tutor a
-
Upload
octiaraestya -
Category
Documents
-
view
238 -
download
1
description
Transcript of tutor a
ANALISIS MASALAH
1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan; keadaan umum tampak sakit sedang, sensorium
komposmentis, gizi cukup, TD 130/80 mmHg, Nadi 92x/menit, suhu 38,7oC, nyeri ketok
CVA kanan (+)
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik diatas?
Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi
Keadaan Umum Sakit sedang Tidak tampak
sakit
Tidak normal
Sensorium Komposmentis Komposmentis Normal
Gizi Cukup Cukup Normal
Tekanan Darah 130/80 mmHg 110/70-140/90
mmHg
Normal,
(Normal tinggi
pada tekanan
sistolik)
Nadi 92 kali/menit 60-100
kali/menit
Normal
Suhu 38,7 oC 36,5-37,5 oC Febris
Nyeri Ketok
CVA
+ - Tidak Normal
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik diatas?
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Penilaian keadaan umum merupakan penilaian subjektif dokter yang bisa dilihat dari
sikap pasien yang mengalami nyeri perut sebelah kanan
Suhu : 38,7 oC
Respon inflamasi terhadap infeksi saluran kemih oleh bakteri → produksi sitokin (Il-1,
IL-6 dan TNF-alfa) → pembentukan asam arakhidonat → pembentukan PGE 2 →
peningkatan set point di hipotalamus → demam.
Nyeri Ketok CVA
CVA adalah salah satu dari dua sudut yang menguraikan ruang atas ginjal. Sudut
dibentuk oleh kurva lateral dan ke bawah dari tulang rusuk terendah dan kolom vertikal
dari tulang belakang itu sendiri. Nyeri ketok CVA menandakan bahwa sudah terjadi
infeksi pada parenkim ginjal yang sebelumnya kemungkinan infeksi tersebut hanya
sebatas ISK bagian bawah, dengan cara masuknya bakteri/kuman melalui ureter ke
ginjal. Sehingga apabila dilakukan nyeri ketok pada CVA pasien akan mengalami nyeri.
c. Apa tujuan dilakukan pemeriksaan CVA pada kasus?
Untuk mengetahui bahwa infeksi sudah terjadi pada bagian ginjal khususnya parenkim ginjal,
juga untuk mengindikasikan bahwa terjadi infeksi saluran kemih, pielonefritis, dan pasien
suspect nefrolithiasis.
2. Template
a. Apa diagnosis kerja pada kasus?
Pielonefritis akut
b. Apa etiologi dari diagnosis kerja pada kasus??
1. Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll). Escherichia
coli merupakan penyebab 85% dari infeksi.
2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali ke dalam
ureter.
4. Kehamilan
5. Kencing Manis
6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air
kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke
kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau
pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.
Bacterial Etiology of Urinary Tract Infections
Bacteria % Uncomplicated % Complicated
Gram negative
Escherichia coli 70-95 21-54
Proteus mirabilis 1-2 1-10
Klebsiella spp 1-2 2-17
Citrobacter spp < 1 5
Enterobacter spp < 1 2-10
Pseudomonas aeruginosa < 1 2-19
Other < 1 6-20
Gram positive
Coagulase-negative staphylococci 5-10* 1-4
Enterococci 1-2 1-23
Group B streptococci < 1 1-4
Staphylococcus aureus < 1 1-23
Other < 1 2
Adapted from Hooton TM. The current management strategies for community-acquired
urinary tract infection. Infect Dis Clin North Am. Jun 2003;17(2):303-32
Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/245559-overview#aw2aab6b2b4
c. Bagaimana manifestasi klinis dari diagnosis kerja pada kasus?
Manifestasi klinis dari pielonefritis akut
- Demam, menggigil
- Nyeri pinggang peregangan kapsul ginjal
® menyebar ke perut bawah
® DD / Apendisitis
- Pemeriksaan Fisik:
- Tampak sakit berat
- Demam intermiten
- Takikardi
- Nyeri ketok CVA
- mual, muntah
d. Apa SKDI pada kasus?
SKDI pada pielonefritis akut tanpa komplikasi 4A
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
LEARNING ISSUE
PIELONEFRITIS AKUT
A. DEFINISI
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan interstisial
dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke
ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal
melalui darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3% (Brunner & Suddarth,
2002: 1436). Inflamasi pelvis ginjal disebut Pielonefritis, penyebab radang pelvis ginjal yang
paling sering adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis
ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang kronis (Tambayong. 2000) Pielonefritis
merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara hematogen atau retrograd
aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668) Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi
akut pada pelvis renalis, tubula dan jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi
oleh bakteri enterit (paling umum adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari kandung
kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup
obstruksi urine atau infeksi, trauma, infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya,
kehamilan, atau gangguan metabolic. Secara umum terdapat dua jenis Pyelonefritis yakni:
1. Pyelonefritis Akut Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi
berulang karena terapi yang tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang
berulang terjadi dua minggu setelah terapi selasai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian
bawah kearah ginjal akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius bagian atas
dikaitkan dengan selimut antibody bakteri dalam urine. Ginjal biasaya membesar disertai
infiltrasi interstisiil sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut
kortikomedularis dan pada akhirnya akan menyebabkan atrofi dan kerusakan tubulus serta
glomerulus.
2. Pyelonefritis Kronis Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara
permanen akibat inflamasi yang berulang kali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan
terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut
progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis
dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang
gawat.
B. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan hasil penelitian pielonefritis lebih sering terjadi pada anak perempuan
dibandingkan dengan anak laki-laki. Karena bentuk uretranya yang lebih pendek dan
letaknya berdekatan dengan anus. Studi epidemiologi menunjukkan adanya bakteriuria yang
bermakna pada 1% sampai 4% gadis pelajar. 5%-10% pada perempuan usia subur, dan sekitar
10% perempuan yang usianya telah melebihi 60 tahun. Pada hampir 90% kasus, pasien adalah
perempuan. Perbandingannya penyakit ini pada perempuan dan laki-laki adalah 2 : 1.
C. ETIOLOGI
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar)
merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50%
infeksi ginjal di rumah sakit. Selain E.coli bakteri lain yang juga turut serta dapat
mengakibatkan pielonefritis seperti klebsiella, golongan streptokokus. Infeksi biasanya
berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat,
naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan
organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai
penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau
arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui
aliran darah. Keadaan lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah:
a. Kehamilan
b. Kencing manis
c. keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk
melawan infeksi.
D. PATOFISIOLOGI
Pielonefritis merupakan penyakit saluran kemih bawah yang pada mulanya berawal
dari infeksi saluran kemih bawah. Pielonefritis disebabkan oleh infasi bakteri pada saluran
kemih seperti bakteri : E.coli yang secara normal terdapat pada saluran pencernaan, dan
secara tidak sengaja dapat menginfeksi atau terbawa ke saluran kemih karena pola kebersihan
yang salah. Disamping E.coli bakteri lain yang dapat menyebabkan pielonefritis adalah
klabsiella, streptococcus. Factor lain sebagai predisposisi Pielonefritis seperti : kehamilan,
kondisi imun yang menurun, obstruksi saluran kemih, VUR, diabetes.
Pielonefritis terjadi berawal dari invasi bakteri ke dalam saluran kemih bagian bawah,
kondisi tubuh dengan imun yang rendah, obstruksi saluran kemih, VUR dapat menghambat
eleminasi bakteri kedalam urine sehingga bakteri dapat berkembang biak dan menginfeksi
mukosa saluran kemih, di samping itu pada penderita diabetes dengan kadar gula yang tinggi
mengakibatkan glukosa yang lolos dalam filtrasi hanya dapat direabsorbsi sebesar nilai
maksimal reabsorbsi glukosa yaitu 220, sisa glukosa yang tidak dapat direabsorbsi lagi akan
terbawa dan terkandung dalam urine, hal tersebut mengakibatkan bakteri dapat berkembang
biak secara cepat dalam saluran kemih dan menginfeksi saluran kemih.
Kehamilan, pada saat kehamilan hormone estrogen meningkat sehingga akan
mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah, vasodilatasi mengakibatkan peningkatan
permeabilitas kapiler yang akhirnya akan mengakibatkan kebocoran protein plasma ke dalam
interstitial dan menarik cairan plasma ikut bersamanya, hal tersebut akan mengakibatkan
tingginya tekanan onkotik plasma pada filtrasi glomelurus yang akan mengakibatkan cairan
berpindah dari kapsula bowment ke kapiler glomelurus melawan gaya filtrasi, disamping itu
pada kehamilan terjadi penekanan pada vesika dan saluran kemih yang akan menghambat
aliran urine dan mengakibatkan penurunan eleminasi bakteri bersama urine. Dari mekanisme
diatas, akan terjadi infeksi pada saluran kemih bawah dan apabila tubuh tidak mampu
mengatasi fluktuasi bakteri dalam saluran kemih, maka bakteri tersebut akan naik ke saluran
kemih bagian atas yang mengakibatkan peradangan-infeksi diparemkin ginjal
( Pielonefritis ).Pielonefritis merupakan kondisi yang sudah terjadi infeksi dalam paremkim
ginjal sehingga dapat diangkat diagnose PK: infeksi.
Pada pielonefritis terjadi reaksi radang dan pengikatan antara antigen dan antibody,
pengikatan tersebut mengakibatkan tubuh akan melepaskan mediator-mediator kimia yang
dapat menimbulkan gejala inflamasi. Mediator EP ( endogen pirogen ) dapat mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh karena EP merangsang prostaglandin untuk meningkatkan thermostat
tubuh di hipotalamus dengan gejala ini dapat diangkat diagnose keperawatan
hipertermi.
Kalekrein juga dapat menimbulkan rasa nyeri pada pinggang akibat peradangan atau
kerusakan jaringan parenkim ginjal karena saat radang mediataor ini dilepas untuk
merangsang pusat sensori nyeri, dengan demikian dapat diangkat diagnose keperawatan
nyeri akut.
Disamping itu akibat kelainan pada medulla ginjal yang mengakibatkan gangguan
dalam pemekatan urine ditambah lagi peningkatan GFR akibat mekanisme radang pada ginjal
mengakibatkan timbulnya poliuri sehingga dapat diangkat diagnose keperawatan
Gangguan eleminasi urine.
Kehilangan cairan yang berlebih baik ekstrasel maupun intrasel akibat gangguan
dalam proses reabsorbsi mengakibatkan sel-sel tubuh mengalami dehidrasi sehingga dapat
diangkat diagnose keperawatan kekurangan cairan tubuh.
E. MANIFESTASI KLINIS
Pielonefritis akut :
- demam
- menggigil
- nyeri panggul
- nyeri tekan pada sudut kostovetebral (CVA)
- lekositosis
- adanya bakteri dan sel darah putih pada urin
- disuria
- biasanya terjadi pembesaran ginjal disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi.
PENATALAKSANAAN
Pielonefritis Akut Pasien pielonefritis akut beresiko terhadap bakteremia dan memerlukan
terapi antimikrobial yang intensif. Terapi parentral di berikan selama 24-48 jam sampai
pasien afebril. Pada waktu tersebut, agens oral dapat diberikan. Pasien dengan kondisi yang
sedikit kritis akan efektif apabila ditangani hanya dengan agens oral. Untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri yang tersisa, maka pengobatan pielonefritis akut biasanya lebih
lama daripada sistitis. Masalah yang mungkin timbul dalam penanganan adalah infeksi kronik
atau kambuhan yang muncul sampai beberapa bulan atau tahun tanpa gejala. Setelah
program antimikrobial awal, pasien dipertahankan untuk terus dibawah penanganan
antimikrobial sampai bukti adanya infeksi tidak terjadi, seluruh faktor penyebab telah
ditangani dan dikendalikan, dan fungsi ginjal stabil. Kadarnya pada terapi jangka panjang.
KOMPLIKASI
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum &
Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669):
• Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula
akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila ginjal, terutama pada penderita diabetes
melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.
• Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan
ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga
ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.
• Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam jaringan
perirenal, terjadi abses perinefrik. Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal
stadium akhir (mulai dari hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan
parut), hipertensi, dan pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme
pengurai urea, yang mangakibatkan terbentuknya batu) (Brunner&Suddarth, 2002: 1437). I.
PROGNOSIS
• Pielonefritis akut Prognosis pielonefritis baik bila memperlihatkan penyembuhan klinis
maupun bakteriologis terhadap antibiotic.
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, jilid 1 Edisi ke-6. Jakarta : Interna Publishing.
Widiarta, Bayu. Konsep Penyakit Pielonefritis. Dalam
https://www.academia.edu/6828789/KONSEP_PENYAKIT_PIELONEFRITIS_A
Diaskes pada tanggal 12 Mei 2015