SISTEM TRANSPORTASI LANJUT

KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA

Oleh

Ivan Fauzan 1006659716

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2013

Pendahuluan

Indonesia sebagai negara kepulauan atau archipelago yang memiliki 6 koridor ekonomi

(Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali – Nusa Tenggara dan Papua – Kepulauan Maluku)

tentunya sangat membutuhkan interkonektivitas antar pulau untuk memenuhi kebutuhan

perpindahan barang dan jasa dari satu pulau ke pulau yang lainnya. Kegiatan ekonomi Indonesia

terkonsentrasi pada dua pulau yaitu Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dimana sekitar 60% dari

total penduduk Indonesia berada. Pengembangan infrastruktur tentunya sangat berperan untuk

menstimulasi perkembangan ekonomi pada suatu negara. Jika kedua pulau ini saling terhubung

dengan baik maka tidak hanya pergerakan barang dan jasa saja yang diuntungkan tapi

dampaknya akan terasa juga pada seluruh sektor ekonomi Indonesia.

Sekarang pergerakan manusia maupun barang antara pulau Jawa dan Sumatera hanya

dihubungkan oleh pesawat terbang dan penyebrangan kapal feri PT. ASDP Merak dan

Bakauheni. Namun kedua sarana angkutan tersebut tentunya dapat dipengaruhi oleh faktor luar

seperti cuaca, angin, kabut, arus laut serta kondisi siang dan malam.

Belakangan ini seringkali terjadi permasalahan kemacetan yang bisa mencapai puluhan kilometer

yang berasal dari kedua pelabuhan itu sendiri yang menimbulkan berbagai kerugian dari berbagai

pihak. Maka diperlukan solusi baru untuk mengatasi masalah ini, yaitu untuk membangun

Jembatan Selat Sunda yang dapat secara langsung menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera.

Jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera tidak akan hanya

mengatasi permasalahan kemacetan di pelabuhan penyebrangan namun juga akan mendorong

potensial tourisme pada daerah sekitar, mempercepat pergerakan barang, jasa dan orang,

menyediakan lintasan ganda untuk kereta api, dan juga akan memfasilitasi saluran pipa untuk

gas, minyak, air, kabel fiber optic, kabel listrik dan lainnya.

Jembatan Selat Sunda adalah jembatan yang melintasi Selat Sunda yang menghubungkan pulau

Jawa dengan Sumatera, dengan panjang jembatan diperkirakan sekitar 31 km dan lebar 60 m.

Dana proyek Jembatan Selat Sunda direncanakan berasal dari Konsorsium dan diperkirakan

dapat menelan biaya hingga sekitar 150 triliun rupiah. Pembangunan Jembatan Selat Sunda

diperkirakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 dan dapat dioperasikan sekitar tahun 2030.

Kendala

Pembangunnya megaproject ini tentunya akan memiliki berbagai obstacles & risk yang harus

dihadapi sebelum menjadi kenyataan. Resiko dan masalah tersebut terdapat dari fase

perencanaan, pendanaan, desain, pelaksanaan, aspek sosial, ekonomi, politik dan juga faktor luar

dari pembanguna jembatan itu sendiri.

Ekonomi & Waktu

Masalah pertama yang ada adalah dari segi pendanaan pembangunan Jembatan Selat

Sunda. Sebuah pembangunan sebesar JSS ini yang akan menjadi landmark dari Indonesia

tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar. Dalam laporan pra studi kelayakan

diperkirakan proyek JSS ini akan menelan biaya sekitar USD10 juta. Namun ini adalah

angka sementara, angka yang pasti akan diperoleh setelah diselesaikannya studi

kelayakan.

Diperkirakan pula waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini adalah sekitar

10 hingga 15 tahun, waktu yang sangat panjang dan pasti akan melalui proses pergantian

tangan beberapa menteri dan presiden.

Pembangunan JSS juga harus memperhitungkan manfaat terhadap pergerakan dan

peningkatan ekonomi. Jangan sampai manfaatnya lebih rendah dibanding biaya

pembangunannya dan merugikan terhadap bangsa Indonesia hanya karena pembangunan

ini menjadi sebuah world class icon. Jika ternyata JSS ini tidak bisa membantu

menumbuhkan ekonomi bangsa, sebaiknya moda transportasi lain dikembangkan dan

memperbaiki yang sudah ada, seperti transpotasi laut.

Teknis

Secara konstruksi, Jembatan Selat Sunda yang memiliki panjang total 31 km ini akan

dihadapi kesulitan tinggi karena bentang tengah jembatan yang mencapai 2,9 kilometer

sangat sulit untuk dibangun. Proses pembuatan bentang jembatan sendiri menjadi faktor

kendala terberat. Belum lagi ketinggian bangunan yang bisa mencapai 200 meter dari

dasar hingga permukaan air laut.

Oleh karena itu pemerintah akan mengandalkan hasil pra studi kelayakan JSS yang

sedang dilakukan oleh Tim Khusus.

Geografis

Wilayah pembangunan JSS sendiri adalah daerah yang sangat sulit untuk dibangun,

karena berada pada wilayah gempa dan juga terletak dekat pada salah satu tectonic plates.

Selain itu, daerah JSS yang terletak di dekat beberapa gunung berapi yang masih aktif,

seperti Gunung Krakatau, juga menjadi sebuah kendala. Kemungkinan gunung-gunung

itu bisa meletus kapan saja dan dapat menyebabkan kerusakan jembatan dan memakan

korban jiwa adalah sebuah masalah yang harus ditangani.

Kendala lain di lokasi proyek adalah terdapatnya palung laut yang lebarnya lebih dari 2

km dengan kedalaman laut hingga mencapai 150 meter.

Alam

Faktor angin dan cuaca akan menjadi masalah yang cukup besar terhadap pembangunan

jembatan. Bila tidak dirancang dengan baik, badan jembatan yang tergantung pada kabel-

kabel baja bisa bergoyang-goyang dan mengganggu lalu lintas di atasnya. Ini dapat

terjadi karena tinggi jembatan diperkirakan sekitar 80 meter diatas permukaan laut,

sehingga anginnya lebih besar.

Masyarakat

Dengan pembangunan JSS ini tentu saja dibutuhkan lahan yang mungkin saja sudah

ditempati warga sekitar. Masalah yang muncul adalah sosialisasi terkait pembebasan

lahan pada daerah-daerah yang masuk dalam rencana jalur jalan yang menghubungkan ke

proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda. Tidak akan mudah untuk merelokasikan

warga dari tempat pembangunan JSS dan pasti akan butuh usaha besar pula.

Politik

Dari segi politik juga akan timbul kendala, karena ada tekanan dari perjanjian

internasional untuk meyakinkan bahwa jembatan ini sudah memenuhi standar standar

internasional.

Hampir pasti akan terjadi perselisihan antar Kementrian mengenai pembangunan

jembatan ini mengingat kebutuhan dan ego masing masing.

Keamanan & Perawatan

Keamanan dan perawatan dari jembatan ini juga menjadi hal yang penting yang harus

dipertimbangkan. Jika setelah beberapa tahun saja jembatan ini tidak dirawat atau baut-

bautnya telah lepas atau dicuri bagaimana keamanan terhadap penggunanya.

Faktor konservatif juga akan menjadi sorotan, karena itu dalam membuat diperlukan

teknologi baru.

Penutup & Pendapat

Jembatan Selat Sunda apabila telah selesai dibangun dengan baik dan benar dan sesuai rencana

yang telah dikaji dengan baik akan memiliki banyak manfaat bagi peningkatan ekonomi dan

tarap hidup masyarakat Indonesia. Jembatan Selat Sunda dapat mendukung perkembangan

perekonomian, sosial dan budaya antara pulau Jawa dan Sumatera dan berdampak pada seluruh

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan mendorong pemerataan

sosial ekonomi antara pulau Jawa dan Sumatera sehingga meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Dengan adanya jembatan ini, pergerakan antar pulau, baik barang , jasa maupun orang akan lebih

cepat, mendorong potensial tourisme pada daerah sekitar, menyediakan lintasan ganda untuk

kereta api, memfasilitasi saluran pipa untuk gas, minyak, air, kabel fiber optic, kabel listrik dan

lainnya dan tentunya akan menjadi sebuah symbol kebanggan bangsa Indonesia, dan juga akan

dikenal sampai ke negara lain.

Manfaat lain dengan adanya jembatan Selat Sunda ini adalah akan memecahkan beberapa

masalah yang selama ini terjadi terutama masalah kemacetan pada penyebrangan dua sisi pulau.

Saya sangat setuju dengan adanya pembangunan Jembatan Selat Sunda, akan tetapi sebelum

pembangunan Selat Sunda ini dilaksanakan harus dipertimbangkan dan dikaji dengan baik

untung dan ruginya.

Pembangunan jembatan Selat Sunda tidaklah mudah untuk dilaksanakan karena cukup banyak

kendala yang harus dipikirkan, yakni berada diatas medan/lahan sangat sulit dengan kedalaman

laut yang cukup dalam, oleh karena itu diperlukan tenaga-tenaga ahli dan konsultan yang handal

dengan perencanaan yang sangat matang untuk mewujudkannya.

Kendala-kendala dan halangan yang cukup besar harus dilalui agar pembangunan Jembatan Selat

Sunda dapat teralisasi. Pemerintah , para kontraktor dan semua pihak yang terlibat dalam proyek

pembangunan jembatan Selat Sunda ini harus saling mendukung dan bekerja sama untuk

memikirkan solusi dari hambatan dan dampak yang dihasilkan dari adanya Jembatan Selat Sunda

ini.

Menurut saya dengan adanya Jembatan Selat Sunda, berbagai aspek dari ketahanan nasional dan

pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga dan bahkan dapat ditingkatkan, seperti pada

aspek:

A. Geografi (akan menghubungkan dua pulau utama Indonesia, yakni Jawa dan Sumatra)

B. Pendorong Ekonomi (pertumbuhan ekonomi akan semakin baik karena akan

memperlancar distribusi barang dan jasa)

C. Pemerataan & Kesejahteraan Rakyat (dengan adanya pertumbuhan ekonomi nasional ,

maka kesejahteraan rakyan akan meningkat pula)

D. Distribusi Kependudukan (distribusi penduduk akan berpindah dari daerah yang lebih

padat ke pusat ekonomi baru)

E. Distribusi Sumber Daya Alam (dengan lancarnya arus transportasi akan memperlancar

distribusi sumber daya alam antar pulau)

F. Politik & Keamanan (kelancaran arus trans portasi akan dapat meperlancar kegiatan

politik dan kelamanan)

G. Sosial dan Budaya (Sosial budaya akan lebih berkembang).

H. Pergerakan Masyarakat (dengan sarana transportasi yang baik, maka pergrakan

masyarakat akan lancar).

Sumber Referensi

http://mafiosocivilengineering.blogspot.com/2013/02/makalah-manfaat-jembatan-selat-sunda.html

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/09/08/26/71863-jembatan-selat-sunda-faktor-alam-jadi-kendala

http://economy.okezone.com/read/2010/11/23/320/396244/inilah-hambatan-pembangunan-jembatan-selat-sunda

http://www1.pu.go.id/uploads/berita/PPW050110WARSO.htm Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan EKonomi Indonesia 2011-2025 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Tim Nasional Persiapan

Pembangunan Jembatan Selat Sunda