tugas nutrisi monic

download tugas nutrisi monic

of 12

description

#tugasnutrisi

Transcript of tugas nutrisi monic

Laporan Pratikum Nutrisi

Nama: Monica TrifitrianaNIM: 04011381320042Kelas: B

Dosen pembimbing:dr. Syarif Husin , MS

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN 2015

A. SKENARIOSeorang penderita laki-laki dengan nama Fulan, mengeluh sesak nafas. Penderita berumur 50 tahun, mempunyai berat badan 50 kg dan tinggi badan 170 cm. Sejak 1 minggu sebelum MRS mengeluh nafsu makan menurun. Penderita ini didiagnosis PPOK, hasil laboratorium albumin 2,5 g persen, analisis gas darah Asidosis respiratorik, oleh dokter pada saat ini penderita dalam perawatan Bed rest.Tetapkan dukungan nutrisi untuk penderita tesebut! Berikan aspek edukasi!Tujuan penatalaksanaan:1. Mengendalikan anoreksia.2. Memperbaiki fungsi paru.3. Mengendalikan penurunan BB

B. PENATALAKSANAAN1) SUBJEKTIFa. ANAMNESIS Identitas pasien : Nama : FulanUmur : 50 tahunJenis kelamin : Laki Laki Riwayat penyakit umum : Keluhan utama : Sesak nafas Sejak kapan?

Bagaimana deskripsi keluhannya?

Apa yang memberatkan dan meringankan?

Ada keluhan yang mengiringi?

Keluhan tambahan : nafsu makan menurun Kebiasaan : apakah merokok ? Minum alcohol ?

Sering jajan?

Lebih sering makan di luar?

Kondisi pekerjaan?Riwayat pengobatan sebelumnya ?Keluhan penyakit lain ?Riwayat penyakit keluarga ? Riwayat gizi : Tidak nafsu makan sejak kapan ? Penurunan berat badan sejak kapan ? Status gizi ?AntropometrikBB: 50 kgTB: 170 cm (1,7 m)IMT = BB / (TB)2= 50 / (1,7)2= 50 / 2,89= 17,3Status gizi : underweight ringan (IMT kurang dari 17)

2) OBJEKTIFb. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : sesak nafas , tampak sakit berat , kesadaran compos mentisc. ANTROPOMETRIK BB: 50 kg TB: 170 cm (1,7 m) IMT = BB / (TB)2= 50 / (1,7)2= 50 / 2,89= 17,3Status gizi : underweight ringan (IMT kurang dari 17) RR > 24 x/ menitd. LABORATORIUM Albumin : 2,5 gram persenHypoalbuminaemia. Albumin ini fungsinya adalah menjaga tekanan kollod onkotik (semacam tekanan osmotik). Jika albumin jumlahnya Analisis Gas darah : asidosis respiratorikAcidosis respiratoire disebabkan oleh naiknya fraksi CO2. Biasanya, yang normal, fraksi CO2 dalam arteri hanya 35-45mmHg.

e. PEMERIKSAAN FUNGSIONAL Spirometri : gold standart PPOK Tes fungsi kekuatam ototf. PEMERIKSAAN PENUNJANG Fhoto thoraxg. ANALISIS ASUPAN Nafsu makan menurun atau tidak ? 1,2 hari dirawat makannya habis atau tidak ? Jenis makanan yang dimakan selama perawatan apa saja ?

3) ASSESMENTh. DIAGNOSIS KERJA : PPOK STATUS GIZI :IMT = BB / (TB)2= 50 / (1,7)2= 50 / 2,89= 17,3Status gizi : underweight ringan (IMT kurang dari 17) STATUS METABOLIK : ASIDOSIS RESPIRATORIK4) PLANNINGi. PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI Pria: KEB = 66,5 + 13,7 BB + 5 TB - 6,8 UU UFormula Harris Benedict

KEB = 66,5 + 13,7 (50) + 5 (170) 6,8 (50)KEB = 66,5 + 685 + 850 340 = 1216,15 kkal Kebutuhan kalori

DALAM KEADAAN SAKIT KET= KET + FS + AFKeterangan:KEB= Kebutuhan energi basal (kalori)KET= Kebutuhan energi total (kalori)FS= Faktor stress Ringan = 10-20% dari KEB Sedang= 20-40% dari KEB Berat= >40% dari KEBAF= Aktivitas fisik Bed rest total= 10% dari KEB Tidak bed rest total= 20% dari KEB

KET= KET + FS + AF= 1216 + (40/100 x 1216) + (10/100 x 1216)= 1168 + 486,4 + 121,6= 1776 kaloriAlasan : Faktor stress 40%: faktor stress pasien masih dalam derajat sedang ke arah berat (hipermetabolik ringan) karena pasien tidak mengalami demam dan tidak memakai ventilator mekanik. Aktivitas fisik 10% : pasien dalam perawatan bed rest total.

ATAU FASE AKUT KET = 35 kkal / Kg BBKET = 35 X 50 KG = 1750 kkalJadi sekarang ini pasien kita akan diberikan kalori 1750 kkal

DALAM KEADAAN PEMULIHAN

FASE PEMULIHAN KET = 50 kkal/KgBBKET = 50 kkal x 50 kgKET = 2500 kkal

Kondisi pasien (diatas fase stabil)

KET = KET(sakit) + KET(median)

KET = 1750 kkal + 375 kkalKET = 2125 kkalDimana:KET(median) = KET(sehat) KET(sakit) 2KET(median) = 2500 kkal 1750 kkal 2KET(median) = 375 kkal

MakronutrientSekarang menentukan makronutrient . Fase akut KET= 1750 kalori Karbohidrat= 40% x KET= 40/100 x 1750= 700,8 kalori= (700 / 4)= 175 gram Protein= 20% x KET= 20/100 x 1750= 350 kalori= (350 / 4)= 87,5 gram Lemak= 40% x KET= 40/100 x 1750= 700 kalori= (700 / 9)= 78 gram Alasan : pemilihan persentase karbohidrat (40%), protein (20%), dan lemak (40%) karena pasien dalam keadaan hipermetabolik. Jika diberi jumlah karbohidrat yang lebih banyak (lebih dari 40%) akan memperparah keadaan pasien, misalnya pasien akan lebih sesak nafas karena karbohidrat menghasilkan CO2 lebih banyak.Setelah 1 minggu pengobatan , sudah terjadi perbaikan pasien tidak sesak lagi , nafsu makan meningkat masuk ke fase pemulihan .

Fase PemulihanKET = 2500 kalori Karbohidrat= 50% x KET= 55/100 x 2500= 1375 kalori= (1375 / 4)= 343 , 75 gram Protein= 20% x KET= 20/100 x 2500= 500 kalori= (500 / 4)= 125 gram Lemak= 30 % x KET= 30/100 x 2500= 750 kalori= (750 / 9)= 83.. gram Alasan : peningkatan konsumsi karbohidrat (50%) pada fase pemulihan karena tubuh tidak lagi dalam kondisi hipermetabolik. Selain itu juga untuk mengembalikan fungsi karbohidrat sebagai sumber energi utama dan untuk mencapai berat badan ideal. Sedangkan penurunan konsumsi lemak (30%) pada fase pemulihan untuk menghindari terjadinya komplikasi dislipidemia.

Mikronutrient

1. Vitamin AFungsi : menjaga imunitas tubuh, meningkatkan FEV1, pemeliharaan sel kornea mata, membantu pertumbuhan tulang dan gigi, pembentukan dan pengaturan hormon, serta melindungi tubuh terhadap kanker.Sumber : sereal, umbi-umbian, apel, mangga, pepaya, pisang, tepung ikan, tepung susu, kacang ercis.2. Vitamin CFungsi : antioksidan yang menangkal radikal bebas sehingga membuat imunitas tubuh menjadi terjaga.Sumber : jambu biji, jeruk, kelengkeng, kiwi, pepaya, brokoli, kubis, stoberi, kembang kol, wortel, kentang, tomat,sayuran hijau.3. Vitamin EFungsi : Sebagai anti-oksidan, vitamin E banyak bermanfaat dalam berbagai proses tubuh dan membantu melindungi struktur sel yang penting. Vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan akibat radikal bebas.Sumber : bayam, kacang-kacangan, biji bunga matahari, paprika, tomat, sawi.4. SeleniumFungsi : selenium bekerja sebagai antioksidan denganglutationperoksidase untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan radikal bebas.Sumber : lobster, udang, hati, telur, daging sapi, ikan tuan, ayam, beras merah, bawang putih, gandum, jamur, biji-bijian.5. Omega 3Fungsi : antiinflamasi, menguragi hasil TNF, mencegah dislipidemia.Sumber : ikan salmon, ikan tuna, kacang kenari, biji chia, bayam, minyak ikan, minyak canola, kembang kol.6. Fosfor Fungsi : pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan dan pengeluaran energi (perubahan antara ATP dengan ADP).Sumber : daging, ayam, ikan, telur, susu, sereal.7. Kalium Fungsi : penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot, kalium juga dimanfaatkan oleh sistem saraf otonom (SSO), yang merupakan pengendali detak jantung, fungsi otak, dan proses fisiologi penting lainnya.Sumber : pisang, kentang, kacang, kurma, yogurt, melon, pepaya, ikan halibut.8. KalsiumFungsi : melancarkan fungsi otak, otot, dan sistem saraf ; penyimpanan glikogen, mencegah osteoporosis, pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi.Sumber : susu kedelai , brokoli , oatmeal , kacang kedelai, kacang almond , ikan salmon , jeruk, lobak , yogurt.9. MagnesiumFungsi : membantu proses pencernaan protein dan mampu memelihara kesehatan otot serta sistem jaringan penghubung.Sumber : sayuran berwarna hijau, daging, susu, kedelai, siput.10. LikopenFungsi : sebagai antioksidan kuat yang membantu melawan penyakit degeneratif. Likopen berperan dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh.Sumber : tomat, semangka, jambu biji, anggur pink, pepaya

5) EDUKASI PASIEN Edukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil. Edukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah menyesuaikan keterbatasan aktiviti dan mencegah kecepatan perburukan fungsi paru. Berbeda dengan asma yang masih bersifat reversibel, menghindari pencetus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan dari asma. Tujuan edukasi pada pasien PPOK :1. Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan2. Melaksanakan pengobatan yang maksimal3. Mencapai aktiviti optimal4. Meningkatkan kualiti hidupEdukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi keluarganya. Edukasi dapat diberikan di poliklinik, ruang rawat, bahkan di unit gawat darurat ataupun di ICU dan di rumah. Secara intensif edukasi diberikan di klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karena memerlukan waktu yang khusus dan memerlukan alat peraga. Edukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi kecemasan pasien PPOK, memberikan semangat hidup walaupun dengan keterbatasan aktivitas. Penyesuaian aktivitas dan pola hidup merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualiti hidup pasien PPOK.Bahan dan cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit, tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kultural dan kondisi ekonomi penderita. Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah1. Pengetahuan dasar tentang PPOK2. Obat - obatan, manfaat dan efek sampingnya3. Cara pencegahan perburukan penyakit4. Menghindari pencetus (berhenti merokok)5. Penyesuaian aktivitasAgar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan skala priority bahan edukasi sebagai berikut :1. Rehabilitasi Medik Tujuan : mencegah dan mengurangi frekuensi eksaserbasi, memperbiki pola nafas, meningkatkan toleransi laihan, meningkatkan kemampuan AKS / aktivitas kerja.

1. Penatalaksanaan (di rumah sakit, rawa jalan, home program) Program berhenti merokok Penggunaan obat dan tujuan / manfaat latihan Strategi pernapasan optimal Teknik konservasi energi dan penyederhanaan kerja 0. Posisi tubuh yang benar 0. penyesuaian aktivitas dengan pola nafas 0. teknik paced breathing 0. perencanaan dan prioritas aktivitas kerja pemakaian alat bantu1. Program latihan : Latihan relaksasi pernapasan (PLB dan inspirasi dalam sesuai toleransi) dan relaksasi Jacobson Terapi fisik dada : 1. Kelenturan otot leher / bahu dan mobilitas dinding dada serta koreksi posttur (bila perlu) 1. Latihan pernapasan dalam dan torakal/ diafragma, latihan pernapasan segmental 1. Postural drainage, vibrasi, huffing / coughing efektif (bila perlu) 1. Latihan kombinasi : active cycle breathing technique 1. Latihan rekondisi : Rekondisi kardiorespirasi : jalan, sepada satic, treadmill rekondisi grup ekstrimitas atas dan bawah Unsupported arm exercise training dengan atau tanpa beban latihan penguaan otot Quadriceps Latihan penguatan abdominal dengan half sit up rekondisi otot pernapasan dengan perasat Muller atau incentive spirometri Pertimbangkan pemakaian oksigen selama latihan (bila perlu) 1. Latihan kelompok senam asma1. Instruksi untuk mengenali penyakit yang diderita Struktur dan fungsi paru-paru Penjelasan dan interpretasi dari penyakit paru yang terjadi pada pasien tersebut1. Berhenti merokokDisampaikan pertama kali kepada penderita pada waktu diagnosis PPOK ditegakkan1. Pengunaan obat obatan Macam obat dan jenisnya Cara penggunaannya yang benar ( oral, MDI atau nebuliser ) Waktu penggunaan yang tepat ( rutin dengan selang waku tertentu atau kalau perlu saja ) Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya1. Panduan untuk menghindari infeksi Informasikan mengenai pengertian dari pencegahan infeksi saluran pernafasan Bila perlu anjurkan vaksinasi1. Usaha untuk beradaptasi dengan keterbatasan pada kehidupan sehari-hari (konservasi energi, dan menyederhanakan aktivitas sehari-hari) Porsi berjalan kaki, mencuci, ke toilet, mandi, dan aspek-aspek kehidupan sehari-hari lainnya1. Panduan diet Jelaskan pentingnya dukungan suport nutrisi serta zat-zat atau unsur-unsur penting dalam terpai nutrisi Pertimbangkan untuk memberikan larangan atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan1. Penggunaan oksigen Kapan oksigen harus digunakan Berapa dosisnya Mengetahui efek samping kelebihan dosis oksigen1. Mengenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen1. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannyaTanda eksaserbasi : Batuk atau sesak bertambah Sputum bertambah Sputum berubah warna1. Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi1. Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiviti1. Suport psikologis Atasi kecemasan dan kepanikan pasien Management stress Tawarkan refreshing, traveling, dan entertainment

1. Akses menuju pelayanan kesejahteraan sosial masyarakatEdukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima, langsung ke pokok permasalahan yang ditemukan pada waktu itu. Pemberian edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu banyak pada setiap kali pertemuan.Pemberian edukasi berdasarkan derajat penyakit :Ringan Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel Mencegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara lain berhenti merokok Segera berobat bila timbul gejalaSedang- Menggunakan obat dengan tepat- Mengenal dan mengatasi eksaserbasi dini- Program latihan fisik dan pernapasanBerat- Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi- Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan- Penggunaan oksigen di rumah

6) KESIMPULAN Laki-laki A berumur 50 tahun menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) disertai kekurangan berat badan tingkat berat dan asidosis repiratorik. Oleh karena itu pada laki-laki A harus diberikan rehabilitasi medik dengan tepat dan diberi edukasi baik pada fase stabilisasi maupun fase pemulihan Menentukan kebutuhan kalori seorang pasien harus berdasarkan kondisi kesehatan pasien (fase stabilisasi dan fase pemulihan) Pemberian makronutrien dan mikronutrien juga harus sesuai dengan kondisi pasien agar tujuan pengobatan tercapai kea rah perbaikan. Edukasi dan rehabilitasi medik, harus diberikan dengan tepat sesuai dengan kondisi pasien.