup-katup mitral dan katpu-katup

tricuspid terbuka maka darah akan mengalir dari kedua atrium ke kedua ventrikel mula-mula

secara tepat (fase pengisian cepat), dan makin lama makin lambat sampai berhenti, yakni

seawktu tekanan di atrium dan ventrikel sama. Sebelum saat akhir diastole ventrikel (diastole

ventrikel dimulai sesudah peutupan katup semilunar) aktivitas listrik yang menimbulkan

gelombang P pada EKG menyebabkan atrium berkontraksi, sisa darah didalam atrium akan

masuk kedalam ventrikel, kemudian mulailah kontraksi ventrikel lagi, terbukanya katup ini tidak

menimbulkan suara kecuali bila ada kelainan katup (opening snap pada stenosis mitral) fase

diantara penutupan katup semilunar dan pembukaan katup mitral /tricuspid dinamakan fase

relaksasi isovolumetrik ventrikel.

ANGINA PEKTORIS

A. Definisi

Angina pectoris adalah sekumpulan gejala klinis khas yang ditandai dengan rasa tidak

nyaman (nyeri) di dada, rahang, bahu, punggung, atau lengan. Gejala yang lain seperti rasa

tertekan atau terbakar di dada. Nyeri terjadi selama 0,5 hingga 30 menit. Faktor lain seperti

lingkungan yang dingin, berjalan setelah makan, peningkatan emosional, rasa takut atau rasa

marah yang berlebih. Gejala dapat membaik setelah beristirahat dan penggunaan nitroglycerin.

Pada angina tidak stabil, saat istirahat pun dapat terasa nyeri dada, dan terdapat resiko tinggi

infark miokard (MI).

Page 9: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

9

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan,

yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen.

Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan

kekuatan denyut jantung).

Angina pectoris is the medical term for chest pain or discomfort due to coronary heart

disease. Angina is a symptom of a condition called myocardial ischemia. It occurs when the

heart muscle (myocardium) doesn't get as much blood (hence as much oxygen) as it needs. This

usually happens because one or more of the heart's arteries (coronary blood vessels that supply

blood to the heart muscle) is narrowed or blocked. Insufficient blood supply is called ischemia.

(http://www.americanheart.org/)

Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu

menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. jika arteri menyempit atau

tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen,

maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri.

Angina (an-JI-AN atau Nuh juh-Nuh) adalah sakit dada atau kegelisahan yang terjadi

ketika daerah otot jantung anda tidak mendapatkan oksigen yang cukup kaya darah.Angina Mei

Page 10: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

10

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

merasa tindihan atau tekanan di dada. Yang sakit juga dapat terjadi di bahu, lengan, leher,

rahang, atau kembali. Dapat merasa cerna. Angina itu sendiri bukan merupakan penyakit.

Sebaliknya, ini adalah gejala dari suatu masalah yang jantung. Angina biasanya gejala dari

penyakit artery koroner (CAD), yang paling umum jenis penyakit jantung. USD terjadi bila

bahan disebut fatty plaque (plak) dibangun pada dinding inti dari arteries koroner. Arteries ini

membawa darah kaya oksigen ke jantung Anda. Ketika lempingan dibangun di arteries, kondisi

ini disebut atherosclerosis (Ath-er-o-skler-O-sis).

Pembagian Angina

Beberapa orang mengatakan bahwa perasaan tidak nyaman pada angina sangat sulit untuk

dilukiskan dan bisa diceritakan dari mana datangnya. Gejala seperti mual, fatigue, nafas pendek,

berkeringat, nyeri kepala ringan, atau kelemahan bisa juga terjadi. Walaupun demikian tanda dan

gejala yang timbul sangat dipengaruhi oleh jenis dari angina itu sendiri:

Page 11: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

11

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

a. Angina Stable

yang tergolong dalam angina pekktoris stabil adalah sakit dada yang timbul saat melakukan

aktifitas, rasa sakit tidak lebih dari 15 menit dan hilang dengan istirahat. Nyeri dan

ketidaknyamanan memiliki karakteristik: Terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras,

biasanya selama aktivitas fisik, bisa diperkirakan datangnya, setiap episode nyeri memiliki

kemiripan, atau cenderung sama, biasanya berlangsung singkat (5 menit atau kurang), menurun

atau hilang dengan istirahat atau obat angina, terasa seperti kembung atau indigestion, bisa

dirasakan seperti nyeri dada yang menyebar ke lengan, punggung atau tempat lain.

b. Angina Unstable

Unstable Angina merupakan angina yang pola gejalanya mengalami perubahan. Ciri

angina pada seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap perubahan merupakan

masalah yang serius (msialnya nyeri menjadi lebih hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi

atau nyeri timbul ketika sedang beristirahat). Perubahan tersebut biasanya menunjukkan

perkembangan yang cepat dari penyakit arteri koroner, dimana telah terjadi penyumbatan arteri

koroner karena pecahnya suatu ateroma atau terbentuknya suatu bekuan.Resiko terjadinya

serangan jantung sangat tinggi. Unstable angina merupakan suatu keadaan darurat

Karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan meliputi: Sering terjadi saat istirahat, ketika tidur di

malam hari, atau dengan aktivitas ringan, tidak bisa diperkirakan datangnya, gejala lebih parah

dan lebih lama (sekitar 30 menit) dibanding angina stable, biasanya tidak hilang dengan istirahat

atau obat angina, gejala dapat semakin memburuk, merupakan tanda bahwa serangan jantung

(AMI) akan segera terjadi.

c. Angina variant

Variant Angina merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang besar di

permukaan jantung. Disebut variant karena ditandai dengan nyeri yang timbul ketika penderita

sedang istirahat, bukan pada saat melakukan aktivitas fisik perubahan tertentu pada EKG.

Karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan meliputi: Biasanya terjadi saat istirahat dan selama

malam hari atau pagi buta, cenderung untuk menjadi parah, berkurang dengan obat angina.

Page 12: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

12

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

B. Etiologi

Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner. Penyebab lainnya adalah:

1. Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)

2. Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)

3. Stenosis subaortik hipertrofik

4. Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba)

Anemia yang berat.

C. Manifestasi klinik

Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan

angina disebut silent ischemia. Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak

menyebabkan angina. Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa

sakit di bawah tulang dada (sternum).

Nyeri juga bisa dirasakan di:

a) bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam

b) punggung

c) tenggorokan, rahang atau gigi

d) lengan kanan (kadang-kadang).

Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan

nyeri.

Yang khas adalah bahwa angina:

a) dipicu oleh aktivitas fisik

b) berlangsung tidak lebih dari beberapa menit

c) akan menghilang jika penderita beristirahat.

d) Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan

tertentu.

Angina seringkali memburuk jika:

a) aktivitas fisik dilakukan setelah makan

b) cuaca dingin

c) stres emosional.

Page 13: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

13

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

D. Patofisiologi

Iskemi miokard adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara suplai

oksigen dengan kebutuhan oksigen jantung. Besarnya kebutuhan oksigen jantung ditentukan oleh

frekuensi denyut jantung, tegangan dinding vertical kiri (yang merupakan fungsi tekanan darah

sistemik, geometri vertical kiri, dll) serta kontraktilitas miokard(yang dipengaruhi ) oleh aktivitas

adrenoseptor, kanal Ca++ dll). Perubahan hemodinamik ini terjadi misalnya dalam keadaan

latihan fisik yang seringkali merupakan factor pencetus timbulnya serangan angina pada pasien

aterosklerosis koroner. Besarnya suplai oksigen ditentukan oleh frekuensi denyut jantung(lama

diastol), kapasitas angkut oksigen oleh sel darah merah dan kelainan pembuluh darah koroner.

Dalam keadaan normal, ekstraksi oksigen oleh otot jantung hampir maksimal (kurang lebih

75%), sehingga suplai oksigen terutama ditentukan oleh aliran koroner. Ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen ini diperbaiki dengan cara meningkatkan

suplai(meningkatkan aliran koroner) atau menurunkan kebutuhan oksigen(menurunkan kerja

jantung). Penyebab umum iskemia jantung adalah ateroskleresis pembuluh darah epikardia.

Gangguan perfusi miokardium pada insufiensi koroner menimbulkan perubahan biokomoawi,

elektrofisiologik, dan mekanik jantung. Hipoksemia pada bagian jantung yang mengalami

iskemia menyebabkan pergeseran metabolisme dari aerobic menjadi anaerobic, yang

menghasilkan akumulasi asam laktat dan menurunan pH intrasel serta menimbulkan nyeri angina

yang khas.

Berkurangnya produksi energi (ATP) menyebabkan penurunan kontraktilitas dan

kemampuan mempertahankan homeostasis intrasel. Iskemi juga menyebabkan perubahan

elektrofisiologi jantung berupa inverse gelombang T dan perubahan segmen ST ( depresi segmen

ST pada iskemia subendokard, elevasi pada iskemia transmural). Dasar kelainan ini adalah

terganggunya homeostasis ion intrasel. Bagian intrasel menjadi lebih positif sehingga terjadi

potensial aksi yang amplitudonya lebih kecil, berkurangnya kecepatan depolarisasi dan konduksi.

Ketidakstabilan elektrofisiologik jantung dapat menyebabkan takikardi atau fibrilasi ventrikel.

Aritmia maligna merupakan salah satu penyebab kematian mendadak pada pasien iskemia

jantung.

Daerah miokard yang paling rentan terhadap iskemia adalah subendokard ventrikel kiri.

Hal ini disebabkan karena miosit subendokard meregang sewaktu diastole dan memendek

Page 14: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

14

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

sewaktu sistol lebih kuat, sehingga kerjanya lebih besar daripada daerah-daerah lain misalnya

subepikard. Selain itu cadangan oksigen dalam daerah subendokard lebih kecil daripada daerah

subepikard sehingga daerah subendokard lebih dulu mengalami iskemia daripada daerah

subepikard. Akan tetapi pada iskemia berat, maka seluruh tebal miokard dapat terkena sehingga

terjadi iskemia transmural. Berkurangnya suplai oksigen pada iskemia jantung menimbulkan

gejala angina pectoris atau tanpa gejala. Gejala klasik angina pectoris ditandai oleh adanya

referred pain daerah dermatom yang dipersarafi oleh segmen T1-T4, yaitu nyeri substernal

menjalar ke lengan kiri bagian medial. Bila iskemia berlangsung lama dan berat, maka akan

menjadi infark jantung.

Bagan Patoflow

Aterosklerosis, hipertensi, diabetes mellitus, perokok

Peningkatan Plag di coroner

Penurunan suplai O2 ke miocard

Metabolism an aerob

Penumpukan asam laktat

Nyeri dada, diaphoresis (keringat dingin), mual, peningkatan jantung, perubahan EKG

Iskemik

E. Pemeriksaan penunjang

Terdapat beberapa test untuk membantu menegakan diagnosis diantaranya, meliputi:

1. EKG (electrocardiogram).

Test ini mengukur kecepatan dan keteraturan denyutan jantung. Beberapa orang

dengan angina memiliki gambaran EKG normal.

Page 15: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

15

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

2. Stress Test.

Beberapa masalah jantung lebih mudah didiagnosa ketika jantung sedang bekerja

lebih keras dan berdenyut lebih cepat dari pada saat mereka sedang istirahat. Selama

stress test, latihan yang dilakukan (bisa diberikan obat terlebih dahulu jika tidak

mampu melakukan latihan) akan membuat jantung bekerja lebih keras dan berdebyut

lebih cepat, saat inilah test jantung dilakukan selama latihan test stress, tekanan

darah dan bacaan EKG dimonitor secara kontinyu ketika berlari atau berjalan di atas

treadmill atau pedal sepeda. Test jantung lain, seperti nuclear heart scanning atau

ekokardiorafi dapat dilakukan secara bersamaan. Hal in akan dilakukan jika

informasi yang dibutuhkan bukan sekedar test stress saja. Jika tidak mampu

melakukan latihan, obat tertentu dapat disuntikan melalui IV line ke dalam aliran

darah untuk membuat jantung bekerja lebih keras dan lebih cepat sebagaimana jika

pasien melakukan latihan diatas treadmill atau sepeda. Nuclear heart scanning atau

echocardiography biasanya dilakukan saat itu.

3. Nuclear Heart Scan.

Test ini memberikan gambaran mengenai darah yang melalui ruang-ruuang jantung

dan arteri dan memperlihatkan tingkat aliran darah yang menuju otot jantung.

Sejumlah kecil penanda radioactive disuntikan ke aliran darah melalui vena, biasanya

dilengan. Semua kamera khusus ditempatkan didepan dada untuk memperlihatkan

dimana zat penanda akan bercahaya pada otot jantung yang sehat, sedangkan pada

otot yang rusak termasuk arteri yang terbendung ia tidak akan bercahaya.

Terdapat berbedaan jenis nuclear heart scans, kebanyakan scan memiliki dua fase:

pengambilan gambar jantung pada saat istirahat dan ketika berdenyut lebih cepat

(strest test), meskipun terkadang hanya dilakukan saat istirahat saja. Banyak

permasalahan jantung terlihat lebih jelas saat jantung sedang bekerja dibandingkan

saat istirahat. Dengan membandingkan hasil nuclear heart scan saat jantung stirahat

dan bekerja maka dapat ditentukan apakah jantung sehat atau tidak.

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Positron Emission Tomography (PET)

scanning Dapat dilakukan selama stress test.

Page 16: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

16

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

MRI memperlihatkan gambar detail mengenai struktur dan denyutan jantung, yang

dapat membantu mendapatkan hasil pengkajian lebih baik jika terdapat kelemahan

atau kerusakan jantung. PET scanning dapat menunjukan tingkat aktivitas kimia pada

tiap area jantung. Sehingga dapat ditentukan apakah aliran darah mencukupi area

tersebut atau tidak. Kerusakan otot dan penyakit pada jantung ditunjukan dengan

penurunan aliran darah yang menuju ke daerah tersebut.

5. Chest x ray.

Test ini merupakan pengambilan gambar organ dan struktur di didalam dada.

Meliputi jantung, paru-paru, dan pembuluh darah.

6. Echocardiogram.

Test ini menggunakan gelombang suara yang membentuk moving picture jantung.

Echocardiogram menyediakan informasi mengenai ukuran dan bentuk jantung dan

seberapa baik fungsi ruang dan katup jantung. Test ini juga dapat mengidentifikasi

daerah jantung dengan aliran darah buruk, daerah jantung yang tidak berkontraksi

secara normal, dan cedera otot jantung sebelumnya yang disebabkan buruknya aliran

darah ke daerah tersebut. Terdapat beberapa jenis echocardiograms, termasuk

diantaranya stress echocardiogram. Selama test ini echocardiogram dilakukan

sebelum dan setelah jantung dipaksa bekerja baik dengan latihan atau dengan melalui

obat yang disuntikan. Stress echocardiogram biasanya dilakukan untuk mengetahui

jika terdapat penurunan aliran darah pada jantung.

7. Cardiac Catheterization.

Kateter dimasukan melalui arteri illiaca atau brachialis menuju arteri koroner.

Prosedur ini dapat menentukan tekanan dan aliran darah di dalam rang jantung,

mengumpulkan sample darah jantung, dan memeriksa arteri jantng dengan sinar x.

8. Coronary Angiography.

Test ini dilakukan selama kateterisasi jantung. Larutan yang bisa terlihat dengan sinar

x di injeksikan melalui kateter kedalamarteri koroner. Dengan begitu dapat terlihat

aliran darah yang melalui jantung termasuk lokasi bendungan.

Page 17: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

17

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Selain test seperti diatas maka dapat juga dilakukan test darah, antara lain:

1.lipoprotein puasa , untuk mengetahui kadar kolesterol.

2.Test gula puasa, mengetahui kadar gula darah.

3.C-reactive protein (CRP) test.

Test darah ini mengukur protein dalam darah yang menunjukan adanya proses

inflamasi sebagai respon tubuh terhadap cedera. Tingginya kadar CRP bisa merupakan

factor resiko penyakit arteri koroner.

9. Test untuk mengecek kadar Hb darah

Hb merupakan bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen keseluruh

bagian tubuh.

F. Penatalaksanaan Medis

Terapi farmakologis pada angina pectoris meliputi:

1. Nitroglycerine sublingual

untuk pertolongan cepat untuk angina; mampu menurunkan suara arteriolar dan venous,

mengurangi kebutuhan oksigen jantung, memperbaiki aliran darah jantung dengan

dilatasi (pelebaran) pembuluh.

2. Aspirin; Clopidogrel

sebagai antiplatelet untuk mengurangi agregasi platelet dan trombosis di arteri sehingga

juga dapat mengurangi sumbatan di pembuluh darah.

3. ß-bloker dengan prioritas MI;

memiliki mekanisme kerja mengurangi kebutuhan oksigen jantung selama penggunaan

dan stress dengan cara mengurangi kecepatan dan kontraktilitas denyut jantung.

4. Inhibitor ACE

untuk pasien dengan CAD (penyakit arteri koroner) dan diabetes atau disfungsi sistole

left ventricle (LV); mempunyai mekanisme kerja sebagai antagonis pelepasan mediator

dari angiotensin II pada sel otot polos, mencegah plak atherosclerotic ruptur dengan

mengurangi inflamasi, mengurangi hipertropi ventrikel kiri jantung, dan memperbaiki

fungsi endothelial, Terapi untuk menurunkan LDL dengan CAD dan LDL konsentrasi

>130 mg/dl (catatan: diturunkan sampai kurang dari 100 mg/dl).

Page 18: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

18

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

5. Calcium antagonist/long-acting nitrat

untuk mengurangi gejala jika kontraindikasi ß-bloker; dengan cara mengurangi

kebutuhan oksigen jantung dan menginduksi vasodilatasi (pelebaran pembuluh) arteri

koroner.

6. Calcium antagonist/long-acting nitrat dikombinasikan dengan ß-bloker jika pengobatan

utama dengan ß-bloker tidak berhasil.

7. Calcium antagonist/long-acting nitrat

sebagai pengganti ß-bloker jika pengobatan utama dengan ß-bloker mempunyai efek

samping yang tidak dapat diterima.

8. Glyseril trinitrat GTN

diletakkan di bawah lidah atau obat semprot dapat mengendurkan arteri pada jantung dan

dapat mengurangi serangan Angina.

9. Nitrat erakan nitrat

dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan angina. Dapat berupa tablet atau

potongan obat, dan itu sangat efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini adalah

sakit kepala. Tetapi setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan

jarang terjadi. Nitrat ada 4 macam, yaitu:

a. Nitrogliserin

Merupakan obat yang paling utama. Nitrat efektif pada angina dengan cara menurunkan

konsumsi oksigen miokardium lewat penurunan tekanan darah dan tekanan intrakardiak.

Nitrogliserin ini diserap dari mukosa pipi dan dapat meredakan angina dalam 2- 4 menit.

b. Isosorbid dinitrat (sorbitrat)

Diberikan dengan jumlah dosis 10- 20 mg tiap 2- 4 jam. Merupakan suatu sediaan nitrat

kerja lama yang dapat membantu mencegah angina, meski mempunyai efek yang

berbeda- beda. Obat ini lebih jarang menimbulkan nyeri kepala dibandingkan dengan

nitrogliserin

c. Nitrat transdermal

Diserap melalui kulit dan dapat digunakan sebagai pasta yang dioleskan pada dinding

dada.

d. Perheksilin maleat

Page 19: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

19

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Dengan besar dosis 100 mg per oral tiap 12 jam, lalu ditingkatkan hingga 200mg tiap 12

jam. Sehingga dapat mengurangi denyut jantung saat beraktivitas. Merupakan obat yang

sangat toksik, dan sering menimbulkan efek samping (pusing, tremor, ataksia dan

gangguan usus). Pada pemakaian kronik dapat mengakibatkan efek samping berupa

neurologik, metabolic dan hepatic.

10. Penghambat Beta

Memberikan efek pada hormon sehingga nadi akan berdenyut secara pelan dan tekanan

darah menjadi rendah. Hal itu akan dapat membuat jantung untuk mengurangi jumlah

oksigen yang diperlukan dan memperbaiki supplai darah ke otot jantung. Selain itu,

penghambat beta ini juga penting untuk melindungi jantung saat terkena serangan.

a.Antagonis Kalsium

Fungsinya secara umum adalah untuk mengurangi tekanan pada otot arteri koronari.

Antagonis kalsium terdiri atas beberapa jenis, antara lain:

a)Verapamil (cordilox)

Dengan dosis 40- 120 mg per oral tiap 8 jam. Merupakan obat dari antagonis kalsium

yang adapat melebarkan pembuluh darah koroner dengan cara menghambat efek

kontriksi kalsium pada otot polos.Verapamil ini sangat bermanfaat pada penderita angina

saat sedang istirahat, khususnya angina tak stabil.

b)Nifedipin (adalat)

Dengan dosis 10- 20 mg per oral tiap 8 jam. Nifedipin ini dapat menyebabkan

pembengkakan lutut. Obat ini tidak memiliki kerja antiaritmik. Bermanfaat pada angina

Prinzmental dan angina yang disertai hipertensi. Efek samping dari pemakaian nifedipin

ini adalah nyeri kepala, flushing (semu merah), pusing dan peningkatan angina yang

bersifat paradoksal.

TERAPI NON FARMAKOLOGI

Terapi non-farmakologis meliputi:

1. Revaskularisasi

yang dilakukan dengan prosedur yang disebut coronary artery bypass grafting (CABG)

dan percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA). Terapi-terapi tersebut

Page 20: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

20

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

terutama untuk pasien dengan gejala angina yang tidak dapat lagi diatasi dengan terapi

obat, pasien dengan stenosis arteri koroner kiri lebih besar dari 50% dengan atau tanpa

gejala, pasien dengan penyakit di tiga pembuluh darah dengan disfungsi ventrikel kiri

jantung, pasien dengan angina tidak stabil, dan pasien dengan post-infark miokard

dengan lanjutan angina atau iskemik lebih parah.

2. Selain terapi-terapi tersebut, disarankan untuk mengubah gaya hidup yang dapat

dilakukan antara lain menghentikan konsumsi rokok.

3. Menjaga berat badan ideal.

4. Mengatur pola makan.

5. Melakukan olah raga ringan secara teratur.

6. Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara teratur.

7. Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas/latihan

Gejala : pola hidup monoton, kelemahan, kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah

latihan nyeri dada bila kerja, menjadi terbangun bila nyeri dada,

Tanda : dispnea saat kerja

b. Sirkulasi

Gejala : riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan,

Tanda: takikardia, disritmia, tekanan darah meningkat, normal, atau menurun. Bunyi

jantung mungkin normal, s4 lambat atau murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot

papilaris) mungkin ada nyeri

c. Makanan/cairan

Page 21: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

21

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Gejala : mual. Nyeri ulu hati /epigastrium saat makan diet tinggi kolesterol/lemak, garam,

kafein, minuman keras

Tanda : ikat pingggang sesak, distensi gaster

d. Integritas Ego

Gejala : stressor kerja, keluarga dan lain-lain

Tanda : ketakutan, mudah marah

e. Nyer/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu, dan

ekstermitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan) kualitas : ringan, sampai sedang, te

kanan berat, tertekan, terjepit, terbakar, durasinya biasa kurang dari 15 menit , factor

pencetus nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar seperti marah atau hasrat

seksual, olahraga, atau mungkin tak dapat diperkirakan saat istirahat, factor penghilang :

nyeri mungkin responsive terhadap mekanisme penghilang tertentu (contoh istirahat, obat

antiangina), nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi, durasinya,

karakter, atau dapat diperkirakan (contoh, tidak stabil, bervariasi, prinzmetal)

Tanda : wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit

tangan kiri tegangan otot, gelisah, respons otomatis contoh takikardia, perubahan tekanan

darah

f. Pernapasan

Gejala dispnea saat kerja, riwayat merokok

Tanda : meningkat pada frekuensi /irama dan gangguan kedalaman

Page 22: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

22

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

g. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes, penggunaan

/kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang di jual bebas, penggunaan

alcohol taratur, obat narkotik contoh kokain, amfetamin.

Pertimbangan rencana pemulangan : perubahan pada penggunaan / terapi obat, bantuan/

pemeliharaan tugas dengan perawat di rumah. Perubahan pada susunan fisik rumah.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b.d perilaku distraksi ( menangis, gelisah, merintih, mondar-mandir)

b. Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik (iskemia miokard transien

/memanjang, efek obat), gangguan pada sistem konduksi

c. Ansietas b.d respon patofisiologis

d. Kurang pengetahuan kebutuha pengobatan b.d kurang terpajannya informasi

3. Intervensi Keperawatan Dan Rasional

Diagnose I

a. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat jika terjadi nyeri dada

Rasional : nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang sistem saraf simpatis

b. Kaji dan catat respon klien

Rasional : memberikan informasi tentang kemajuan penyakit

c. Observasi (dispnea, mual/muntah, pusing)

Rasional : penurunan curah jantung merangsang sistem syaraf simpatis

d. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.

Page 23: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

23

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Rasional: memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek

berulang.

e. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard

f. Pantau perubahan EKG

Rasional: iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan depresi segmen ST

atau peninggian dan inverse gelombang T.

Diagnosa II

a. Pantau tanda-tanda vital (TTV)

Rasional: takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia dan dapat

menurunnya curah jantung. Perubahan juga dapat terjadi pada tekanan darah karena

respon jantung.

b. Kaji tanda-tanda gejala GJK

Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard memperbaiki

kontraktibilitas, menurunkan iskemia dan kadar asam laktat.

c. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman pada posisi akut.

Rasional: menurunkan konsumsi oksigen/ kebutuhan menurunkan kerja miokard dan

resiko kompensasi.

d. Diskusikan tujuan dan siapkan untuk menekankan test dan kateterisasi jantung bila

diindikasikan.

Rasional: test stress memberikan informasi tentang ventrikel sehat/kuat, yang berguna

pada penentuan tingkat aktivitas yang tepat.

Page 24: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

24

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

e. Siapkan untuk intervensi pembedahan (PTCA, pergantian katup, CABG) sesuai

indikasi.

Rasional: PTCA menjadi prosedur umum pada 15 tahun terakhir untuk meningkatkan

aliran darah koroner dengan kompresi lesi aterosklerosis dan dilatasi lumen pembuluh

pada daerah arteri koroner tersumbat, CABG dianjurkan bila konfirmasi test iskemia

miokard sebagai akibat penyakit arteri koroner terutama kiri atau penyakit pembuluh

tiga simptomatik.

Diagnosa III

a. Jelaskan tujuan test dan prosedur. Contoh test stress.

Rasional: menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis.

b. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.

Rasional: menyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

c. Berikan sedative, transquilizer sesuai indikasi.

Rasional: mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik

mampu untuk membuat strategi koping adekuat.

Diagnosa IV

a. Kaji ulang patofisiologi kondisi, tekankan perlunya mencegah serangan angina.

Rasional: pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan

apakah butuh dikontrol.

b. Bantu pasien atau orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik dan stress

emosi. Diskusikan cara yang dapat mereka hindari.

Rasional: langkah penting pembatasan / mencegah serangan angina.

Page 25: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

25

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

FORMAT PENGKAJIAN

Identitas klien:

Nama : Tn. L

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 48 tahun

Suku bangsa : Jawa

Tanggal masuk : 17 oktober 2009

Ruangan : Unit Jantung LT II RSPAD Gatot Soebroto

Aktivitas /istirahat

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Pekerjaan TNI (letkol colonel), hobi : bulu tangkis, status

mental : sadar/aktif, tidur siang jarang, klien tidak pernah

insomnia , klien selalu segar ketika bangun karena rutin

olahraga

pernapasan klien regular, pengkajian neuromuscular : massa

otot normal (5555), postur tubuh tegap, klien tidak tremor,

rentang gerak luas, klien tidak mengalami deformitas

Sirkulasi

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien mengatakan menderita hipertensi sejak sma, ada masalah

jantung yaitu terjadi LVH factor pencetus yaitu ketika kerja

berat, tidak terdapat edema pada kaki, klien tidak kesemutan,

klien tidak batuk, jumlah urine 400 cc/6 jam.

TD : 130/80 mmHg, N : 78x/menit, bunyi jantung : regular ,

Page 26: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

26

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

bunyi nafas :vesicular

Intergitas Ego

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Factor stress yang menjadi beban klien yaitu tidak dapat

melakukan aktivitas seperti biasa lagi, cara menangani stress

dengan diskusi bersama isteri, klien tidak mengalami masalah

finansial dalam keluarganya, agama yang dianut klien katolik,

klien aktif dalam lingkungan gereja, walaupun sakit klien tetap

tegar dan berusaha menyerahkan semua masalah kepada Tuhan

status emosional: klien tenang dalam menyampaikan keluhan

nya.

Eliminasi

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektifa)

Pola BAB : dirumah 1x/hari, klien tidak menggunakan laksatif,

karakter feses : lembek, BAB terakhir : tadi pagi, klien jaran

mengalami konstipasi, tidak ada riwayat hemoroid,

Pola BAK : klien mengatakan selalu lancer mengeluarkan

urine, tidak ada masalah dengan perkemihan.

Bising usus dalam keadaan normal, tidak ada hemoroid, tidak

terjadi pembesaran pada vesica urinaria klien.

Makanan /cairan

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Diet makan dirumah 3x/hari, klien tidak pernah mengalami

masalah dalam makan, tidak ada nyeri ulu hati, klien juga tidak

ada alergi terhadap makanan, tidak ada keluhan dalam

mengunyah, gigi dalam keadaan baik, berat badan : klien

tidak menggunakan diuretic.

Turgor kulit teraba lembab, tidak terjadi pembesaran tiroid,

Page 27: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

27

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

edema : tidak ada.

Hygiene

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan secara mandiri

Penampilan baik, kondisi kulit kepala klien tidak berkutu,

bersih

Neurosensori

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien mengatakan tidak pusing, klien tidak pernah menderita

stroke, mata klien simetris, lapang pandang baik, telinga

pendengaran baik, kondisi telinga bersih.

Status mental : kesadaran compos mentis, klien dalam kondisi

baik, tidak menggunakan kaca mata,

Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien mengatakan tidak mengalami nyeri

Klien tampak tidak nyeri

Pernafasan

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Kien tidak merokok, klien tidak bermasalah dengan sistem

pernapasan

Pernapasan reguler, klien tidak menggunakan cuping hidung,

RR : 20x/menit, bunyi napas vesicular, dada simetris

Keamanan

Gejala (subyektif)

Klien tidak pernah alergi, klien tidak mengalami kesulitan saat

berhubungan seksual dengan isteri, klien belum pernah

Page 28: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

28

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Tanda (obyektif)

dilakukan tranfusi darah

Suhu klien 37 C, integritas kulit klien baik,teraba lembab,

klien tidak mengalami kelainan kulit

Seksualitas

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien aktif melakukan hubungan suami isteri, klien jarang

menggunakan kondom, klien tidak mengalami gangguan saat

berhubungan seksual

-

Interaksi sosial

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien sudah menikah, mempunyai 3 orang anak, klien

mengatakan jarang bertengkar dengan isterinya karena sabar,

Klien dapat berkomunikasi dengan baik

Penyuluhan

Gejala (subyektif)

Klien sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia, klien juga

dapat membaca dengan jelas,

Page 29: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

29

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

RESUME KLIEN

Klien datang ke UGD tanggal 17 oktober 2009 jam 23.50 WIB dengan keluhan sesak pada dada

sebelah kiri, mengeluh sesak sejak 3 hari SMRS, sesak disertai nyeri dada sebelah kiri,klien

pernah dipasang catheter februari 2009, obat yang rutin diminum aspilet 1x1 tab, propanadol

1x40 mg, PND (+), orthopneu (+),

Data yang didapat saat pengkajian :

Data subyektif :

1. Klien mengatakan dada sesak seperti ditusuk-tusuk

2. Klien mengatakan nyeri pada daerah dada sebelah kiri saat tidak beraktivitas (tidur)

3. Klien mengatakan cemas akan tindakan pemasangan catheter jantung

Data obyektif :

1. Keadaan umun klien : sakit sedang, kesadaran compos mentis

2. Klien tampak sesak

3. Klien tampak nyeri

4. Klien dispnea

5. Klien tampak gelisah

6. Bunyi napas vesicular

7. Kapilari refil (N)

8. TTV klien : TD : 120/80 mmHg, N : 78x/menit, RR : 14x/menit, S : 36°c

9. Klien terpasang IVFD : Nacl 0,5% 5tts/mnt

Page 30: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

30

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

10. Hasil laboratorium kimia tgl 18/10/2009

CPK : 217 N < 190 u/l

CKMB : 29 N < 24 u/l

Ureum : 28 N 20-50 mg/dl

Natrium : 1,4 N 0,5-1,5mg/dl

Kalium : 145 N 135-145mEQ/l

Klorida : 102 N 97-107 mEQ/l

Glukosa sewaktu : 116 N < 140 mg/dl

11. Hematologi

HB : 13,2 N 13-18 g/dl

HT : 42 N 40-52 %

Eritrosit : 4,8 N 4,3 – 6,0 juta/ul

Leukosit : 7800 N 4800-10800/ul

Trombosit : 265000 N 150000-400000/ul

MCV : 87 N 80-96 fi

MCH : 27 N 27-32 pg

MCHC : 31 N 32-36 g/dl

12. Hasil CT.scan tanggal 26/10/2009

Kesan : kalsifikasi prominent (HU 771) dipangkal aorta, tampak proyeksi katup aorta

Bercak kalsifikasi LAD proksimal

Page 31: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

31

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Note : konfirmasi angiographi coroner pada saat kontras mengisi RCA, LM, LAD,

maupun LCX tidak tampak fistula.

13. Hasil interpretasi EKG : tgl 19 oktober 2009

Irama reguler, P wave (N), gel QRS (N), axis (N), Iskemik lateral dan LVH (+)

14. Theraphy obat tgl 18 oktober 2009

Inj lovenox : 2x0,6 mg

Ascardia : 1x1 tab

CPG (clopridogil) : 1x75mg

Nitrocaf : 2x2,5mg

Concor : 1x2,5mg

Valsartan : 1x20 mg

Page 32: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

32

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

ANALISA DATA

No Data Masalah etiologi

1.

2.

DS :

- klien mengatakan sesak

pada dada sebelah kiri

seperti ditusuk-tusuk

DO :

- kesadaran klien compos

mentis

- klien dispnea

- klien tampak gelisah

- hasil laboratorium :

CKMB :217 CPK : 217

- kapilari refill (N)

- hasil EKG : terjadi

iskemik padalateral dan

LVH (+)

- TTV : TD : 120/80mmHg,

N : 78x/mnt, RR :

14x/menit

DS :

- klien mengatakan nyeri

pada daerah dada sebelah

kiri dan terjadi pada saat

tidak beraktivitas (tidur)

DO :

- klien tampak nyeri

Penurunan curah

jantung

Nyeri pada dada

sebelah kiri

Perubahan inotropik (iskemik

miocard transien/memanjang)

Gangguan pada irama.

Berkurangnya suplai O2 di

jantung

Page 33: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

33

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

3.

- TTV : N 78x/mnt, RR :

14x/mnt

DS:

Klien mengatakan cemas akan

pemasangan catheter jantung

DO :

Klien tampak cemas

Ansietas

Pemasangan catheter

Page 34: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

34

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan (P & E ) Tanggal

ditemukan

masalah

Tanggal teratasi

masalah

Nama jelas

1.

2.

3.

Penurunan curah jantung b.d

perubahan inotropik (iskemik

miocard), gangguan irama

Gangguan rasa nyaman nyeri b.d

peningkatan asam laktat di

jantung

Ansietas b.d pemasangan kateter

19 oktober

2009

19 oktober

2009

19 oktober

2009

28 oktober 2009

28 oktober 2009

28 oktober 2009

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

Page 35: Askep Unstable Angina Pectoris-Rosdiana.ns

35

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth, (2000) Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC

Chung, EK, (1996) Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Jakarta, EGC

Doenges, Marylinn E, (1998 )Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC,

Engram, Barbara, (1998) Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah volume 2, Jakarta, EGC,

Long, C, Barbara, (1996 )Perawatan Medikal Bedah 2, Bandung, IAPK, Noer, Sjaifoellah, Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, FKUI

Price, Sylvia Anderson, (1994) Patofisiologi Buku I Jakarta, EGC, Dasar-dasar Keperawatan

Kardiotorasik (1993 )(Kumpulan Bahan Kuliah edisi ketiga),Jakarta : RS Jantung Harapan Kita,.

Tucker, Susan Martin, (1998) Standar Perawatan Pasien Volume I, Jakarta, EGC, Underwood, J

C E, Pathologi Volume 1 , Jakarta, EGC, 1999