tugas pengembangan diri

26
BAB I A. Latar Belakang Di zaman modern ini, masalah etika di Indonesia mulai mengalami penurunan. Sebagian besar masyarakat mulai mengabaikan persoalan erikanya. Terutama etika dalam pergaulan. Hal ini terjadi di akibatkan masuknya ajaran-ajaran barat yang akhirnya mengikis ada budaya masyarakat Indonesia secara perlahan- perlahan. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud. Nilai yang terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan peraturan, perintah dan semacamnya. Pada dasarnya memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. B. Rumusan Masalah 1. Defenisi etika 2. Pembagian etika 3. Sistematika etika 4. Penerapan dan penghambat etika 5. Teori etika

description

materi pengembangan diri

Transcript of tugas pengembangan diri

Page 1: tugas pengembangan diri

BAB I

A.    Latar Belakang Di zaman modern ini, masalah etika di Indonesia mulai mengalami

penurunan. Sebagian besar masyarakat mulai mengabaikan persoalan erikanya. Terutama etika dalam pergaulan. Hal ini terjadi di akibatkan masuknya ajaran-ajaran barat yang akhirnya mengikis ada budaya masyarakat Indonesia secara perlahan-perlahan.

Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud. Nilai yang terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan peraturan, perintah dan semacamnya. Pada dasarnya memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini.

B.     Rumusan Masalah

1. Defenisi etika 2. Pembagian etika 3. Sistematika etika 4. Penerapan dan penghambat etika5. Teori etika

Page 2: tugas pengembangan diri

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

- Etika Secra Umum dapat di artikan sebaga berikut Etika adalah sebuah refleksi kritis dan moral yang menentukan dan

terwujud dalam sikp dan dola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.

Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan peraturan, perintah dan semacamnya yang bersifat turun temurun.Jadi moralitas adalah petunjuk konkrit yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup sedangkan etika adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.

Pada dasarnya keduanya memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi bedanya moralitas langsung mengatakan “inilah caranya harus melangkah”, Sedangkan etika justru mempersoalkan “apakah harus melangkah dengan cara ini dan mengapa harus dengan cara ini”.

- Etika menurut para ahlia. DR. James J. Spillane SJ

Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambi suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.

b. Prof. DR. Franz Magnis Suseno

Page 3: tugas pengembangan diri

Etika merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan dan pijakan kepada tindakan manusia. 

c. Soergarda Poerbakawatja

Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan buruknya tindakan dan kesusilaan.

d. Drs. H. Burhanudin Salam

Mengungkapkan bahwa etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai -nilai dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.

e. Drs. O.P. Simorangkir

Menjelaskan bahwa etika ialah pandangan manusia terhadap baik dan buruknya perilaku manusia.

f. H. A. Mustafa

Mengungkapkan etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku mana yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran.

g. W.J.S. Poerwadarminto

Menjelaskan etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai asas-asas atau dasar-dasar moral dan akhlak.

h. Drs. Sidi Gajabla

Menjelaskan etika sebagai teori tentang perilaku atau perbuatan manusia yang dipandang dari segi baik & buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.

i. K. Bertens

Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi acuan bagi manusia secara individu maupun kelompok dalam mengatur segala tingkah lakunya.

j. Ahmad Amin

Mengemukakan bahwa etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang arti baik dan buruk serta apa yang seharusnya dilakukan oleh

Page 4: tugas pengembangan diri

manusia, juga menyatakan sebuah tujuan yang harus dicapai manusia dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk melakukan apa yang seharusnya didilakukan oleh manusia.

k. Hamzah Yakub

Etika merupakan ilmu yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan buruk serta memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

l. Aristoteles

Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius Technicus & Manner and Custom. Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu, manner and custom ialah suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia.

m.Maryani dan Ludigdo

Mengemukakan etika sebagai seperangkat norma, aturan atau pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok masyarakat atau segolongan masyarakat.

n. MartinMengemukakan bahwa etika ialah suatu disiplin ilmu yang berperan sebagai acuan atau pedoman untuk mengontrol tingkah laku atau perilaku manusia.

o. Menurut KBBI 

Etika ialah ilmu tentang baik dan buruknya perilaku, hak dan kewajiban moral; sekumpulan asa atau nila-nilai yang berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan atau perilaku yang dianut masyarakat. 

Page 5: tugas pengembangan diri

B.     PEMBAGIAN ETIKADalam kaitannya dengan nilai dan norma, kita menemukan 2 macam

etika:v  Etika deskriptif, berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai

dan pola prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya

v  Etika normatif, berbicara mengenai norma-norma yang menentukan tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.

Perbedaannya adalah etika deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku dan sikap yang mau diambil sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang diputuskan.

Secara umum norma dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: v  Norma khusus, contohnya bermain bola v  Norma umum, terdiri dari:Ø  Norma sopan santun, contohnya cara bertemu, makan, duduk dan sebagainyaØ  Norma hukum, lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh hukum terhadap para

penggarnyaØ  Norma moral, yakni aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.

Penilaiannya bukan berdasarkan profesi tetapi manusia yang menjalankan profesi tertentu.

C.    Sistematika Etika Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori:

v  Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, mengambil keputusan secara etis serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan.

v  Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan seperti “bagaiman saya mengambil

Page 6: tugas pengembangan diri

keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang lakukan yang didasari olah cara, teori dan prinsip moral dasar”

Ø  Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri

Ø  Etika sosial, berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota manusia

D.    Pendapat dan Aliran dalam Etika

1. Etika Deontology

Deontolgi berarti kewajiban (duty) maksudnya bahwa manusia ditekankan untuk berbuat baik. Menurut etika ini suatu tindakan dikatakan baik bukan nilai berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.

Menurut Immanuel Kant (1764 – 1804), kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri terlepas dari apa pun juga. Dalam menilai seluruh tindakan kita, kemauan baik harus selalu dinilai paling pertama dan menjadi kondisi dari segalanya.

Ada 2 pokok yang ditekankan oleh Kant:v  Tidak ada di dunia ini yang dianggap baik tanpa kualifikasi kecuali kemauan

baik.v  Tindakan yang baik adalah tindakan yang dijalankan demi kewajiban.

2. Etika Teleologis

Teori ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.

Ada 2 aliran etika teleologis

Page 7: tugas pengembangan diri

v  Egoism Menurut aliran yang dapat dinilai baik itu adalah sesuatu yang memberi mandaat bagi kepentingan diri, kepada vakunya. Sebab itu orang seperti ini disebut egoisme

v  Utilitarianisme Paham ini menilai baik dan tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari segi kegunaan atau faedah yang didatangkannya.Dikenalkan ada 2 jenis yaitu:

Ø  Utilisme Individual Paham ini menganggap seseorang boleh bersikap sesuai dengan situasi yang menguntungkan dirinya. Jadi boleh berpura-pura hormat, bersikap menjilat asalkan perbuatan membwa keuntungan bagi individu

Ø  Utilisme Sosial Paham ini beranggapan demi untuk kepentingan orang banyak tidak ada berdusta, tidak apa bermulut manis. Dipakai dalam kelangkaan politis atau diplomatik

Egoism menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan akibat dari tindakan bagi diri sendiri, sedangkan utilisme menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan akibat dari tindakan bagi banyak orang

3. Universitas

Berarti umum. Universalisme sebagai ajaran etika berarti sesuatu dapat dinilai baik bila dapat memberikan kebaikan kepada orang banyak. Universalisem berarti memikirkan kepentingan umum dimana kepentingan individu tidak terpadat di dalamnya.

4. Intuitionisme

Page 8: tugas pengembangan diri

Berasal dari kata intuition: ilham, bisikan kalbu. Paham ini berpendapat bahwa baik buruknya atau susah tidaknya dapat merupakan suatu pertimbangan rasa yang timbul dari bisikan kalbu. Bukan merupakan pemikiran secara analisis tapi dengan jalan perenungan dan semadi.

Menurut psikologi dan sosiologi, ada 2 sumber kekuatan yang mempengaruhi perbuatan dan kelakuan seseorang:

Ø  Ekstern : pengaruh pergaulan, ajaran/pendidikan, kebudayaan Ø  Intern : pengaruh cara berpikir, karsa/kemauan, insting, dan kejiwaan.

5. Hedonism

Berasal dari kiat hedone : pleasure : kesenangan. Prinsipnya bahwa sesuatu dianggap baik sesuai dengan kesenangan yang didatangkan. Jadi semua yang mendatangkan kesusahan dianggap tidak baik.

Pengatnut ajaran ini biasanya boros dan memburu kesenangan tanpa melihat halal-haramnya

6. Eudemonisme

Berasal dari kata eudaemonisme : happy : bahagia, dengan menitik beratkan pada rasa.

Prinsip ajaran menilai baik buruk sesuatu berdasarkan ada tidaknya kebahagiaan yang didatangkan. Walau menempuh jalan yang susah tapi didapatkan perasaan bahagia maka cara ini dianggap baik oleh aliran ini.

7. Altruisem

Berasal dari kata alteri : others : prinsipnya mengutamakan kepentingan orang sebagai lawan kepentingan diri sendiri.

Page 9: tugas pengembangan diri

8. Tradisional

Berasal dari kata tradisional : kebiasaan, adat-istiadat. Menurut paham ini susah tidaknya dinilai dari sebagai kebiasaan atau adat istiadat yang berlaku. Apa yang memperkukuh tradisi dianggap baik dan yang menentang dianggap tidak baik.

E. TEORI ETIKA

1.      Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.

2.      Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).

Page 10: tugas pengembangan diri

Paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut :

Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan atau hasilnya).

Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.

Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.

3.      Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah menjadi alasan untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya kisah terkenal Robinhood yang merampok kekayaan orang-orang kaya dan hasilnya dibagikan kepada rakyat miskin.

4.      Teori Hak

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan dua sisi dari uang logam yang sama. Dalam teori etika dulu diberi tekanan terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya, karena sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Biarpun teori hak ini sebetulnya berakar dalam deontologi, namun sekarang ia mendapat suatu identitas tersendiri dan karena itu pantas dibahas tersendiri pula. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu populer, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap individu yang memiliki harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain.

Page 11: tugas pengembangan diri

Menurut perumusan termasyur dari Immanuel Kant : yang sudah kita kenal sebagai orang yang meletakkan dasar filosofis untuk deontologi, manusia merupakan suatu tujuan pada dirinya (an end in itself). Karena itu manusia selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain.

5.      Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Dalam teori-teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, jika membawa kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang terbanyak. Dalam rangka deontologi, suatu perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip “jangan mencuri”, misalnya. Menurut teori hak, perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan hak manusia. Teori-teori ini semua didasarkan atas prinsip (rule-based).

Disamping teori-teori ini, mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak menyoroti perbuatan, tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral. Teori tipe terakhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang. Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan prinsip atau norma. Namun demikian, dalam sejarah etika teori keutamaan tidak merupakan sesuatu yang baru. Sebaliknya, teori ini mempunyai suatu tradisi lama yang sudah dimulai pada waktu filsafat Yunani kuno.

Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri,

Page 12: tugas pengembangan diri

sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan (virtuous life).

Menurut pemikir Yunani (Aristoteles), hidup etis hanya mungkin dalam polis. Manusia adalah “makhluk politik”, dalam arti tidak bisa dilepaskan dari polis atau komunitasnya. Dalam etika bisnis, teori keutamaan belum banyak dimanfaatkan. Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis individual dan keutamaan pada taraf perusahaan. Di samping itu ia berbicara lagi tentang keadilan sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis. Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya. Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan. Tetapi suasana keterbukaan itu tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya. Sambil berbisnis, sering kita terlibat dalam negosiasi kadang-kadang malah negosiasi yang cukup keras dan posisi sesungguhnya atau titik tolak kita tidak perlu ditelanjangi bagi mitra bisnis. Garis perbatasan antara kejujuran dan ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.

Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan kedua adalah fairness. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair. Dengan insider trading dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi “dari dalam” yang tidak tersedia bagi umum. Bursa efek sebagai institusi justru mengandaikan semua orang yang bergiat disini mempunyai pengetahuan yang sama tentang keadaan perusahaan yang mereka jualbelikan sahamnya. Orang yang bergerak atas dasar informasi dari sumber tidak umum (jadi rahasia) tidak berlaku fair.

Page 13: tugas pengembangan diri

Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis. Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik. Ada beberapa cara untuk mengamankan kepercayaan. Salah satu cara adalah memberi garansi atau jaminan. Cara-cara itu bisa menunjang kepercayaan antara pebisnis, tetapi hal itu hanya ada gunanya bila akhirnya kepercayaan melekat pada si pebisnis itu sendiri.

6.      Teori Etika Teonom

Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat risten, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.

Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan teori etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan tertinggi yang harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban mutlak. Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu dikatakan dengan tujuan tertinggi umat manusia. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak melampaui tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.

F.   PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA DALAM TEORI ETIKA

Tampaknya sampai saat ini telah muncul beragam paham atau teori etika, dimana masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang cukup berpengaruh.

Page 14: tugas pengembangan diri

Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola pikir atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.

Hampir semua teori etika yang ada didasarkan atas paradigma tidak utuh tentang hakikat manusia.

Semua teori yang seolah-olah saling bertentangan tersebut sebenarnya tidaklah bertentangan.

Teori-teori yang tampak bagikan potongan-potongan terpisah ini dapat dipadukan menjadi satu teori tunggal berdasarkan paradigm hakikat manusia secara utuh.

Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada :

Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat dan kepentingan Tuhan.

Keseimbangan moral materi (PQ dan IQ), modal sosial (EQ) dan modal spiritual (SQ).

Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat dan kebahgiaan batin surgawi.

Keseimbangan antara hak (individu) dengan kewajiban kepada masyarakat dan Tuhan.

G. TANTANGAN KE DEPAN ETIKA SEBAGAI ILMU

Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatu pola pikir yang mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada :

- Pertumbuhan PQ, IQ, EQ dan SQ.- Kepentingan individu, kepentingan masyarakat dan kepentingan Tuhan.- Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah

(spiritual).

Page 15: tugas pengembangan diri

a. Hakikat utuh manusia adalah keseimbangan yang bisa diringkas sebagai berikut :

Keseimbangan antara hak (teori hak) dan kewajiban (teori deontologi).

Keseimbangan tujuan duniawi (teori teologi) dan rohani (teori teonom).

Kesiembangan antara kepentingan individu (teori egoisme) dan kepentingan masyarakat (teori utilitarianisme).

Gabungan ketiga butir di atas akan menentukan karakter seseorang (teori keutamaan).

Hidup adalah suatu proses evolusi kesadaran.

H. HUBUNGAN ANTARA MORAL DAN ETIKA

1.      Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,tingkah laku,sifat dan perangai yang baik.

2.      Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya.

3.      Etika dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,statis,dan konstan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.Untuk pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan,pembiasaan,dan keteladanan serta dukungan lingkungan mulai dari lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat secaraterus menerus,berkesinambungan dengan tingkat konsistensi tinggi.

4.      Persamaan keduanya terletak pada fungsi dan peran yaitu menentukan hokum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:

·         Objek:yaitu perbuatan manusia·         Ukuran: yaitu baik dan buruk·         Tujuan:membentuk kepribadian manusia

Page 16: tugas pengembangan diri

Selain ada persamaan antara etika dan moral sebagaimana diuraikan diatas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi cirri khas masing-masing yaitu:Sifat pemikiran:-Etika bersifat teoritis.-Moral bersifat praktis.Pandangan mengenai tingkah laku-Etika memandang tingkah laku manusia secara umum.-Moral memandang tingkah laku manusia secara khusus.

I. PENGAMPLIKASIAN ETIKA SECARA OBJEKTIF

- Etika di keluargaEtika suami istri1.      Masing-masing suami istri harus bersikap amanah terhadap

pasangannya,dan tidak mengkhianatinya sedikit atau banyak,karena suami istri adalah laksana dua mitra di mana pada keduanya harus ada sifat amanah,saling menasihati,jujur dan ikhlas dalam semua urusan pribadi keduanya,dan urusan umum keduanya.

2.      Masing-masing suami istri harus memberikan cinta kasih yang tulus kepada pasangannya sepanjang hidupnya.

3.      Masing-masing suami istri harus mempercayai pasangannya dan tidak boleh meragukan kejujurannyanasihatnya dan keikhlasannya.Etika anak terhadap orang tua            Seorang anak harus menghormati orang tua,berbakti kepada orang tua dan taat pada orang tua.Karna orang tua kita telah melahirkan,membesarkan kita dari kecil hingga dewasa yang penuh kasih dan sayang.            Kewajiban seorang anak hanya membalasnya dengan tingkah laku dan sikap yang baik terhadap orang tua,membahagiakan atau membanggakan orang tua melalui prestasi dan keberhasilan.

- Etika di masyarakata.   Etika Berbeda Pendapat            Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu di

saat berbeda pendapat.            Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan

nafsu.

Page 17: tugas pengembangan diri

             Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu denga cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.

            Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.

            Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.

            Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah membantah dan kasar menghadapi lawan.

b.  Etika Bergaul dengan orang lain         Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai

mereka cacat.         Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq

mereka, lalu   pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.

         Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka   diberi hak dan dihargai.

         Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan tanyakanlah keadaan mereka.

         Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.

         Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.

         Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.

         Dengarkanlah pembicaraan mereka dan hindarilah perdebatan dan bantah membantah dengan mereka.

c.   Etika Di Jalan

Page 18: tugas pengembangan diri

  Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.

   Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.    Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran, sisa makanan di

jalan-jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang dijadikan tempat mereka bernaung.

  Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.    Beramar ma`ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dilakukan oleh  setiap

muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.   Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan

kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru serta membela orang yang teraniaya.

   Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.

d.  Etika Makan dan Minum         Berupaya untuk mencari makanan yang halal.          Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar

bisa dapat beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.

         Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan  begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.

         Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.

         Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.

         Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak.

         Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.

Page 19: tugas pengembangan diri

         Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu.

         Disunnatkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu sesudahnya.

         Disunnatkan mengambil makanan yang terjatuh dan membuang bagian yang kotor darinya lalu memakannya.

          Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum.

          Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.          Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka

orang-orang yang sedang makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya, karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan mereka dan membuat mereka menjadi malu.

         Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.

- Etika di tempat kerja

1.      Etika berpakaian. Janganlah anda mengenakan pakaian kantor yang terlalu seksi dan terbuka jika di kantor terdapat peraturan mengenakan pakaian tertutup. Jangan sampai atasan dan rekan kerja gerah melihat pakaian anda yang terkesan seksi. Tampil modis dan bergaya tanpa membuka aurat yang seharusnya tertutup.

2.      Etika bertelepon. Ketika anda menerima atau menelepon menggunakan fasilitas kantor, hendaknya bukan digunakan untuk urusan pribadi. Kalaupun anda kepepet menggunakan fasilitas telepon untuk keperluan pribadi, jangan menggunakan line telepon terlalu lama. Apabila anda bekerja sebagai costumer services suatu perusahaan, hendaknya selalu menyapa dengan sopan setiap ada telepon masuk.

Page 20: tugas pengembangan diri

3.      Etika berkomunikasi. Di kantor, anda tak hanya bekerja pada atasan saja. Anda pun memiliki rekan kerja yang mungkin saja seruangan dengan anda. Janganlah menjadi seorang pekerja yang masam. Ketika anda datang, sapalah seluruh rekan kerja anda dengan senyum ramah

J. FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAM ETIKA1.      Adanya aturan-aturan tertentu yang bertentangan dengan etika dan

moral.2.      Kurangnya pengetahuan tentang etika dan moral.3.      Orang tua jarang mengajarkan tentang etika dan moral kepada anak.4.      Pemimpin masyarakat atau perusahaan tidak memberi  teladan

kepada bawahannya.

Page 21: tugas pengembangan diri

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan

norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.

Dalam kaitannya dengan nilai dan norma, kita menemukan 2 macam etika, yaitu etika deskriptif dan etika normatif. Adapun sistematika etika juga di bagi menjadi 2 kategori, yaitu etika umum dan etika khusus.

Etika dalam perkembangan dan penerapannya seringkali mendapat hambatan dikarenakan factor individu yang berbeda dan factor social serta kepentingan yang mendasari.B.     Saran

Dalam pergaulan sehari-hari di kita dituntut memiliki etika yang baik agar dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis dengan orang lain yang memiliki adat, budaya, suku, ras, agama dan keyakinan yang berbeda dengan kita.

Page 22: tugas pengembangan diri

Daftar IsiBAB I..........................................................................................................................................................1

A.    Latar Belakang..........................................................................................................................1B.     Rumusan Masalah..................................................................................................................1

BAB II.........................................................................................................................................................2PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2

A. Pengertian Etika................................................................................................................2- Etika Secra Umum dapat di artikan sebaga berikut.....................................2

- Etika menurut para ahli....................................................................................................2B.     PEMBAGIAN ETIKA..................................................................................................................4C.    Sistematika Etika.....................................................................................................................5D.    Pendapat dan Aliran dalam Etika.......................................................................................6E. TEORI ETIKA.................................................................................................................................9F.   PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA DALAM TEORI ETIKA................................................13G. TANTANGAN KE DEPAN ETIKA SEBAGAI ILMU...............................................................14

H. HUBUNGAN ANTARA MORAL DAN ETIKA........................................................................14J. FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAM ETIKA......................................................................19

BAB III......................................................................................................................................................20PENUTUP................................................................................................................................................20

A.    Kesimpulan...............................................................................................................................20B.     Saran.........................................................................................................................................20