Tugas PPKN

24
Siapa Syiah, Siapa Sunni TEMPO.CO , Jakarta - Konflik Syiah yang terjadi pekan lalu di Sampang, Madura, membuat banyak orang mulai bertanya ada apa sebenarnya dengan Syiah. Siapa mereka dan kenapa bisa berlanjut konfliknya hingga bersimbah darah? Menteri Agama Indonesia ke-15, Muhammad Quraish Shihab, membedah dua kelompok ini dalam buku yang berjudul Sunnah-Syiah, Bergandengan Tangan, Mungkinkah? Pria 68 tahun ini mengawali kisah dua kelompok besar ini dengan menjelaskan apa itu perbedaan dalam Islam. Ia kemudian membedah perbedaan umum antara Sunnah dan Syiah. Menurut lelaki kelahiran Sulawesi selatan ini, secara umum ada dua kelompok umat Islam dengan jumlah pengikut yang besar yaitu kelompok Ahlussunnah wa al-Jamaah dan kelompok Syiah. Kelompok pertama secara harfiah dari kata Ahl as- sunnah adalah orang-orang yang konsisten mengikuti tradisi Nabi Muhammad. Baik dalam tuntunan lisan maupun amalan serta sahabat mulia beliau. Golongan ini percaya perbuatan manusia diciptakan Allah dan baik buruknya karena qadha dan qadar-Nya. Kelompok Ahlussunah juga memperurutkan keutamaan Khulafa'ar-Rasyidin sesuai dengan urutan dan masa kekuasaan mereka. 1

description

Toeransi umat beragama

Transcript of Tugas PPKN

Page 1: Tugas PPKN

Siapa Syiah, Siapa Sunni

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Syiah yang terjadi pekan lalu di Sampang,

Madura, membuat banyak orang mulai bertanya ada apa sebenarnya dengan

Syiah. Siapa mereka dan kenapa bisa berlanjut konfliknya hingga bersimbah

darah? Menteri Agama Indonesia ke-15, Muhammad Quraish Shihab, membedah

dua kelompok ini dalam buku yang berjudul Sunnah-Syiah, Bergandengan

Tangan, Mungkinkah?

Pria 68 tahun ini mengawali kisah dua kelompok besar ini dengan

menjelaskan apa itu perbedaan dalam Islam. Ia kemudian membedah perbedaan

umum antara Sunnah dan Syiah. Menurut lelaki kelahiran Sulawesi selatan ini,

secara umum ada dua kelompok umat Islam dengan jumlah pengikut yang besar

yaitu kelompok Ahlussunnah wa al-Jamaah dan kelompok Syiah.

Kelompok pertama secara harfiah dari kata Ahl as-sunnah adalah orang-

orang yang konsisten mengikuti tradisi Nabi Muhammad. Baik dalam tuntunan

lisan maupun amalan serta sahabat mulia beliau. Golongan ini percaya perbuatan

manusia diciptakan Allah dan baik buruknya karena qadha dan qadar-Nya.

Kelompok Ahlussunah juga memperurutkan keutamaan Khulafa'ar-Rasyidin

sesuai dengan urutan dan masa kekuasaan mereka.

Shihab mengaku kesulitan untuk menjelaskan siapa saja yang dinamai

Ahlussunah dalam pengertian terminologi. Secara umum, melalui berbagai

pendapat, golongan ini adalah umat yang mengikuti aliran Asy'ari dalam urusan

akidah dan keempat imam Mahzab (Malik, Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, dan

Hanafi). 

"Sebelum memulai dengan siapa Syiah, perlu digarisbawahi, kelompok

Syiah pun menamai diri Ahlussunah," ujar dia. Tapi definisinya tentu berbeda.

Syiah memang mengikuti tuntunan sunah Nabi, tapi ada sejumlah perbedaan

bentuk dukungan dan tuntunan itu.

Muhammad Jawad Maghniyah, ulama beraliran Syiah, mendefinisikan

tentang kelompoknya. Syiah yang secara kebahasaan berarti pengikut, pendukung,

1

Page 2: Tugas PPKN

pembela, dan pecinta ini adalah kelompok yang meyakini bahwa Nabi

Muhammad telah menetapkan dengan nash (pernyataan yang pasti) tentang

khalifah beliau dengan menunjuk Imam Ali. 

"Definisi ini hanya mencerminkan sebagian dari golongan Syiah, tapi untuk

sementara dapat diterima," kata Shihab.

Perbedaan antara Syiah dan Ahlusunnah yang menonjol adalah masalah

imamah atau jabatan Ilahi. Khususnya ada tiga hal pokok yang diyakini Syiah dan

ditentang Ahlussunnah. Ketiganya adalah pandangan tentang Nabi belum

menyampaikan seluruh ajaran/hukum agama kepada umat, imam-imam

berwenang mengecualikan apa yang telah disampaikan Nabi Muhammad SAW,

dan imam-imam mempunyai kedudukan yang sama dengan Nabi dalam segi

kemaksuman (keterpeliharaan dari perbuatan dosa, bahkan tidak mungkin keliru

dan lupa)

Keberatan itu, tulis Shihab, tertuang dalam buku karangan Syaikh Abu

Zahrah berjudulTarikh al-Maadzahib al-Islamiyah. Bagi kaum Syiah, imam yang

mereka percayai ada dua belas orang jumlahnya. Mulai dari Imam Ali hingga

Imam Mahdi. Mereka adalah manusia pilihan Tuhan yang kekuasaannya

bersumber dari Allah.

http://www.tempo.co/read/news/2012/09/01/173426802/Siapa-Syiah-Siapa-

Sunni

2

Page 3: Tugas PPKN

SUNNI DAN SYI'AH

1. Latar Belakang

Keduanya adalah Ahlussunnah (Sunni) dan Syi’ah. Tak dapat dipungkiri

pula, bahwa dua aliran besar teologi ini kerap kali terlibat konflik kekerasan satu

sama lain, sebagaimana yang kini bisa kita saksikan di negara-negara seperti Irak

dan Lebanon.

Terlepas dari hubungan antara keduanya yang kerap kali tidak harmonis,

Syi’ah sebagai sebuah mazhab teologi menarik untuk dibahas. Diskursus

mengenai Syi’ah telah banyak dituangkan dalam berbagai kesempatan dan sarana.

Tak terkecuali dalam makalah kali ini.

Sunni adalah golongan umat Islam yang berkiblat fiqh pada empat imam

(Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Hanbali, Imam Syafii). Orang di Indonesia

sendiri cenderung memilih mengikuti Imam Syafii dalam hukum-hukum yang

berkaitan dengan fiqh. Sehingga, untuk mengenal Sunni, kita hanya perlu

memperhatikan umat Islam“normal” yang ada di sekeliling kita

2. Pandangan Sunni

Imam Sunni tidak terbatas karena setiap ulama bisa saja disebut Imam oleh

orang Sunni. Bagi Syiah tidak seperti itu, 12 imam mereka ada dasarnya sendiri

dalam sumber mereka, dan terdapat juga dalam Sumber Sunni tentang 12 khalifah

dan Imam dari Quraisy.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa kelompok ahlussunah muncul

sebagai reaksi atas paham Mu’tazilah, yang dimotori oleh Washil bin Atha (w.

131 H) yang sangat mengandalkan akal dalam memahami dan menjelaskan

ajaran-ajaran islam. Disamping aliran Mu’tazilah, adalagi aliran Maturidiyah yang

terbagi dalam 2 kelompk besar:

1. Kelompok yang berpusat di Samarkhand dengan pemahaman yang sedikit

liberal

3

Page 4: Tugas PPKN

2. Kelompok yang muncul di Bukhara yang cenderung bersifat tradisional dan

lebih dekat dengan aliran asy’ariyah.

Mereka enggan membicarakan pergulatan/perselisihan sahabat-sahabat Nabi

menyangkut kekuasaan. Mereka juga memperurutkan keutamaan Khulafa ar

Rasyidin sesuai dengan urutan masa kekuasaan mereka. Mereka membaiat siapa

yang memegang tampuk kekuasaan, baik penguasa yang taat maupun durhaka,

dan menolak revolusi dan pembngkangan sebagai cara untuk mengubah ketidak

adilan dan penganiayaan. Merka berpendapat bahwa rezeki bersumber dari Allah

yang dianugerahkannya kepada hamba-hambanya, baik rezeki itu halal maupun

haram (berbeda dengan Mu’tazilah yang menyatakan bahwa (yang dinamai)

rezeki terbatas pada yang halal bukan yang haram.

Sumber penetapan hukum Sunni:

1. Al Qur’an

2. Sunnah

3. Ijma’ (Consensus Ulama)

4. Qiyas (Analogi)

3. Pandangan Syi'ah

Istilah Syi'ah berasal dari kata Bahasa Arab شيعة Syī`ah. Syi'ah menurut

etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga

bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara. Adapun menurut

terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu

Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang

tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal

beliau. Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan

bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga

mengalami perpecahan mazhab.

Syi’ah adalah satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa ‘Ali bin Abi

Thalib dan keturunannya adalah imam-imam atau para pemimpin agama dan umat

4

Page 5: Tugas PPKN

setelah Nabi Muhammad saw. Dari segi bahasa, kata Syi’ah berarti pengikut, atau

kelompok atau golongan, seperti yang terdapat dalam surah al-Shâffât ayat 83

yang artinya: “Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya

(Nuh).”

Syi’ah adalah salah satu aliran dalam Islam yang berkeyakinan bahwa yang

paling berhak menjadi imam umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad saw ialah

keluarga Nabi saw sendiri (Ahlulbait). Dalam hal ini, ‘Abbas bin ‘Abdul

Muththalib (paman Nabi saw) dan ‘Ali bin Abi Thalib (saudara sepupu sekaligus

menantu Nabi saw) beserta keturunannya.

Sebagian yang lain menganggap Syi’ah lahir pada masa akhir kekhalifahan

‘Utsman bin ‘Affan atau pada masa awal kepemimpinan ‘Ali bin Abi Thalib.

4.Solusi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Sudjak

mengatakan, rekonsiliasi ini merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah

untuk menyelesaikan konflik Sunni Syiah yang terjadi di Sampang Madura.

"Pemerintah menunjuk IAIN untuk merumuskan keinginan kedua belah pihak

yang berkonflik," katanya.

Menurut Sudjak, terkait dengan keinginan Basrah Madura IAIN Surabaya

sudah memiliki rumusan terkait apa yang diinginkan oleh Basrah Madura serta

cara untuk mengatasinya. "Saat ini pemerintah Provinsi Jawa Timur tinggal

menunggu rekomendasi dari pihak IAIN selaku ketua rekonsiliasi Syiah

Sampang," ujarnya.

Hasil rekomendasi IAIN Surabaya menurut Sudjak, aka disampaikan kepada

Pemrintah Jawa Timur, setelah itu pemprov akan menyampaikannya ke

Kementerian Agama, kemudian akan disampaikan kepada Presiden untuk

diputuskan langkah apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menangani

konflik Sunni dengan Syiah ini.

5

Page 6: Tugas PPKN

Selain itu, Sudjak mengatakan saat ini pemerintah sedang mengupayakan

agar warga Syiah bisa dipulangkan ke Sampang sebelum hari raya idul fitri. "Ini

adalah upaya untuk memulangkan mereke secepatnya," katanya.

(http://www.tempo.co/read/news/2013/07/21/173498365/Sunni-Syiah-

Sampang-Siap-Berdamai)

5. Solusi Menurut Saya

Menurut saya seharusnya masing-masing dari Sunni maupun Syi'ah tidak

mengambil dan membesar-besarkan perbedaan yang ada, karena pada dasarnya

mereka adalah sama-sama penganut ajaran islam. Seharusnya mereka mengambil

persamaan untuk hidup berdampingan bersama, bukannya perbedaan untuk

berselisih.

Meskipun demikian, karena kejadian sudah terjadi maka menurut saya

mereka lebih baik hiudp berdamai, dan menyadari kesalahan yang mereka lakukan

ini menjadi pelajaran hidup, tidak hanya bagi masyarakat madura ataupun kaum

islam saja, namun juga bagi kita-kita yang ada di seluruh nusantara. agar tidak

membesar-besarkan perbedaan yang ada tetapi biarlah perbedaan itu tetap ada

karena walaupun berbeda kita tetap adalah sesama masyarakat Republik Indonesia

6

Page 7: Tugas PPKN

Kemerosotan Toleransi Antar Umat Beragama

Pada era globalisasi saat ini, tiap umat beragama berhadapan dengan

rangkaian tantangan yang tidak jauh berbeda dari yang pernah terjadi

sebelumnya. Perbedaan agama merupakan fenomena nyata yang ada dalam

kehidupan. Karena  itu,lahirlah  toleransi  yang  sangat  penting  perannya.

Menurut Wikipedia, pengertian toleransi adalah sikap dan perbuatan yang

melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau

tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah

toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat

mengizinkan  keberadaan  agama-agama  lainnya.

Tiap  agama  mengajarkan  toleransi

“Bagi  kalian  agama  kalian, dan  bagi  kami  agama  kami.”

Ayat tersebut  tertera  dalam surat (Al-Qur’an)  Al-Kafirun  ayat  6 yang

menggambarkan toleransi  dalam  agama  Islam.

Selain  ayat  diatas,banyak  ayat  lain  yang tersebar  di  berbagai  surat,praktik  tol

eransi  dalam  sejarah  Islam, dan hadis Rasulullah, seperti “Agama yang paling

dicintai Allah adalah  agama  yang lurus  dan  toleran.”

Tak  hanya  Islam, lima  dari  enam  agama  yang  diakui  di  Indonesia,

yakni  Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Kong Hu Chu, juga

mengajarkan, bahkan menganjurkan untuk saling bertoleransi antar umat

beragama. Seperti ucapan dalam ajaran agama Katolik, sebagaimana tercantum

dalam Deklarasi Konsili Vatikan  II  tentang  sikap  terhadap  agama-agama  lain,

yang berpegang teguh pada hukum yang paling utama,yakni

“Kasihanilah  Tuhan dengan  segenap  hatimu  dan  segenap  jiwamu  dan  denga

n  segenap  hal budimu  dan  dengan  segenap  kekuatanmu.

Kasihanilah  sesama  manusia seperti  dirimu  sendiri.”

Isi  deklarasi  diatas  menggambarkan  bahwa  pada  dasarnya  manusia me

miliki  hak  yang  sama, tidak ada rasa untuk membeda-bedakan meski berlainan

7

Page 8: Tugas PPKN

agama. Juga memiliki sikap  saling menghormati  agar tercipta kehidupan yang

rukun dan  damai.

Agama  lain  pun  mengajarkan  pula  tentang  masalah  kerukunan. Dalam

pandangan agama Hindu  untuk  mencapai  kerukunan  antar  umat beragama,

manusia harus memiliki dasar hidup yang  disebut  Catur  Purusa Artha, yang

mencakup Dharma, Artha, Kama, dan Moksha. Dharma artinya susila dan berbudi

luhur. Dengan Dharma, seseorang  akan mencapai kesempurnaan hidup,

baik  untuk  diri  sendiri, keluarga  dan  masyarakat. Artha, yakni  kekayaan yang

memberi kepuasan  hidup. Kama  pun  diperoleh berdasarkan  Dharma.

Moskha  berarti  kebahagiaan  yang  abani, yakni tujuan akhir dari agama Hindu

yang tiap saat  selalu  dicari  sampai  berhasil. Upaya mencari Moskha  juga

beerdasar  pada  Dharma.

Keempat  dasar  inilah  yang  merupakan  titik  tolak  terbinanya kerukunan  

antarumat  beragama. Keempat dasar tersebut memberikan sikap saling

menghormati dan saling menghargai keberadaan  umat  beragama  lain.

Tidak  saling  mencurigai, juga tidak  saling  menyalahkan.

Sedangkan menurut agama Buddha, berkembangnya perpecahan dan

hancurnya persatuan serta  kerukunan mengakibatkan  pertentangan dan

pertengkaran. Sang  Buddha  bersabda dalam  Dharma  pada  ayat  6, yakni

“Mereka tidak  tahu  bahwa dalam  pertikaian  mereka akan hancur  dan musnah,

tetapi  mereka  yang  melihat dan  menyadari  hal  ini akan damai  dan tenang.”

Dalam  pandangan  Kristen  Protestan, aspek  kerukunan hidup beragama

dapat diwujudkan  melalui  Hukum  Kasih  yang  merupakan  pedoman hidup,

yakni mengasihi Allah dan  sesama  manusia. Kasih  merupakan hukum utama

dan yang  terutama  dalam  kehidupan  umat  Krsiten. Landasan kerukunan

menurut agama Protestan  bersandar  pada  Injil  Matius  22:37.

Pandangan terakhir, yakni dari agama Kong Hu Chu, manusia memiliki

lima sifat mulia  untuk menciptakan kehidupan harmonis, yakni Ren (cinta kasih),

Gi (solidaritas), Lee (sopan santun), Ce (bijak, pengertian  dan kearifan), dan Sin

(rasa percaya). Memperhatikan ajaran  Kong  Hu  Chu  tersebut, lima  sifat

8

Page 9: Tugas PPKN

mulia  tersebut sangat menekankan hubungan  yang harmonis antara sesama

manusia  dengan  manusia  lainnya, tanpa membedakan  agama dan keyakinan,

disamping hubungan  harmonis dengan  Tuhan dan serta lingkungannya.

Terbukti, tiap  agama mengajarkan untuk  saling  mengasihi dan

menyayangi  tiap umat tanpa memandang keyakinannya. Sayangnya, lagi-

lagi konflik  antar  umat beragama  terjadi  untuk kesekian kalinya di  Indonesia.

Hal tersebut  tercerminkan  dari  hasil survei  yang dilakukan oleh Badan

Pengurus Setara Institut (BPSI)  tentang  keberagaman  publik. Hasil survey

menyatakan, sebagian besar  responden, yakni  45,9%, membuktikan

bahwa keberlangsungan kemajemukan  di  Indonesia  sedang  terancam.

Kemajemukan  di  Indonesia  terancam

Wakil BPSI, Bonar Tigor Naipospos memaparkan, kemajemukan di

Indonesia terancam  akibat  kemerosotan  toleransi  antar  umat  beragama  akhir-

akhir  ini.  Hasil dari survei yang dilakukan oleh BPSI  terhadap 3000 responden

di 47 Kabupaten  pada  10-25  Juli  2011  lalu  ialah sekitar  55,4% responden

menyatakan  sangat setuju  dan setuju  toleransi antar umat beragama. Sepuluh

provinsi dilakukan  survei  dengan metode random, yakni  Jakarta, Jawa Barat,

Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan

Timur, Sulawesi Tengah, Sumatera  Selatan, dan Sumatera Barat.

“Sikap-sikap intoleransi  dalam  pandangan  keagamaan  semacam  itu,

berdasarkan persepsi  responden  dapat  mengalami  intensitas  yang  berpeluang

bagi munculnya tindakan kekerasan yang  mengatasnamakan  agama,” paparnya,

Kamis (21/6). Bonar  menambahkan, survei  ini bertujuan  untuk mengetahui

pandangan  publik  dan  menghimpun  langkah  apa  yang  harus  dilakukan  oleh 

negara  menganai  persoalan  keagamaan.

Upaya  memperbaiki  toleransi  antar  umat  beragama

Menanggapi  langkah  yang  harus  dilakukan  untuk  menumbuhkan rasa    t

oleransi  antarumat  di  Indonesia, salah  satu  aktivis  HAM pada Organisasi

Kerjasama  Islam, Siti Ruhaini Dzuhayatin menegaskan, tiap  umat Islam

9

Page 10: Tugas PPKN

hendaknya selalu melakukan upaya dialog dalam tiap pandangan, baik antar

sesama umat  Islam  sendiri  maupun  dengan  umat  lain. “Tantangan peradaban

global  saat  ini  menuntut  umat  manusia  untuk  saling  menghormati keyakinan,

agama, dan  pandangan  masing-masing,” lanjutnya, Jumat (22/6).

Ruhaini  melanjutkan, masalah toleransi  umat  beragama akan terselesaikan

jika umat  Islam dan  umat-umat  lainnya  ikut  memperjuangkan nilai-nilai

toleransi  antar umat beragama, sikap moderat, menentang segala bentuk

ektrimisme, tindakan kekerasan, terorisme, menoleh Islamphobia, dan memediasi

negara-negara untuk memberikan perlindungan terhadap  hak tiap orang.

“Hal  itu  dilakukan  agar antar  penganut agama dapat hidup berdampingan

secara  damai,” tegasnya.

Sementara itu, menurut dosen  Civic Education Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi (FIDKOM), M. Hudri, solusi  dari  masalah toleransi antar umat

beragama dapat diatasi dengan dua cara. “Cara yang pertama,yakni menyelesaikan

dengan cara hukum. Sudah  ada  undang-undang  yang mengatur tentang toleransi

antar umat beragama di Indonesia. Namun, cara hukum dilakukan jika sudah

terjadi kasus  atau konflik  yang merugikan banyak  pihak. Sedangkan cara yang

kedua adalah  dengan  musyawarah mufakat,” paparnya, Kamis (21/6).

Diluar  pandangan  Islam, menurut  pandit (pendeta)  di  pura Aseman Desa

Kerambitan, Shri  Dhanu  menuturkan, upaya  untuk mengendalikan tolerans

antar  umat beragama  adalah  dengan  memahami kembali  fungsi dan peranan

agama  kehidupan umat  manusia, yakni  faktor  motivatif yang mendorong

manusia meningkatkan  kualitas hidupnya. “Selain  itu, ada  faktor inovatif  yang

mendorong  untuk  berkreasi  dan mengadakan  pembaharuan, faktor  insfiritif

yang  memberikan inspirasi  untuk mengabdi kemanusiaan, faktor edukatif yang

mendidik  diri manusia  mencapai  kedewasaan, dan faktor sublimatif yang

mengubah diri  dari  yang  tidak  baik  menjadi  baik,” tuturnya, Jumat

(29/6). (Gita  Juniarti)

http://www.lpminstitut.com/2012/07/kemerosotan-toleransi-antar-umat.html

10

Page 11: Tugas PPKN

MAKNA TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA

1. Teori Sila 1 Butir ke 4

(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pandangan TNI/Militer

FPUB  memberi hal yang penting lewat kata-kata Forum Persaudaraan

Umat Beriman. Mereka mengatakan bahwa mereka pakai kata Forum karena kata

ini kurang formal dibandingkan kata organisasi. Mereka bahagia tentang status

mereka: tidak ada pemimpin formal, tidak ada ketua. Mula-mula, ini didasarkan

pikiran supaya militer tidak menangkapi mereka. Dulu, orang yang lain mungkin

pikir kelompok ini berdiskusi bagaimana menjatuhkan Presiden Soeharto. Ada

waktu ketika militer datang dan mereka menjawab ini: kami melakukan “sharing”

saja, seperti ketika teman-teman bertemu dan saling berbagi saja. Kata

Persaudaraan berarti kita satu nafas. Mereka mau mempraktekkan hubungan yang

didasarkan persaudaraan yang benar. Umat Beriman berarti semua orang yang

beriman di depan Tuhan, apa pun namanya, semua sangat diterima.

(http://www.wisma-bahasa.com/?p=1511)

3. Pandangan Majelis Ulama Indonesia

Pesan pertama dari teks kitab suci al-Qur’an adalah memperkenalkan Tuhan

yang memiliki sifat kasih sayang (al-rahman, al-rahim). Atas nama kasih sayang

ini pula, Tuhan menurunkan kitab suci kepada manusia. Tuhan tidak memberi

bencana kepada manusia, tanpa terlebih dahulu mengirimkan beberapa “wakil”-

Nya yang dalam bahasa agama disebut sebagai rasul, juga bagian dari kasih

sayang itu. 

11

Page 12: Tugas PPKN

Ironinya, ada saja orang yang menjadikan beberapa ayat Tuhan sebagai

biang keladi permusuhan yang dilakukannya karena keragaman agama itu. Ayat

yang populer dan sering dikutip untuk motif demikian itu adalah: orang-orang

Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti

agama mereka (Q.S. 2:120). Al-Baghawi dalam tafsirnya mengutip statemen Ibn

'Abbas yang mengatakan bahwa ayat di atas diturunkan adalah "murni" karena

kasus ritual (baca: pemalingan arah kiblat), bukan dalam segala aspek kehidupan

seperti yang "disangkakan" orang-orang yang mempunyai rasa permusuhan

tersebut.

Agama Islam telah sejak lama memberikan kesadaran bagi pemeluknya

untuk bersikap toleran terhadap agama lain. Kesadaran ini didasarkan pada

pondasi yang kokoh untuk membangun kesadaran toleransi beragama via mencari

titik temu agama-agama dan kebebasan beragama. Karena pentingnya upaya

untuk tidak memaksakan suatu kepercayaan atau agama kepada orang lain, al-

Quran menegaskan lagi agar Muhammad sendiripun tidak terlibat dalam tindakan

pemaksaan itu: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua

orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa

manusia supaya mereka beriman semuanya ? (Q.S.10: 99).

(http://islamlib.com/?

site=1&aid=1485&cat=content&cid=11&title=toleransi-beragama-argumen-

alquran-dan-hadis)

Akan tetapi pada pelaksanaannya Majelis Ulama Indonesia justru

mengharamkan untuk mengucapkan selamat natal. Berikut adalah artikelnya

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - MUI Tangerang Selatan melalui

Sekertarisnya Abdul Rajak mengharamkan umat Muslim mengucapkan selamat

natal ke umat nasrani yang akan merayakan natal.

"Hal ini mengacu pada keputusan MUI pusat tahun 1981 yang waktu itu di

pimpin oleh Buya HAMKA. Itu sama saja mengakui konsep Trinitas umat

12

Page 13: Tugas PPKN

kristiani yang jelas-jelas ditentang dalam Al-Quran," kata Rajak kepada Republika

ketika dihubungi, Senin (24/12).

Rajak melanjutkan, keputusan tersebut belum dicabut oleh MUI pusat, jadi

kita merujuk ke sana. Lagipula banyak cara untuk menghormati hari raya natal.

"Seperti mengunjungi, ikut berbahagia, dan menjaga keamanan hari natal,"

ujarnya. 

Rajak juga merespon statemen dari Menteri Agama bahwa mengucapkan

selamat natal itu tidak ada masalah. Menurutnya, kalau sekadar mengucapkan saja

itu tidak masalah, seandainya tidak ada pengakuan atau memercayai, yang

ditakutkan adalah mengakui kebenaran trinitas.

"Tapi MUI Tangsel tetap berpegang pada fatwa haram mengucapkan

selamat natal menurut keputusan tahun 1981," tegasnya

Ketua MUI Kota Tangerang Edi Junaedi Nawawi mengatakan, itu hanya

soal etika saja, Menteri Agama harus merangkul semua agama. "Yah, asal jangan

akidahnya berubah saja," kata dia. 

Dirinya menambahkan, MUI adalah representasi Muslim, jadi kita tetap

berpegang teguh terhadap Islam yang mengharamkan ucapan selamat natal. "Natal

itu kan ritual, nggak mungkin kita juga ikut-ikutan ritual mereka, kita cuma

mengucapkan selamat tahun baru saja, karena itu kan keseluruhan," imbuhnya.

(http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/

12/12/24/mfj39d-mui-tangerang-haramkan-ucapan-selamat-natal)

4. Pandangan Sesuai Agama Saya (Buddha)

Pada ajaran agama Buddha, kita sangat diajarkan untuk menghargai ajaran

dan kegiatan agama lain. Kita juga memilih sabar tabah dan menerima ketika ada

agama lain yang menghina daripada melawannya, hal ini sesuai dengan ajaran

Sang Buddha yang mengajarkan untuk tidak mudah terpancing emosi

“Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma (ajaran Buddha), atau Sangha (perkumpulan para bhikkhu), kalian tidak boleh marah, tersinggung, atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan

13

Page 14: Tugas PPKN

penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?”

“Tidak, Bhagava,” jawab para bhikkhu.

“Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: ‘Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami’.”

“Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia, atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia, atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: ‘Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami’.” (Brahmajala Sutta)

Selain itu dalam ajaran Buddha juga menyatakan bahwa tidak ada yang

salah dalam ajaran agama lain asalkan ajaran tersebut juga mengajarkan

kebenaran dan kebajikan.

“Dalam ajaran dan disiplin mana pun, Subhadda, di mana tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka tidak akan mungkin ditemukan para pertapa yang telah mencapai kesucian pertama (Sotapanna), kesucian kedua (Sakadagami), kesucian ketiga (Anagami), dan kesucian keempat (Arahat). Tetapi dalam ajaran dan disiplin mana pun di mana terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana dapat ditemukan para pertapa yang telah mencapai kesucian pertama, kedua, ketiga, dan keempat.” (Mahaparinibbana Sutta)

5.Pelaksanaan di NKRI

Untuk pelaksanaan keseluruhan di wilayah Republik Indonesia sebenarnya

sudah cukup baik, walaupun tetap ada beberapa kaum ekstrim yang fanatik

terhadap agamanya sehingga yang terjadi justru mereka menghina dan mencaci

maki agama lain dan melupakan bahwa dalam ajaran mereka sendiri juga

mengajarkan untuk menghargai ajaran agama lain.

Sangat disayangkan adalah MUI yang mengharamkan untuk mengucapkan

ucapan natal kepada umat kristiani, hal ini terjadi karena mereka menelan mentah-

mentah ucapan selamat natal dan bukannya menjadikannya ucapan selamat yang

sesungguhnya. Karena pada negara lain, sebutkanlah Jepang, mereka sendiri

14

Page 15: Tugas PPKN

secara keseluruhan juga justru bukan pengikut ajaran agama kristiani, namun

acara natal dirayakan secara massal.

Untungnya yang terjadi pada masyarakat disekitar saya dari saya kecil

sangat menghargai toleransi umat beragama. Walaupun saya adalah agama

buddha, terkadang saya juga mendapatkan ucapan selamat natal dari teman saya

yang malah beragama islam. Demikian pula sebaliknya, ketika Perayaan idul fitri

saya juga mendapatkan selamat idul fitri dari teman yang beragama kristen.

Masyarakat di sekitar saya sangat menghargai agama satu sama lain dan hidup

berdampingan sehingga terciptalah kedamaian dan kebahagiaan.

15

Page 16: Tugas PPKN

LAMPIRAN FOTO-FOTO TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA

16