TUGAS STABILITAS OBAT
-
Upload
nurmaningtyas-fitri-rahmawati -
Category
Documents
-
view
63 -
download
7
description
Transcript of TUGAS STABILITAS OBAT
STABILITAS FISIK EMULSI GANDA TIPE AIR DALAM MINYAK DALAM AIR
(A/M/A) MENGGUNAKAN EMULGATOR SORBITAN MONOOLEAT DAN
POLISORBAT 80
I. LATAR BELAKANG
Emulsi adalah sediaan atau suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang
mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak saling bercampur dimana fase yang satu
terdispersi sebagai globul di dalam fase cair lain. Sistem ini tidaklah stabil oleh karena itu
diperlukan suatu zat sebagai pengemulsi atau emulgator. Ada beberapa jenis sistem emulsi
yaitu emulsi tunggal dan emulsi ganda. Salah satu emulsi ganda adalah tipe A/M/A yaitu fase
air yang terdispersi pada fase minyak emulsi M/A (Ansel, 1989).
Emulsi tipe A/M/A adalah suatu tipe emulsi terbaru yang memiliki kegunaan untuk
meningkatkan absorpsi obat dan memisahkan dua bahan hidrofilik yang tidak saling
bercampur (yakni pada fase air internal dan fase air eksternal yang dipisahkan oleh fase
pertengahan minyak). Emulsi tipe ganda ini sangat dipengaruhi oleh pemilihan emulgator,
dimana peran emulgator ini adalah untuk mempengaruhi kekuatan lapisan antar muka dari
fase minyak dengan surfaktan hidrofobik maupun lapisan antar muka pada fase air dengan
surfaktan hidrofilik (Ansel, 1989). Emulgator yang cocok digunakan untuk emulsi jenis ini
adalah emulgator non ionik. Emulgator nonionik adalah emulgator yang tidak memiliki
muatan. Dalam emulgator ini proses etoksilasi yang berbeda dapat menghasilkan sifat
amfifatik yang berbeda. Emulgator nonionik digunakan dalam sediaan emulsi ini karena
sifatnya yang tidak mudah terpengaruh oleh perubahan pH dan juga elektrolit selain itu tidak
mudah terpengaruh oleh air karena sifatnya yang resisten terhadap air. (Hasyim, 2008).
Dengan menggunakan emulgator ini maka sediaan emulsi ganda yang terbentuk akan stabil
pada pembekuan.
Pertimbangan lain yang menjadikan dipilihnya emulgator nonionik sebagai penstabil
dalam emulsi tipe A/M/A ini karena zat ini memiliki nilai HLB yang relatif seimbang.
Dengan dimilikinya nilai HLB yang seimbang maka kestabilan dari emulsi tipe ganda ini
akan semakin baik karena emulgator nonionik dapat berikatan dan berinteraksi secara
seimbang dengan bagian polar yaitu air dan bagian nonpolar (minyak) dari sistem emulsi ini.
Emulgator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sorbitan monooleat (SPAN 80) dan
polisorbat 80. Dipilihnya kedua emulgator ini karena memiliki penyusun rantai yang bersifat
hidrofil pada bagian kepala dan lipofil pada bagian ekkor. Bagian hidrokarbon dari polisorbat
80 dan SPAN 80 memiliki kecenderungan untuk terikan di dalam minyak, namun adanya
kepala sorbitan yang polar dari molekul SPAN 80 mencegah penggabungan droplet-droplet
minyak (Martin, 1993). Dengan digunakannya sorbitan monooleat (SPAN 80) yang memiliki
nilai HLB rendah dan polisorbat 80 yang memiliki nilai HLB tinggi diharapkan emulsi ganda
yang dibuat dapat menghasilkan suatu kestabilan fisika. Jurnal ini membahas tentang
stabilitas fisika dari sediaan emulsi ganda tipe A/M/A dengan menggunakan emulgator
SPAN 80 dan polisorbat 80 dimana kestabilan yang diukur adalah berupa pengamatan
mikroskopis (pengukuran ukuran globul, pengukuran volume creaming, pengukuran
viskositas, serta pengukuran sifat aliran / rheologi.
II. PENDAHULUAN
Stabilitas adalah keadaan yang menggambarkan bagaimana produk dapat diterima
dalam penyimpanan dan penggunaan setelah proses pembuatan, pengemasan, dan
penyimpanan sementara. Stabilitas dibedakan menjadi 3 yaitu: stabilitas fisika, kimia, dan
mikrobial/ biologi. Di dalam sediaan emulsi terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi stabilitas fisikanya yaitu creaming, flokulasi, koalesensi, pengendapan,
pembalikan fase, dan ostwald ripening (pembentukkan droplet). Untuk mengetahui kestabilan
emulsi tipe ganda ini hanya dilakukan uji stabilitas biasa yang terdiri dari pengujian ukuran
droplet, perubahan viskositas, pengukuran volume creaming, pengukuran tekanan, dan
pengamatan perbedaan fase (Manurung, 2006).
Pemilihan suatu emulgator merupakan faktor yang penting dalam pembuatan suatu
emulsi, karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang
digunakan. Salah satu emulgator yang banyak digunakan adalah zat aktif permukaan atau
lebih dikenal dengan surfaktan. Mekanisme kerja emulgator ini adalah menurunkan tegangan
antar permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul
fase terdisperisnya (Lahman, 1994).
Tipe emulsi dapat ditentukan dari jenis surfaktan digunakan. Secara kimia, molekul
surfaktan terdiri atas gugus polar dan non polar. Apabila surfaktan dimasukkan ke dalam
sistem yang dari air dan minyak, maka guugus polar akan terarah ke fasa air sedangkan gugus
non polar terarah ke fasa minyak. Surfaktan yang mempunyai gugus polar lebih kuat akan
cenderung membentuk emulsi minyak dalam air, sedangkan bila gugus non polar yang lebih
kuat maka akan cenderung membentuk emulsi air dalam minyak (Ansel, 1989).
Berbagai tipe bahan telah digunakan dalam farmasi sebagai zat pengemulasi
jumlahnya ratusan bahkan, ribuan yang telah dites kemampuan emulsifikasinya. Walaupun
dalam hal ini tidak ada maksud untuk membicarakan masing-masing zat ini dalam emulasi
farmasi, tapi baik untuk dicatat tipe bahan-bahan yang umumnya digunakan sebagai zat
pengemulsi secara umum. Dalam jurnal ini dibahas tentang pengggunaan metode uji
stabillitas terhadap emulsi ganda tipe air dalam minyak dalam air menggunakan emulgator
sorbitan monoolet( span-80) dan polisorbat -80 (Voight, 1995).
III. METODE PENELITIAN
A. Pembuatan Emulsi
Pembuatan emulsi tipe ganda dalam jurnal ini dimulai dengan pembuatan emulsi
primer dalam air sebanyak 3 konsentrasi. Fase air yang digunakan mengandung kafein 1,5%
dan NaCl 0,03% lalu dicampur dengan fase minyak dan dihomogenkan dengan sorbitan
monooleat (SPAN 80). Sorbitan monooleat 2% digunakan untuk formulasi pertama, sorbitan
monooleat 3% untuk formulasi ke-2, dan sorbitan monooleat 4% untuk formulasi ke-3.
Emulsi primer ini disimpan dalam suhu 5 oC dan 35 oC selama sepuluh siklus (kondisi
dipaksakan). Selanjutnya dibuat emulsi ganda yang terdiri dari 80 bagian emulsi primer yang
diemulsikan ke dalam 20 bagian air yang mengandung larutan polisorbat 80 (emulgator). Dan
disimpan pada suhu kamar (35 oC) selama 4 minggu.
B. Pengujian Tipe Emulsi
Emulsi yang telah dibuat diuji dengan metode daya hantar listrik menggunakan alat
multitester.
C. Evaluasi Kestabilan
1. Pengukuran volume creaming
2. Pengamatan mikroskopik
3. Uji viskositas dan tipe aliran
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji stabilitas fisik yang diperoleh untuk emulsi ganda ini adalah tidak
terbentuknya creaming untuk semua formula lalu untuk pengukuran viskositas, pada formula
1 dari emulsi primer dan emulsi ganda menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan kekentalan
yang signifikan baik pada kondisi sebelum maupun sesudah penyimpanan. Sedangkan untuk
uji viskositas untuk formula 2 dan 3 dari emulsi primer dan ganda, menunjukkan terdapatnya
perbedaan kekentalan yang signifikan baik pada kondisi sebelum maupun sesudah
penyimpanan. Hasil pengukuran aliran dari emulsi ganda dengan menggunakan viskosimeter
brookfield menunjukkan aliran pseudoplastis atau tetap.
Nilai Viskositas dari Emulsi Primer dengan menggunakan viskosimeter Brookfield 50 nm
NO.Formulasi emulsi
Primer
Viskositas sebelum kondisi
dipaksakan (penyimpanan)
Viskositas sesudah Kondisi
dipaksakan
1. 1 (2% emulgator) 26,8 P 26,4 P
2. 2 (3% emulgator) 30,8 P 28,4 P
3. 3 (4% emulgator) 45,2 P 39,6 P
Nilai Viskositas dari Emulsi Ganda dengan menggunakan viskosimeter Brookfield 50 nm
NO.Formulasi emulsi
Primer
Viskositas sebelum kondisi
dipaksakan (penyimpanan)
Viskositas sesudah Kondisi
dipaksakan
1. 1 (2% emulgator) 0,24 P 0,14 P
2. 2 (3% emulgator) 0,48 P 0,26 P
3. 3 (4% emulgator) 0,82 P 0,46 P
Hasil uji stabilitas fisik emulsi ganda dengan menggunakan sorbitan monooleat dan
polisorbat 80 dalam jurnal ini menunjukkan bahwa emulgator tersebut dapat menjaga
kestabilan fisik dari sistem emulsi ini. Hal ini dikarenakan dengna menggunakan sorbitan
monooleat yang memilki nilai HLB rendah (4,3) maka pembentukan emulsi A/M (dalam
jurnal emulsi primer) akan semakin mudah dan stabil. Sedangkan dengan penggunaaan
emulgator polisrbat 80 yang memliki nili HLB tinggi, maka pembentukan dari emulsi M/A
(dalam jurnal ini adalah emulsi ganda yang merupakan percampuran dari 80 bagian emulsi
A/M, sebagai fase minyak dan 20 bagian air) akan semakin mudah dan baik. Selain itu, juga
dapat dikarebakan bagian hidrokarbon dari polisorbat 80 dan Span 80 memiliki
kecenderungan untuk terikat di dalam minyak, namun adanya kepala sorbitan yang polar dari
molekul Span mencegah penggabungan droplet-dropet minyak. Penggunaan polisorbat 80
akan semakin meningkatkan stabilisasi antar droplet, karena bagian polioksietilen yang
bersifat polar akan berada dalam fase air. Jadi bagian polar dari surfaktan akan memberi
halangan pada droplet untuk bersatu kembali (Martin, 1993).
Keuntungan dari penggunaan emulgator nonionik adalah lebih stabil pada perubahan
pH, sedikit terpengaruh oleh konsentrasi garam, dan lebih mudah dikombinasikan sebagai
campuran emulgator. Sementara itu, keuntungna dari formulasi sediaan emulsi ganda ini
adalah dapat menutupi rasa obat yang tidak enak, memperpanjang pelepasan obat serta dapat
pula memisahkan dua bahan hidrofilik yang tidak saling bercampur. Sedangkan kerugiannya
adalah pengujian stabilitas fisik bagi emulsi ganda ini sangat terbatas, hanya dapat diuji
dengan satbailitas fisik biasa dan tidak dapat dilakukan uji stabilitas dipercepat karena dapat
mendestabilisasi emulsi ganda.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta.
Hasyim N, Karunia, 2008, Formulasi Sari Mentium (Cucumis sativus L.) Sebagai Krim
Masker dengan Berbagai Konsentrasi Emulgator Nonionik, Manjalah Farmasi dan
Farmakologi (12) : 42.
Lahman, L dkk, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III, UI Press, Jakarta.
Martin, A, 1993, Farmasi Fisika, Buku II, UI Press, Jakarta.
Manurung, July, 2006, Pemastian Mutu Obat: Kompendium Pedoman dan Bahan-Bahan
Terkait Vol 1, EGC, Jakarta.
Voight, R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.