TUGAS PANCASILA 2

38
NORMA IDEALITAS DAN FAKTA PENERAPAN SILA KE 3 DAN 4 PANCASILA 1. Pendahuluan Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta : pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke- 4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 . Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. 1

Transcript of TUGAS PANCASILA 2

Page 1: TUGAS PANCASILA 2

NORMA IDEALITAS DAN FAKTA PENERAPAN SILA KE 3 DAN 4 PANCASILA

1. Pendahuluan

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia.Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).

1

Page 2: TUGAS PANCASILA 2

2. Pancasila Sila ke 3

Sila ke 3 Pancasila yang berbunyi “ Persatuan Indonesia “ memiliki makna dan nila tentang persatuan yang di jiwai oleh kemanusiaan yang adil dan beradab. Dengan di jadikan nya Pancasila sebagai ideologi bangsa maka dari itu nilai luhur dan tujuan harus selalu di junjung tinggi dan di laksanakan oleh seluruh rakyat dam setiap aspek bernegara. Dan khususnya untuk “ persatuan “ seluruh rakyat Indonesia di harapkan mampu memahami, menjiwai dan melaksanakannya dengan cara menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan.

Sebagai generasi penerus bangsa yang kelak akan menjalankna roda-roda pemerintahan Indonesia di masa depan, maka perlu untuk di tanamkan nya semangat akan nilai persatuan. Dengan ada nya rasa persatuan akan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas dalam berbangsa dan berbegara. Dari pada nya akan timbul pula semangat nasionalisme yang tinggi, rela berkorban dengan bekerja keras, tekun dan bersemangat untuk membangun bangsa dan negara.

Ada berbagai cara dan upaya yang dapat di lakukan untuk mempertahankan semangat nasionalisme. Beberapa memaknai nya dengan mengharumkan nama bangsa di bidang olah raga, mengikuti turnament antar bangsa dan memenangkan nya atas nama Indonesia. Pokok utama dari semua semangat persatuan adalah nasionalisme yaitu rasa cinta tanah air dan bangsa yang kemudian dapat di applikasikan dengan meningkatkan prestasi di segala bidang.

Sebagai generasi muda yang berjiwa nasionalisme kita harus memiliki rasa bangga sebagai bangsa Indonesia dengan berprilaku baik, menguasai ilmu dan teknologi serta mencintai produk dalam negeri ( identitas bangsa ). Dengan begitu pembangunan di segala bidang yang telah di rancang dan di cita-cita kan oleh terdahulu kita dapat di laksanakan, di wujudkan dalam bentuk realisasi pembangunan bangsa yang menyeluruh. Bahu membahu, bergotong royong dan bersatu sebagai satu bangsa agar dapat menghadapi segala tantangan dan kesulitan di masa depan.

I. Nasionalisme

Dalam pemahaman dan nilai pancasila sila ke 3 maka ada dasar nasionalisme IIndonesia yang inklusif dan berwawwasan kemanusiaan yang di jiwai 3 konsep utama yaitu :

2

Page 3: TUGAS PANCASILA 2

Konsep negara bangsa

Negara Indonesai adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Republik merupakan bentuk pemerintahan yang bersifat antitesis monarki dengan kepala pemerintahan bukan seorang raja dan dengan system pemilu untuk menduduki jabatan politiknya.

Konsep Warga Negara

Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang di sahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Konsep Dasar Negara

Terjadi perdebatan serius antara kelompok islam dan nasioalis termasuk kalangan Kristen dari Indonesia bagian timur yang menolak Piagam Jakarta. Islam mengalah, Disepakati Rumusan Ketuhanan yang maha esa dengan sila-sila lainnya dalam Pancasila.

3. Integrasi

Pada dasarnya ada 2 pemahaman Integrasi dalam semangat nasionalisme bangsa, Integrasi Sosial; penyatupaduan dari kelompokkelompok masyarakat yang asalnya berbeda menjadi satu kelompok besar dengan cara melenyapkan perbedaan dan jati diri masingmasing (Asimilasi & Pembauran).Integrasi Nasional; penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa.

Di Indonesia, kita tidak mengenal adanyakelompok minoritas; Suku dayak, Suku Irian,Suku Jawa, Tiong Hoa bukanlah kelompok

minoritas. Tidak ada minoritas karena kalauada minoritas berarti ada mayoritas. Kalau ada

mayoritas akan timbul eksploitasi kepadaminoritas. Suku berarti sikil, kaki. Jadi bangsaIndonesia banyak kakinya ada kaki Jawa, kaki

Sunda, kaki Irian, kaki Sumba dan kakiperanakan Tionghoa. Kesemuanya adalah

kaki-kaki dari satu tubuh yakni bangsaIndonesia (Soekarno)

Integrasi Nasional merupakan proses alamiah atasdasar pemahaman Nasionalisme yang kuat (dalam hal ini ia menjadi Ideologi)

3

Page 4: TUGAS PANCASILA 2

Jika nasionalisme kuat maka integrasi nasional akan kuat. Nasionalisme akan kuat didasarkan atas keyakinan, jiwa, ruh dan semangat

tentang kesamaan unsure identitas nasional yang dipertahankan keberadaannya. Desentralisasi kemudian diletakkan dalam tataran operasional yakni proses

pelayanan sebagai fungsi negara yang harus dilakukan kepada masyarakatnya Desentralisasi tidak berarti pemecahan karena tidak atas dasar agama, ras, suku

bangsa, dan kebudayaan.

4. Bangsa dan Negara

I. Hakekat Bangsa

Konsep bangsa memiliki 2 pengertian yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis & pengertian politis (Badri Yatim,1999) :

1. Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama dan adat istiadat (AT Soegito : Cultural Unity)

2. Bangsa dalam arti politis adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk pada keadulatan negaranya sebagai kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Jadi mereka diikat oleh kekuasaan politik yaitu negara (Political Unity)

II. Hakekat Negara

Konsep negara memiliki 2 pengertian yaitu :1. Negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi

yang sah dan ditaati rakyatnya2. Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu

yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik dan berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya

Terdapat beberapa pengertian negara dalam pendapat ahli yaitu : George Jellinek : negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia

yang telah berkediaman di wilayah tertentu Kranenburg : negara adalah organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu

golongan atau bangsanya sendiri Roger F. Soultau : negara adalah alat atau wewenang untuk mengatur atau

mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat Soenarko : negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang mempunyai

daerah tertentu di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sovereign.

George Wilhelm Freddrich Hegel : negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal

R. Djokosoetono : negara adalah suatu organisasi masyarakat atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama

4

Page 5: TUGAS PANCASILA 2

Jean Bodin : negara adalah suatu persekutuan keluarga dengan segala kepentingan yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.

Mirriam Budiardjo : negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warganya ketaatan pada perundang-undangan melalui penguasaan kontrol dari kekuasaan yang sah.

Suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang berdaulat secara internasional minimal harus memenuhi empat persyaratan faktor / unsur negara berikut di bawah ini :

1. Memiliki WilayahUntuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.2. Memiliki RakyatDiperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.3. Pemerintahan Yang BerdaulatPemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.4. Pengakuan Dari Negara LainUntuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.

Dalam konteks relasi pembentukan bangsa dan negara, secara umum di kenal adanya dua proses pembentukan bangsa-negara yaitu model ortodoks dan model mutakhir ( Ramlan Surbakti, 1999) :

Model ortodoks yaitu bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu, untuk kemudian bangsa itu membentuk suatu negara tersendiri (Contoh bangsa Yahudi : negara Israel)

Model mutakhir yaitu berawal dari adanya negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan ras (Contoh bangsa Yahudi : negara USA)

Dari keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar yang di mana satu sama lain tidak bersamaan.

Ada tidak nya perubahan unsur dalam masyarakat dimana Model ortodoks tidak mengalami perubahan unsur karena unsure bangsa membentuk negara. Sedangkan model mutakhir mengalami perubahan unsur dari banyak bangsa menjadi satu bangsa-negara.

Lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan bangsa & negara dimana Model ortodoks membutuhkan waktu yang singkat yakni hanya membentuk struktur pemerintahan bukan pembentukan identitas. Sedangkan

5

Page 6: TUGAS PANCASILA 2

model mutakhir butuh waktu lama karena harus mencapai kesepakatan identitas kultural yang baru.

Kesadaran politik masyarakat Dalam model ortodoks muncul setelah terbentuknya bangsanegara Dalam model mutakhir, kesadaran politik muncul sebelum mendahului bahkan menjadi kondisi awal terbentuknya negara.

Derajat partisipasi politik dan rezim politik Dalam ortodoks partisipasi politik & rezim politik dianggap terpisah dari proses integrasi nasional Model mutakhir, partisipasi politik & rezim politik merupakan hal yang tak terpisahkan.

Teori terjadinya negara Teori hokum alam oleh plato dan aristoteles

Terjadinya suatu negara adalah suatu yang alamiah. Bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut hukum alam yakni mulai lahir, berkembang, mencapai puncak, layu dan akhirnya mati. Manusia cenderung berkumpul dan berhubungan dalam mencapai kebutuhan hidup.

Teori Ketuhanan oleh F.J. Stahl, T. Aquinas AgustinusMuncul setelah Kristen dan Islam (agama samawi), Terjadinya negara adalah karena kehendak Tuhan didasari atas kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan terjadi atas kehendak Tuhan.

Teori Perjanjian oleh T. Hobbes, John Locke, JJ Roseau, MontesquieNegara terjadi sebagai hasil perjanjian antar manusia individu sehingga ada dua keadaan yakni sebelum bernegara dan setelah bernegara; masyarakat sebelum bernegara dan setelah bernegara.

Selain teori diatas ada pendapat lain yamg dikemukakan oleh G. Jellinek, yakni terjadinya negara dilihat secara primer dan sekunder

Secara primer negara terbentuk atas empat tahapan yakni persekutuan masyarakat, kerajaan, negara, dan negara demokrasi

Perkembangan negara secara sekunder membicarakan tentang bagaimana terbentuknya negara baru yang dihubungkan dengan masalah

pengakuan. Jadi muncul tidaknya negara baru tersebut adalah ada tidaknya pengakuan dari negara lain.

Sedangkan proses terjadinya negara di Zaman Modern yang adalah : Penaklukan Peleburan atau fusi Pemecahan Pemisahan Diri Perjuangan atau revolusi Penyerahan atau pemberian Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnya

Menurut Para ahli terdapat berbagai pemahaman mengenai fungsi dari Negara, Beberapa di antara nya adalah :

Fungsi Legislatif Fungsi Eksekutif Fungsi yudikatif

6

Page 7: TUGAS PANCASILA 2

Fungsi Federatif

Dan menurut Miriam Budiarjo fungsi negara adalah : Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah

bentrokan-bentrokan dalam masyarakat (stabilisator) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya dengan pembangunan Pertahanan, dengan melengkapi alat-alat pertahanan Menegakkan keadilan melalui badan hukum

Sedangkan tujuan dari di bentuk nya suatu Negara menurut para ahli adalah : Tujuan negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta

menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin (ROGER H. SOLTAU). Tujuan negara ialah menciptakan keadaan di mana rakyatnya dapat mencapai

terkabulnya keinginan-keiginan secara maksimal (HAROLD J. LASKI). Tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik secara individu

maupun sebagai mahluk sosial (PLATO). Tujuan negara adalah untuk mencapai penghidupan dan kehidupanaman dan

tentram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan.Pemimpin negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkankekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya (THOMAS AQUINO & AGUSTINUS).

5. Bangsa dan Negara Indonesia

Perjalanan perjuangan rakyat Indonesia sejak dari masa penjajahan sampai dengan hari ini bukan lah sesuatu hal yang di dapat dengan mudah. Beberapa fakor utama yang mendasari dan mengilhami seluruh rakyat untuk merebut kemerdekaan dari tangan kekuasaan para penjajah dijiwai rasa persatuan dan nasionalisme yang tinggi.

Adanya persamaan nasib yakni penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing selama 350 tahun, menimbulkan rasa solidaritas tinggi terhadap sesama bangsa Indonesai. Dengan mental mantap yang terbentuk dari dorongan jiwa ingin menjadi bangsa merdeka, terjadilah kesepakatan dalam kelompok yang sangat besar untuk melakukan suatu upaya perjuangan.

Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Yang merupakan visi dan misi masa depan yang di cita-citakan oleh seluruh bangsa. Kemudian di lakukan upaya untuk merealisasikan hal tersebut melalui perjuangan kemerdekaan.

Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara. Sikap dan sifat yang sefaham satu sama lain, ketika satu tersakiti maka yang lain pun akan ikut merasakan nya. Rasa persaudaraan inilah yang menjadi kekuatan persatuan nasional yang kokoh dan tangguh dalam menghadapi kebengisan para penjajah.

Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa. Adalah suatu dasar lainnya yang menjiwai semangat nasionalisme bangsa Indonesia dalam setiap upaya-upaya perjuangan nya melawan semua jenis penjajahan yang di lakukan bangsa asing.

7

Page 8: TUGAS PANCASILA 2

Berdasarkan fakta sejarah maka ada beberapa point kesimpulan mengenai proses terjadinya bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu ;

Terjadinya negara Indonesia tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan diri (alinea 1 mukaddimah UUD 1945)

Adanya perjuangan bangsa Indonesia melaan penjajahan yang menghasilkan proklamasi sebagai pintu gerbang kemerdekaan (alinea 2 mukaddimah UUD 1945)

Kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia sebagai keinginan yang luhur bersama termasuk kehendak Tuhan yang maha Kuasa (alinea 3 mukaddimah UUD 1945)

Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara, UUD negara, dan dasar negara (alinea 4 mukaddimah UUD 1945)

6. Identitas Nasional

Dilihat dari segi bahasa identitas berasal dari bahasa inggris yaitu identity yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri adalah suatu yang menandai suatu benda atau orang. Jadi identity atau identitas atau jati diri dapat memiliki dua arti :

1. Identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau sebuah benda.

2. Identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang.

Sedangkan nasional berasal dari bahas inggris “national” yang dapat diartikan sebagai warga negara atau kebangsaan. Jadi identitas nasional berasal dari kata “national identity” yang dapat diartikan sebagai kepribadian nationa atau jati diri national. Kepribadian nasional atau jati diri nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa.indentitas nasional terbentuk sebagai rasa bahwa bangsa indonesia mempunya pengalaman bersama, sejarah yang sama dan penderitaan yang sama dan penderitaan yang sama. Identitas nasional diperlukan dalam interaksi karena di dalam setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung, maka dalam berinteraksi seorang berpedoman kepada kebudayaannya. Jika kebudayaan di katakan bagian dari identitas nasional maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Moto nasional Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal” atau “kesatuan dalam keragaman”. Hal ini diciptakan oleh para pemimpin Republik yang baru diproklamasikan pada tahun 1945 dan tantangan politik adalah sebagai benar mencerminkan hari ini seperti yang lebih dari 50 tahun yang lalu. Karena meskipun setengah abad menjadi bagian dari Indonesia yang merdeka telah menimbulkan perasaan yang kuat tentang identitas nasional di lebih dari 13.000 pulau-pulau yang

8

Page 9: TUGAS PANCASILA 2

membentuk kepulauan, banyak kekuatan lain yang masih menarik negara terpisah. Deklarasi kemerdekaan mengikuti proses yang lambat penjajahan Belanda yang dimulai pada abad ke-17 dengan penciptaan VOC Belanda.

Saat itu rempah-rempah yang menarik para pedagang Eropa untuk koleksi pulau-pulau kecil di tempat yang sekarang Eastern Indonesia. Belanda memonopoli perdagangan dan dari sana memperluas pengaruh mereka-terutama melalui pemerintahan tidak langsung-di koleksi kesultanan dan kerajaan yang independen yang membentuk daerah itu. Kesatuan politik di bawah Belanda hanya dicapai pada awal abad ini, meninggalkan identitas regional yang kuat utuh.

Menghadapi identitas nasional, Bangsa Indonesia sendiri masih kesulitan dalam menghadapi masalah bagaimana untuk menyatukan negara yang mempunyai lebih dari 250 kelompok etnis, yang memiliki pengalaman dari Belanda bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Sukarno, yang menjadi presiden pertama dari Republik, adalah seorang nasionalis tertinggi. Dialah yang menciptakan ideologi nasional Indonesia Pancasila dirancang untuk mempromosikan toleransi di antara berbagai agama dan kelompok-kelompok ideologis. Penyebaran bahasa nasional – Bahasa Indonesia – juga membantu menyatukan multi-bahasa penduduk.

Berkut adalah beberapa faktor yang mendasari pembentukan identitas bersama: Primordial (ikatan kekerabatan, kesamaan suku bangsa, daerah, dsb) : bangsa

Yahudi membentuk negara Israel. Sakral (kesamaan agama, ideologi) : negara uni sovyet atas dasar ideologi

komunisme Tokoh (kepemimpinan tokoh yang disegani) : Mahatma Ghandi di India Bhinneka Tunggal Ika (kesediaan warga negara untuk bersatu dalam

perbedaan) : Indonesia Sejarah (persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka) Perkembangan Ekonomi/Solidaritas Organis <Emile Durkheim> (Solidaritas

atas dasar satu tujuan dalam perkembangan ekonomi) : Uni Eropa Kelembagaan (lembaga lembaga yang ada baik lembaga politik, pertahanan,

peemrintahan dan lainnya) : Partai Politik

Sedangkan faktor Pembentuk Identitas Nasional Bangsa Indonesai meliputi : Wilayah Geografis Suku Bangsa Agama Kebudayaan Bahasa Indonesia

Bentuk dan unsur Identitas Nasional Indonesia memiliki ke unikan dan ke kekhasan tersendiri beberapa di antaranya adalah :

Bahasa Nasional (Bahasa Indonesia) = instrumental Bendera Nasional (Merah Putih) = instrumental Lagu Kebangsaan (Indonesia Raya) = instrumental Lambang Negara (Garuda Pancasila) = instrumental Semboyan Negara (Bhinneka Tunggal Ika) Dasar Falsafah Negara (Pancasila) = fundamental Konstitusi Negara (UUD 1945) = instrumental

9

Page 10: TUGAS PANCASILA 2

Bentuk Negara (NKRI yang berkedaulatan) = instrumental Konsepsi Wawasan Nusantara = alamiah Kebudayaan Daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional =

alamiah

7. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain, akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamlidkk.Kewarganegaraan.2005)

Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar  luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan

demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat

membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan

10

Page 11: TUGAS PANCASILA 2

berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang

Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

  Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi MudaArus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di

kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk

11

Page 12: TUGAS PANCASILA 2

membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?

Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai NasionalismeLangkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :

Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.

Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti

sebenar- benarnya dan seadil- adilnya. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,

sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

8. Pancasila Sebagai Identitas Nasional

a. Konsep tentang Hakikat Existensi ManusiaKonsep tentang hakikat existensi manusia ini menduduki posisi sangat sentral,

karena tanpa mengetahui hakikat existensi manusia, kita tidak mungkin memahami dan mampu mendudukkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya. Konsep yang lain merupakan derivasi dari konsep pokok ini. Existensi manusia tidak terlepas dari existensi alam semesta. Oleh karena itu untuk memahami hakikat existensi manusia perlu memahami hakikat existensi alam semesta.Existensi Alam Semesta (Konsep MEAS – Abdulkadir Besar)

12

Page 13: TUGAS PANCASILA 2

1) Terdapat tiga tesis ontologik dalam memahami hakikat alam semesta, sebagai berikut:

Dalam alam semesta tidak ada satu fenomena yang mandiri, berdiri sendiri terpelas dari fenomena lain;

Ada itu bermakna memberi, hal ini merupakan suatu evidensi; Suatu pendapat adalah benar, hanya apabila ia bersamaan dengan segenap relasi

yang berkaitan dengannya.

2) Manusia ada, sebagai suatu fenomena, selalu dalam relasi dengan fenomena yang lain. Ia tidak berdiri sendiri, tetapi selalu terikat dengan fenomena lain dalam suatu integritas.

3) Relasi ini menampakkan diri dalam bentuk suatu interaksi saling memberi antar fenomena, yang berfungsi terciptanya sesuatu yang baru (novum). Sehingga suatu totalitas antar fenomena memiliki makna lebih dari keseluruhan kumpulan fenomena tersebut. Dalam alam semesta, fenomena yang berelasi ekuivalen merakit diri secara organik memunculkan jenjang baru yang integral.

4) Pemeliharaan existensi alam semesta dimungkinkan adanya relasi kendali a-simetrik, yang didorong oleh energi yang terkandung pada setiap fenomena sesuai dengan fungsi dari setiap fenomena. Rakitan fenomena yang berenergi, yang berjenjang ke atas dan ke bawah tak terhingga itulah yang memungkinkan alam semesta exis.

5) Ada adalah memberi dengan asumpsi bahwa fenomena yang diberi akhirnya dapat melaksanakan hakikat existensinya, yakni memberi pada fenomena yang lain.

6) Hakikat existensi manusia bersifat becoming, yang akan mengalami perkembangan dengan lingkungannya. (Soerjanto).

Dari thesa-thesa yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat existensi manusia adalah dalam kebersamaan, dan adanya saling ketergantungan. Terjadi proses interaksi antar unsur kehidupan bersama. Pancasila memberikan arahan bahwa existensi manusia selalu dalam relasi dengan Tuhannya, dengan sesama manusia, dengan masyarakat dan negara-bangsanya dan dengan dunia serta alam semesta.

Berpegang pada konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia memiliki karakter, bahwa dalam membawa diri manusia harus selalu sadar dan mendudukkan diri sebagai makhluk Tuhan, manusia wajib berusaha, tetapi selalu ridho terhadap apapun yang telah ditentukan oleh Tuhan, selalu menjaga keseimbangan dan harmoni, kebersamaan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain, dan selalu mengusahakan terjadinya kelestarian lingkungannya. Manusia harus merasa sejahtera sebagai makhluk pemberi daripada sebagai makhluk peminta-minta.Keterangan : MEAS singkatan Mantikan Existensi Alam Semesta

b. Konsep PluralistikPancasila mengandung konsep kehidupan yang pluralistik baik ditinjau dari

keanekaragaman suku bangsa, etnik, agama, maupun adat budaya. Sesuai dengan

13

Page 14: TUGAS PANCASILA 2

konsep bhinneka tunggal ika, maka dalam keanekaragaman ini terdapat common denominator. Bung Karno menyebutnya sebagai de grootste gemene deler dan de kleinste gemene veelvoud.(persekutuan pembagi terbesar dan persekutuan kelipatan terkecil). Dengan kata lain bahwa keanekaragaman ini bukan sebagai sumber perpecahan, disintegrasi, tetapi terikat dalam persatuan dan kesatuan. Dalam memberi makna akan bhinneka tunggal ika perlu diusahakan terjadinya keseimbangan antara keanekaragaman dan kesatuan, antara kepentingan pusat dan daerah. Keadilan akan terwujud bila pluralitas didudukkan secara proporsional dalam keseimbangan.

Dari pandangan konsep pluralistik tersebut di atas maka Pancasila tidak sefaham dengan asas individualisme dan pluralisme yang mengagung-agungkan kepentingan pribadi, dan bahwa yang penting dalam kehidupan adalah terpenuhinya kepentingan pribadi. Pancasila mendudukkan pribadi sesuai dengan harkat dan martabat manusia dalam hidup kebersamaan, dan memandang sifat pluralistik masyarakat dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

Konsep pluralistik merupakan salah satu unsur karakter bangsa, yang akan nampak dalam sikap dan perilaku bangsa; bahwa seseorang dalam mengejar cita-cita harus menghormati pula cita-cita yang dituntut oleh pihak lain. Dapat saja cita-cita yang kita tuntut berbeda dengan cita-cita yang dituntut oleh pihak lain. Bahkan mungkin suatu perkara kita pandang sebagai suatu kebaikan dan keadilan, memberikan kenikmatan pada kita, dipandang oleh pihak lain sebagai keburukan dan kenestapaan.

c. Konsep Harmoni atau KeselarasanAlam semesta tertata dalam keselarasan, masing-masing unsur yang membentuk

alam semesta berelasi dalam harmoni, sehingga terjamin kelestarian. Setiap unsur yang terdapat dalam alam semesta memiliki fungsi sesuai dengan kodrat bawaannya. Kewajiban setiap unsur tersebut adalah merealisasikan fungsi yang diembannya. Setiap unsur alam semesta dalam merealisasikan fungsinya, memanifestasikan potensi yang menjadi bekal pada lingkungannya. Dengan menunaikan kewajiban yang menjadi fungsinya maka tiap-tiap unsur memperoleh hak yang sepadan dengan fungsi yang diembannya. Terjadilah keserasian antara kewajiban dan hak, antara kewajiban asasi dan hak asasi.

Apabila masing-masing unsur dalam alam semesta ini telah menunaikan fungsinya secara tepat dan benar, maka akan terjadi ketertiban, keteraturan, ketenteraman dan kedamaian. Yang terasa adalah adanya kenikmatan dalam tata hubungan.

Demikianlah, apabila antara individu, masyarakat, negara-bangsa dan dunia dapat menempatkan diri secara tepat dan benar dalam tata hubungan sesuai dengan potensi alami yang dibawanya, maka akan tercipta harmoni atau keselarasan. Kekuatan yang menjadi modal dari setiap unsur bukan saling beradu untuk mencari menangnya sendiri, tetapi berpadu menjadi kekuatan yang sinerjik. Yang akan terasa adalah kenikmatan dalam kehidupan. Keserakahan tidak terjadi, pemerasan antar unsur tidak nampak, dengan demikian keadilan dan kesejahteraan akan terwujud. Perlu dicatat bahwa konsep harmoni bukan suatu konsep yang statis, beku, tetapi merupakan konsep yang dinamis. Konsep harmoni ini mewarnai karakter bangsa kita.

14

Page 15: TUGAS PANCASILA 2

d. Konsep Gotong Royong dan KekeluargaanDalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 di depan BPUPKI, Ir Soekarno di

ataranya mengemukakan tentang dasar negara sebagai berikut:

“Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya, satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan Gotong Royong. Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong! Alangkah hebatnya! Negara Gotong Royong.”

“Gotong Royong adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari kekeluargaan, saudara-saudara. Kekeluargaan adalah faham yang statis, tetapi gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekarjo satu karyo, satu gawe. Marilah kita menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama. Gotong royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama. Itulah Gotong Royong.”

“Prinsip Gotong Royong di antara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indonesia.”

Demikianlah pandangan Ir. Soekarno mengenai konsep gotong royong yang beliau sebut sebagai suatu prinsip. Gotong royong adalah konsep dalam hidup bermasyarakat yang menggambarkan adanya bentuk kerjasama dengan ciri sebagai berikut :1) Semua yang terlibat dalam kehidupan bersama, memberikan saham sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam mencapai tujuan bersama. Masing-masing bekerja dengan sepenuh hati dalam kerja sama tersebut.2) Hasil kerja sama ini adalah untuk kepentingan bersama, kebahagiaan bersama. 3) Dalam gotong royong tidak terjadi exploitation de ‘l homme par ‘l homme.

Faham kekeluargaan merupakan faham yang berkembang pada bangsa Timur termasuk Indonesia. Dapat kita amati faham kekeluargaan ini di India, Cina, dan Jepang. Salah satu ciri faham kekeluargaan ini adalah adanya penghormatan dan penghargaan pada orang tua, guru dan figur yang dipandang sebagai sesepuh, yang secara prerogatif memiliki hak-hak tertentu (termanifestasi dalam penghormatan orang tua, voorouder verering). Dengan faham kekeluargaan diharapkan terjadinya keselarasan dan keserasian dalam hidup bersama; kepentingan keluarga lebih utama dari kepentingan pribadi. Pandangan semacam ini yang sering menimbulkan pertentangan antara res privata dengan res publika. Dalam kehidupan yang bersendi kekeluargaan tidak membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, karena setiap pribadi dalam keluarga itu adalah keluarga itu sendiri. Paham kekeluargaan memang bukan faham individualisme yang mementingkan kepentingan individu di atas kepentingan umum. Paham kekeluargaan memberikan nuansa terhadap karakter bangsa, meskipun akhir-akhir ini faham kekeluargaan mengalami distorsi diakibatkan oleh maraknya faham individualisme yang kaku.

e. Konsep Integralist

15

Page 16: TUGAS PANCASILA 2

Faham integralistik bermula timbuldari gagasan DR. Soepomo yang disampaikan di depan Sidang BPUPKI pada tanggal 30 Mei 1945. Konsep yang diajukan oleh DR.Soepomo ini kemudian terdapat dalam Penjelasan UUD 1945 dengan rumusan sebagai berikut:

“ Negara –begitu bunyinya- melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perorangan. Negara, menurut pengertian pembukaan itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan.”

Catatan: Dengan perubahan UUD 1945, Penjelasan UUD 1945, tidak merupakan bagian UUD 1945 lagi.Namun sebagai penjelasan terhadap Pembukaan UUD 1945, kami pandang bermakna penting.

Aliran pengertian negara persatuan seperti yang dimaksud dalam Penjelasan UUD 1945 ini tiada lain adalah faham integralistik seperti yang dimaksud dalam pidato DR. Soepomo di depan BPUPKI, suatu faham yang mengatasi faham individualisme atau perorangan maupun faham kolektivisme atau faham golongan. Seluruh komponen yang terlibat dalam kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara membentuk suatu kesatuan yang integral.

Konsep integralistik ini dikembangkan oleh Abdulkadir Besar, di antaranya sebagai berikut:1) Antara negara dan rakyat terjalin oleh relasi saling tergantung. Interaksi saling-memberi antargolongan yang ada dalam masyarakat melahirkan negara; sebaliknya negara dengan relasi kendali a-simetriknya menyelenggarakan pengetahuan yang menjamin berlangsungnya interaksi saling memberi.2) Anggota masyarakat memandang negara sebagai dirinya sendiri yang secara kodrati berelasi saling tergantung; sebaliknya negara memandang warganegaranya sebagai sumber genetik dirinya.3) Antara rakyat dan negara tidak terdapat perbedaan kepentingan.4) Yang berdaulat adalah seluruh rakyat bukan individu.5) Kebebasan manusia adalah kebebasan relasional.6) Putusan yang akan diberlakukan pada seluruh rakyat sewajarnya melalui proses musyawarah untuk mufakat.

f. Konsep KerakyatanKerakyatan atau demokrasi adalah suatu konsep yang terjabar dari suatu

pandangan bahwa kedaulatan dalam hidup bernegara terletak di tangan rakyat, sehingga kekuasaan dan kewenangan yang diperlukan dalam mengatur suatu pemerintahan bersumber atau berasal dari rakyat. Persoalan yang timbul adalah bagaimana tata cara penyaluran kedaulatan yang ada pada rakyat sampai berupa kewenangan untuk memerintah. Lembaga negara apa saja yang diperlukan untuk merealisasikan kedaulatan rakyat tersebut, serta bagaimana tata kerja antar lembaga agar kedaulatan yang terletak

16

Page 17: TUGAS PANCASILA 2

di tangan rakyat tersebut dapat terealisasi dengan sepatutnya. Di samping itu bagaimana keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dapat ditentukan sehingga dapat terwujud keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Abdulkadir Besar menyatakan tentang kerakyatan atau demokrasi ini sebagai berikut: 1) Yang berdaulat adalah seluruh rakyat bukan individu;2) Kebebasan manusia adalah kebebasan-relasional;3) Untuk mendapatkan putusan yang akan diberlakukan pada seluruh rakyat sewajarnya melalui proses musyawarah untuk mufakat;4) Dengan prinsip saling memberi bermakna ikhlas mengakui kebenaran orang lain, berpasangan dengan berani mengakui kesalahan atau kekhilafan sendiri;5) Dengan berlangsungnya interaksi saling-memberi antar pendapat yang berbeda muncullah novum yang berupa pendapat terbaik dari sejumlah pendapat yang berbeda mengenai hal yang sama;6) Selanjutnya dikemukakan bahwa kerakyatan adalah berasa, berfikir, bersikap, dan kesediaan berbuat sesuai dengan keinsyafan keadilan rakyat.

g. Konsep KebangsaanRakyat Indonesia mengaku sebagai suatu bangsa yang berkembang sejak

permulaan abad ke-20. Memang ada yang berpendapat bahwa perjuangan kebangsaan telah terjadi pada zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit. Pendapat tersebut mungkin bersifat sangat politis. Menurut konsep akademik, perjuangan rakyat untuk mewujudkan suatu bangsa baru bermula dengan lahirnya pergerakan nasional Budhi Oetomo, pada tahun 1908, yang dipandang sebagai tonggak sejarah (corner stone) kebangkitan bangsa Indonesia. Perjuangan ini mengkristal menjadi suatu sumpah yang diucapkan oleh para pemuda pada tahun 1928, dengan menyatakan bahwa rakyat yang terserak dari Sabang sampai Merauke adalah suatu bangsa yang bernama Indonesia. Sumpah tersebut menjadi suatu kenyataan dengan diproklamasikannya Negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, suatu negara-bangsa yang berwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tekad rakyat ini mengandung konsekuensi bahwa kepentingan negara-bangsa didudukkan di atas kepentingan pribadi dan golongan. Suatu keputusan bangsa memiliki kedudukan di atas kepentingan golongan dan pribadi. Tekad ini memerlukan pengorbanan, apalagi di masa sedang menggebu-gebunya perjuangan untuk menegakkan hak asasi manusia. Penegakan hak asasi manusia tidak perlu dipertentangkan dengan kepentingan negara-bangsa, karena rakyat itulah bangsa itu sendiri. Rakyat tidak terpisahkan dari negara-bangsanya. Suatu konsep yang berusaha untuk menciptakan polarisasi antara individu dan negara-bangsanya adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep negara persatuan.

Mengenai konsep kebangsaan ini Sri Sultan H.B.X menyatakan sebagai berikut: “Karena itu kebangsaan Indonesia yang berideologikan Pancasila harus bersifat

inklusif serta egalitarian dalam bidang politik, budaya dan ekonomi yang dapat

17

Page 18: TUGAS PANCASILA 2

diwujudkan dan dipelihara secara dinamis, bila terdapat distribusi kekuasaan yang relatif seimbang di antara semua unsur bangsa pendukungnya.”

Konsep kebangsaan dewasa ini memerlukan pemikiran secara lebih cermat dan mendalam khususnya dalam menghadapi tantangan global dan disintegrasi bangsa. Tanpa adanya konsep yang kuat mengenai kebangsaan, kehancuran negara-bangsa telah ada di depan mata, baik berupa leburnya negara-bangsa yang tidak memiliki harga diri lagi dalam dunia global, maupun akan terpecah belahnya negara-bangsa menjadi negara negara kecil.

9. Pancasila Sila ke 4

Sila ke empat Pancasila yang berbunyi “kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, mengisayaratkan jenis pemerintahan yang di anut oleh negara bangsa Indonesia, yaitu pemerintahan rakyat. Dalam pemerintahan dengan jenis seperti ini sejati nya segala sesuatu yang berkenaan dengan kenegaraan dan pemerintahan merupakan tindakan atau sikap yang di putuskan berdasarkan keinginan hati nurani rakyat. Maka dari itu wakil-wakil rakyat di angkat juga oleh rakyat dan untuk juga memperjuangkan nasib rakyat. Masyarakat pula harus aktif mengawasi kinerja wakil-wakilnya yang di pilih lewat pemilu dengan memberikan koreksi secara santun, untuk meminimalkan penyelewengan yang mungkin mereka lakukan semasa jabatan.

Di dalam pemerintahan kerakyatan seperti Indonesia maka secara otomatis banyak nya pebedaan opini maupun pemikiran tidak dapat terelakan lagi. Maka dari itu di sebutkan pula dalam sila ke empat yaitu kata “permusyawaratan”, yang berarti musyawarah dalam semua pengambilan keputusan. Dengan kata lain berdasarkan sila ke empat pancasila ini idelanya setiap pribadi di indonesia harus dapat saling menghormati setiap perbedaan pendapat dan melakukan musyawarah untuk memecahkan masalah.

Musyawarah merupakan salah satu cara untuk mengambil keputusan baik dalam keluarga, masyarakat dan negara. Dalam musyawarah akan di dengarkan seluruh opini dan pemikiran positif yang ada. Kemudian secara kekeluargaan di diskusikan opini-opini terbaik, segala macam beda pendapat dapat di ungkapkan secara terbuka namun santun, hingga akhirnya di putuskan satu opini terbaik di antara yang terbaik untuk jadi solusi akhir dari masalah yang di musyawarahkan.

Musyawarah di lakukan dengan akal sehat, bermoral dan kejujuran, tidak anarki dan tidak menang sendiri. Maka dari itu ideal nya hasil dari musyawarah seharusnya merupakan solusi terbaik yang mewakili seluruh pemikiran para anggota musyawarah atau dalam bernegara adalah rakyat itu sendiri.

10. Demokrasi

I. Pengertian Demokrasi

18

Page 19: TUGAS PANCASILA 2

Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yakni Demos (rakyat) dan Cratos/Cratein (Pemerintahan atau Kekuasaan) sehingga secara bahasa demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep demokrasi lahir di Yunani kuno dipraktekkan dalam hidup bernegara antara abad ke-6 SM – abad ke- 4 SM. Demokrasi yang dipraktekkan pada saat itu adalah demokrasi langsung artinya hak rakyat untuk membuat keputusan politik dijalankan oleh seluruh rakyat atau warga negara (300.000 orang).

II. Hakekat Demokrasi

Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara memperjuangkan kompetisi atas suara rakyat (Joseph. A. Schmeter)

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa (Sidney Hook)

Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di mana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakantindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara yang bertindak secara langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih (Philipe C. Schmitter)

Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihanpemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik (Henry B. Mayo)

Hakekat Demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan proses politik sehingga pemerintahan demokrasi (demokratis) adalah pemerintahan (government of the people), (government by the people) dan untuk rakyat (government for the people). Dalam Demokrasi ada 2 tata cara penyaluran kehendak rakyat yaitu :

1. Demokrasi Langsung ; Paham demikrasi mengikutsertakan warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum dan undang-undang.

2. Demokrasi Tak Langsung ; Paham Demokrasi dilaksanakan melalui sistem perwakilan yang biasanya dilakukan melalui pemilihan umum.

Jadi intinya Demokrasi adalah merupakan bentuk pemerintahan, sistem polotik, dan sikap hidup.

III. Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan

Plato membagi bentuk pemerintahan secara klasik, yaitu :

19

Page 20: TUGAS PANCASILA 2

Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak

Tirani, yakni bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi

Aristokrasi, yakni bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak

Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak

Mobokrasi/Okhlorasi, bentuk pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat yang tidak tahu apa-apa, tidak berpendidikan, tidak paham pemerintahan yang akhirnya pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak

Sedangkan Nicollo Machiavelli membagi bentuk pemerintahan yang diterima dan dianut hingga saat ini:

Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang bersifat kerajaan yang dipimpin oleh raja, kaisar, sultan, dsb. Pemimpin ditunjuk atas dasar keturunan atau pewarisan

Republik, yakni bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden atau perdana menteri. Pemimpin dipilih atas dasar pemilihan

IV. Demokrasi sebagai sistem politik

Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Sistem politik dikatakan demokratis apabila para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilu yang adil, jujur dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suaranya.

Berdasarkan uraian di atas maka lahirlah jenis-jenis berbeda dari demokrasi berdasarkan kategori-kategori nya, diantaranya yaitu ; 1. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi

Demokrasi Liberal : Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi.

Demokrasi Proleter/rakyat : Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas.

20

Page 21: TUGAS PANCASILA 2

Semua warga negara mempunyai persamaam dalam hukum dan politik

2. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar kelengkapan negara Demokrasi Sistem Parlementer : DPR lebih kuat daripada pemerintah Menteri bertanggung jawab kepada parlemen Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota

parlemen Kedudukan kepala negara sebagai simbol tidak dapat diganggu gugat.

Demokrasi Sistem Presidensiil: Negara dikepalai presiden Kekuasaan eksekutif dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih oleh rakyat Presiden memiliki kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara

tidak dapat saling membubarkan.

Pada pelaksanaan di era proklamasi ada point-point yang di jadikan prinsip sistem Politik Demokrasi yang tidak lain merupakan buah pemikiran dari Soekarno saat itu ( 1981 ). Dimana prinsip-prinsip itu adalah ;

Pembagian kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif) Pemerintahan konstitusional Pemerintahan berdasar hukum Pemerintahan mayoritas Pemerintahan dengan diskusi Pemilu yang bebas Parpol lebih dari satu & mampu menjalankan fungsinya Manajemen yang terbuka Pers yang bebas Pengakuan terhadap hak minoritas Perlindungan terhadap HAM Peradilan yang bebas dan tidak memihak Pengawasan terhadap administrasi negara Mekanisme politik yang berubah antara kehidupan politik masyarakat dan

pemerintah Kebijakan pemerintah dibuat oleh badan perwakilan Penempatan pejabat pemerintahan atas dasar merit system bukan pool system Penyelesaian secara damai bukan kompromi Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu UUD yang demokratis Prinsip persetujuan

Sedangkan apabila di bandingkan dengan sistem Politik non- Demokrasi, yaitu ; Kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif) menjadi satu Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusi Pemerintahan berdasar atas kekuasaan (rule of power) Pembentukan pemerintahan tidak berdasarkan musyawarah

21

Page 22: TUGAS PANCASILA 2

Pemilu yang tidak demokratis Parpol hanya satu dan memonopoli kekuasaan Manajemen pemerintahan tertutup dan tidak bertanggung jawab Menekan dan tidak mengakui hak minoritas warga negara Tidak ada kebebasan berpendapat. Pers yang dibatasi Tidak ada perlindungan terhadap HAM Badan Peradilan yang tidak bebas dan bahkan memihak Tidak ada kontrol terhadap administrasi negara Mekanisme politik yang tidak dapat berubah antara kehidupan politik

masyarakat dan pemerintah Penyelesaian permasalahan dengan cara kekerasan Tidak ada jaminan terhadap hak-hak dan kebebasan individu Prinsip dogmatisme dan banyak berlaku doktrin

V. Demokrasi sebagai sikap hidup

Pemerintahan atau sistem politik demokratis tidak datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Demokrasi bukanlah taken for granted, demokrasi membutuhkan usaha nyata dari setiap warga negara maupun penyelenggara negara untuk berprilaku sedemikian rupa sehingga mendukung pemerintahan atau sistem politik demokrasi. Perilaku demokrasi terkait dengan nilai-nilai demokrasi akan membentuk kultur demokrasi.

Demokratisasi

Demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju pada system pemerintahan yang lebih demokratis. Demokratisasi melalui beberapa tahapan, yaitu :Tahap 1 : pergantian dari penguasa non demokratis menjadi demokratisTahap 2 : pembentukan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasiTahap 3 : konsolidasi demokrasiTahap 4 : praktek demokrasi sebagai budaya politik bernegara Sedangkan menurut Samuel Huntington menyatakan proses demokratisasi yaitu :Pengakhiran rezim non demokratisPengukuhan rezim demokratisPengkonsolidasian sistem yang yang demokratisYang kesemuanya berlangsung secara evolusioner, terjadi perubahan secara persuasif, dan merupakan proses yang tidak pernah selesai.

Terdapat beberapa pendapat dan pemikiran tentang kultur Demokrasi yang berkembang selama ini, beberapa diantaranya :

Henry B. Mayo dalam Mirriam Budiardjo (1990): Menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan sukarela Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang

selalu berubah Pergantian penguasa dengan teratur Penggunaan paksaan sesedikit mungkin

22

Page 23: TUGAS PANCASILA 2

Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaragaman Menegakkan keadilan Memajukan ilmu pengetahuanm Pengakuan dan pernghormatan terhadap kebebasan

Zamroni (2001): Toleransi Kebebasan mengemukakan pendapat Menghormati perbedaan pendapat Memahami keanekaragaman dalam masyarakat Terbuka dan komunikasi Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan Percaya diri Tidak menggantungkan pada orang lain Saling menghargai Mampu mengekang diri Kebersamaan Keseimbangan

Nurcholish Madjid (2003): Kesadaran akan Pluralisme Prinsip Musyawarah Adanya pertimbangan moral Permufakatan yang jujur dan adil Pemenuhan segi-segi ekonomi Kerja sama antarwarga Pandangan hidup demokrasi sebagai unsur yang menyatu dengan sistem

pendidikan

11. Demokrasi Indonesia

Apabila kita memperhatikan sejarah Indonesia terdapat alur perkembangan demokrasi yang memaknai bentuk dan inti demokrasi di Indonesia,

Periode 1945 – 1959 : Demokrasi Parlementer Periode 1959-1965 : Demokrasi Terpimpin Periode 1965 – 1998 : Demokrasi Pancasila Terpimpin Periode 1998 – sekarang : Demokrasi Pancasila Civil Society

Bila di perhatikan secara detail terdapat perubahan-perubahan dan perkembangan demokrasi tempo dulu hingga menjadi demokrasi saat ini. Hal ini dipengaruhi oleh banyak nya faktor terutama faktor politik.

Implementasi Nilai-nilai Demokrasi dalam Demokrasi Pancasila dapat terjabarkan melalui point-point berikut : Sejatinya Inti pokok dalam Demokrasi Pancasila yaitu :

1. Kedaulatan rakyat2. Republik3. Negara berdasar atas huku4. Pemerintahan yang konstit5. Sistem Perwakilan

23

Page 24: TUGAS PANCASILA 2

6. Prinsp Musyawarah7. Prinsip Ketuhanan

Namun dalam pelaksanaanya tidak luput dari penyimpangan-penyimpangan, beberapa di antaranya : Pada orde baru :

1. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil2. Pengekangan kebebasan berpolitik bagi PNS (monoloyalitas)3. Masih ada intervensi pemerintah terhadap lembaga peradilan4. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat5. Sistem kepartaian yang tidak otonom6. Maraknya praktek kolusi, korupsi dan nepotisme dalam segala aspek7. Pembatasan jumlah parpol secara paksa8. Adanya pembatasan pers

Upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah saat itu, di antara nya : 1. Pemilu lebih demokratis2. Parpol lebih mandiri dan tidak dominan3. Pengaturan HAM4. Lembaga demokrasi lebih berfungsi

Hubungan Pemilu dan Parpol dalam Sistem Demokrasi : Unsur penting demokrasi yang perlu mendapat perhatian adalah pemilu dan

partai politik Pemilu merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan pergantian

pemerintah di mana rakyat dapat menyalurkan hak politiknya secara bebas dan aman.

Selain sebagai struktur kelembagaan politik yang anggotanya bertujuan mendapatkan kekuasaan dan kedudukan politik, parpol adalah sebagai wadah bagi penampungan aspirasi rakyat

Peran tersebut merupakan implementasi nilai-nilai demokrasi yakni keterlibatan masyarakat untuk melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan negara

Terkait dengan sistem politik adalah sistem kepartaian yang berbeda pada setiap negara: Sistem satu partai Sistem Dwipartai Sistem Banyak Partai

PENDIDIKAN DEMOKRASI

Pendidikan Demokrasi secara Formal : pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi timbal balik, prersentasi, serta studi kasus

24

Page 25: TUGAS PANCASILA 2

Pendidikan Demokrasi secara Informal : pendidikan yang lewat tahap pergaulan di rumah maupun masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan langsung dapat dirasakan hasilnya

Pendidikan Demokrasi secara Nonformal : pendidikan yang melewati lingkungan masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang.

TUGAS PANCASILA

25

Page 26: TUGAS PANCASILA 2

Disusun oleh:Asep Gunawan

Dudi Hermansyah Prayitno Rendra Mahesa

Sekolah Tinggi Teknologi fatahilah CilegonJl.Griya Serdang Indah No.229 Telp (0254)398905.fax 398377

26