Tugas Obstruksi Jalan Nafas.doc

3
Obstruksi Jalan Nafas Jalan nafas dimulai dari mulut dan hidung ke faring lalu ke laring dan trachea. Pada  peralihan antara faring ke laring ada tonjolan di belakang pangkal lidah yang dikenal dengan epiglottis dan merupakan patokan yang penting saat melakukan intubasi oro-tracheal. Orang dewasa akan bernafas terutama melalui hidung tetapi tanpa kesulitan akan dapat bernafas melalui mulut. Bayi ada kesulitan bernafas melalui mulut sehingga bila hidung tersumbat akan ada kesan seolah-olah sesak nafas. Sumbatan jalan nafas merupakan salah satu penyebab kematian utama yang kemungkinan masih dapat diatasi. Penolong harus dapat mengenal tanda-tanda dan gejala-gejala sumbatan jalan nafas dan menanganinya dengan cepat walaupun tanpa menggunakan alat yang canggih. Sumbat an atau obs tru ksi jalan nafas mer upak an pembunu h tercepa t, lebih cepa t diband ingkan gangguan breath ing dan circu latio n. Lagipu la perbai kan breath ing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada airway yang paten. Obstruksi jalan nafas total atau parsial. A. Obst ruksi Total Pada obstruksi total mungkin ditemukan penderita masih sadar atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya atau tersedaknya  benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal laring. Bila obstruksi total timbul perlahan maka akan berawal dari obstruksi parsial yang kemudian menjadi total. Bila Penderita masih Sadar Pender ita akan memega ng leher dalam keadaan sangat geli sah. Sianosis mungk in ditemukan dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada ventilasi). Penanganannya adalah chest thrust atau abdominal thrust menggunakan Heimlich Manouve re. Tin daka n Heimlich dapat dilakukan deng an mer angkul kor ban dari  belakang dan meletakkan kepalan tinju p ada ulu hati korban (abdominal thrust) atau  pada dada (Chest thrust), kemudian dengan tangan lainnya menekan tinju tersebut ke arah superior dan posterior. Kontraindikasi abdominal thrust adalah kehamilan tua dan bayi serta dewasa gemuk. Jika penderita adalah bayi / dewasa gemuk maka untuk mengeluarkan benda asing tersebut dilakukan chest thrust, back slaps, atau back 

Transcript of Tugas Obstruksi Jalan Nafas.doc

Page 1: Tugas Obstruksi Jalan Nafas.doc

 

Obstruksi Jalan Nafas

Jalan nafas dimulai dari mulut dan hidung ke faring lalu ke laring dan trachea. Pada

 peralihan antara faring ke laring ada tonjolan di belakang pangkal lidah yang dikenal dengan

epiglottis dan merupakan patokan yang penting saat melakukan intubasi oro-tracheal. Orang

dewasa akan bernafas terutama melalui hidung tetapi tanpa kesulitan akan dapat bernafas melalui

mulut. Bayi ada kesulitan bernafas melalui mulut sehingga bila hidung tersumbat akan ada kesan

seolah-olah sesak nafas.

Sumbatan jalan nafas merupakan salah satu penyebab kematian utama yang kemungkinan masih

dapat diatasi. Penolong harus dapat mengenal tanda-tanda dan gejala-gejala sumbatan jalan nafas

dan menanganinya dengan cepat walaupun tanpa menggunakan alat yang canggih.

Sumbatan atau obstruksi jalan nafas merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat

dibandingkan gangguan breathing dan circulation. Lagipula perbaikan breathing tidak mungkin

dilakukan bila tidak ada airway yang paten. Obstruksi jalan nafas total atau parsial.

A. Obstruksi Total

Pada obstruksi total mungkin ditemukan penderita masih sadar atau dalam keadaan

tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya atau tersedaknya

 benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal laring. Bila obstruksi total

timbul perlahan maka akan berawal dari obstruksi parsial yang kemudian menjadi total.

• Bila Penderita masih Sadar 

Penderita akan memegang leher dalam keadaan sangat gelisah. Sianosis mungkin

ditemukan dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada ventilasi).

Penanganannya adalah chest thrust atau abdominal thrust menggunakan Heimlich

Manouvere. Tindakan Heimlich dapat dilakukan dengan merangkul korban dari

 belakang dan meletakkan kepalan tinju pada ulu hati korban (abdominal thrust) atau

 pada dada (Chest thrust), kemudian dengan tangan lainnya menekan tinju tersebut ke

arah superior dan posterior. Kontraindikasi abdominal thrust adalah kehamilan tua

dan bayi serta dewasa gemuk. Jika penderita adalah bayi / dewasa gemuk maka untuk 

mengeluarkan benda asing tersebut dilakukan chest thrust, back slaps, atau back 

Page 2: Tugas Obstruksi Jalan Nafas.doc

 

 blow. Pada ibu hamil sebaiknya menggunakan back blow atau back slap yaitu dengan

menepuk atau memukul punggung pada pertengahan daerah diantara kedua scapula

• Bila Penderita ditemukan Tidak Sadar 

Tidak ada gejala apa-apa mungkin hanya sianosis saja. Pada saat melakukan

 pernapasan buatan mungkin ditemukan resistensi (tahanan) terhadap ventilasi. Dalam

keadaan ini harus ditentukan dengan cepat adanya obstruksi total dengan sapuan jari

ke dalam faring sampai di belakang epiglottis. Apabila tidak berhasil mengeluarkan

dengan Finger Sweep dan tidak ada perlengkapan sesuai maka terpaksa dilakukan

Abdominal Thrust atau chest thrust dalam keadaan penderita berbaring. Tindakannya

 berupa menekan diafragma atau dada ke arah superior dan posterior secara berulang-

ulang sehingga menghasilkan batuk buatan / sumbatan keluar.

Pada sumbatan jalan nafas total tidak terdengar suara nafas atau tidak terasa

adanya aliran udara lewat hidung atau mulut. Terdapat pula tanda tambahan yaitu adanya

retraksi pada daerah supraklavikula dan sela iga bila penderita masih bisa bernafas

spontan dan dada tidak mengembang pada waktu inspirasi. Pada sumbatan jalan nafas

total bila dilakukan inflasi paru biasanya mengalami kesulitan walaupun dengan tehnik 

yang benar.

Sumbatan jalan nafas total bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 sampai 10 menit

dapat mengakibatkan asfiksia (kombinasi antara hipoksemia dan hiperkarbi), henti nafas

dan henti jantung.

B. Obstruksi Parsial

Obstruksi parsial dapat disebabkan berbagai hal. Biasanya penderitanya masih

 bisa bernafas sehingga timbul berbagai macam suara, tergantung penyebabnya :

• Cairan (Darah, secret, aspirasi lambung, dsb.)

Timbul suara “gurgling”, suara bernafas bercampur suara cairan. Dalam

keadaan ini harus dilakukan penghisapan. Atau bisa melakukan finger sweep yaitu

menyapu cairan dalam rongga mulut menggunakan jari tangan yang dilalpisi dengan

 bahan yang dapat menyerap (contoh: kain, kasa), tapi tidak boleh menggunakan

Page 3: Tugas Obstruksi Jalan Nafas.doc

 

 bahan yang mudah hancur bila basah dan dapat menyebabkan sumbatan baru (contoh:

tissue, kapas)

• Lidah yang jatuh ke belakang

Keadaan ini bisa terjadi karena keadaan tidak sadar atau patahnya rahang

 bilateral. Timbul suara mengorok (Snoring) yang harus diatasi dengan perbaikan

Airway, secara manual bisa dengan head tilt dan chin lift, atau bisa dengan

menggunakan alat seperti orofaringeal tube (guedel).

• Penyempitan di Laring atau Trachea

Dapat disebabkan udema karena berbagai hal (luka bakar, radang, dsb.)

ataupun desakan neoplasma. Timbul suara “crowing” atau stridor respiratori.

Keadaan ini hanya dapat diatasi dengan perbaikan Airway distal dari sumbatan,

misalnya dengan Trakheostomi

Pada sumbatan jalan nafas partial terdengar aliran udara yang berisik dan kadang-

kadang disertai retraksi. Bunyi lengking menandakan adanya laringospasme, dan bunyi

seperti orang kumur menandakan adanya sumbatan oleh benda asing.

Sumbatan partial harus pula dikoreksi karena dapat menyebabkan kerusakan otak,

sembab otak, sembab paru, kepayahan, henti nafas dan henti jantung sekunder.