TUGAS PANCASILA

26
NAMA : Mutiara Andini NIM : 073.13.109

description

pancasila

Transcript of TUGAS PANCASILA

Page 1: TUGAS PANCASILA

NAMA : Mutiara Andini

NIM : 073.13.109

Page 2: TUGAS PANCASILA

BAB 4

SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR

(UUD) 1945

A. PENGERTIAN,KEDUDUKAN DAN FUNGSI UUD 1945

4.1 PENGERTIAN UUD 1945

Secara etimologi UUD merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yakni grondwet ( grond artinya dasar dan wet artinya undang-undang = UUD), UUD adalah hukum dasar yang tertulis. Hukum dasar adalah hukum pokok yang harus dipedomani dan dijadikan pegangan bagi peraturan-peraturan yang dibawahnya sebagai pelaksana dari UUD dan peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan Hukum Dasar atau Hukum Pokok yaitu UUD. Hukum Dasar terbagi dua, yaitu:

1. Hukum Dasar Tertulis

Yang dimaksud Hukum Dasar Tertulis, yaitu UUD. Negara Republik Indonesia yaitu UUD 1945, maka sebagai Hukum Dasar/Hukum Pokok, yaitu UUD itu mengikat, baik bagi Pemerintah, setiap lembaga, warga negara Indonesia dimanapun ia berada, maupun bagi setiap penduduk yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia.

2. Hukum Dasar Tidak Tertulis (Konvensi) Yang dimaksud Hukum Dasar Tidak Tertulis (Konvensi), yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Konvensi ini merupakan aturan-aturan pelengkap yang mengisi kekosongan yang timbul dalam praktek kenegaraan yang tidak terdapat dalam UUD, walaupun demikian konvensi itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UUD, yang dimaksud Hukum Dasar Tidak Tertulis (Konvensi), yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan terus menerus i lingkungan kelembagaan negara.

4.2 KEDUDUKAN DAN FUNGSI UUD 1945

UUD bukanlah hokum biasa, melainkan hokum dasar. Sebagai hokum dasar ia merupakan sumber hokum. Setiap produk hokum haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan ketentuan UUD. Dalam kedudukan demikian, UUD dalam kerangka tata urutan norma hokum yang berlaku, merupakan hokum yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam hubungan ini UUD memiliki fungsi sebagai alat control apakah noma hokum yang lebih rendah sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan UUD termasuk UUD 1945.

Page 3: TUGAS PANCASILA

B.PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN NORMA DASAR

4.1 PENGERTIAN NORMA DASAR

Norma dasar merupakan suatu norma yang menjadi dasar bagi semua norma yang berlaku dalam suatu Negara. Menurut teori hokum norma dasar dapat dibedakan menjadi norma dasar dalam arti formil dan dalam arti materil. Dalam arti formil dikenal dari bentuknya, karena bentuknya menyebabkan diketahui berlaku dan ditaati. Norma dasar materil menunjuk pada materi/isinya bahwa semua peraturan yang ada disuatu Negara isinya tidak boleh bertentangan dengan isi norma dasar.

Pembukaan UUD 1945 merupakan Staa Fundamental Norm (kaidah Negara yang fundamental), Syarat Staak Fundamental Norm:

1. Syarat formil, bahwa staat fundamental norm harus dibentuk oleh pembentuk Negara2. Syarat materiil, bahwa staat fundamental norm isinya harus memuat tujuan Negara,falsafah

negar dan merupakan sumber hokum bagi UUD nya.

4.2 KEDUDUKAN NORMA DASAR

kedudukan norma dasar formil menjadikan norma dasar sebagai landasan dibentuknya aturan-aturan hokum yang berlaku dalam suatu Negara. Kedudukan norma dasar materiil menjadikan norma dasar isinya sebagai sumber tata tertib hokum ialah sumber dari sumber segala hokum. Kesimpulannya norma dasar adalah pandangan hidup kesadaran dan cita-cita hokum serta cita-cita moral yang meliputi susunan kejiwaan dan watak dari bansa Indonesia.

C.MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945

4.1 MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI PERJUANGAN BANGSA

Dalam konteks perjuangan bangsa, Pembukaan UUD 1945:

1. Motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional

2. Mengandung pokok pikiran yang merupakan cita hokum dan cita moral yang ingin ditegakkan dalam lingkungan nasional maupun dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain

3. Nilai universal, nilia yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa 4. Nilai lestari, mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan

perjuangan bangsa dan Negara selama bangsa Indonesia tetap setia pada Proklamasi 17 Agustus 1945

Page 4: TUGAS PANCASILA

4.2 MAKNA PEMBUKAAN DITINJAU PER ALINEA

1. Alinea pertama :

• Bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan yang merupakan hak public absolute.

2. Alinea kedua :

• perjuangan pergerakan kemerdekaan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan

• momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan

• kemerdekaan bukan merupakan tujuan akhir melainkan masih harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur

3.Alinea ketiga:

• bahwa bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang seimbang antara kehidupan materiil dan spiritual sserta kehidupan dunia dan akhirat.

4.Alinea keempat:

• fungsi dan tujuan Negara Indonesia adalah segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social.

• bentuk Negara Indonesia adalah Republik

• Negara Indonesia adalah nergara yang berkedaulatan rakyat

• Dasar Negara adalah Pancasila

• Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi dan hokum Negara menyusun kemerdekaan Negara itu dalam suatu UUD sebagai hokum dasar.

D. POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Ada empat pokok pikiran yang mempunyai makna yang sangat dalam yaitu sebagai berikut:

1. Pokok pikiran pertama menegasakan bahwa negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam pembukaan ini, mengandung pengertian bahwa menganut paham persatuan yang melindungi segenap bangsa Indonesia. Dengan demikian negara mengatasi segala paham golongan dan perorangan.

Page 5: TUGAS PANCASILA

2. Pokok pikiran kedua menegaskan bahwa negara menghendaki terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran keadilan sosial yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu menunjukkan bahwa manusia Indonesia mempunyai hak yang sama untuk menikmati keadilan sosial. Sebaliknya juga memiliki kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan yang sama itu.

3. Pokok pikiran ketiga menghendaki negara yang berkedaulatan rakyat, yang berdasar atas permusyawaratan/perwakilan. Dengan kata lain, negara Republik Indonesiamenghendaki sistem demokrasi.

4. Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara negara Republik Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pemerintah dan segenap bangsa Indonesia wajib memelihara budi pekerti yang luhur, sesuai dengan statusnya yakni sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya.

E. SILA-SILA PANCASILA DAN PELAKSANAANNYA SECARA MURNI DAN KONSEKUEN

1. Sila Kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa

Pokok-pokok isi yang terkandung:

a. Bahwa sifat dan keadaan yang ada di dalam negara Indonesia harus sesuia dengan hakekat Tuhan.

b. Bahwa pengertian sifat dan keadaan di dalam negara itu adalah murni dari masalah-masalah pokok yang menyangkut kenegaraan sampai masalahyang menyangkut penyelenggaraan negara.

c. Bahwa yang dimaksud dengan sesuai adalah hubungan yang bersifat keharusan sebagai akibat dan Tuhan yang menjadi penyebabnya seperti yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 kalimat ke-3.

d. Bahwa di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dengan Ketuhanan.

e. Bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan yang ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Page 6: TUGAS PANCASILA

2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok-pokok isi yang terkandung :

a. Bahwa sifat dan keadaan dari dan di dalam negara kita harus sesuai denga hakekat manusia.

b. Bahwa hakekat manusia adalah monopluralis, majemuk tunggal, bhineka tunggal ika.

c. Dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, di negara kita tidak boleh ada penghisapan dari orang yang satu terhadap orang yang lain.

d. Segala sesuatu yang yang ada dalam negara harus sesuai dengan hakekat manusia.

e. Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung cita-cita kemanusiaan yang lengkap dan sempurna bermartabat luhur dan tinggi.

f. Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab tersimpul pengertian kepribadian Bangsa Indonesia.

3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

Pokok-pokok isi yang terkandung:

a.Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke tidak dapat dipisah-pisah.

b. Persatuan bangsa Indonesia harus dipelihara dan ditumbuh kembangkan terus-menerus.

c. Persatuan dalam hal bahasa yaitu Bahasa Indonesia.

d. Persatuan bangsa Indonesia dengan Wilayah NKRI

4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Pokok-pokok isi yang terkandung:

a. Kerakyatan mengandung arti bahwa segala apa yang dikerjakan oleh penyelenggara Negara adalah demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.

b. Kedaulatan rakyat berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang.

c. Demokrasi harus dilaksanakan melalui permusyawaratan/ perwakilan.

d. Demokrasi sosial berarti adanya persamaan dalam lapangan kemasyarakatan dan ekonomi.

e. Negara Indonesia adalh negara demokrasi yang monodualis yang didasarkan pada sifat kodrat manusia perorangan dan sifat kodrat manusia sebagai makhluk bermasyarakat.

5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pokok-pokok isi yang terkandung:

Page 7: TUGAS PANCASILA

a. Bahwa sifat dan keadaan dalam Negara kita sebagai cita-cita yang terkandung dalam sila Keadilan sosial benar-benar sesuai dengan hakekat adil yaitu dipenuhinya sebagai wajib segala apa saja yang telah menjadi hak tiap orang dalam pergaulan hidup, dimana wajib didahulukan daripada hak.

b. Keadilan sosial berkaitan dengan hubungan pergaulan hidup dan hubungan keadilan di antara sesama manusia, Tuhan dan diri sendiri.

c. Unsur-unsur dasar keadilan sosial berasal dari kesatuan kodrat sifat perseorangan dan sifat kodrat makhluk sosial dalam keseimbangan yang dinamis sebagai dasar nasional maupun internasional.

d. Unsur-unsur Keadilan sosial meliputi hak dan kewajiban yang bersifat kodrat dalam hubungan yang terjadi dalam pergaulan hidup dan unsur-unsur adat-istiadat muncul sebagai proses perkembangan sejarah yang dipengaruhi keadaan alam, sosial ekonomi, kultural, sekaligus waktu dan tempat masyarakat yang bersangkutan.

e. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia dalam hidup kenegaraan.

Untuk melaksanakan Pancasila diperlukan 3 syarat, yaitu Adanya daya pendorong lahir batin untuk melaksanakan Pancasila, Ketaatan melaksanakan Pancasila, Kesadaran untuk melaksanakan Pancasila.

Apabila tiap-tiap diri bangsa Indonesia senantiasa terdorong dan taat serta sadar untuk melaksanakan Pancasila, sehingga nilai-nilai Pancasial menjiwai dari tiap-tiap orang dari bangsa Indonesia, maka hasilnya dapat disebut kepribadian Pancasila atau kepribadian bangsa Indonesia.

Kepribadian Pancasila memiliki ciri-ciri khas yaitu gotong-royong, kekeluargaan, Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kerakyatan dan keadilan, ramah tamah dan bhineka tunggal ika.

Pelaksanaan Pancasila oleh setiap orang disebut Pelaksanaan Subyektif. Pelaksanaan Pancasila oleh para penyelenggara negara dalam tugas dan wewenangnya disebut Pelaksanaan Pancasila secara Obyektif.

Perwujudan masyarakat Pancasila adalah adanya keadilan sosial suatu masyarakat, semua berbahagia, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan, tidak ada eksploitasi, semua berkecukupan, sejahtera, adil dan makmur.

Page 8: TUGAS PANCASILA

F. KELEMBAGAAN NEGARA SEBELUM DAN SESUDAH UUD 1945 DIAMENDEMEN

1. STRUKTUR KELEMBAGAAN NEGARA RI SEBELUM DIAMENDEMEN

1.Tugas MPR : Mengangkat dan memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya, Melantik Presiden dan Wakil Presiden, Melakukan amandemen terhadap UUD 1945

2. Tugas DPR :Bersama Presiden menetapkan Undang-Undang, Bersama Presiden menetapkan APBN, Melakukan pengawasan terhadap Presiden dan jika DPR menganggap bahwa Presiden melanggar haluan negara yang telah ditetapkan UUD atau oleh MPR, maka dapat diundang untuk persidangan istimewa untuk meminta pertanggungjawaban Presiden.

3. DPA : Dewan Pertimbangan Agung adalah Badan Penasihat Pemerintah yang memiliki kewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden serta wajib memberikan pertimbangan kepada Presiden dan memiliki hak mengajukan usul kepada Presiden.

4. BPK : Badan Pemeriksa Keuangan memiliki tugas memeriksa semua pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Hasil pemeriksaan diberitahukan kepada DPR.

5. MA :Mahkamah Agung memiliki tugas memberikan nasihat hukum kepada Presiden untu kpemberian atau penolakan grasi, memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta atau tidak kepada lembaga-lembaga tinggi negara

2.AMANDEMEN UUD 1945

Era reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya perubahan menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan dan memiliki akuntabiitas tinggi serta terwujudnya good governance.

Latar Belakang Amandemen UUD 1945 :

1. UUD 1945 membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melakukan kedaulatan rakyat. Penyerahan kekuasaan tertinggi pada MPR merupakan kunci yang menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memiliki khubungan dengan rakyat.

2. UUD 1945 memberikan kekuasaan yang besar pada Presiden.

3. UUD 1945 mengandung pasal-pasa yang sangat luwes sehingga dapat menimbulkan multitafsir.

Page 9: TUGAS PANCASILA

4. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negaar belum cukup di dukung ketentuan konstitusi yang menatur tentang kehidupan yang demokratis, supremasi hukum, memberdayakan rakyat, penghormatan, HAM dan Otonomi daerah.

Tujuan Amandemen:

Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara, jaminan dan perlindungan HAM, pelaksanaan kedaulatan rakyat, penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern, jaminan konstitusional dan kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, serta melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara bagi eksistensi negara dan perjuanagan negara mewujudkan demokrasi seperti pengaturan wilayah negara dan pemilu.

Tahapan Amandemen:

1. Amandemen ke-1 pada sidang MPR disahkan tangggal 19 Oktober 1999

2. Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR disahkan tangggal 18 Agustus 2000

3. Amandemen ke-3 pada sidang tahunan MPR disahkan tangggal 10 Nopember 2001

4. Amandemen ke-4 pada sidang tahunan MPR disahkan tangggal 10 Agustus 2002

3. STRUKTUR KELEMBAGAAN NEGARA RI SETELAH UUD 1945 DIAMENDEMEN

Dengan terjadinya perubahan UUD 1945 berarti terjadi pula perubahan sistem ketatanegaraan RI. Perubahan tersebut antara lain :

1. MPR bukan lagi pemegang kedaulatan rakyat sehingga merubah kedudukan MPR. Lembaga ini bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara tetapi sebagai lembaga tinggi negara.

2. Kekuasaan DPR dalam struktur yang telah di amandemen menjadi lebih memperoleh kedudukannya karena DPR memegang kekuasaan membentuk UU yan gsebelumnya hanya berupa hak, sedang kewajiban membentuk UU ada di tangan Presiden.

3. DPA menjadi hilang dan sebagai gantinya disebut dengan Dewan Pertimbangan yang dibentuk oleh Presiden dan statusnya di bawah Presiden. Tugasnya memberi nasihat dan pertimbangan pada Presiden.

4. Kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial dan Mahkamah Konstitusi yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda .

5. Bentuk NKRI sudah final tidak akan dilakukan perubahan.

Page 10: TUGAS PANCASILA

Kekuasaan Kehakiman

1. Mahkamah Agung (MA) : berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangan di bawah undang-undang terhadap UU.

2. Mahkamah Konstitusi (MK) : berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir dan keputusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus tentang pembubaran parpol dan memutus perselisihan hasil pemilu.

3. Komisi Yudisial (KY) :bersifat mandiri. Berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim.

Page 11: TUGAS PANCASILA

BAB 5

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A.PENGERTIAN FILSAFAT

Dari segi etimologi istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia mempunyai padanan “falsafah” dalam kata Arab. Sedangkan menurut kata inggris “philosophy”, kata latin “philosophia”, kata belanda “philosophie”, yang kesemuanya itu diterjemahan dalam kata Indonesia “Filsafat”. “Philosophia” ini adalah kata benda yang merupakan hasil dari kegiata “philosophien” sebagai kata kerjanya. Sedangkan kegiatan ini dilakukan oleh philosophos atau filsuf sebagai subjek yang berfilsafat. Menurut Dr. Harun Nasution, istilah “falsafah” berasal dari bahasa yunani “philein” dan kata ini mengandung arti “cinta” dan “sophos” dalam arti hikmah (wisdom) (Nasution, 1973).

Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, bagsa Yunani-lah yang mula-mula berfilsafat seperti lazimnya dipahami oleh orang sampai sekarang. Kata ini bersifat majemuk, berasal dari kata “philos” yag berarti “sahabat” dan kata “Sophia” yang berarti “pengetahuan” yang bijaksana (wished) dalam bahasa Belanda, atau wisdom kata inggris, dan hikmat menurut kata Arab. Maka philosophia me-nurut arti katanya berarti cinta pada pengetahuan yang bijaksana, oleh karena itu mengusaha-kannya. (Sidi Gazalba, 1977). Jadi terdapat sedikit perbedaan arti, disatu pihak menyatakan bahwa filsafat merupakan bentuk majemuk dari “philein” dan “sophos”, (Dr.Harun Nasution,1973) di lain pihak filsafat dinyatakan dalam bentuk majemuk dari “philos” dan “Sophia” (Sidi Gazalba, 1977) namun secara sistematis memiliki makna yang sama.

Dengan demikian “filsafat” yang dimaksudkan sebagai kata majemuk dari philein dan sophos mengandung arti menintai hal-hal yang sifatnya bijaksana, sedangkan filsafat yang merupakan bentuk majemuk dari philos dan Sophia berkonotasi teman dari kebijaksanaan.

Jadi istilah filsafat merupakan suatu istilah yang pada mulanya secara umum dipergunakan untuk menyebutkan usaha kearah keutamaan mental (the persuit of mental exellance) (Ali mudhofir, 1980).

B. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.

Page 12: TUGAS PANCASILA

A. Dasar Ontologis

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini dijelaskan sebagai berikut :

“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.

Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologism memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta kedudukan kodrat manusia sebagai pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hirarkis sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-sila pancasila lainnya (notonegoro, 1975-53).

B. Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya juga merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu system cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideology (Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari para pendukungnya yaitu :

1. Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya

2. Pathos, yaitu penghayatannya

3. Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)

Sebagai suatu system filsafat atau ideology maka pancasila harus memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.

Page 13: TUGAS PANCASILA

C. Dasar Aksiologis

Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila tergolong nilai kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).

C.FUNGSI UTAMA FILSAFAT PANCASILA BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

A. Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila dirumuskan oleh The Founding Fathers dan lahir dari ways of life bangsa Indonesia, melalui penelitian dan penyelidikan kesepakatan yang ada pada siding BPUPKI.

Dalam pidatonya Bung Karno 1 juni 1945 mengatakan, bahwa mengenai pentingnya satu weltanschauung (alat pemersatu bangsa) lebih kurang beliau mengatakan :” we want to estabilished a state not for a single individual or for onr group even not for aristocration, but we want to estabilished a state one for all and all for all”. Demikian pula dengan berbagai masukan dari para The foundings Fathers kita yang lain seperti Mr. Mohammad Yamin, Ki Hadi Bagoes Koesoemo, Mr. Soepomo, dan lain-lain juga menghendaki adanya satu Philloosophy Groundslag / filsafat dasar sebuah Negara, hingga diberikanlah nama mengenai philosophy Grounslag / filsafat dasar Bangga dan Negara Indonesia adalah PANCASILA.

B. Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia ditemukan oleh para peletak dasar Negara tersebut yang diangkat dari dasar filsafathidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi prinsip dasar filsafat Negara, yaitu pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat bahwa salah satu lingkup pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa tertentu (Harold Titus, 1984).

Berdasarkan suatu kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pancasila sebagai suatu pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakan suatu kenyataan obyektif

Page 14: TUGAS PANCASILA

yang hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat Indonesia.

C. Filsafat Pancasila Sebagai Sumber dari hukum dasar Indonesia.

Sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV, susunan tersebut menunjuk bahwa pancasila merupakan dasar, kerangka dan pedoman bagi Negara dan tertib hokum Indonesia, yang pada hakekatnya tersimpul salam asas kerohanian Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya pancasila asas yang mutlak bagi adanya tertib hokum Indonesia yang pada akhirnya perlu direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.

Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari hokum dasar Indonesia, atau dengan kata lain perkataan sebagai sumber tertib hukum Indonesia yang tercantum dalam ketentuan tertib hukum tertinggi. Yaitu pembukaan UUD 1945.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi faham-faham positif untuk berkembang dan menjadi dasar ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan seperti Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme, Kapitalis, dan lain-lain.

Istilah filsafat dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal untuk mempelajari pancasila dari sudut pandang filsafat.

Dan kita mengenal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang akhirnya dapat memegang peran sebagai penjajah yang benar – benar yang menghancurkan rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa Indonesia kita harus mengetahui perjuangan sebelum tahun 1900.

Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan dengan cara bermacam – macam perlawanan rakyat Indonesia untuk menentang kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat. Akan tetapi masih berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melalui organisasi yang teratur .Dan kita harus mengetahui unsur – unsur Pancasila yang menjiwai perlawanan terhadap kolonialisme jika perjuangan bangsa Indonesia mengetahui dan teliti dengan seksama maka unsur – unsur pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut kita harus menganalisa dalam pembahasan seperti:

1. Apa unsur – unsur keTuhanan dalam penjajahan belanda.

2. Unsur kemanusiaan dalam penjajahan belanda yang menghancurkan rakyat indonesia dengan tidak ada perikemanusiaan, suatu siksaaan yang di derita rakyat Indonesia.

3. Unsur persatuan terhadap penjajahan belanda yang memecah belah persatuan.

Page 15: TUGAS PANCASILA

4. Unsur kerakyatan terhadap penjajahan belanda tentang kebebasan untuk mendapatkan pendidikan dan seolah olah rakyat kecil tidak ada artinya.

5. Unsur yang terakhir yaitu keadilan tentang penjajahan belanda tidak ada keadilan untuk mendapatkan kebutuhan kebebasan hak.

Page 16: TUGAS PANCASILA

BAB 6

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pada hakekatnya terdapat hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara pandangan hidup masyarakat, pandangan hidup bangsa, dan pandangan hidup negara. Dalam proses perumusannya, pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi nasional dan pandangan hidup negara sebagai ideologi negara. Tidak seluruh pandangan hidup masyarakat, khususnya dalam masyarakat yang majemuk, dapat diangkat sebagai pandangan hidup bangsa. Dengan demikian, ada proses seleksi secara sadar.

Dalam proses penjabarannya dalam kondisi kehidupan modern dewasa ini, pandangan hidup negara diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup bangsa, dan pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat, serta pada sikap hidup pribadi. Rangkaian proses proyeksi pandangan hidup tersebut terutama dilakukan melalui jalur sistem hukum nasional. Dalam proses penjabaran dan tindak lanjut ini, pemerintah terikat oleh kewajiban konstitusional, yaitu kewajiban Pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. (BP-7 Pusat, 1994 : 2-3).

Untuk membicarakan tentang kebenaran ideologi ‘Pancasila, akan saya kemukakan pengertian ideologi antara lain sebagai berikut: Ilmu pengetahuan atau ajaran tentang ide.Di dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminto disebutkan sebagai azas pendapat (keyakinan) yang dipakai (dicita-citakan) untuk dasar pemerintahan

Berdasarkan pengertiandi atas, maka ideologi Pancasila berfungsi sekaligus baik sebagai dasar maupun tujuan atau cita-cita bangsa.

A. HUBUNGAN ANTARA IDEOLOGI DAN FILSAFAT

Ideologi mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat, bahkan disebut sebagai keseluruhan ide-ide yang berdasarkan struktur filsafat. Jika pengertian ini kita terapkan pada berbagai ideologi, maka ideologi komunis berdasarkan struktur filsafat komunis atau Komunisme, ideologi liberal berdasar struktur filsafat liberal atau Liberalisme, ideologi sosialis berdasarkan struktur filsafat sosialis atau Sosialisme atau demikian seterusnya. Dengan cara yang sama, maka ideologi Pancasila berdasarkan struktur filsafat Pancasila (Sunoto, 1987:82).

Page 17: TUGAS PANCASILA

B. PANCASILA SEBAGAI TUJUAN

Tujuan adalah segala sesuatu yang hendak dicapai, merupakan pendorong dan pengarah. Dengan Pancasila menuju ke arah masyarakat adil dan makmur, material spiritual berdasarkan Pancasila

C. DIMENSI : REALITA,IDEALISME,DAN FLEKSIBILITAS IDEOLOGI PANCASILA

Kita dalam mengadakan negara itu harus dapat meletakkan negara itu atas suatu meja yang statis yang dapat mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini.

Uraian tadi bertujuan agar dimengerti bahwa bagi Republik Indonesia kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dasar statis dan yang bisa menjadi Leidstar dinamis yang artinya adalah bintang pemimpin.

Ini lah yang menjadi pertimbangan daripada pemimpin-pemimpin kita dalam tahun 1945, dan sebagainya dikatakan bahwa sesudah bicara, saat bicara, akhirnya pada suatu hari ada yang mengusulkan Pancasila, dan Pancasila itu diterima masuk dalam Djakarta Charter, masuk sidang pertama sesudah proklamasi. Jadi kalau ingin mengerti Pancasila, lebih dahulu harus mengerti ini meja statis, Leidstar dinamis. Kecuali itu kita sekarang lantas masuk kepada persoalan elemen apa yang harus dimasukkan di dalam meja statis atau Leidstar dinamis ini. Jadi jikalau mau mencari satu dasar yang statis yang dapat mengumpulkan semua dan jika mencari suatu Leidstar dinamis yang dapat menjadi arah perjalanan kita harus menggali sedalam-dalamnya di dalam jiwa masyarakat sendiri. Sudah jelas kalau kita mencari satu dasar yang statis, maka dasar yang statis itu harus terdiri dari elemen –elemen yang tidak ada dalam jiwa Indonesia tak mungkin dijadikan dasar untuk duduk di atasnya.

Misalnya kalau kita ambil dari elemen-elemen dari alam pikiran Eropa atau alam pikiran Afrika itu adalah elemen asing bagi kita yang tidak corcondantie dengan jiwa kita sendiri, tak akan bisa menjadi dasar yang sehat, apalagi dasar yang mempersatukan. Demikian pula elemen-elemen untuk di jadikan Leidstar dinamis harus elemen-elemen yang betul-betul menghikmati jiwa kita. Kalau kita beri Leidstar yang tidak appeal kepada kita, oleh karena pada hakekatnya tidak berakar kepada jiwa kita sendiri maka tidak bisa menjadi Leidstar dinamis yang menarik kepada kita. (Soekarno : 1989:30-40).

• Dimensi realita ideologi Pancasila

Nilai-nilai dasar Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri yang ditemukan dalam religi-religi bangsa Indonesia, dalam budaya-budaya bangsa Indonesia, dan dalam adat-istiadat bangsa Indonesia yang oleh penggalinya disebut”jiwa bangsa”. Dan penggalian ini benar-benar sandat dalam dan dimulai dari saf pra-Hindu, saf Hindu, saf Islam, dan saf Imperialis. Dimensi realita

Page 18: TUGAS PANCASILA

ideologi Pancasila ini oleh penggalinya disebut dasar yang statis atau meja statis di atas mana negara diletakkan, sekaligus meja statis ini harus dapat mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa Indonesia. Nilai-nila dasar yang lima jumlahnya itu bersifat tetap dalam arti rumusannya dan urut-urutan letak sila-sila udah tetap, tidak dapat diubah, sebab Pancasila merupakan filsafat persatuan. Kalau dirinya dapat berubah berarti tidak mungkin dapat menjadi filsafat persatuan.

•Dimensi Idealis Ideologi Pancasila

Oleh penggalinya ditunjukkan dengan istilah Leidstar dinamis. Leidstar, bintang pimpinan. Artinya harus mempunyai tuntunan dinamis kemana rakyat, bangsa dan negara ini digerakkan. Menurut alenia kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945” perjuangan kemerdekaan Indonesia mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaukat, adil dan mekmur”. Kesanalah rakyat, bangsa digerakkan untuk mencapai atau mewujudkan cita-cita atau tujuannya. Dan di dalam alinea keempat Undang-0Undang Dasar 1945 cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia disebutkan sebagai berikut :

1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2) Memajukan kesejahteraan umum

3) Mencerdaskan kehidupan bangsa

4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Butir 1,2 dan 3 merupakan tujuan intern bangsa Indonesia

Butir 4 merupakan tujuan ekstern bangsa Indonesia, dalam pengertian aktif membantu bangsa-bangsa lain yang pada pro kedua abad XX masih banyak bangsa yang hidup di bawah penjajahan untuk menjadi bangsa yang merdeka. Tujuan itu yang ingin diwujudkan. Akan tetapi tidak cukuo adanya keinginan mewujudkan saja, melainkan harus dibarengi kemauan dan kemampuan.

Oleh karena itu siapa pun yang menjadi pemimpin wajib bisa menanamkan keyakinan atau rasa mampu, yaitu bisa mananamkan yang sebenar-benarnya kepada pra pengikutnya. Ada iming-iming, timbul keinginan, meningkat menjadi kemauan dan kemauan meningkat lalu muncul kemampuan. Berhubung dengan itu kalau contoh tadi diterapkan pada ideologi, bagaimanapun dapat terealisasinya dalam dunia kenyataan sangat bergantung pada kualitas subyek pendukungnya. Apakah keinginannya berkobar-kobar dan terus menyala? Apakah benar-benar subyek pendukung suatu ideologi benar-benar mempunyai kemauan untuk merealisasinya? Apakah benar-benar subyek pendukung suatu ideologi kualitas kemampuannya tinggi dn bisa diandalkan?. Dengan menghubungkan atau mengaitkan antara dimensi realita dan dimensi idealis dari suatu ideologi, maka kita melihat bahwa dimensi realita itu merupakan landasan atau dasar, dan dimensi idealisme menggerakkan ke arah tujuan dalam membangun berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi dimensi realitas dan dimensi idealisme ideologi Pancasila ternyata saling kait mengait dalam arti saling mengisi dan saling melengkapi. Perlu diketahui bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selalu muncul realita baru yang mungkin sesuai

Page 19: TUGAS PANCASILA

dengan dimensi realita yang berisi nilai dasar atau mungkin bertentangan dengan dimensi realita dan bergeraknya realita-realita baru mungkin juga seirama dan juga mungkin menyimpang ke arah yang tidak sejalan dengan dimensi idealisme, maka harus segera dibetulkan terutama dengan mengkaji ulang nilai instrumennya dan nilai praksisnya nilai instrumental adalah norma-norma yang merupakan penjelmaan dari nilai dasar, sedangkan nilai praksis adalah norma-norma kelanjutan dari penjelmaan nilai instrumental yang suda h bersifat operasional untuk dilaksanakan dalam kenyataan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi pembetulan nilai instrumental dan nilai praksis harus kontekstual. Dengan demikian realita-realita baru yang selaras dan yang menyimpang, tetapi yang sudah dibetulkan semuanya menjadi selaras atau sejalan dengan nilai instrumental dan nilai praksis. Atau sebaliknya nilai-nilai instrumental dan nilai praksis sudah menjadi sama sebangun dengan realita-realita baru.

• Dimensi fleksibilitas dari Ideologi Pancasila

Ideologi Pancasila adalah ideologi yang terbuka dan demokratis, sehingga generasi penerus bangsa senantiasa dapat menggali dan mengembangkan pemikiran-pemikiran baru dengan tetap menjadikan nilai dasar sebagai tolok ukurnya. Dengan demikian ideologi Pancasila tidak kehilangan hakekatnya. Inilah yang dimaksud dengan dimensi fleksibilitas dari ideologi Pancasila. Dengan demikian ideologi Pancasila akan tetap dapat menjaman. Tidak lekang oleh panas dan tidak akan lapuk dimakan jaman.

Dalam kaitannya dengan dimensi fleksibilitas ideologi Pancasila, UUD 1945 sudah lebih dulu menegaskannya. Ini ditunjukkan melalui penjelasan yang tertera dalam angka IV, yang berbunyi : “ Undang-Undang Dasar bersifat ...Supel.” Masih menurut angka IV : “ kita harus senantiasa ingat kepada dinamik kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. Masyarakat dan negara Indonesia tumbuh dan zaman berubah, terutama pada zaman revolusi lahir batin sekarang ini. Oleh karena itu kita harus hidup secara dinamis, harus melihat segala gerak-gerik masyarakat dan negara Indonesia”. Dari penjelasan ini jelas ditunjukkan bahwa dalam masyarakat dan negara Indonesia senantiasa timbul dan tumbuh realita-realita baru.

D. MACAM-MACAM FUNGSI DAN PERAN IDEOLOGI PANCASILA

Pancasila sebagai Ideologi dalam kehidupan ketatanegaraan

Ada dua hal yang perlu dipahami benar-benar dalam sub judul ini. Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan ketatanegaraan :

• Pengertian ideologi dalam sub judul ini dan

• Ruang lingkup kehidupan kenegaraan

Bangsa Indonesia sebagai suatu kelompok manusia, maka ia membentuk ide-ide dasar dalam segala hal dalam aspek kehidupan manusia yang dicita-citakan. Kesatuan yang bulat dan utuh

Page 20: TUGAS PANCASILA

dari ide-ide dasar tersebut secara ketatanegaraan disebut ideologi. Dan ini berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan akan direalisir dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Indonesia). Ideologi ini akan memberikan stabilitas arah sekaligus memberikan dinamika gerak menuju yang dicita-citakan. Dan perkembangan tumbuhnya ideologi bangsa Indonesia dimulai semenjak 18 Agustus 1945 adalah Pancasila.

Hal yang kedua menganalisa Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan ketatanegaraan, maka hal ini berarti kita berhadapan dengan kehidupan kenegaraan yang konkrit. Suatu negara dapat kita lihat dari suatu kesatuan yang utuh dan juga dapat kita lihat dalam strukturnya. Dengan teori dua segi ini kita harus mengetahui ruang lingkup ketatanegaraan dimana ideologi Pancasila di implementasikan. Jika kita melihat negara dari suatu kesatuanyan bulat dan utuh, maka kita dapat menganalisa tentang arti negara, atau sifat hakekat negara, pembenaran adanya negara, terjadinya negara dan tujuan bernegara. Apabila kita menganalisa strukturnya meliputi:unsur-unsur negara, kekuasaan tertinggi dalam negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan, hubungan pusat dan daerah (otonomi) atau sendi-sendi pemerintahan perwakilan, alat perlengkapan negara, konstitusi, fungsi kenegaraan dan kerjasama antar negara.