Tugas Obstruksi Jalan Nafas.doc
-
Upload
jatu-sarasanti -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Tugas Obstruksi Jalan Nafas.doc
Obstruksi Jalan Nafas
Jalan nafas dimulai dari mulut dan hidung ke faring lalu ke laring dan trachea. Pada
peralihan antara faring ke laring ada tonjolan di belakang pangkal lidah yang dikenal dengan
epiglottis dan merupakan patokan yang penting saat melakukan intubasi oro-tracheal. Orang
dewasa akan bernafas terutama melalui hidung tetapi tanpa kesulitan akan dapat bernafas melalui
mulut. Bayi ada kesulitan bernafas melalui mulut sehingga bila hidung tersumbat akan ada kesan
seolah-olah sesak nafas.
Sumbatan jalan nafas merupakan salah satu penyebab kematian utama yang kemungkinan masih
dapat diatasi. Penolong harus dapat mengenal tanda-tanda dan gejala-gejala sumbatan jalan nafas
dan menanganinya dengan cepat walaupun tanpa menggunakan alat yang canggih.
Sumbatan atau obstruksi jalan nafas merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat
dibandingkan gangguan breathing dan circulation. Lagipula perbaikan breathing tidak mungkin
dilakukan bila tidak ada airway yang paten. Obstruksi jalan nafas total atau parsial.
A. Obstruksi Total
Pada obstruksi total mungkin ditemukan penderita masih sadar atau dalam keadaan
tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya atau tersedaknya
benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal laring. Bila obstruksi total
timbul perlahan maka akan berawal dari obstruksi parsial yang kemudian menjadi total.
• Bila Penderita masih Sadar
Penderita akan memegang leher dalam keadaan sangat gelisah. Sianosis mungkin
ditemukan dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada ventilasi).
Penanganannya adalah chest thrust atau abdominal thrust menggunakan Heimlich
Manouvere. Tindakan Heimlich dapat dilakukan dengan merangkul korban dari
belakang dan meletakkan kepalan tinju pada ulu hati korban (abdominal thrust) atau
pada dada (Chest thrust), kemudian dengan tangan lainnya menekan tinju tersebut ke
arah superior dan posterior. Kontraindikasi abdominal thrust adalah kehamilan tua
dan bayi serta dewasa gemuk. Jika penderita adalah bayi / dewasa gemuk maka untuk
mengeluarkan benda asing tersebut dilakukan chest thrust, back slaps, atau back
blow. Pada ibu hamil sebaiknya menggunakan back blow atau back slap yaitu dengan
menepuk atau memukul punggung pada pertengahan daerah diantara kedua scapula
• Bila Penderita ditemukan Tidak Sadar
Tidak ada gejala apa-apa mungkin hanya sianosis saja. Pada saat melakukan
pernapasan buatan mungkin ditemukan resistensi (tahanan) terhadap ventilasi. Dalam
keadaan ini harus ditentukan dengan cepat adanya obstruksi total dengan sapuan jari
ke dalam faring sampai di belakang epiglottis. Apabila tidak berhasil mengeluarkan
dengan Finger Sweep dan tidak ada perlengkapan sesuai maka terpaksa dilakukan
Abdominal Thrust atau chest thrust dalam keadaan penderita berbaring. Tindakannya
berupa menekan diafragma atau dada ke arah superior dan posterior secara berulang-
ulang sehingga menghasilkan batuk buatan / sumbatan keluar.
Pada sumbatan jalan nafas total tidak terdengar suara nafas atau tidak terasa
adanya aliran udara lewat hidung atau mulut. Terdapat pula tanda tambahan yaitu adanya
retraksi pada daerah supraklavikula dan sela iga bila penderita masih bisa bernafas
spontan dan dada tidak mengembang pada waktu inspirasi. Pada sumbatan jalan nafas
total bila dilakukan inflasi paru biasanya mengalami kesulitan walaupun dengan tehnik
yang benar.
Sumbatan jalan nafas total bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 sampai 10 menit
dapat mengakibatkan asfiksia (kombinasi antara hipoksemia dan hiperkarbi), henti nafas
dan henti jantung.
B. Obstruksi Parsial
Obstruksi parsial dapat disebabkan berbagai hal. Biasanya penderitanya masih
bisa bernafas sehingga timbul berbagai macam suara, tergantung penyebabnya :
• Cairan (Darah, secret, aspirasi lambung, dsb.)
Timbul suara “gurgling”, suara bernafas bercampur suara cairan. Dalam
keadaan ini harus dilakukan penghisapan. Atau bisa melakukan finger sweep yaitu
menyapu cairan dalam rongga mulut menggunakan jari tangan yang dilalpisi dengan
bahan yang dapat menyerap (contoh: kain, kasa), tapi tidak boleh menggunakan
bahan yang mudah hancur bila basah dan dapat menyebabkan sumbatan baru (contoh:
tissue, kapas)
• Lidah yang jatuh ke belakang
Keadaan ini bisa terjadi karena keadaan tidak sadar atau patahnya rahang
bilateral. Timbul suara mengorok (Snoring) yang harus diatasi dengan perbaikan
Airway, secara manual bisa dengan head tilt dan chin lift, atau bisa dengan
menggunakan alat seperti orofaringeal tube (guedel).
• Penyempitan di Laring atau Trachea
Dapat disebabkan udema karena berbagai hal (luka bakar, radang, dsb.)
ataupun desakan neoplasma. Timbul suara “crowing” atau stridor respiratori.
Keadaan ini hanya dapat diatasi dengan perbaikan Airway distal dari sumbatan,
misalnya dengan Trakheostomi
Pada sumbatan jalan nafas partial terdengar aliran udara yang berisik dan kadang-
kadang disertai retraksi. Bunyi lengking menandakan adanya laringospasme, dan bunyi
seperti orang kumur menandakan adanya sumbatan oleh benda asing.
Sumbatan partial harus pula dikoreksi karena dapat menyebabkan kerusakan otak,
sembab otak, sembab paru, kepayahan, henti nafas dan henti jantung sekunder.