Tugas mid fiqih

2
Bagaimana hukumnya wanita yang sedang hamil berpuasa, Apakah ada rukhsah baginya, Dan kalau ada dengan membayar fidyah atau mengqadhanya? Jawab: Tidak boleh bagi wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa kecuali ada udzur (halangan), jika wanita itu tidak berpuasa karena ada suatu udzur, maka wajib bagi kedua wanita itu untuk mengqadha puasanya berdasarkan firman Allah tentang orang sakit. "Artinya : Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada akhir hari-hari yang lain" [Al-Baqarah : 185] Wanita menyusui dan wanita hamil ini bisa disamakan atau diartikan sebagai orang sakit, akan tetapi jika udzur kedua wanita itu karena ada rasa khawatir terhadap bayi atau janin yang dalam perut maka di samping mengqadha puasa, kedua wanita itu diharuskan memberi makan kepada seorang miskin setiap harinya berupa makanan pokok, bisa berupa gandum, beras, korma atau lainnya. Sebagian ulama lainnya berpendapat : Tidak ada kewajiban bagi kedua wanita itu kecuali mengqadha puasa, karena tentang memberi makan orang miskin. tidak ada dalilnya dalam Al-Kitab maupun As-Sunnah, ini adalah madzhab Abu Hanifah dan merupakan pendapat yang kuat. Orang hamil dan menyusui Orang hamil dan menyusui jika mereka mengkhawatirkan anak yang dikandungnya atau diri mereka, maka mereka boleh berbuka, sebab hukum mereka sebagaimana hukum orang sakit. Hadits Rasulullah SAW: Allah SWT melepaskan untuk orang musafir berpuasa dan separuh dari shalatnya dan untuk orang hamil dan menyusui daripuasa. (HR. AI-Khamsah) Masalah yang diperselisihkan adalah tentang qadha dan membayar fidyah.

Transcript of Tugas mid fiqih

Page 1: Tugas mid fiqih

Bagaimana hukumnya wanita yang sedang hamil berpuasa,

Apakah ada rukhsah baginya, Dan kalau ada dengan membayar fidyah atau mengqadhanya?

Jawab:

Tidak boleh bagi wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa kecuali ada udzur (halangan), jika wanita itu tidak berpuasa karena ada suatu udzur, maka wajib bagi kedua wanita itu untuk mengqadha puasanya berdasarkan firman Allah tentang orang sakit.

"Artinya : Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada akhir hari-hari yang lain" [Al-Baqarah : 185]

Wanita menyusui dan wanita hamil ini bisa disamakan atau diartikan sebagai orang sakit, akan tetapi jika udzur kedua wanita itu karena ada rasa khawatir terhadap bayi atau janin yang dalam perut maka di samping mengqadha puasa, kedua wanita itu diharuskan memberi makan kepada seorang miskin setiap harinya berupa makanan pokok, bisa berupa gandum, beras, korma atau lainnya. Sebagian ulama lainnya berpendapat : Tidak ada kewajiban bagi kedua wanita itu kecuali mengqadha puasa, karena tentang memberi makan orang miskin. tidak ada dalilnya dalam Al-Kitab maupun As-Sunnah, ini adalah madzhab Abu Hanifah dan merupakan pendapat yang kuat.

Orang hamil dan menyusui

Orang hamil dan menyusui j ika mereka mengkhawatirkan anak yang dikandungnya atau diri mereka, maka mereka boleh berbuka, sebab hukum mereka sebagaimana hukum orang sakit. Hadits Rasulullah SAW:

Allah SWT melepaskan untuk orang musafir berpuasa dan separuh dari shalatnya dan untuk orang hamil dan menyusui daripuasa. (HR. AI-Khamsah)

Masalah yang diperselisihkan adalah tentang qadha dan membayar fidyah.

*        Imam Syafi'i dan Ahmad berpendapat, jika yang ia khawatirkan adalah anaknya saja maka wajib baginya qadha dan membayar fidyah. Jika yang ia khawatirkan adalah dirinya atau diri dan anaknya, maka cukup baginya mengqadha puasa.

*        Imam Abu Hanafiah berpendapat, yang wajib bagi mereka hanyalah qadha saja.*        Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar, mereka berpendapat bahwa jika yang

dikhawatirkan adalah diri dan anak mereka maka mereka cukup membayar fidyah saja. (HR. Abu Dawud, Daruquthni, Malik dan Baihaqi)