Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

download Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

of 29

Transcript of Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    1/29

    1

    MODUL MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

    PEMBUATAN ASAM CUKA

    (VINEGAR)

    Disusun Oleh:

    1. Farahnaz Mustika Alamsyah2. Julian Angelia Santoso3. Nur Fadhillah4. Vindi Prilia Purnama

    JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

    2014

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    2/29

    2

    KATA PENGANTAR

    Pertama kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala

    kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

    modul percobaan Pembuatan Vinegar Menggunakan Buah Kelapa sebagai tugas

    pengganti kuliah praktikum semester 4. Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan

    untuk menganalisis dan memahami prinsip fermentasi yang terjadi pada buah yang di

    fermentasikan secara tradisional.

    Dalam penulisan modul percobaan ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh

    karena itu,terselesaikannya modul percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan kami

    semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

    Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan

    terima kasih kepada Ibu/Bapak Pengajar Mata Kuliah Mikrobiologi Pangan yang telah

    membantu kami dalam menyelesaikan modul percobaan ini. Kami juga berterima kasih

    kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu

    menyelesaikan laporan percobaan ini.

    Dalam penyusunan modul percobaan ini, kami menyadari pengetahuan dan

    pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada

    kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja telah kami lakukan. Dan kami juga sangat

    mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar modul percobaan ini lebih

    baik dan bermanfaaat. Terima kasih.

    Jakarta, Mei 2014

    Penulis

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    3/29

    3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

    BAB I ......................................................................................................................................... 4

    PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

    A. PENGGUNAAN VINEGAR DALAM MAKANAN .................................................... 5

    B. BAHAN BAKU .............................................................................................................. 7

    1. Kebutuhan Nutrien ...................................................................................................... 8

    2. Air untuk Produksi Vinegar ........................................................................................ 9

    3. Persiapan Bahan Baku ................................................................................................. 9

    C. JENIS VINEGAR ......................................................................................................... 10

    D. PROSES FERMENTASI .............................................................................................. 11

    1. Fermentasi Alkohol ................................................................................................... 11

    2. Fermentasi Asam Asetat (Asetifikasi)....................................................................... 13

    3. Proses Fermentasi Pembuatan Vinegar ..................................................................... 13

    4. Bakteri asam asetat .................................................................................................... 15

    BAB II ...................................................................................................................................... 17

    PROSES PEMBUATAN ......................................................................................................... 17

    BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................................................. 18

    BAB IV .................................................................................................................................... 20

    PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 20

    BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 28

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    4/29

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Vinegar adalah larutan encer asam asetat yang dihasilkan melalui 2 tahap proses

    fermentasi, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol oleh khamir, kemudian

    dilanjutkan dengan proses oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat.

    Secara garis besar bagan produksi vinegar adalah seperti pada bagan berikut ini :

    Buah-buahan BIJI-BIJIAN

    UMBI-UMBIAN

    Enzim

    (C6H

    10O

    5)n H

    2O Asam x (C

    6H

    12O

    6) + YC

    12H

    22O

    11

    MONO-, SAKARIDA Glukosa Maltosa

    FERMENTASI ALKOHOL : C6H

    12O

    6Khamir 2 C

    2H

    5OH+ 2 CO

    2

    Anaerobik etanol

    ETANOL

    ACETIFIKASI (OKSIDASI ETANOL): C2H

    5OH + O

    2Bakteri CH

    3COOH+H

    2O

    Udara Asam asetat

    ASAM ASETAT

    *Bagan produksi vinegar Wood, 1985)Karena adanya hubungan yang erat antara alcohol yang erat antara alcohol dan

    vinegar, maka diduga bahwa kedua jenis produksi ini ditemukan dalam periode waktu

    yang kira-kira sama. Salah satu kesulitan dalam menentukan saat dikenalnya vinegar

    sebagai produk adalah tidak adanya definisi yang tepat yang dapat membedakan anatara

    istilah wine, old sine, wine asam dan vinegar.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    5/29

    5

    Produksi asam asetat dari larutan mengandung alcohol telah dikenal sejak sama

    yaitu sama lamanya dengan produksi minuman anggur (wine). Bangsa Romawi dan

    Yunani menggunakan vinegar encer sebagai minuman penegar dan dihasilkan dengan

    cara membiarak minuman anggur di tepat terbuka. Produksi vinegar secara industri yang

    pertama kali, dilakukan dengan menggunakan bejana datar yang terbuka. Proses produksi

    vinegar dengan cara ini berlangsung lambat, dimana lapisan film bakteri mengapung

    diatas permukaan minuman anggur yang digunakan sebagai bahan baku. Sejak abad ke

    19, fermentasi permukaan telah dikembangkan sehingga dapat berlangsung lebih cepat,

    antara lain proses generator trickling yang sampai saat ini masih digunakan. Kemudian

    sejak tahun 1949. telah dikembangkan teknik produksi vinegar melalui proses fermentasi

    terendam (Submeregd fermentation).

    A.PENGGUNAAN VINEGAR DALAM MAKANANVinegar banyak digunakan dalam industri pengolahan makanan, industri farmasi

    dan industri kimia. Dalam industri pengolahan makanan, vinegar terutama digunakan

    sebagai bahan penimbul flavor dan bahan pengawet. Beberapa jenis makanan yang

    ditambah vinegar dalam konsentrasi tertentu antara lain adalah tomat, sambal, acar dan

    sayur asin. Acar (pikel) dalam vinegar merupakan salah satu contoh pengawetan makanan

    secara tradisional.

    Daya pengawet vinegar terutama disebabkan karena kandungan asam asetatnya.

    Sebanyak 0.1 persen asam asetat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembentukan

    spora penyebab keracunan makanan, dan 0,3 persen asam asetat dapat mencegah

    pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin. Pengaruh asam asetat biasanya diperkuat oleh

    adanya garam (NaCl) dan bahan padat lainnya, yang akan menurunkan water activity (aw)

    bahan makanan sampai dibawah optiomum untuk pertumbuhan mikroba pembusuk dan

    penyebab keracunan makanan.

    Aktifitas antimikroba asam asetat tidak hanya karena pengaruhnya terhadap pH

    bahan makanan. Hal ini dapat dijelaskan yaitu jika asam asetat digunakan sebagai bahan

    pengasaman (acidulan) dalam suatu medium sintetik, maka pertumbuhan Salmonella sp.

    Akan dihambat pada pH dibawah 5.4. Tetapi jika digunakan asam hidrochlorat (HCL),

    penghambat pertumbuhan baru terjadi pada pH 4.05

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    6/29

    6

    Mekasnisme antimikroba asam asetat diperkirakan sama dengan asam-asam

    organic yang digunakan dalam pengawetan makanan. Aktifitas antimikroba tersebut

    berhubungan dengan molekul lipofilik yang tidak terionisasi dan mampu menembus

    membrane sel mikroba, sehingga merusak system transport membrane sel bersangkutan.

    Di dalam sel, molekul tersebut berdisosiasi untuk meningkatkan keasaman dan

    menghasilkan anion sampai pada tingkat yang bersifat toksik. Dengan mekanisme seperti

    ini, maka harga pKa suatu asam menunjukkan kisaran pH dimana asam bersangkutan

    efektif sebagai pengawet. Asam asetat mempunyai harga pKa= 4.75. Jumlah molekul

    yang tidak berdiosisasi pada berbagai pH seperti pada Tabel .1 dibawah ini.

    Tabel 1. Pengaruh pH terdapat Disosiasi Asam Asetat (Wood, B.J.B., 1985)

    Ph Asam asetat yang tidak

    berdisosiasi (%)7.0 0.6

    6.5 1.7

    6.0 5.3

    5.5 15.2

    5.0 35.7

    4.5 64.3

    4.0 84.8

    3.5 94.7

    3.0 98.3

    Acar biasanga mengandung asam asetat dalam jumlah yang cukup untuk

    mengatasi pengaruh buffer yang terdapat pada bahan baku dan menurunkan pH sampai

    kurang dari 3.5 dimana lebih dari 95 persen asam asetat berada dalam bentuk tidak

    berdiosisasi.Britsh Food Manufacturing Industries Research Association. Mengemukkan

    bahwa diperlukan minimu 3.6 persen asam asetat yang dihitung sebagai persentase

    komponen volatiol dalam bahan, dan telah merumuskan prosedur empiris untuk

    menentukan konsentrasi asam asetat untuk menghasilkan acar dan berbagai jenis saus,

    dengan memperhitungkan pengaruh pengawetan dari bahan padat lainnya, yaitu :

    dimana, A= konsentrasi asam asetat dalam bahan (%)

    VC = konsentrasi komponen volatile (%), yaitu persen kehilangan berat contoh yang

    dikeringkan pada suhu 700C selama 5 jam dibawah tekanan 1-2 inHg

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    7/29

    7

    Bell dan Etchell (1952), dalam penelitian mengenai acar ketimum memberikan

    rumus ayang akan menghasilkan perhitungan kandungan asam asetat yang sedikit lebih

    tinggi, yaitu :

    dimana, A= konsentrasi asam asetat dalam bahan (%)

    S = konsentrasi gula (sukrosa) dlaam bahan (%)

    Produk yang dibuat berdasarkan kedua rumus diatas akan mempunyai daya tahan

    simpan yang cukup lama, tetapi mempunyai flavor asam yang agak keras. Walaupun padabeberapa jenis acae flavor yang keras ini disukai, pada umumnya lebih disukai acar yang

    flavornya tidak terlalu keras.

    Disamping penggunaannya sebagai bahan penimbul flavor dan bahan pengawet,

    vinegar yang diencerkan telah digunakan sebagai minuman penyegar oleh bangsa

    Romawi. Vinegar yang diberi flavor bunga, buah dan madu, dan diencerkan dengan air

    telah digunakan sebagai minuman di Inggeris sejak abad ke-17. Campuran vinegar cider

    dengan madu dari raspberry masih diprosukdi dan dipasarkan di Inggeris sampai saat ini.

    B. BAHAN BAKUPada mulanya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi vinegar diperoleh

    dari industri minuman beralkohol, yang merupakan bagian minuman yang mengalami

    kegagalan dalam proses atau tidak memenuhi syarat untuk dipasarkan. Tetapi dengan

    berkembangnua pengetahuan dan teknologi dalam industri minuman beralkohol,

    kegagalan proses jarang terjadi. Kerana itu industri vinegar memproduksi sendiri larutan

    mengandung alkohol yang disebut mash yang diperlukan untuk memproduksi vinegar.

    Vinegar dapat dibuat dari berbagai jenis bahan yang menghasilkan larutan atau

    sari (juice) yang mengandung gula, terutama jenis gula yang dapat difermentasi. Bahan-

    bahan diantara lain adalah buah-buaham dan molasses. Disamping itu bahan-bahan ini

    antara lain adalah buah-buahan dan molasses. Disamping itu bhaan-bahan yang

    mengandung pati seperti pati menjadi gula-gula sederhana.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    8/29

    8

    Untuk menghasilkan vinegar dengan konsentrasi asam asetat yang diinginkan,

    substrat dengan kandungan gula yang rendah dapat ditambah dengan gula dari bahan lain

    atau dipekatkan melalui proses penguapan.

    1. Kebutuhan NutrienSebagian besar bahan baku alami yang biasa digunakan untuk memproduksi

    vinegar, tidak memerlukan nutrient tambahan karena telah mengandung semua jenis

    nutrient tambahan karena telah mengandung semua jenis nutrient dalam jumlah yang

    cukup untuk pertumbuhan san metabolisme bakteri asam asetat. Kecuali misalnya

    cider apel, yaitu sari buah apel yang telah mengalami fermentasi alcohol, kandungan

    nitrogennya sangat rendah sehingga memerlukan penambahan nitrogen dari semuber

    lain sebelum dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi vinegar.

    Disamping itu untuk memproduksi jenis-jenis vinegar tertentu misalnya

    vinegar spirit, biasanya diperlukan beberapa nutrient tambahan. Pada umumnya

    nutrient tambahan yang diperlukan adalah glukosa, ammonium, fosfat anorganik,

    sulfur, kalisum, magnesium dan beberapa vitamin.

    Secara teoritis 1 gram glukosa dapat menghasilkan 0,067 gram asetat, tetapidalam praktek paling sedikit dibutuhkan 2 persen (v/v) gula untuk setiap 1 persen

    (w/v) asam asetat sebanyak 12 gr/100 ml, bakteri asam asetat membutuhkan 500-

    1000 gr glukosa per 1000 liter mash (larutan mengandung alkohol) dan masih

    diperlukan penambahan mineral sebanyak 300 gr/100 liter yang terdiri dari kalium,

    natrium, magnesium, calsium, ammonium fosfat, sulfat dan garam chloride.

    Beberapa unsur klumit seperti besi, mangan, cobalt, tembaga, vanadium dan seng

    juga diperlukan.

    Jumlah nutrient seperti diuraikan diatas diperlukan dalam proses produksi

    vinegar melalui proses fermentasi terendam (submerged). Untuk proses fermentasi

    permukaan dengan system aliran lambat (trickling process), jumlah nutrient yang

    diperlukan hanya sepertiganya.

    Dewasa ini telah banyak tersedia secara komersial sejenis produk yang

    merupakan campuran dari berbagai nutrient yang diperlukan untuk memproduksi

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    9/29

    9

    vinegar misalnyaAcetozym, Aceto-pep dan Yeast Extract. Jumlah Yeast extract yang

    diperlukan ditambahkan tidak lebih dari 200 gram per 1000 liter mash.

    2. Air untuk Produksi VinegarAir yang digunakan dalam pembuatam mash harus memenuhi beberapa

    persyaratan yaitu jernih, tidak berwarma, tidak berbau, bebas kontaminasi dan tanpa

    endapan atau partikel teruspensi. Air juga bebas chlorine, ozon dan senyawa kimia

    lainnya yang dapat menggangu pertumbuha dan aktifitas metabolisme bakteri.

    3. Persiapan Bahan BakuProsedur dalam mempersiapkan larutan gula untuk fermentasi alkohol

    tergantung pada sifat bahan baku yang digunakan. Pada dasarnya terdapat 3 jenis

    bahan baku yang digunakan, yaitu bahan dengan kadar gula tinggi dan bahan dengan

    kadar pati yang tinggi.

    a. Bahan berkadar gula rendahBuah-buahan merupakan bahan yang umumnya mengandung gula yang

    rendah. Sebelum digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi vinegar, sari

    buah yang diekstrak dari buah-buahan perlu dipekatkan terlebih dahulu atau

    ditambahkan gula (sukrosa) sampai kandungan gulanya mencapai 10-25 persen

    (w/v). Ekstraksi saribuah dari kebanyakan buah-buahan meliputi tahap

    pengahancuran buah dan pemerasan dengan tekanan tinggi. Sebelum pemerasan,

    ke dalam hancuran daging buah dapat ditambahkan enzim petktinolitik, karena

    pektin yang terdegradasi sebagai akibat aktifitas enzim pektinolitik dapat

    mempermudah pemerasan hancuran buah, sehingga meningkatkan volume saribuah yang dapat diperoleh. Dalam proses pembuatan vinegar dari buah pisang,

    dan pemisahan cairan baru dilakukan setelah fermentasi alkohol selesai.

    b. Bahan berkadar gula tinggiBeberapa jenis bahan baker gula tinggi yang dapat digunakan untuk

    memproduksi vinegar adalah molasses, sirup jagung dan madu. Karena

    kandungan gulanya yang tinggi, bahan-bahan ini perlu diencerkan terlebih dahulu

    sampai kandungan gulanya mencapai 10-25 persen (w/v).

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    10/29

    10

    Untuk mengurangi resiko infeksi, larutan medium diasamkan dengan asam

    sulfat sampai mencapai pH 4.5-5.0, dan kemudian dipasteurisasi. Ke dalam

    medium juga dapat deitambahkan nutrioen dalam bentuk ammonium sulfat.

    c. Bahan berkadar pati tinggiBahan dengan kandungan pati yang tinggi seperti serealia dan umbi-

    umbian memerlukan tahap proses yang merubah pati menjadi gula-gula sederhana

    yang dapat difermentasi. Proses ini yang dikenal sebagai proses sakarifikasi, dapat

    dilakukan dengan menggunakan asam, enzim dalam bentuk malt atau mikrona

    penghasil enzim pemecah pati.

    Di Jepang, kapang Asperigillus oryzas ditumbuhkan pada beras yang

    dimasak dengan uap untuk menghasilkan koji. Pada tahap fermentaasi alcohol,

    koji sebagai sumber enzim amilolitik dicampur dengan beras yang juga dimasak

    dengan uap dengan perbandingan 1:3. Jenis kapang lain yang dapat digunakan

    sebagai Saccharifying agent adalahRhizopus sp danMucor sp.

    C.JENIS VINEGARVinegar diberi nama berdasarkan bahan baku yang digunakan Misalnya vinegar

    wine, adalah vinegar yang dibuat dari minuman anggur. Vinegar cider dibuat dari sebuah

    apel. Vinegar beras dibuat dari pati beras yang telah mengalami proses sakarifikasi dan

    vinegar malt yaitu vinegar yang dibuat dari pati yang mengalami proses konversi oleh

    malt.

    Produk yang dikenal sebagai Spirit vinegar di Inggrisa dan Distilled Vinegar di

    Amerika Serikat, adalah vinegar yang menggunakan etanol yang dimurnikan sebagai

    bahan baku atau substrat. Vinegar jenis ini mengandung asam asetat 13-15 peren (w/v),

    dan banyak digunakan dalam industri pengolahan makanan bahkan mungkin merupakan

    jenis vinegar yang paling banyak di pdoruksi saat ini.

    Di Inggris, larutan alkohol murni yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai

    bahan baku dalam memproduksi spirit vinegar adalah alcohol hasil proses ferementasi.

    Sedangkan di Amerika Serikat sering digunakan alkohol murni hasil proses kimia.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    11/29

    11

    D.PROSES FERMENTASIVinegar dapat dihasilkan melalui proses fermentasi spontan, dimana mikroba yang

    aktif merupakan bagian dari mkroflora alami yang terdapat pada berbagai jenis tanaman

    yang digunakan sebagai bahan baku. Susbtrat atau bahan dengan kandungan gula

    sebanyak 120 persen atau lebih yang dibiarkan terbuka terhadap lingkungan sekitarnya

    akan mengalami proses fermentasi alcohol yang dilanjutkan dengan fermentasi asam

    asetat. Kemudian wadah yang digunakan pada fermentasi sebelumnya digunakan sebagai

    sumber mikroba untuk melakukan fermentasi berikutnya.

    Pada setiap tahap dalam fermentasi spontan ini, terjadi persaingan antara berbagai

    mikroorganisme,sehingga tidak dapat menghasilkan vinegar dengan konsentrasi asajm

    asetat yang diinginkan karena proses fermentasi alcohol dan asam asetat tidak

    berlangsung dalam kondisi optimum. Disamping itu vinegar yang dihasilkan kadang-

    kadang memiliki sifat, rasa dan bau yang kurang disukai. Karena itu proses fermentasi

    spontan untuk memproduksi vinegar telah ditinngalkan.

    1. Fermentasi AlkoholSel kahmir yang biasa digunakan dalam fermentasi alkohol adalah galur-

    galur dari spicies Saccharomyces serivisiae. Jika digunakan serum susu (whey)

    sebagai substrat, perlu digunakan khamir seperti Kluyveromyces fragilis dan

    Candida pseudotropicalis, yang mampu memfermentasi laktosa.

    Sel khamir dalam suasana anaerobik akan memfermentasi glukosa menjadi

    etanol terutama melalui lintasan Embden-Meyerhof. Hasil akhir proses fermentasi

    alcohol melalui lintasan ini adalah 92 gram etanol, 88 gram CO2 dan enersi (ATP)

    untuk setiap 180 gram glukosa. Sehingga secara teoritis, setiap 1 gram glukosa akan

    menghasilkan 0.51 gram etanol dan 0.49 gram CO2. Tetapi dalam prakteknya,

    jumlah etanol yang dapat diperoleh tidak lebih dari 90-95 persen dari perhitungan

    teoritis. Hal ini disebabkan karena nutrient yang tersedia dalam medium juga

    digunakan untuk pembentukan biomassa dan pemeliharaan sel. Disamping itu pada

    fermentasi ini juga terjadi reaksi-reaksi samping yang biasanya menghasilkan

    gliserol dan asam suksinat. Reaksi samping ini diperkirakan mengkonsumsi substrat

    sebanyak 4-5 persen.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    12/29

    12

    Selama fermentasi alcohol berlangsung, diperlukan sedikit oksigen yaitu

    sekitar 0.05-0.10 mmHg tekanan O2, yang diperlukan oleh khamir untuk biosintesa

    lemak-lemak tidak jenuh dan lipid. Jumlah oksigen yang lebih tingggi dapat

    merangsang pertumbuhan sel khamir, sehingga produktivitas produksi etanol

    menjadi lebih rendah (Pasteur Effect).

    Tergantung pada specdiesnya sel khamir mampu menggunakan berbagai

    jenis substrat. Pada umumnya sel khamir dapat tumbuh dan memproduksi etanol

    secara efisien pada pH 3.5-6.0, dan pada suhu memproduksi etanol pada pH 3.5-6.0,

    dan pada suhu 28-35C. Peningkatan suhu sampai 40C. dapat mempertinggi

    kecepatan awal produksi etanol, tetapi produktivitas fermentasi secara keseluruhan

    menurun karena meningkatnya pengaruh penghambatan oleh etanol terhadap

    pertumbuhan sel khamir. Pertumbuhan sel khamir sangat sensitive terhadap

    pengaruh penghambatan oleh etanol. Pada konsentrasi etatol 1-2 persen (w/v).

    pertumbuhan sel khamir mulai terhambat dan pada konsentrasi etanol 10 persen

    (w/v). pertumbuhannya menjasi sangat rendah.

    Proses fermentasi alcohol hampir tidak pernah bebas dari kontaminasi,

    kecuali bila dilakukan sanitasi yang memadai baik terhadap lingkungan maupun alat

    dan peralatan yang digunakan. Untuk menghindari kontaminasi oleh bakteri asam

    asetat pada saat fermentasi alcohol sedang berlangsung, tahap fermentasi alcohol

    dan tahap fermentasi asam asetat harus dilakukan dalam ruangan yang terpisah.

    Apabila terjadi proses asetifikasi pada saat fermentasi alcohol sedang berlangsung,

    maka pertumbuhan sel khamir akan terhambat dan produksi alcohol terhenti pada

    saat kandungan gula yang bgelum terfermentasi masih cukup tinggi.

    Tahap fermentasi alkohol untuk memproduksi vinegar dapat dilakukan tampa

    memerlukan pengaturan suhu, terutama bila dilakukan dalam skala kecil dan suhu

    lingkungan sesuai untuk pertumbuhan dan aktifitas sel khamir. Jalannya proses

    fermentasi dapat dimonitor dengan cara mengamati kecepatan pengeluaran CO2,

    atau akan lebih baik lagi bila dilakukan pengukuran berat jenis dan kandungan

    alcohol dalam mash selama fermentasi.

    25

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    13/29

    13

    2. Fermentasi Asam Asetat (Asetifikasi)Asetififikasi adalah proses oksidasi etanol oleh bakteri menjadi asam asetat

    dan air. Secara kimia proses oksidasi tersebut adalah,

    C2H

    5+ O

    2CH

    3COOH + H

    2O

    etanol oksigen asam asetat air

    Berdasarkan persamaan stoichiometri diatas, 1 liter etanol akan

    menghasilkan 1.036 kg asam asetat dan 0.313 kg air. 1 liter etanol (12%, w/v) akan

    menghasilkan 1 liter asam asetat (12.4%, w/v), atau kira-kira 1 persen etanol (v/v)

    akan menghasilkan 1 persen asam asetat (w/v). Perhitungan ini dapat digunakan

    sebagai dasar untuk memperkirakan konsentrasi asam asetat dalam vinegar yang

    dapat dicapai melalui proses fermentasi yang dilakukan, dan perkiraan tersebut dapat

    lebih diandalkan pada konsentrasi etanol 9.2 persen (v/v).

    Hubungan kuantitaif antara etanol dan asam asetat secaratidak langsung

    menunjukkan bahwa jumlah konsentrasi etanol (% v/v) dan konsentrasi asam asetat

    (%, w/v), yang disebut konsentrasi Total (=KT), adalah konstan selama fermentasiberlangsung. Konsentrasi Total merupakan salah satu variable penting yang

    menentukan keberhasilan proses fermentasi untuk memproduksi vinegar.

    3. Proses Fermentasi Pembuatan VinegarProses fermentasi pembuatan vinegar berlangsung secara aerob dan anaerob,

    berikut penjelasannya :

    a. Fermentasi secara AerobAceto Bacteri

    C6H12O6+ 2C2H5OH 2CH3COOH + H2O + 116 kal

    (Glukosa) (Etanol) Asam cuka

    1) Metoda lambat (Slow Methods)Biasanya untuk bahan baku berupa buah-buahan.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    14/29

    14

    Etanol tidak banyak bergerak atau mengalir karena proses dilakukan pada

    suatu tangki batch.

    Memasukan jus buah, yeast, dan bakteri vinegar ke dalam tangki

    Sebagian jus buah terfermentasi menjadi etanol (11-13% alkohol) setelah

    beberapa hari.

    Fermentasi etanol menjadi asam asetat terjadi pada permukaan tangki.

    Bakteri vinegar di permukaan larutan yang membentuk lapisan agar-agar

    tipis mengubah etanol menjadi asam asetat atau vinegar(asetifikasi).

    Proses ini memerlukan temperatur 21- 29 oC.

    Jatuhnya lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar akan memperlambat

    asetifikasi. Permasalahan ini bisa dicegahdengan memasang lapisan yang

    dapat mengapungkan lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar.

    2) Metoda cepat (Quick Methods) atau German process Biasanya untuk bahan baku berupa etanol cair. Bahan baku untuk basis 1 ton asam asetat(100%) : Alkohol(95 %) sebanyak 1.950 lb Sedikit nutrisi Udara sebanyak 11.000 lb Etanol mengalami perpindahan selama proses. Proses fermentasi terjadi di dalam tangki pembentukan (Frings generator)

    yang terbuat dari kayu atau besi.

    Bagian-bagian dari tangki pembentukan :A. Bagian atas, tempat alkohol dimasukkanB. Bagian tengah, terdapat bahan isian (berupa:kayu, tongkol jagung, rottan)

    di bagian ini untuk memperluas bidang kontak rektan (etanol dan oksigen).

    Bahan isian mulamula disiram dengan larutan vinegar yang mengandung

    bakteri asetat sehingga dipermukaan bahan isian akan tumbuh bakteri

    asetat.

    C. Bagian bawah,digunakan sebagai tempat mengumpulkan produk vinegar. Mendistribusikan campuran etanol cair (10,5 %), vinegar(1 %), dan nutrisi

    melalui bagian atas tangki dengan alatsparger

    Campuran mengalir turun melalui bahan isian dengan sangat lambat Udara dialirkan secara countercurrent melalui bagian bawah tangki

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    15/29

    15

    Panas yang timbul akibat reaksi oksidasi diambil dengan pendingin. Pendingindipasang pada aliran recyclecairan campuran(yang mengandung

    vinegar,etanol, dan air) dari bagian bawah tangki. Temperatur operasi

    dipertahankan pada rentang suhu 30-35 oC.

    Produk yang terkumpul di bagian bawah tangki mengandung asam asetatoptimum sebesar 10- 10,5 %. Sebagian produk direcycle dan sebagian yang

    lain di keluarkan dari tangki.

    Bakteri asetat akan berhenti memproduksi asam asetat jika kadar asam asetattelah mencapai 12-14 %.

    Bahan baku 2.500 gal dengan produk 10,5 % asam asetat memerlukan waktuproses 8-10 hari.

    3) Metoda Perendaman (Submerged Method) Umpan yang mengandung 8-12 % etanoldiinokulasi

    denganAcetobacter acetigenum.

    Temperatur proses dipertahankan pada rentang suhu 24-29 oC. Bakteri tumbuh di dalam suspensi antara gelembung udara dan cairan yang

    difermentasi.

    Umpan dimasukkan melewati bagian atas tangki. Udara didistribusikan dalam cairan yang difermentasi sehingga membentuk

    gelembung- gelembung gas.Udara keluar tangki melewati pipa pengeluaran di

    bagian atas tangki.

    Temperatur proses dipertahankan dengan menggunakan koilpendinginstainless steel yang terpasang di dalam tangki.

    Defoamer yang terpasang di bagian atas tangki membersihkan busa yangterbentuk dengan sistem mekanik.

    4. Bakteri asam asetatGolongan bakteri yang mengoksidasi etanol menjasi asam asetat disebut

    sebagai bakteri asam asetat, dan diklasifikasikan ke dalam 2 genar yaitu

    Glukonobacter dan Acetobacter. Perbedaan diantara kedua genus ini ialah bahwa

    genus Glunonobacter mengoksidasi etanol hanya menjadi asam asetat, sedangkan

    genus Acetobacter pada tahap awal etanol menjadi asam asetat dan kemudian

    mengoksidasi asam asetat menjasi CO2

    dan H2O (overoxidze). Pendapat lain

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    16/29

    16

    mengatakan bahwa genus Gluconobacter disamping tidak dapat mengoksidasi asam

    asetat, juga hanya memproduksi asam asetat dari glukosa, tidak dari etanol.

    Bakteri asam asetat yang dewasa ini banyak digunakan untuk memproduksi

    vinegar secara komersial ialah beberapa galur dari species Acetobacter aceti,

    Acetobacter pasteurianus danAcetobacter peroxidans.

    Spesies Gluconobacter oxydans dan beberapa subspeciesnya, juga digunakan

    secara komersial. Bakteri asam asetat sangat beragam dan mudah mengalamu

    perubahan. Karena itu bagi industri vinegar yang penting adalah galur bakteri asam

    asetat yang memiliki sifa-sifat sebagai berikut :

    Toleran terhadap konsentrasi asam asetat yang tinggi Tidak mengoksidasi asam asetat (overoxidation) Memproduksi asam asetat dengan laju produksi yang tinggi Membutuhkan nutrient dalam jumlah kecil Tahan terhadap infeksi.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    17/29

    17

    BAB II

    PROSES PEMBUATAN

    2.1Alat Wadah atau toples yang terbuat dari kaca

    Toples merupakan sebuah tempat yang bisa digunakan selama penyimpanan vinegar. Toples

    yang digunakan untuk pembuatan vinegar ini hendaklah yang terbuat dari kaca.

    Baskom

    Baskom merupakan sebuah tempat/wadah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan air

    kelapa sementara, sebelum dimasukkan kedalam toples

    LapLap merupakan sebuah alat yang bisa digunakan untuk menutup toples dengan keadaan

    tertutup. Sebelum lap digunakan, terlebih dahulu harus disterilisasikan.

    Panci

    Panci merupaka sebuah wadah atau alat yang digunakan untuk mensterilisasikan lap yang

    hendak digunakan.

    Karet gelang

    Karet gelang merupakan sebuah alat yang bisa digunakan untuk menguatkan atau mencegah

    toples yang berisi vinegar yang terbuat dari air kelapa itu terhindar dari kontaminan yang ada.

    2.2 Bahan

    Air Kelapa

    Air kelapa merupakan suatu bahan dasar yang dapat digunakan dalam proses pembuatan

    vinegar. Air kelapa ini biasanya didapatkan dari kelapa yang sudah siap dimakan atau

    biasanya digunakan air kelapa muda.

    Gula putih

    Gula putih digunakan merupakan salah satu bahan pemanis.

    Air biasa

    Air biasa merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk mensterilkan lap yang akan

    digunakan.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    18/29

    18

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    3.1 Persiapan Wadah

    Pilih wadah pembuatan vinegar yang terbuat dari kaca atau keramik. Jangan

    menggunakan wadah dari material yang dapat beraksi dengan vinegar, seperti alumunium,

    besi, dan plastic. Vinegar dapat menyebabkan beberapa reaksi kimia dengan bahan- bahan

    tersebut yang menyebabkan vinegar menjadi senyawa yang berbahaya bagi kesehatan.

    3.2 Persiapan Bahan

    Pada praktikum ini, kita akan menggunakan vinegar dari air kelapa, caranya :

    Pertama-tama masukkan terlebih dahulu air kelapa ke dalam wadah atau toples yangterbuat dari kaca.

    Tambahkan gula putih secukupnya hingga terasa manis, kemudian aduk sampaimerata.

    3.3 Proses Fermentasi

    Sebelum kita melakukan proses fermentasi, terlebih dahulu kita persiapkan kain kassa atau

    lap, yang siap untuk disterilisasikan, yaitu dengan cara :

    Masukkan air ke dalam panci, kemudian didihkan hingga mendidih.

    Selanjutnya lap atau kain kassa disimpan diatas panic yang berisi air panas tersebut,dengan cara ini bisa mensterilisasikan lap tersebut.

    Kemudian selanjutnya adalah tahap fermentasi :- Tutup wadah dengan kain kasa dan kencanngkan dengan karet gelang atau

    benang. Kondisi ini memungkinkan oksigen untuk tetap mengalir ke larutan dan

    mencegah lalat dan sampah untuk masuk ke dalam larutan.

    -

    Tempatkan wadah pada ruang gelap, hangat, dan biaarkan alam mengatur prosesini. Usahakan suhu pada tempat penyimpanan antara 150C sampai 270C.

    Umumnya setelah 3- 4 minggu lapisan induk vinegar mulai terbentuk.

    3.4 Penyimpanan Vinegar

    Untuk menghilangkan alkohol diperlukan waktu fermentasi yang sangat lama.Proses ini dapat dipercepat dengan mendidihkan vinegar yang telah diperoleh.

    Setelah didihkan, proses pasteurisasi dapat dilakukan dengan memanaskan

    vinegar pada suhu 770C selama 10 menit.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    19/29

    19

    Vinegar yang tidak dipasteurisasi dapat disimpan pada wadah yang steril dantertutup selama beberapa bulan dalam refrigator.

    Vinegar yang dipasteurisasi dapat disimpan pada wadah kedap uadara yang sterildi suhu ruang dan tidak terkena sinar matahari langsung selama beberapa bulan

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    20/29

    20

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Pembahasan

    Sebelum kita lebih jauh membahas tentang praktikum kali ini dalam proses pembuatan

    vinegar, terlebih dahulu kita harus memahami tentang istilah seperti respirasi aerob, substrat,

    produk akhir, enzim, fermentasi.

    Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis didalam tubuh makhluk hidup.

    Enzim dapat bertindak sebagai katalis yaitu dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia

    tetapi tidak berubah dalam reaksi kimia tersebut. Molekul yang bereaksi di dalam suatu reaksi

    yang dikatalis oleh enzim disebut substrat, dan molekul yang dihasilkan disebut

    produk (Aryulina, dkk. 2007).

    Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan udara terutama oksigen.

    Secara garis besar, proses tersebut dibagi dalam 3 tahap yaitu glikolisis, siklus krebs, dan

    transfer electron. Energi yang dihasilkan pada proses ini adalah 38 ATP . Sedangkan

    Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen

    bebas sebagai penerima atom hidrogen (H) terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu

    (seperti : etanol, asam laktat) .Asam piruvat yang dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat

    dimetabolisasi menjadi senyawa yang berbeda (ada/tersedianya oksigen atau tidak) . Pada

    kondisi aerobik (tersedia oksigen) sistem enzim mitokondria mampu mengkatalisis oksidasi

    asam piruvat menjadi H2O dan CO2serta menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin

    Tri Phosphat). Pada kondisi anaerobik ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel akan dapat

    mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi ( ATP ).

    Atau oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta membebaskan

    energi ( ATP ). Bentuk proses reaksi yang terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi.Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang terdapat di dalam sitoplasma sel. Energy yang

    dihasilkan pada proses respirasi anaerob adalah 2 ATP (Dakon, 2011).

    Fermentasi adalah proses produksi energi dalamsel dalam keadaan

    anaerobik (tanpaoksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentukrespirasi

    anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi

    sebagairespirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal

    (Anonim, 2011).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29http://id.wikipedia.org/wiki/Anaerobikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Respirasi_anaerobik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Respirasi_anaerobik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi_selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi_selhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Respirasi_anaerobik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Respirasi_anaerobik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anaerobikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29
  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    21/29

    21

    Pada praktikum kali ini, kita akan membahas cara atau proses pembuatan dari vinegar.

    Vinegar merupakan salah satu komponen masakan yang dihasilkan dari proses fermentasi.

    Dalam pembuatan vinegar ini, kami menggunakan air kelapa sebagai bahan bakunya. Seperti

    yang kita ketahui bahwa air kelapa ini banyak sekali manfaatnya, salah satunya itu bisa

    dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan vinegar. Istilah vinegar ini mengacu pada

    fermentasi dua tahap dari karbohidrat menjadi alcohol selanjutnya menjadi asam asetat.

    Asam asetat merupakan salah satu produk industri yang banyak dibutuhkan di Indonesia.

    Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang mengandung alkohol, yang diperoleh dari

    berbagai macam bahan seperti buah buahan, kulit nanas, pulp kopi, dan air kelapa. Hasil dari

    fermentasi asam asetat sering disebut sebagai vinegar yang berarti sour wine. Vinegar berasal

    dari bahasa Perancis, vindiger (vin=wine, digger=sour). Pada saat ini cuka atau vinegar

    dibuat dari bahan kaya gula seperti buah anggur apel, nira kelapa, malt, gula sendiri seperti

    sukrosa dan glukosa, dimana pembuatannya melibatkan proses fermentasi alokohol dan

    fermentasi asetat secara berimbang (Anonim, 2010).

    Vinegar atau cuka sudah ditemukan oleh ribuan tahun yang lalu. Ketika anggur pertama

    kali dibuat, gula difermentasi menjadi alkohol. Seiring waktu, bakteri di udara mengubah

    alkohol menjadi asam asetat (Anonim, 2011).

    Proses Fermentasi Vinegar:

    a. Fermentasi Aerob

    Acetobacter aceti

    C6H12O6 2 C2H5OH 2 CH3COOH + H2O + 116 kal

    glukosa etanol cuka asam

    b. Fermentasi Anaerob

    Clostridium thermoaceticum

    C6H12O6 3 CH3COOH

    glukosa asam asetat

    Untuk membuat vinegar wadah atau tempat yang digunakan hendaklah yang terbuat dari

    kaca atau keramik. Hal disebabkan karena ketika proses fermentasi akan beerubah asam dan

    asam disana adalah asam asetat. Karena sifat asam tersebut kemungkinan kandungan plastic

    yaitu dioksin akan dapat keluar sehingga vinegar yang nantinya akan dikonsumsi tidak baik

    untuk kesehatan karena dioksin yang ada dalam plastic memang berbahaya untuik kesehatan.

    Berdasarkan literature yang ada dari Najwa (2010),menyatakan bahwa dioksin adalah

    senyawa yang tergolong karsionogenik. Dampak keracunan dioksin untuk jangka panjang

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    22/29

    22

    adalah kanker dan aterosklerosis sehingga menaikkan angka kematian sampai 46 % pada

    beberapa kasus.Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon,yaitu dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan

    mekanisme genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu kanker,

    menurunkan daya tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran kandungan, dan dapat

    mengakibatkan cacat kelahiran (birth deformity). Dioksin secara langsung mampu

    menurunkan sel B dan secara tidak langsung menurunkan jumlah sel T yang berperan dalam

    sistem imun. Karena mampu mengubah fungsi genetika sel, jadi dapat menyebabkan

    timbulnya penyakit genetis dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

    Dioksin dikenal sebagai penyebab kanker. Berinteraksi secara langsung dengan DNA

    melalui mekanisme berbasis reseptor. Proses interaksi melalui mekanisme berbasis resptor

    dapat dijelaskan sebagai berikut, setelah masuk ke dalam tubuh melalui selaput sel, dioksin

    bersatu dengan protein dasar reseptor. Maka dioksin pun diizinkan masuk ke dalam inti sel.

    Di sini ia berinteraksi dengan DNA dan menyerang gen yang mengontrol banyak reaksi

    biokimia seperti sintesa dan metabolisme hormon, enzim, maupun faktor pertumbuhan,

    sehingga bisa menimbulkan dampak dari kelainan janin sampai kanker (Albab, 2005).

    Pada proses pembuatan vinegar, setelah beberapa minggu umumnya akan terdapat lapisan

    pada bagian atas larutan vinegar yang dihasilkan yang dikenal dengan istilah induk vinegar

    yang dapat dipakai sebagai starter untuk membuat vinegar. Bahan aktif yang dapat

    ditemukanpada induk vinegar yaitu bakteri asam asetat yang dewasa ini banyak digunakan

    untuk memproduksi vinegar secara komersial adalah galur dari spesiesAcetobacter aceti, A.

    Pasteurianus, A. Peroxidans dan Gluconobacter oxidans. Bakteri asam asetat sangat

    bervariasi dan mudah mengalami perubahan-perubahan sifat fisiologis dan aktivitas

    metabolik. Karena itu bagi industri vinegar yang terpenting adalah galur bakteri asam asetat

    yang memilki sifat-sifat:

    1. Toleran terhadap konsentrasi asam asetat yang tinggi.

    2. Tidak mengoksidasi asam asetat

    3. Mempunyai produktivitas yang tinggi

    4. Kebutuhan nutrien sedikit

    5. Tahan terhadap infeksi

    6. Bakteri asam cuka termasuk golongan bakteri gram negatif aerobik, langsung dicampurkan

    dalam medium. Penyimpanan harus di tempat dingin dan dijauhkan dari area panas.

    Dalam proses fermentasi larutan vinegar harus terhindar dari sinar matahari. Hal ini

    dikarenakan bila vinegar terdedah matahari kemungkinan yang akan terjadi yaitu kerja

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    23/29

    23

    bakteri yang nantinya kan membuat fermentasi dan akhoirnya menjadikan bahan itu manjadi

    alkhol tidak bekerja dan kemungkinan yang terjadi yakni kebusukan. Sehingga fermentasi

    yang terjadi akan gagal dan tidak akan dapat dijadikan vinegar.

    Kelebihan Metoda lambat(Slow Methods) : -Proses sangat sederhana

    Kekurangan Metoda lambat(Slow Methods) :

    a) Proses relative lama,berminggu-minggu atau berbulan-bulan.b) Jatuhnya lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar akan memperlambat asetifikasi.

    Kelebihan Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :

    a) Biaya proses rendah, relatif sederhana dan kemudahan dalam mengontrol.

    b) Konsentrasi produk asam asetat besar.

    c) Tangki proses membutuhkan sedikit tempat peletakannya.

    d) Penguapan sedikit.

    Kekurangan Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :

    a) Waktu tinggal terlalu lama bila dibandingkan Metoda Perendaman (SubmergedMethod).

    b) Pembersihan tangki cukup sulit.Kelebihan Metoda Perendaman (Submerged Method):

    a) Hampir disemua bagian tangki terjadi fermentasi.

    b) Kontak antar reaktan dan bakteri semakin besar.

    Kekurangan Metoda Perendaman (Submerged Method):

    a) Biaya operasi relatif mahal.b) Fermentasi secara Anaerob.c) Menggunakan bakteri Clostridium thermoaceticum.d) Mampu mengubah gula menjadi asam asetat.e) Temperatur proses sekitar 45- 65 oC; pH 2-5.f) Memerlukan nutrisi yang mengandung karbon, nitrogen dan senyawa anorganik.

    Kelebihan proses anaerob:

    a) Mengubah gula menjadi sama asetat dengan satu langkah.

    b) Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur 60oC.Perbedaan temperatur yang besar antara

    suhu media dengan suhu air pendingin memudahkan dalam pembuangan panas.

    c) Kontaminasi dengan organisme yang membutuhkan bisa diminimalisasi karena bekerja pada

    kondisi anaerob.

    d) Organisme yang hanya dapat hidup dalam kondisi mendekati pH netral akan mati karena

    operasi fermentasi dilakukan pada kondisi asam pH 4,5.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    24/29

    24

    Kekurangan proses anaerob :

    a) Konsentrasi asam asetat lebih rendah dibandingkan dengan proses aerob.

    b) Biaya proses lebih mahal dibandingkan dengan proses aerob.

    Pengendalian Fermentasi

    Dalam proses pembuatan cuka, ada beberapa langkah pengendalian fermentasi yang perlu

    dilakukan sehingga hasil fermentasi yang berupa vinegar sesuai yang diinginkan, yaitu :

    a. Pada saat fermentasi alkohol, nutrisi yang dibutuhkan oleh khamir untuk melakukan

    fermentasi harus dipenuhi. Selain gula dan sebagian merupakan padatan cider, substansi yang

    dinyatakan oleh keasaman dan abu sangat diperlukan oleh khamir. Demikian pula dengan

    kebutuhan mineral dalam abu yang penting untuk pertumbuhan mikroba.

    b. Suhu 75 80oF merupakan suhu yang sesuai yang harus dipertahankan selama fermentasi

    alkohol. Pada suhu mendekati 100oF fermentasi menjadi terhambat dan berhenti pada suhu

    105oF.

    c. Fermentasi alkohol harus dilakukan dalam kemasan, sehingga sari buah tidak terkena udara

    secara berlebihan. Suatu tong diletakkan secara horizontal dengan lubang tong ditutup kapas

    atau perangkap udara. Untuk sejumlah kecil dapat digunakan botol besar yang mulutnya

    disumbat dengan kapas.Kemasan jangan ditutup rapat,sebab dapat meledak. Peristiwa ini

    terjadi karena adanya tekanan dari gas yang dihasilkan.

    d. Untuk mencegah pertumbuhan organisme yang tidak dikehendaki ialah dengan

    menambahkan cuka yang kuat yang belum dipasteurisasikan kedalam sari buah yang

    diperoleh sesudah fermentasi alkohol selesai. Penambahan cuka tersebut dimaksudkan

    sebagai inokulasi yang penuh dengan bakteri asam cuka pada sari buah beralkohol tersebut.

    e. Sesudah fermentasi asetat berjalan sempurna, cuka tidak boleh kontak dengan udara, sebab

    cuka dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi karbondioksida dan air, sehingga kadar asam

    menurun agak lebih cepat sampai pada suatu kondisi yang tidak diinginkan. Untuk mengatasi

    hal ini cuka harus ditempatkan dalam kemasan yang tertutup rapat dengan isi yang penuh.

    f. Fermentasi asam asetat terjadi sangat cepat, bila cider mengandung 68 % alkohol, tetapi 12

    % alkohol masih dapat ditolerir. Kegiatan fermentasi berjalan lambat bila alkohol yang ada

    hanya 1 2 %. Selama kegiatan fermentasi, dihasilkan panas yang cukup untuk menaikkan

    suhu generator (metode cepat). Aktivitas fermentasi akan terus berlangsung pada suhu antara

    6896oF.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    25/29

    25

    Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi asam asetat adalah :

    a. SuhuSuhu optimum 15340C (Prescott and Dunn, 1959), 2530oC (Hidayat, 1997)

    b. pHBakteri asam asetat dapat tumbuh secara optimal pada pH antara 5,4 6,3 (Adams,

    1986).

    c. Kecepatan aerasi Konsentrasi oksigen terlarut sangat penting untuk pertumbuhan sel

    mikroba dalam menghasilkan asam asetat. Kecepatan aerasi diperlukan untuk mengatur

    konsentrasi oksigen terlarut pada medium fermentasi. Udara pada tekanan 1 atm merupakan

    sumber oksigen baik, tetapi konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi akan meracuni bakteri,

    begitu pula bila terlalu rendah (Said, 1987).

    Besarnya aerasi yang digunakan oleh peneliti berbeda-beda, antara lain : 0,08 vvm (Hidayat,

    1997) dan 0,061,2 vvm (Wignyanto, 1995) dengan diameter sekitar 1 mm.

    d. Konsntrasi alkoholKonsentrasi alkohol yang digunakan berbeda-beda antara lain yang

    dikemukakan oleh Hotmaka dan Ebner (1959) sebesar 57 %

    e. Jumlah inokulum Seleksi terhadap jenis dan jumlah inokulum yang akan ditambahkan

    akan menentukan kualitas hasil fermentasi .

    Kriteria penting bagi kultur mikroba agar dapat digunakan sebagai inokulum yaitu sehat dan

    berada dalam keadaan aktif, tersedia dalam jumlah yang cukup, berada dalam bentuk

    morfologi yang sesuai, bebas dari kontaminan dan kemampuannya dalam membentuk

    produk.

    f. Lama fermentasiLama fermentasi akan mempengaruhi produk fermentasi yang

    dihasilkan. Waktu fermentasi yang terlalu pendek akan menghasilkan produk yang sedikit

    karena substrat tidak seluruhnya terdegradasi sedang waktu fermentasi yang lama, asam

    asetat akan teroksidasi menjadi karbondioksida dan air (Soeharto, 1986). Proses fermentasi

    ini berkisar pada jangka waktu 12 hari dan menghasilkan asam asetat 3,5 %.

    Ragi yang bertanggung jawab pada proses pembuatan vinegar adalah ragi dari

    kelompok acetobacter.

    Faktor Faktor yang Diperhatikan dalam Pembuatan Vinegar (Asam Asetat)

    a. Pemilihan mikroba

    Bakteri yang dapat memenuhi syarat yaitu yang produktivitasnya tinggi dan mempunyai

    rasa enak. Sebagai contohBacterium schutzen bachil /Baterium cuvrumbiasanya dipakai

    untuk memproduksi asam cuka biasanya dipakai asam cuka dari etanol dengan quick vinegar

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    26/29

    26

    process, sedangBacteruim orleanensepada proses Orleans (proses lambat). Jika kita salah

    memilih mikroba akan dapat menghambat dalam proses pembuatan vinegar.

    b. Kualitas bahan dasar

    Sebagai bahan dasar adalah semua bahan yang dapat difermentasikan menjadi

    alkohol.bisa dari jus buah buahan seperti buah apel, anggur, jeruk, bahan bahan bergula ,

    beer, anggur/ wine.

    c. Fermentasi oleh yeast

    Sebelum fermentasi asam cuka, gula yang berasal dari bahan dasar difermentrasikan

    menjadi alkohol, sehingga yeast yang dipakai harus diseleksi, demikian juga faktor faktor

    yang mempengaruhi selama fermentasi menjadi alkohol harus diperhatikan.

    d. Keasaman

    Kadar alkohol terbaik dan dapat segera difermrntasikan 10-13%. Bila kadar alkohol

    14% atau lebih maka oksidasi alkohol menjadi asam cuka tidak atau kurang sempurna sebab

    perkembangan bakteri asam cuka terhambat. Sedang bila kadar alkohol rendah mungkin akan

    banyak vinegar yang hilang bahkan pada konsentrasi alkohol 1-2% ester dan asam cuka akan

    dioksidasi yang mengakibatkan hilangnya aroma dan flavor( aroma dan flavor menjadi jelek).

    e. Oksigen

    Proses fermentasi asam cuka menjadi alkohol adalah proses oksidasi maka perlu

    diaerasi.

    f. Supporting medium/ bahan penyangga

    Bahan penyagga ini dimaksudkan untuk memperluas permukaan yang berhubungan

    dengan udara serta tempat melekatnya koloni bakteri bakteri asam cuka sehingga proses

    fermentasinya menjadi lebih cepat. Sebagai bahan penyangga dapat dipakai chips/ pasahan/

    tatal kayu, arang, ranting anggur, tongkol jagung, dan sebagainya. Bahan penyangga tersebut

    tidak boleh bersifat racun, serta tidak boleh mengandung besi, tembaga, sulfur, atau ion ion

    lainnya yang mempengaruhi vinegar.

    g. Suhu

    Suhu selama fermentasi mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri asam cuka. Bila suhu:

    12-15 oC : pertumbuhan bakteri lambat, sel selnya menjadi gemuk, pendek.

    42-45 oC : sel bakteri akan memanjang membentuk semacam mycelium yang tidak bersekat

    15-34 oC : pertumbuhan sel normal dan cepat

    Untuk fermentasi asam cuka suhu yang paling sesuai 26,7-29,40C, sebab bila suhu rendah

    fermentasi akan berjalan lambat sedang bila suhu tinggi akan banyak alkohol yang menguap

    bersama-sama dengan bahan bahan volatile yang membentuk flavor dan aroma dari asam

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    27/29

    27

    cuka, sehingga asam cuka yang dihasilkan akan mempunyai flavor ataupun aroma yang

    kurang sedap/ enak.

    Setelah kita membuat vinegar, menurut anda apakah mungkin membuat vinegar

    menggunakan ragi yang umum dijual untuk membuat roti?Jelaskan alasan anda!

    Bisa. Karena menuirut saya ragi roti juga mengalami fermentasi yang tidak memeelukan

    udara sehingga dapat dijadikan sebagai bahan induk untuk membuat vinegar. Karena roti juga

    puna sifat yang sama seperti bakteri pada vinegar seperti halnya proses ini :

    Proses fermentasi didefinisikan sebagai proses penguraian asam amino secara anaerobic yaitu

    tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat diuraikan dalam fermentasi utamanya

    adalah KH. Namun sebelum difermentasikan polisakarida terlebih dahulu menjadi gula

    sederhana, misalnya hidrolisis pati menjadi unit-unit glukosa. Glukosa lalu dipecah menjadi

    senyawa-senyawa lain tergantung jenis fermentasinya.

    Dalam proses fermentasinya terlebih asam piruvat, dikenal 4 jalur pemecahan glukosa, yaitu :

    1. Jalur CMF atau glikolisis, ditemukan pada fungi dan sebagian besar bakteri, serta hewan

    dan manusia.

    2. Jalur entner-do udreff (ED) hanya ditemukan pada bakteri.

    3. Jalur Heksa amino fosfat (HMF) ditemukan pada berbagai organisme.

    4. Jalur fosfo ketolase (FK) ditemukan pada bakteri yang tergolong lactobacillus

    heterofermentatif (Anonim, 2008)

    Manfaat Asam Asetat

    a) Penambah rasa pada makanan dalam industri makanan

    b) Memperbaiki flavor pada pembuatan mayonaise

    c) Memperbaiki flavor dan pengawet pada pembuatan acar

    d) Antiseptic

    e) Mencegah tumbuhnya jamur pada roti

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    28/29

    28

    BAB VPENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Vinegarberasal dari kata vinaigre (bahasa Perancis) yang artinya anggur yang telah

    asam, merupakan suatu produk yang dihasilkan dari fermentasi bahan yang mengandung gula

    atau pati menjadi alkohol, yang kemudian difermentasi lebih lanjut menjadi vinegar. Ragi

    jenis acetobacter ini sangat sensitive terhadap suhu. Ragi ini tumbuh baik pada suhu antara

    150C sampai 350C dengan suhu optimal antara 26-300C dan mati pada suhu 600C. salah satu

    hal penting dalam pembuatan vinegar adalah sterilisasi alat.Acetobacterjuga memerlukan

    oksigen untuk dapat bekerja sehingga wadah yang kedap udara tidak dapat digunakan untukproses fermentasi pembuatan vinegar. Vinegar atau cuka dibuat dengan cara melakukan 2

    fermentasi. Fermentasi aerob untuk menghasilkan ethanol dan fermentasi anaerob untuk

    menghasilkan asam asetat. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam proses

    pembuatan vinegar adalah pemilihan mikroba, kualitas bahan dasar, fermentasi oleh yeast,

    keasama, oksigen, supporting medium/bahan penyangga, dan suhu. Pembuatan vinegar juga

    harus mengggunakan wadah/ toples yang terbuat dari agar terhindar dari bereakasinya

    senyawa dioksin yang akan menyebabkan kanker pada manusia.

    5.2 Saran

    Dalam proses pembuatan vinegar, kami memberikan saran kepada yang akan

    melakukan praktikum ini agar selalu memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan.

    Alat yang digunakan haruslah steril, kemudian proses fermentasinya harus diperhatikan pula.

    Penyimpanan vinegar haruslah dalam kedaan yang gelap, serta tempat yang digunakannya itu

    yang terbuat dari kaca.

  • 5/24/2018 Tugas Modul Mikrobiologi Pangan_4PMN

    29/29

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    Ananda, 2010. Cuka.[online]. Tersedia:http://anandagagan.blogspot.com/2010/03/cuka.html-diakses-12-11-2011

    Anonim, 2008. .Pembuatan Ragi. [online].Tersedia: http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/pembuatan-ragi.html-diakses-13-

    11-2011

    Anonim, 2010.Asam Asetat. [online]. Tersedia: Laboraturium Mikrobiologi Industri-doc

    Anonim, 2011.Acetobacter. [online].Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Acetobacter-diakses-12-11-2011

    Anonim, 2011. Seni Makanan-Vinegar.[online]. Tersedia:http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011

    Bagas, 2010.Pembuatan Asam Asetat. [online].Tersedia:http://bagasvanirawan.wordpress.com/2010/07/20/pembuatan-asam-asetat/-

    diakses-12-11-2011

    Dakon, 2011.Respirasi Aerob dan Anaerob. [online]. Tersedia:http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-aerob.html-diakses-12-11-2011

    Darma, 2010.Bioteknologi Fermentasi. [online].Tersedia:http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/bioteknologi-fermentasi/-

    diakses-12-11-2011

    Kwartiningsih dan Mulyati, 2005. Fermentasi Sari Buah Nanas menjadiVinegar.Kuilibrium. Vol. 4. No. 1. 8 Juni 2005 : 812

    http://anandagagan.blogspot.com/2010/03/cuka.html-diakses-12-11-2011http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/pembuatan-ragi.html-diakses-13-11-2011http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/pembuatan-ragi.html-diakses-13-11-2011http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/pembuatan-ragi.html-diakses-13-11-2011http://id.wikipedia.org/wiki/Acetobacter-diakses-12-11-2011http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011http://bagasvanirawan.wordpress.com/2010/07/20/pembuatan-asam-asetat/http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-aerob.html-diakses-12-11-2011http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-aerob.html-diakses-12-11-2011http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-aerob.html-diakses-12-11-2011http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/bioteknologi-fermentasi/-diakses-12-11-2011http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/bioteknologi-fermentasi/-diakses-12-11-2011http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/bioteknologi-fermentasi/-diakses-12-11-2011http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/bioteknologi-fermentasi/-diakses-12-11-2011http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-aerob.html-diakses-12-11-2011http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-aerob.html-diakses-12-11-2011http://bagasvanirawan.wordpress.com/2010/07/20/pembuatan-asam-asetat/http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011http://id.wikipedia.org/wiki/Acetobacter-diakses-12-11-2011http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/pembuatan-ragi.html-diakses-13-11-2011http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/pembuatan-ragi.html-diakses-13-11-2011http://anandagagan.blogspot.com/2010/03/cuka.html-diakses-12-11-2011