Tugas Sp Mikrobiologi

35
MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas semester pendek mata kuliah mikrobiologi Disusun Oleh : Ubay Dillah Luhur Pambudi ( A11000657 ) Morgan Wikanto ( A11000661 ) Aditya Nur Arofik ( A11000659 ) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

Transcript of Tugas Sp Mikrobiologi

Page 1: Tugas Sp Mikrobiologi

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas semester pendek mata kuliah

mikrobiologi

Disusun Oleh :

Ubay Dillah Luhur Pambudi ( A11000657 )

Morgan Wikanto ( A11000661 )

Aditya Nur Arofik ( A11000659 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2012

Page 2: Tugas Sp Mikrobiologi

A. SISTEM DERMATOMUSKULOSKELETAL

1. Kelainan oleh cacing

a) Cutaneus larva migrans (creeping eruption)

1) Epidemiologi

- Terdapat di daerah tropis dan subtropis terutama

di daerah perkebunan

- Penyebaran : kosmopolitan , di daerah anjing

dan kucing hidup berkeliaran

2) Morfologi

Penyebab :

1. Ancylostoma braziliensis

2. Ancylostoma caninum

3. Strongyloides stercoralis

3) Kelainan yang ditimbulkan (tanda dan gejala )

- Melihat gejala klinik yang ada à ada gambaran

berkelok-kelok di bawah kulit

- Ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium

à biopsi kulit

- Gatal-gatal pada tempat larva melakukan

penetrasi

- Timbul papula diikuti eritema seperti gambar

ular berkelok-kelok di bawah kulit

- Migrasi melalui aliran darah à timbul gejala

paru, eosinophilia’

4) Siklus hidup

Page 3: Tugas Sp Mikrobiologi

5) Cara pencegahan

- Jangan berhubungan dengan kucing terutama

pada anak kecil

- Cacing yang keluar dari tubuh anjing atau

kucing harus dimusnahkan

- Tinja kucing dan anjing harus ditimbung tanah

6) Pengobatan

- Obat anthelmintik : Thiabendazole

- Infeksi sekunder : antibiotik

- Krim antigatal

- Penyemprotan /spray topical dengan es ethyl

chlorida à membunuh larva, mati rasa untuk

mengurangi gatal dan nyeri

- Rendam tangan dan kaki dalam larutan

hipoklorit

7) Pencegahan

- Jangan berhubungan dengan kucing terutama

pada anak kecil

- Cacing yang keluar dari tubuh anjing atau

kucing harus dimusnahkan

- Tinja kucing dan anjing harus ditimbung tanah

Page 4: Tugas Sp Mikrobiologi

b) Swimmer’itch

1) Epidemiologi

Daerah tempat masuknya serkaria penyebab

dermatitis : nyeri menusuk, panas, diikuti eritema

2) Morfologi

3) Kelainan / penyakit yang ditimbulkan ( tanda dan

gejala)

- Iritasi awal ditandai dengan makula kecil

ditempat penetrasi, gatal hebat à papula , pada

hari ke dua atau ke tiga. Berlangsung selama 2

minggu.

4) Siklus hidup

5) Cara pencegahan

- Mengurangi kontak dengan air tawar

- Menggunakan coppler sulfat atau moluscicida

untuk disebarkan sepanjang tepi danau air tawar

6) Pengobatan

- Dapat diberikan Trimeprazine

- Mengurangi rasa gatal, dengan obat lokal

2. Kelainan oleh protozoa

a) Oriental Sore (borok)

1) Klasifikasi

Page 5: Tugas Sp Mikrobiologi

Hospes Definitif : Manusia

Hospes Intermediate : Lalat Phlebotomus

Distributor geografik :Asia, Afrika, Eropa (sekitar

L. Tengah), Amerika Tengah dan Selatan

2) Morfologi

3) Kelainan / penyakit yang ditimbulkan ( tanda dan

gejala)

- Masa Tunas : 2minggu – 3 tahun

- Habitat : jaringan kulit dan kadang-kadang

menyerang selaput mukosa à papula à ulkus

4) Siklus hidup

5) Pencegahan

- Anjing dan hewan pengerat lain merupakan

sumber infeksi

- Dianjurkan menutup luka penderita

- Pemberantasan vektor

- Dianjurkan memaki kelambu dari repelent pada

waktu tidur

6) Pengobatan

- Salep yang mengandung paromomisin

- Alopurinol

B. SISTEM SYARAF

1. Neisseria meningitide

a. Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Class : Beta Proteobacteria

Ordo : Neisseriales

Genus : Neisseria

Spesies : Neisseria meningitides

b. Morfologi

Page 6: Tugas Sp Mikrobiologi

c. Kelainan / penyakit yang ditimbulkan ( tanda dan gejala )

Muncul gejala mendadak dengan sakit kepala yang terus-

menerus, muntah, dan leher kaku dan hal ini dapat

berkembang ke arah koma hanya dalam waktu beberapa

jam.

d. Siklus hidup

e. Pencegahan

Kasus klinis dari meningitis hanya memperlihatkan sedikit

sumber infeksi, dan isolasi hanya menjadi kegunaan yang

terbatas. Lebih penting lagi adalah pengurangan kontak

personal pada populasi yang memiliki tingkat carrier yang

tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan menghindari kepadatan

populasi. Polisakarida spesifik dari kelompok A, C, Y, dan

W-135 dapat menstimulasi respon antibodi dan melindungi

orang yang rentan untuk melawan infeksi.

f. Pengobatan

Penicillin G adalah obat yang dipilih untuk mengobati

penyakit ini. Chlorampenicol atau cephalosporin generasi

ketiga seperti cefotaxime atau ceftriaxone digunakan untuk

orang yang alergi terhadap penicillin. Rifampin 600 mg 2

kali sehari selama 2 hari secara oral ( atau minocycline 100

mg setiap 12 jam ) dapat menghilangkan keberadaan carrier

dan bekerja sebagai chemoprophylaxis.

2. Listeria monocytogenes

a. Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Firmicutes

Class : Basilli

Ordo : Bacillales

Family : Listeriaceae

Page 7: Tugas Sp Mikrobiologi

Genus : Listeria

Spesies : Listeria monocytogene

b. Morfologi

c. Kelainan / penyakit yang ditimbulkan ( tanda dan

gejala )

d. Siklus hidup

e. Pencegahan

Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan,

namun makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan

dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri

ini terbunuh pada temperatur 75°C. Resiko paling besar

adalah kontaminasi silang, yakni apabila makanan yang

sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau

peralatan (misalnya alas pemotong) yang terkontaminasi.

f. Pengobatan

C. SISTEM RESPIRASI

1. Trematoda paru (Paragonimus westermani)

a) Morfolologi

- Morfologi

- Morfologi telur

b) Hospes

- Hospes definitif : manusia, binatang pemakan

ketam

- HP I : Keong air

- HP II : Ketam

c) Tanda dan gejala

- Di dalam paru-paru P. westermani

menyebabkan timbulnya reaksi jaringan yang

nyata yaitu dengan infiltrasi leukosit eosinofil

neutrofil. Gejala klinis tergantung dari jumlah

cacing dalam tubuh hospes definitive. Ketika

Page 8: Tugas Sp Mikrobiologi

kista pecah timbul batuk-batuk disertai

meningkatnya produksi sputum yang kental

dengan bercak-bercak darah dan nyeri dada.

- Cacing dewasa dalam bentuk kista di paru paru

à Batuk kering à batuk darah

- Cacing dewasa dapat imigrasi ke alat-alat tubuh

yang lain à abses

d) Cara pencegahan

e) Pengobatan

- Prazikuantel, bitionol

D. SISTEM DIGESTIF

Parasit pada system digestif yang disebabkan oleh cacing usus :

1. Nematoda Usus

a. Ascaris lumbricoides ( Askariasis )

1) Klasifikasi

Hospes : manusia

Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Ascaridida

Family : Ascarididae

Genus : Ascaris

Species : Ascarislumbricoides

2) Morfologi

- Cacing jantan berukuran sekitar10-30 cm,

sedangkan betina sekitar22-35 cm.

- Pada cacing jantan ditemukan spikula atau

bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya

(posterior).

Page 9: Tugas Sp Mikrobiologi

- Pada cacing betina, pada sepertiga depan

terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang

kopulasi.

3) Siklus hidup

4) Penyakit dan gejala yang ditimbulkan

- Penyakitnya disebut ascariasis.

- Keluhan yang sering dirasakan penderita adalah

sakit perut, demam, mual, muntah dan kurang

nafsu makan.

Menurut Harold W.Brown, pernah dilaporkan

adanya penyakit yang disebabkan adanya Ascaris

lombricoides tergantung pada lokasi yang diinvasi

cacing tersebut yaitu:

- Encephalitis danmeningitis; dugaan mungkin

larva cacing tersebut masuk ke otak

- Pancreatitis hemoragik; cacing tersebut

menyumpat ampullavateri

- Peritionitis; cacing tersebut menembus usus dan

sampai kerongga peritoneum

5) Patologi dan gejala klinis

- Larva

Page 10: Tugas Sp Mikrobiologi

Terjadi pada saat migrasi larva ke paru paru à

perdarahan kecil pada dinding alveolus, batuk,

demam dan eosinofilia , Loeffler’s syndrome.

- Cacing dewasa

Infeksi ringan à gangguan gastrointestinal

ringan (mual, nafsu makan kurang, diare atau

konstipasi)

Infeksi berat à malabsorpsi à malnutrisi

(terutama pada anak-anak)

Efek serius à obstruksi usus

6) Pencegahan

- Hendaknya pembuangan tinja (feces) pada W.C

yang baik.

- Pemeliharaan kebersihan perorangan dan

lingkungan.

- Penerangan melalui sekolah,organisasi

kemasyarakatan oleh guru-guru dan pekerja-

pekerja kesehatan.

- Hendaknya jangan menggunakan faces sebagai

pupuk kecuali sudah dicampur dengan zat kimia

tertentu.

7) Pengobatan

- Pengobatan perorangan

Piperasin, Pirantel pamoat, mebendazol,

Albendazol

- Pengobatan missal

Syarat :

* Obat mudah diterima masyarakat

* Aturan pemakaian sederhana

* Mempunyai efek samping yang minim

* Bersifat polivalen

Page 11: Tugas Sp Mikrobiologi

* Murah

8) Epidemiologi

Di Indonesia 60-90% terutama pada anak anak:

- Kurangnya pemakaian jamban keluarga à

pencemaran , tanah dengan tinja

- Adanya kebiasaan menggunakan tinja

sebagai pupuk

- Kondisi geografis à tanah liat, kelembaban

tinggi dan suhu 25o – 30o C.

- Produksi telur yang cukup tinggi ( 240,000

eggs/ day/ female ).

- Siklus hidup yang mudah

b. Oxyuris vermicularis (Enterobius vermicularis)

1) Klasifikasi

Hospes : Manusia

Distribusi geografis : Kosmopolitan, terutama di

daerah dingin

Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Strongylida

Family : Oxyuridae

Genus : Enterobius

Species : Enterobiusvermicularis

2) Morfologi

- Mulutnya dikelilingi 3 bibir dan tidak ada

kapsul buccal.

- Individu jantan panjangnya sampai 5mm.

ekornya melengkung ke arah ventral dan

alaecaudal lateral mengelilingi ujung.

- Individu betina panjangnya sampai 13

mm.individu betina yang matang bentuknya

Page 12: Tugas Sp Mikrobiologi

seperti kumparan dan mempunyai ekor yang

langsing memanjang dan runcing

3) Siklus hidup

4) Penyakit dan gejala yang ditimbulkan

- Penyakitnya disebut Enterobiasis atau

Oxyuriasis, penyakit ini umumnya tidak

berbahaya.

- Gejala klinis, terjadi karena iritasi diantara

anus,perineum daun vagina, akibat migrasi

cacing dalam jumlah banyak ketempat-tempat

tersebut

- Akibatnya penderita terganggu tidurnya, lemah,

nafsu makan berkurang, dan berat badan turun

5) Diagnosa

- Sering terjadi pada anak-anak à rasa gatal di

sekitar anus pada waktu malam

- Ditegakkan dengan pemeriksaan Lab. à Anal

Swabà telur

6) Pencegahan

- Daerah disekitar anus hendaknya dicuci bersih.

- Penderita,khususnya anak-anak harus memakai

celana yang rapi,sehingga mencega kontak

Page 13: Tugas Sp Mikrobiologi

dengan garukan tangan atau pemindahan telur-

telur ketempat-tempat lainnya.

- Melindungi makanan dari kontaminasi debu

7) Pengobatan

Pirvinium, Mebendazol

8) Epidemiologi

Penyebarannya lebih luas dari cacing lain

Penularannya ;

- Dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah

perianal (Autoinfeksi), atau tangan menyebarkan

telur ke orang lain

- Debu

- Retrofeksi melalui anus : larva dari telur yang

menetas di sekitas anus masuk kembali ke dalam

usus

c. Trichuris trichiura

1) Hospes : Manusia

Distribusi geografis : Kosmopolitan terutama

daerah panas dan lembab

2) Morfologi

3) Siklus hidup

4) Patologi dan gejala klinis

* Infeksi ringan à tidak menimbulkan gejala

* Infeksi berat à cacing tersebar di seluruh kolon

dan rektum à terlihat prolapsus rektum Cacing

yang membenamkan kepalanya ke mukosa usus

à trauma à iritasi & peradangan serta perdarah-

an mukosa usus.

Cacing mengisap darah hospes à Anemia

* Gejala : Diare, Anemia, BB turun, prolapsus rektum

5) Diagnosa

Page 14: Tugas Sp Mikrobiologi

* Menemukan telur pada Tinja

* Menemukan cacing pada prolapsus rektum

6) Pencegahan

7) Pengobatan

Mebendazol, Albendazol, Oksantel Pamoat

8) Epidemiologi

Karena adanya kontaminasi tanah dengan tinja

2. Cestoda Usus

a. Taenia Sagita

1) Klasifikasi

Hospes definitive : manusia

Hospes intermediate : Sapi, kerbau

Distribusi geografis : Eropa, Timur tengah,

Afrika, Asia, Amerika, Indonesia à Bali, Jakarta

2) Morfologi

- Cacing dewasa panjangnya 4-10 m.

- Memiliki 1000 –2000 proglotid.

- Memiliki scoleks dengan diameter 1 –2mm.

- Mempunyai 4 penghisap tanpa hook

3) Siklus hidup

Page 15: Tugas Sp Mikrobiologi

4) Patologi dan gejala klinis

Cacing dewasa à proglotid dalam tinja atau keluar

melalui anus à sakit ulu hati, perut merasa tidak

enak, mual, muntah, mencret, pusing, eosinofilia

Proglotid sampai ke appendiks, atau terdapat ileus

5) Diagnosa

- Menemukan proglotid yang bergerak aktif

dalam tinja atau bergerak spontan

- Menemukan telur dalam tinja

6) Pencegahan

- Menghilangkan sumber infeksi dengan

mengobati penderita.

- Mencegah kontaminasi tanah dan rumput

dengan tinja manusia.

- Memeriksa daging sapi, ada tidaknya

cysticercus.

- Memasak daging sampai sempurna.

- Mendinginkan sampai -10o C sampai 5 hari

cycticercus dapat rusak.

7) Pengobatan

prazikuantel

8) Epidemiologi

Sangat ditentukan oleh :

- Cara penduduk memakan daging (sapi/ kerbau)

- Cara memelihara ternak

b. Taenia Solium

1) Hospes definitive : manusia

Hospes intermediate : Babi

Page 16: Tugas Sp Mikrobiologi

Distribusi geografis : Kosmopolitan à kecuali

negara-negara Islam

2) Morfologi

- Cacing dewasa panjangnya 4-10 m.\

- Memiliki 1000 –2000 proglotid.

- Memiliki scoleks dengan diameter 1 –2mm.

- Mempunyai 4 penghisap tanpa hook.

3) Siklus hidup

4) Patologi dan gejala klinis

- Cacing dewasa à rasa tidak enak di perut, nyeri

ulu hati, mual, muntah, mencret, sakit kepala,

eosinofilia

- Larva à Sistiserkosis

Pada manusia : jaringan sub kutis, mata,

jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru dan

rongga perut.

5) Diagnose

- Menemukan telur dan proglotid pada tinja

penderita

- Sistiserkosis à CT Scan

6) Pengobatan

Page 17: Tugas Sp Mikrobiologi

Prazikuantel

7) Epidemiologi

Tergantung pada :

- Kebiasaan hidup penduduk

- Cara menyantap daging babi

- Pendidikan mengenai kesehatan

- Pendidikan mengenai beternak

3. Trematoda Usus

a. Amubiasis

1) Hospes : Manusia

Distribusi geografis : Kosmopolitan, terutama di

daerah tropik dan beriklim sedang

2) Morfologi

1. Bentuk hystoliticaà tropozoit

2. Bentuk minuta à tropozoit

metasiklik

3. Pre kista

4. Bentuk kista

3) Siklus hidup

4) Patologi dan gejala klinis

a) Intestinal

Amubiasis kolon akut

Desentri amuba

- diare (berak-berak encer)

- tinja berlendir dan berdarah

- tenesmus anus

Ulkus bervariasi ukurannya

Amubiasis kolon kronis

- Gejala usus ringan

- Diare diselingi dengan obstipasi

- Di sekitar ulkus terjadi

Page 18: Tugas Sp Mikrobiologi

peradangan, penebalan diding

usus à Ameboma

b) Ekstra intestinal

Hematogen (aliran darah)

Per kontinuitatum (langsung)

Karena Abses hati yang pecah à

a. Rongga pleura dan Paru

b. Rongga perut

c. Dinding perut

d. Menembus dinding perut

sampai ke kulit

e. Sekitar anus

f. Perineum

5) Pencegahan

- Personal higien

- Environmental sanitation

6) Pengobatan

- Emetin Hidroklorin

- Klorokuin

- Antibiotik à Tetrasiklin,Eritromisin

- Metronidazol

E. SISTEM GENITOURINARIA

Parasit pada system genitourinaria

1. Tricomonas Vaginalis

a. Klasifikasi

Hospes : manusia

Distribusi geografis : Kosmopolitan

b. Morfologi

c. Kelainan yang ditimbulkan ( tanda dan gejala )

- Degenerasi deskuamasi sel epitel vagina

Page 19: Tugas Sp Mikrobiologi

- Leukosit meningkat di vagina

- Sekret vagina mengalir keluar vagina à gejala

Fluor Albus (Leukorrhea) à Dapat reda sendiri

- Vaginitis, dinding vagina memerah dan

meradang, keluhan pada waktu kencing

Pada Infeksi berat :

a. timbul perdarahan-perdarahan kecil

b. Fluor albus banyak, tampak berwarna

putih kekuningan atau putih kelabu

dan berbusa

c. Infeksi dapat menyebabkan uretritis

Pada pria, infeksi biasanya terjadi

tanpa gejala dapat menyebabkan ure-

tritis, prostitis dan prostato vesiku-

litis.

d. Siklus hidup

e. Pencegahan

Page 20: Tugas Sp Mikrobiologi

f. Pengobatan

Metronidazol

g. Epidemiologi

- Trikomoniasis vagina ditemukan dimana-mana

- Pada pria umumnya lebih sedikit

- Perlu pengobatan segera bagia suami istri yang

terkena Trikomoniasis

F. SISTEM CARDIOVASKULER

1. Borrelia burgdorferi

a. Klasifikasi

Kelas : Spirochaetes

Order : Spirochaetales

Genus : Borrelia

Spesies: B. Burgdorferi

Spesies bakteri Gram negatif

Dominan : di Amerika Utara, tetapi juga ada di Eropa

b. Morfologi

Burgdorferi Borrelia salah satu dari beberapa bakteri

patogen yang dapat bertahan hidup tanpa besi, setelah

diganti semua enzim besi-belerang yang cluster dengan

enzim yang menggunakan mangan, sehingga menghindari

masalah banyak bakteri patogen hadapi dalam memperoleh

besi. Burgdorferi Borrelia dapat menyebar ke seluruh tubuh

selama penyakit dan telah ditemukan di kulit, jantung,

sendi, sistem saraf perifer, dan sistem saraf pusat

c. Siklus hidup

d. Kelainan yang ditimbulkan ( tanda dan gejala)

Gejala awal mungkin berupa demam, sakit kepala,

kelelahan, depresi, dan ruam kulit bundar karakteristik

disebut eritema Migrans. Waktu tidak diobati, gejala

Page 21: Tugas Sp Mikrobiologi

kemudian dapat melibatkan sendi, jantung, dan sistem saraf

pusat

e. Pencegahan

Kutu-kutu yang disebutkan di atas harus dihapus segera,

sebagai penghapusan dalam 36 jam bisa menurunkan harga

transmisi untuk mendekati nol. Pakaian pelindung

termasuk topi dan kemeja lengan panjang dan celana

panjang yang terselip di kaus kaki atau sepatu. Pakaian

berwarna terang membuat centang lebih mudah terlihat

sebelum melekatkan dirinya. Orang harus menggunakan

perawatan khusus dalam menangani dan membiarkan

hewan peliharaan di luar ruangan dalam rumah karena

mereka bisa membawa kutu ke dalam rumah. . Penurunan

populasi rusa dapat dari waktu ke waktu membantu

mematahkan siklus reproduksi kutu rusa dan kemampuan

mereka untuk berkembang di daerah pinggiran dan

pedesaan. Suatu pendekatan organik yang tidak biasa

untuk mengendalikan kutu dan pencegahan penyakit Lyme

adalah melibatkan penggunaan Ayam Guinea

peliharaan. Ayam Guinea adalah konsumen rakus serangga

dan araknida dan memiliki kesukaan khusus untuk

kutu.Menggunakan Localized dari Ayam Guinea peliharaan

dapat mengurangi ketergantungan pada metode

pengendalian hama-kimia

f. Pengobatan

Antibiotik merupakan pengobatan utama untuk penyakit

Lyme; pengobatan antibiotik yang paling tepat tergantung

pada pasien dan tahap penyakit ini. Antibiotik pilihan

adalah doksisiklin (pada dewasa)., Amoksisilin (pada anak-

anak), eritromisin (untuk wanita hamil ) dan ceftriaxone,

dengan perawatan yang berlangsung 14-28 hari. Alternatif

Page 22: Tugas Sp Mikrobiologi

pilihan yang cefuroxime dan cefotaxime.. Pengobatan

wanita hamil adalah serupa, tetapi tetrasiklin tidak boleh

digunakan. Penyakit Lyme pada pasien hamil tidak dapat

diobati dengan antibiotik pilihan pertama, doxycycline ,

karena berpotensi berbahaya untuk janin. Sebaliknya,

eritromisin biasanya diberikan itu kurang efektif melawan

penyakit tetapi tidak berbahaya untuk janin.

Sebuah plasebo-terkontrol berbagai pusat studi klinis

menunjukkan bahwa 3 minggu pengobatan dengan

ceftriaxone intravena, diikuti oleh 100 hari pengobatan

dengan amoksisilin oral tidak memperbaiki gejala apapun

lebih dari hanya 3 minggu pengobatan dengan

ceftriaxone. Para peneliti mencatat bahwa hasilnya tidak

harus dievaluasi setelah pengobatan antibiotik awal

melainkan 6-12 bulan sesudahnya.

2. Brucella melitensis

a. Klasifikasi

Kingdom : Bakteri

Filum : Bakteri

Kelas : Bakteri Alpha

Order : Rhizobiales

Keluarga : Brucellaceae

Genus : Brucella

Spesies : B. melitensis

Karakteristik Bakteri gram negatif,kecil,ramping, tidak

memiliki flagel maupun kapsul.

Nama penyakit: Coccobacillus brucellosis

Menyerang domba, sapi, terutama kambing dan bersifat

zoonosis

Pada hewan menyebabkan sterilisasi, mastitis, epipimitis,

dan aborsi.

Page 23: Tugas Sp Mikrobiologi

Pada manusia menyebabkan demam malta.

b. Morfologi

Kuman Brucella tersebar di seluruh dunia terutama di

negara mediterania seperti Asia dan Amerika Latin.

B. melitensis dapat hidup di dalam tanah yang lembab

selama 72 hari, di dalam susu 17 hari dan dalam air laut 25

hari. Berdasarkan hal ini penyebaran kuman pada

ternak/manusia mungkin sekali terjadi.

c. Siklus hidup

d. Kelainan yang ditimbulkan ( tanda dan gejala )

Diawali dengan septisemia lalu mengarah ke demam

undulant dengan penekanan pada rasa sakit otot,

berkeringat (sering kali dengan karakeristik bau jerami

basah) dan arthralgia bermigrasi dan mialgia. Juga disertai

kelemahan, anemia, sakit kepala, depresi dan rasa sakit otot

dan tubuh.  

e. Pencegahan

Cara utama pencegahan brucellosis adalah dengan

menggunakan kebersihan teliti dalam memproduksi produk

susu mentah, atau dengan proses pasteurisasi semua susu

yang dapat dicerna oleh manusia, baik dalam bentuk tak

berubah atau sebagai turunan, seperti keju.

Cara lain adalah dengan imunisasi aktif pada binatang

sebagai sumber infeksi dengan vaksinasi. Strain kuman

yang digunakan dalam pembuatan vaksin ini adalah B.

abortus strain 19 yang sudah dilemahkan untuk sapi dan B.

melitensis strain Rev I untuk biri-biri dan kambing.

Imunisasi aktif pada manusia terhadap infeksi Brucella

masih bersifat eksperimental.

f. Pengobatan

Page 24: Tugas Sp Mikrobiologi

Antibiotik seperti tetrasiklin, rifampisin dan streptomisin

dan gentamisin aminoglikosida efektif terhadap bakteri

Brucella. Namun, penggunaan lebih dari satu antibiotik

yang diperlukan selama beberapa minggu, karena bakteri

mengeram di dalam sel. Perlakuan standar untuk orang

dewasa adalah suntikan harian intramuskular streptomisin

1 g selama 14 hari dan doksisiklin oral 100 mg dua kali

sehari selama 45 hari (bersamaan).Gentamisin 5 mg / kg

secara injeksi intramuskular sekali sehari selama 7 hari

adalah pengganti yang diterima saat streptomisin tidak

tersedia atau sulit untuk mendapatkan rejimen lain yang

banyak digunakan