Jawaban mid kepemimpinan

33
M I D KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI NAMA : SUSIYANTI STAMBUK : G2G1 12 116 KELAS : A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS ADMINISTRASI PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO K E N D A R I 2 0 1 3

description

 

Transcript of Jawaban mid kepemimpinan

Page 1: Jawaban mid kepemimpinan

M I D

KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

NAMA : SUSIYANTI

STAMBUK : G2G1 12 116

KELAS : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO

K E N D A R I

2 0 1 3

Page 2: Jawaban mid kepemimpinan

1. Proses pengangkatan kepala sekolah ditempuh dengan jalur karir dan jalur

pendidikan

a. Proses pengangkatan kepala sekolah yang ditempuh dengan jalur karir merupakan

proses pengangkatan yang dilakukan dengan cara melihat kinerja dan pengalaman

seseorang dan juga karier kepangkatan seseorang apabila dia telah memenuhi syarat

untuk menjadi seorang kepala sekolah.

Kartono (1984: 34) menyatakan bahwa : pimpinan adalah seorang pribadi yang memiliki

kecakapan dan keahlian khusus sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk

bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya satu atau beberapa

tujuan.

Hersey & Blanchard (1977 : 83) menyatakan bahwa kepemimpinan “is the process on

influecing the activities of an individual or group in effort toward goal achievement in a

given situation”. Pandangan ini senada dikemukakan bahwa : “leadership is the process

of influecing group activities toward goal setling and goal achievement”. Diartikan bahwa

studi tentang kepemimpinan bukanlah terletak pada orangnya, melainkan pada bagaimana

proses orang tersebut dalam mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun

kelompok dalam situasi tertentu, sehingga orang dipengaruhi tersebut dapat melakukan

apa-apa yang diinginkan oleh yang mempengaruhinya.

Sedangkan

pengangkatan kepala sekolah yang ditempuh dengan jalur pendidikan merupakan

proses pengangkatan yang dilakukan dengan cara melihat jalur pendidikan yang telah

ditempuh oleh seseorang untuk layak menjadi seorang kepala sekolah. Penyiapan calon

kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta  pendidikan dan pelatihan calon kepala

sekolah/madrasah. (Pasal 3 Ayat 1) Pendidikan dan pelatihan calon kepala

sekolah/madrasah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal

100 (seratus) jam dan praktik pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama 3

(tiga) bulan. (Pasal 7 Ayat 2). Untuk menjadi kepala sekolah, kata dia, harus ada suatu

bukti bahwa mereka itu kompeten dan punya suatu keterampilan manajerial di dalam

mengelola sekolah. “Diharapkan implementasi di lapangan tidak menentukan kepala

sekolah hanya karena like and dislike, tetapi ada satu proses yang sesuai.

Page 3: Jawaban mid kepemimpinan

b. Pengangkatan kepala sekolah melalui jalur karier

Lebih lanjut Lunenburg dan Irby (2006:296) mengatakan bahwa rekrutmen

dapat diartikan sebagai proses mendapatkan pegawai yang berkualitas untuk mengisi atau

mengembangkan sumber daya manusia sekolah. Untuk merekrut pelamar secara efektif,

kepala sekolah harus (a) memiliki analisis mendalam tentang persyaratan kerja; (b)

mengetahui kendala-kendala hukum yang mempengaruhi upaya merekrut, dan (c)

mengembangkan sumber-sumber potensi karyawan atau pegawai. Jika konsep yang

dikemukakan Lunenburg dan Irby itu diterapkan pada rekrutmen kepala sekolah, maka

yang dimaksud rekrutmen kepala sekolah yaitu suatu proses untuk mendapatkan kepala

sekolah yang berkualitas, dalam rangka mengisi formasi yang tersedia. Secara sederhana

Boyatzis (2008:5) berpendapat a competency is defined as a capability or ability.

Sementara itu menurut Spencer and Spencer (1993:9) competency is an underlying

effective and/or superior performance in a job or situation (kompetensi adalah kinerja

yang efektif atau unggul yang mendasari dalam pekerjaan atau situasi). Pengembangan

kompetensi yaitu upaya atau proses mengembangkan sejumlah potensi atau kemampuan

yang dimiliki kepala sekolah. Hal inipun dapat terlihat terlihat jelas di dalam bab dua

pasal dua Permendiknas no. 28 Tahun 2010, syarat-syarat guru yang diberi tugas

tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah (1) Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai

kepala sekolah/madrasah apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus.

(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : (a). beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b). memiliki kualifikasi akademik paling

rendah sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan

perguruan tinggi yang terakreditasi; (c). berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam)

tahun pada waktu pengangkatan pertama sebagai kepala sekolah/madrasah; (d). sehat

jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter Pemerintah; (e). tidak pernah

dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(f). memiliki sertifikat pendidik; (h). pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima)

tahun menurut jenis dan jenjang sekolah/madrasah masing-masing, kecuali di taman

kanak-kanak/raudhatul athfal/taman kanak-kanak luar biasa (TK/RA/TKLB) memiliki

pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA/TKLB; (i). memiliki

golongan ruang serendah-rendahnya III/c bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi

Page 4: Jawaban mid kepemimpinan

guru bukan PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau

lembaga yang berwenang dibuktikan dengan SK inpasing; (j). memperoleh nilai amat

baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur penilaian lainnya sebagai guru

dalam daftar penilaian prestasi pegawai (DP3) bagi PNS atau penilaian yang sejenis DP3

bagi bukan PNS dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan (k). memperoleh nilai baik untuk

penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua) tahun terakhir. Dalam Dalam

Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 ditetapkan ada lima kompetensi yang harus

dimiliki seorang guru untuk bisa diangkat menjadi kepala sekolah, yaitu:  kompetensi

kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi,

dan  kompetensi sosial. Kompetensi kepribadian menuntut seorang kepala sekolah antara

lain harus  berakhlak mulia dan bisa menjadi teladan, memiliki integritas kepribadian

sebagai pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri, bersikap

terbuka dalam melaksanakan tugas, serta mampu mengendalikan diri dalam menghadapi

masalah. Sebelum menetapkan suatu pilihan karier seorang calon kepala sekolah

hendaklah terlebih dahulu mengenal tipe kepribadian, model-model lingkungan

pekerjaan, corak hidup dan selfconcept atau penilaianya terhadap dirinya sendiri. Dewa

Ketut Sukardi (1993:vi) menyebutkan “Pada intinya teori ini menganggap bahwa suatu

karier merupakan hasil dari suatu interaksi antara faktor heriditas dengan segala pengaruh

budaya, teman bergaul, orang tua, dan orang lain yang dianggap memiliki peranan

penting”. Mortimer R. Feinberg,dkk. (1994:17) alih bahasa oleh R. Turman Sirait

dalam buku mereka yang berjudul Psikologi Manajemen menyebutkan “Pokok-pokok

gaya manajemen adalah sebagai berikut: 1) tentukan tujuan-tujuan anda, 2) perolehlah

secukupnya masukan dari bawahan anda, 3) dalam kerangka yang luas, susunlah

pekerjaan dan tugas itu untuk bawahan, 4) bicara dan bekerjalah dengan bawahan untuk

menolong mereka melaksanakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya”. Jadi ini

merupakan pendekatan terhadap suatu gaya kepemimpinan manajemen yang sehat, tidak

perlu keras tetapi harus dengan jiwa yang teguh. Wildavsky yang dikutip Sudarwan

Danim mengemukakan bahwa salah satu preposisi tentang kebijakan pendidikan bagi

kepala sekolah atau calon kepala sekolah, bahwa “Kompetensi minimal seorang kepala

sekolah adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keadministrasian

sekolah; keterampilan hubungan manusiawi dengan staf, siswa dan masyarakat, dan

Page 5: Jawaban mid kepemimpinan

keterampilan teknis instruksional dan non instruksional”. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Kantz bahwa dalam keseluruhan mekanisme kerja manajemen sekolah

sebagai proses sosial, mengemukakan tiga jenis keterampilan yang hendaknya dimiliki

oleh kepala sekolah atau calon kepala sekolah yaitu : 1). Keterampilan teknis, adalah

keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, metode dan teknik-teknik tertentu

dalam menyelesaikan tupoksi. 2). Keterampilan manusiawi, adalah keterampilan yang

menunjukkan kemampuan seorang manajer dalam bekerja sama dengan orang lain secara

efektif dan efisien. 3). Keterampilan konseptual, merupakan keterampilan yang

behubungan dengan cara kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan

struktur di atasnya dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja

sekolah secara keseluruhan.

Kompetensi manajerial menuntut kepala sekolah antara lain harus mampu

menyusun perencanaan sekolah, mampu mengembangkan organisasi sekolah, mampu

memimpin sekolah secara optimal, mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang

kondusif, mampu mengelola guru dan staf, peserta didik, kurikulum, keuangan, sarana

dan prasarana dan lain sebagainya secara optimal. Sedangkan kompetensi kewirausahaan

mengharuskan kepala sekolah bisa menciptakan inovasi yang berguna bagi

pengembangan sekolah, bisa bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah, harus

memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas, pantang menyerah

dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah, serta

memiliki naluri kewirausahaan.

c. Kekuatan mengangkat kepala sekolah melalui jalur karir

Dalam proses pengangkatan kepala sekolah melalui jalur karir seorang kepala sekolah

telah mempunyai pengalaman yang baik dalam hal pendidikan karena seseorang dengan

pengalaman yang banyak akan dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kinerja

seseorang. Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana : (1)

Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self mademan, born leader) (2). Dipilih

oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena kecakapannya,

keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi. (3) Ditunjuk dari atas, artinya ia

Page 6: Jawaban mid kepemimpinan

menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya (Imam Mujiono,

2002: 18).

Adapun kelemahannya seorang pemimpin yang tidak mempunyai masa kinerja yang

baik dan lama akan sangat mempengaruhi dia dalam memimpin lembaga pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional  Nomor  13 tahun 2007  tentang Standar

Kompetensi Kepala Sekolah, dimana  ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi

yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Disamping itu

pelaksanaan Otonomi Daerah mengharuskan kepala sekolah untuk mampu menyesuaikan

dengan situasi dan kondisi peraturan yang berlaku di daerah masing-masing. Mengelola

penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, atau secara lebih

operasional tugas pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan

mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka

pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Kepala Sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Pemimpin/Leader,

Inovator, Motivator. Selama ini, dengan alasan otonomi daerah penugasan guru sebagai

kepala sekolah (baik mutasi maupun pemberhentian) masing-masing daerah membuat

aturan sendiri sehingga terkesan seakan-seakan penugasan guru sebagai kepala sekolah

suka-sukanya orang yang menentukanSemua hal tersebut diatas tidak akan terlaksana

dengan baik jika seseorang tidak mempunyai kinerja yang baik dan pengalaman dalam

mengelola pendidikan sebagai manajerial sekolah.

Kekuatan pengangkatan kepala sekolah melalui jalur pendidikan

pendidikan akan sangat mempengaruhi baik tidaknya kinerja seseorang. Kemampuan

seorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, karena melalui pendidikan itulah

seseorang mengalami proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi

bisa. Selama menjalani pendidikannya seseorang akan menerima banyak masukan baik

berupa ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang akan mempengaruhi pola berpikir

dan prilakunya. Ini berarti jika tingkat pendidikan seseorang itu lebih tinggi maka makin

banyak pengetahuan serta keterampilan yang diajarkan kepadanya sehingga besar

kemungkinan kinerjanya akan baik karena didukung oleh bekal ketrampilan dan

pengetahuan yang diperolehnya

Page 7: Jawaban mid kepemimpinan

Adapun kelemahannya pada proses pengangkatan ini seorang kepala sekolah tidak

mempunyai pendidikan yang baik akan mempengaruhi kinerja kepala sekolah tersebut

karena kurangnya pengetahuan dalam kepemimpinan sekolah C.E Beeby (1981) dalam

bukunya “Pendidikan di Indonesia” menguraikan tentang masih rendahnya kemampuan

Kepala Sekolah baik di Sekolah Dasar maupun di Sekolah Lanjutan, meski diakui Kepala

Sekolah Lanjutan lebih tinggi kualitasnya karena umumnya berkualifikasi Sarjana, namun

tetap saja Kinerja/Kepemimpinan Kepala Sekolah masih dianggap gagal dimana “sebab

utama dari kegagalan dalam kepemimpinan para Kepala Sekolah ini terletak pada

organisasi intern Sekolah lanjutan itu sendiri”. Sementara Sherry Keith dan Robert H.

Girling (1991) mengutip laporan Coleman Report menyebutkan bahwa dalam penelitian

efektifitas sekolah 32% prestasi siswa dipengaruhi kualitas manajemen sekolah. Ini

berarti bahwa kinerja kepala sekolah dalam manajemen pendidikan akan juga berdampak

pada prestasi siswa yang terlibat di dalam sekolah tersebut.

d. Penerapan pengangkatan kepala sekolah melalui jalur karir

- Tingkat regional

Indonesia seiring dengan lahirnya Permendiknas No.28 thun 2010 sudah terbentuk

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS).

Pengadaan kepala sekolah merupakan proses mendapatkan calon kepala sekolah yang

paling memenuhi kualifikasi dalam rangka mengisi formasi kepala sekolah dalam satuan

pendidikan tertentu. Rangkaian kegiatan pengadaan kepala sekolah terdiri dari : penetapan

formasi, rekrutmen calon, seleksi calon dan pengangkatan calon yang paling memenuhi

kualifikasi. Tahap rekrutmen dan seleksi merupakan tahap yang paling krusial, yang jika

terjadi salah langkah pada tahap ini bisa berakibat fatal bagi sekolah yang mendapat kepala

sekolah yang kurang kompeten. Tidak sedikit sekolah yang sebenarnya memiliki potensi

besar karena siswa yang masuk merupakan siswa berprestasi tapi tidak berkembang,

stagnan, bahkan mengalami kemunduran akibat kepala sekolah yang tidak kompeten.

Page 8: Jawaban mid kepemimpinan

Untuk melahirkan kepala sekolah yang profesional, Depdiknas telah menelorkaan regulasi 

Peraturan Menteri No.28 tahun 2010 Tentang Pedoman Dan Panduan Pelaksanaan

Pengadaan Kepala Sekolah, untuk dijadikan pegangan bagi daerah dalam pengadaan

kepala sekolah. Beberapa prinsip rekrutmen yang penting dalam pengadaan kepala sekolah

menurut permendiknas Nomor 28 thn 2010  adalah :

1. Rekrutmen calon kepala sekolah dilakukan secara rutin pada awal tahun berdasarkan

hasil analisis dan penetapan formasi jabatan kepala sekolah

2. Rekrutmen calon kepala sekolah dilakukan secara proaktif dalam rangka mendapatkan

guru yang paling menjanjikan untuk menjadi kepala sekolah. Rekrutmen calon kepala

sekolah hendaknya dilakukan melalui proses pencarian secara aktif kepada semua guru

yang dipandang memiliki kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah, sehingga guru-

guru yang memiliki kualifikasi dak kompetensi yang paling menjanjikan banyak

melamar dan mengikuti seleksi calon kepala sekolah.

3. Rekrutmen calon kepala sekolah dilakukan secara terbuka melalui surat kabar lokal

dalam rangka memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada guru yang

memenuhi kualifikasi.

 Sesuai permendiknas nomor 28 Tahun 2010 Bab X tentang ketentuan penutup dalam

jangka waktu paling lama 2 tahun sejak berlakunya permediknas ini , Pemerintah

kabupaten/kota dan penyelenggara sekolah wajib menyiapakan program penyiapan calon

kepala sekolah . LPPKS yang mempunyai Tupoksi menyiapkan pengembangan dan

pemberdayaan kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk mesosialisasikan Prog

Penyiapan calon Kepsek di kab/kota seluruh Indonesia dengan harapan :

a. Tercipta pemahaman yang sama pada semua lembaga yang terlibat dalam

penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah/madrasah;

b. Pemahaman yang sama dalam penyelenggaraan diklat akan menghasilkan proses

yang terstandar; dan

c. Proses diklat calon kepala sekolah/madrasah yang terstandar akan menghasilkan

calon-calon kepala sekolah yang betul-betul berpotensi dan kompeten.

Page 9: Jawaban mid kepemimpinan

Lahirnya Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010, tentang Penugasan guru sebagai

kepala sekolah / madrasah merupakan bentuk pengendalian standar profesi kepala

sekolah / madrasah yang intinya memberikan acuan dalam hal: penyiapan calon kepala

sekolah / madrasah, Masa tugas, Pengembangan keprofesian berkelanjutan, Penilaian

kinerja kepala sekolah /madrasah, dan mutasi serta pemberhentian sebagai kepala

sekolah / madrasah.  Dengan lahirnya permensiknas nomor 28/2010 ini maka Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional nomor : 162/U/2003, tentang Pedoman Penugasan Guru

sebagai Kepala Sekolah dinyatakann  tidak berlaku . Mengingat strategisnya peran

kepala sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan maka proses pengadaan kepala

sekolah, baik rekrutmen mapupun seleksi menjadi salah satu faktor terpenting dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Proses Penyiapan calon kepaka sekolah / madrasah meliputi Rektrutmen,

Pendidikan dan Pelatihancalon kepal sekolah/madrasah. Rektrutmen bertujuan untuk

memilih guru – guru yang memiliki pengalaman dan potensi terbaik untuk mendapatkan

tugas sebagai kepala sekolah / madrasah , dengan langkah – langkah kegiatan yang

meliputi : (1). pengusulan calon oleh kepala sekolah dan atau pengawas sekolah, (2).

Seleksi administrative, dan Seleksi akademik. Seleksi administrstif berupa pemeriksaan

terhadap dokumen administrasi calon kepala sekolah dengan tujuan untuk memastikan

bahwa calon kepala sekolah memenuhi persaratan administrative seperti tercantum

dalam permendiknas nomor 28 tahun 2010 pasal 2 ayat (2),

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S1) atau diploma

empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan perguruan tinggi yang

terakreditasi;

Berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu

pengangkatan pertama sebagai kepala sekolah/ madrasah; atau setinggi-

tingginya 54 tahun pada saat mengajukan lamaran.

Sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter

Pemerintah;

Page 10: Jawaban mid kepemimpinan

 Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

Memiliki sertifikat pendidik;

Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenis dan

jenjang sekolah/madrasah masing-masing, kecuali di taman

kanak-kanak/raudhatul athfal/taman kanak-kanak luar biasa (TK/RA/TKLB)

memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di

TK/RA/TKLB;

Memiliki golongan ruang serendah-rendahnya III/c bagi guru pegawai

negeri sipil (PNS) dan bagi guru bukan PNS disetarakan dengan

kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang

dibuktikan dengan SK inpasing;

Memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk

unsur penilaian lainnya sebagai guru dalam daftar penilaian prestasi

pegawai (DP3) bagi PNS atau penilaian yang sejenis DP3 bagi bukan PNS

dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan

Memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua)

tahun terakhir.

Persyaratan administrasi di atas didukung dengan dokumen administrasi sebagai berikut:

a. Daftar Riwayat Hidup.

b. Pas foto terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak 4 lembar. Latar belakang warna

merah, pria berdasi dan wanita memakai blasér.

c. Fotocopy SK CPNS dan SK PNS yang telah dilegalisasi.

d. Fotocopy SK GTY (SK Guru Tetap Yayasan) yang telah dilegalisasi.

e. Fotocopy SK Pangkat terakhir yang telah dilegalisasi.

f. Fotocopy ijazah pendidikan tertinggi yang telah dilegalisasi.

g. Fotocopy Sertifikat Pendidik yang telah dilegalisasi.

h. Fotocopy bukti kepemilikan NUPTK.

i. Fotocopy KTP.

j. Fotocopy Penilaian Kinerja dua tahun terakhir.

Page 11: Jawaban mid kepemimpinan

k. Fotocopy DP3 dua tahun terakhir

l. Surat keterangan melaksanakan tugas mengajar dari kepala

sekolah/madrasah.

m. Surat Keterangan sehat dari dokter Rumah Sakit pemerintah.

n. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Seleksi dilaksanakan oleh Panitian termasuk di dalamnya Tim Asessor ( terlatih )

Dinas Pendidikan pemuda dan olahraga kab/kota.nSeleksi akademik meliputi : a. Penilaian

potensi kepemimpinan  (PPK) , b. Penilaian makalah Kepemimpinan ( MK ) , c.  Penilaian

portofolio calon kepala sekolah berupa rekomendasi kepala sekolah dan rekomendasi

pengawas sekolah, d.  Penilaian kinerja guru 2 tahun terakhir, dan, e.  DP3 dua tahun

terakhir.

Diklat calon kepala sekolah dilaksanakan oleh lembaga diklat terakreditasi yang

merupakan kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran teorik maupun praktik yang

bertujuan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada

dimensi : Kompetensi kepribadian, Kompetensi menejerial, Kompetensi Kewirausahaan,

Kompetensi supervisi dan, Kompetensi soasial.

Model Diklat calon kepala sekolah/madrasah dikemas dalam 3 tahap : a. model “In-

Service Learning 1 (70 JP/ 7 hari ). Materi :-Kepemimpinan , -Manajerial , -Supervisi , -

Kewirausahaan, -Rencana Tindak (RTK) , b. On-the Job Learning (200 JP /3 Bulan) 150

jp di sekolah sendiri (peningkatan kualitas kinerja yang terkait dengan 4 snp: isi, proses,

penilaian dan standar kompetensi lulusan) 50 jp di sekolah lain (peningkatan kualitas diri 

(dan kinerja jika kondisi memungkinkan) Materi : -Implementasi Rencana Tindakan

Kepemimpinan, c. In-Service Learning 2”. 30 JP / 3 hari , Materi : -Penilaian portfolio, -

Presentasi hasil OJL: implementasi Rencana Kepemimpinan

Model ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara aspek

pengetahuan kognitif dan pengalaman empirik sesuai dengan karakteristik peserta diklat

sebagai adult learner. Calon kepala sekolah yang dinyatakan lulus dilat diberi STTPP

( Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan) oleh lembaga diklat yang

Page 12: Jawaban mid kepemimpinan

menyelenggarakan diklat calon kepala sekolah tersebut. Selanjutnya calon kepala sekolah

yang sudah lulus Diklat calon kepala sekolah diusulkan oleh lembaga Diklat ke LPPKS

(Lembaga Pemberdayaan Kepala Sekolah ) untuk mendapatkan NUKS ( Nomor Unik

Kepala Sekolah ) dan Sertifikat kepala sekolah.

Pengangkatan Kepala sekolah / madrasah dilakukan melalui penilaian akseptabilitas

oleh Tim Pertimbangan Pengakatan Kepala Sekolah ( TPPKS) yang ditetapkan oleh

Pemerintah kabupaten/kota atau penyelenggara sekolah/madrasah yang dilaksanakan oleh

masyarakat sesuai dengan kewenangannya. Tim Pertimbangan Pengangkatan Kepala

Sekolah  melibatkan unsur Pengawas sekolah, dan Dewan Pendidikan.

Proses rekrutmen kepala sekolah yang baik belum cukup untuk menghasilkan kepala

sekolah yang tangguh dan profesional jika tidak disertai pembinaan yang baik, yaitu

pembinaan yang berorientasi pada kinerja dan prestasi dengan ”reward & punishment”

yang tegas dan konsisten. Pembinaan kepala sekolah seperti yang berlaku selama ini

’kepala sekolah berprestasi maupun tidak berprestasi tetap aman menjadi kepala sekolah’,

bahkan kepala sekolah yang sarat dengan masalahpun tetap aman pada posisinya sampai

pensiun, kecil kemungkinan lahir kepala sekolah yang tangguh dan profesional.

Dibutuhkan sistem pembinaan yang menimbulkan motivasi berprestasi, seperti

penghargaan dan promosi bagi kepala sekolah berprestasi dan sebaliknya peninjauan

kembali jabatan kepala sekolah bagi mereka yang tidak berprestasi.

- Tingkat Internasional

Di negara-negara maju masalah kepala sekolah ditangani oleh lembaga tersendiri yang

khusus melatih kemampuan kepala sekolah dan mempersiapkan calon kepala sekolah. Di

Singapura ada lembaga ”Leadership School” khusus untuk melatih kepala sekolah dan

mempersiapkan calon-calon kepala sekolah. Lembaga ini sudah go internasional. Begitu

juga di Malasyia, Korea Selatan, Australia dan negara-negara Eropa memiliki lembaga

sejenis.

Di Amerika Serikat, kebanyakan sekolah memiliki apa yang disebut

dewan manajemen sekolah (school management council). Dewan ini beranggotakan

Page 13: Jawaban mid kepemimpinan

kepalasekolah, wakil orang tua, wakil guru, dan di beberapa tempat juga anggota

masyarakat lainnya, staf administrasi, dan wakil murid di tingkat sekolah menengah.

Dewan ini melakukan analisis kebutuhan dan menyusun rencana tindakan yang memuat

tujuan dan sasaran terukur yang sejalan dengan kebijakan dewan sekolahdi tingkat distrik.

Di beberapa distrik, dewan manajemen sekolah mengambil semua keputusan pada

tingkat sekolah. Di sebagian distrik yang lain, dewan ini memberi pendapat kepada

kepala sekolah, yang kemudian memutuskannya. Kepala sekolah memainkan peran yang

besar dalam proses pengambilan keputusan, apakah sebagai bagian dari sebuah tim atau

sebagai pengambil keputusan akhir.

Sebagai sebuah sistem yang kompleks sekolah terdiri dari sejumlah komponen yang

saling terkait dan terikat, diantaranya : kepala sekolah, guru, kurikulum, siswa, bahan ajar,

fasilitas, uang, orangtua dan lingkungan. Komponen kepala sekolah merupakan komponen

terpenting karena kepala sekolah merupakan salah satu input sekolah yang memiliki tugas

dan fungsi paling berpengaruh terhadap proses berlangsungnya sekolah.

2. Dapatkah guru dikatakan pemimpin formal dan informal pendidikan

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap

perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU No. 20 tahun

2003 bab II pasal 3.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan

potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam

UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari

pendidikan formal, non-formal dan informal.

Page 14: Jawaban mid kepemimpinan

Berkaitan  dengan  pengertian  pendidikan  terdapat  perbedaan  yang  jelas  antara

pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Sehubungan dengan hal

ini  Coombs  (1973) membedakan  pengertian  ketiga  jenis  pendidikan  itu  sebagai berikut.

Pendidikan  formal  adalah  kegiatan  yang  sistematis,  bertingkat/berjenjang,

dimulai dari  sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya;   

termasuk   kedalamnya   ialah   kegiatan   studi   yang   berorientasi akademis  dan  umum,

program   spesialisasi,  dan  latihan  professional,  yang dilaksanakan dalam waktu yang

terus menerus.

Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga

sehingga setiap  orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

bersumber  dari   pengalaman  hidup  sehari-hari,  pengaruh  lingkungan termasuk di

dalamnya adalah pengaruh  kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan

pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.

Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem

persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan

yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam

mancapai tujuan belajarnya.

Pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) adalah

proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau

tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejak seorang lahir sampai

mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau dalam pergaulan

sehari-hari.

Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang karena

dalam kebanyakan masyarakat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan

penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha. Pendidikan dalam keluarga adalah

pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada

dalam rumah tangga dibandingkan dengan di tempat-tempat lain. Sampai umur 3 tahun,

seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar

kepribadian seseorang. Dalam hal ini psikiater kalau menemukan penyimpangan dari

kehidupan seseorang akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak seseorang itu.

Page 15: Jawaban mid kepemimpinan

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang berdasarkan

pengalaman dalam hidup sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seorang lahir

sampai ke liang kubur di dalam lingkungan keluarga, masyarakat atau dalam lingkungan

pekerjaan sehari-hari. Contoh pengemudi becak. Bagi pengemudi becak, jelas tidak ada

pendidikan formalnya. Jika seseorang pertama kali mencoba mengemudi (mengendalikan

becak), ia akan menemui kesulitan.

Kalaupun ada temannya yang baik hati, ia pun akan mengatakan lebih kurang cara

memegang kemudi begini. Seterusnya sikap calon pengemudi becak itu akan berjalan sendiri

menjalankan becak di satu tanah lapang atau di jalan yang lengang.

Berdasarkan naluri dan pengalaman yang didapat dari kegiatan sehari-hari, ia

merasakan lebih mantab mengendalikan becak. Atas dasar ini sebenarnya abang becak tadi

telah mendapat pendidikan informal dalam mengemudikan becak.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dimulai dari persiapan

pendidikan (sebelum anak lahir), kemudian dilakukan pendidikan informal dalam keluarga

(setelah anak lahir) oleh orang tua, pada masanya anak memasuki pendidikan formal di

sekolah dan selebihnya kegiatan pendidikan berjalan di luar keluarga dan sekolah yaitu

dalam masyarakat, sehingga dengan demikian mengingatkan kita bahwa pada dasarnya

manusia itu hendaknya memperoleh pendidikan selama hidupnya. Inilah yaitu mungkin

dikenal dengan asas baru dalam dunia pendidikan sebagai “Pendidikan Seumur Hidup” (life

long education) yang di negara Canada dikenal dengan “Life Long Learning” dan di

Amerika dikenal dengan “Continuing Education”.

Hal ini pun dapat dilihat dalam Dalam GBHN TAP MPR (Garis Besar Haluan

Negara Ketetapan MPR) dinyatakan: “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu,

pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.”

Sedangkan terhadap bawahannya kepala sekolah berkewajiban membina hubungan yang

sebaik-baiknya dengan guru, staf dan siswa, sebab esensin kepemimpinan adalah

kepengikutan orang lain.

Dengan membandingkan karakteristik pendidikan sekolah terhadap karakteristik

pendidikan luar  sekolah (Ryan, 1972:11), sebagai ilustrasi, di satu pihak, pendidikan

sekolah memiliki program berurutan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan dan dapat

Page 16: Jawaban mid kepemimpinan

diterapkn secara seragam di semua tempat  yang memiliki kondisi sama. Di pihak lain,

pendidikan   luar   sekolah   mempunyai   program   yang    tidak   selalu   ketat   dalam

penyelenggaraan programnya.  Program  pendidikan sekolah     memiliki  tingkat

keseragaman yang ketat, sedangkan program pendidikan luar sekolah lebih bervariasi dan

lebih luwes.

b. Kaitan antara pemimpin formal dan pemimpin informal

UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan adanya 3

Jalur Pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan

informal. Ketiga jalur pendidikan ini saling melengkapi dan memperkuat pendidikan

nasional yang menganut prinsip terbuka dan sistemik. Setiap peserta didik berhak pindah

jalur dalam satuan pendidikan yang setara.

Sebagaimana disebutkan dimuka, pendidikan formal merupakan pendidikan

disekolah yang mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, dan alat-alatnya disusun secara

sistematis. Dengan kata lain, dapat pula dikatakan pendidikan formal lebih banyak

penggarapannya dalam mengatur pendidikan disekolah. Sebagai pendidikan formal, maka

pendidikan formal itu diposisikan menjadi suatu pendidikan yang sangat penting. Dimana

pendidikan formal itu menentukan bagaimana pendidikan itu diselenggarakan.

System pendidikan formal banyak member pengetahuan dan keahlian sehingga

pendidikan formal membantu para peserta pendidikan untuk berinovasi dalam bidangnya,

sehinggan dapat menimbulkan perubahan sesuai dengan keadan masyarakat yang berbeda-

beda dengan satu sama lain dalam pendidikan yang sesuai dengan keahliannya dalam

belajar.

Posisi lembaga pendidikan formal itu sangat penting diantara pendidikan informal

dan non formal, karena dalam realisasi kegiatannya pendidikan formal yang dikenal

dengan pendidikan sekolah, yang teratur, bertingkat, dan mengikuti syarat-syarat yang jelas

dan ketat. Akan tetapi ketiga system pendidikan tersebut ( formal, informal dan non formal

Page 17: Jawaban mid kepemimpinan

) saling menunjang dalam programnya, didalam kerangka penerusan kebutuhan masyarakat

dalam pedidikan.

Sebagaimana diketahui bahwa sektor swasta memiliki ciri umum yaitu keharusan

adanya kemampuan mandiri tanpa subsidi. Ciri umum yang khas ini menuntut adanya

bahwa setiap pekerja harus memiliki keterampilan yang dipersyaratkan agar dapat

menunjang kelestarian hidup dan perkembangan pekerjaan/usaha. Ciri umum tersebut juga

sejalan dengan sifat dari badan-badan usaha pendidikan non formal itu sendiri, yang pada

umumnya diselenggarakan oleh pihak swasta.

Dari uraian tersebut semakin terlihat betapa eratnya kerja sama antara pendidikan

formal dan pendidikan non formal, yang satu sama lainnya bersifat komplementer sebagai

sebuah sistem yang terpadu.

Selanjutnya ada juga pendidikan informal sebagai suatu fase pendidikan yang

berada disamping dan di dalam pendidikan. pendidikan formal dan non formal sangat

menunjang keduanya. Sebenarnya tidak sulit untuk dipahami karena sebagian besar waktu

peserta didik adalah justru berada di dalam ruang lingkup yang sifatnya informal.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, non formal, dan informal ketiganya

hanya dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan karena keberhasilah pendidikan

dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat

tergantung kepada sejauh mana ketiga sub sistem tersebut berperanan.

Dalam membicarakan pendidikan ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1.      Pendidikan formal.

2.      Pendidikan informal.

3.      Pendidikan non formal.

Dimana pendidikan formal yaitu pendidikan yang sudah diatur sedangkan

pendidikan informal yaitu pendidikan yang pertama kali didapat didalam keluarga dan

pendidikan non formal yaitu pendidikan yang belum ditetapkan tetapi memiliki nilai

menididik. Ketiga sistem pendidikan tersebut (formal, informal, dan non formal) saling

menunjang kebutuhan masyarakat dalam pendidikan.

Page 18: Jawaban mid kepemimpinan

Posisi lembaga pendidikan formal pun diantara pendidikan informal dan non formal

itu sangat penting karena pendidikan non formal merupakan pendidikan sekolah yang

mempunyai dasar, tujuan, isi, metode dan alat-alatnya disusun secara sistematis. Sisitem

pendidikan formal banyak memnberi pengetahuan dan keahlian sehingga pendidikan

formal membantu para perserta pendidikan untuk berinopasi dalam bidangnya, sehingga

dapat menimbulkan perubahan satu sama lain dalam pendidikan formal yang diambilnya

sesuai dengan bidangnya atau keahliannya.

Masa depan seseorang disiapkan oleh yang bersangkutan melalui pendidikan baik

itu pendidikan formal, informal, dan non formal banyak memberi pengetahuan dan

keahlian dalam membantu masa depan seseorang tersebut untuk berinopasi dalam

bidangnya. Pendidikan juga memotivasi kemajuan sosial dan politik sehingga proses

pendidikan hendaknya dapat menimbulkan perubahan sosial. Secara kelaziman, pendidikan

memegang peranan penting dalam rangka menentukan perkembangan individu kearah

yang dicita-citakan.

Dari uraian tersebut di atas kita telah mengetahui bahwa ada hubungan yang erat

antara keluarga dan sekolah. Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan

di sekolah.

Beriyamin S. Bloom (1976) menyatakan bahwa lingkungan keluarga dan faktor-

faktor luar sekolah yang telah secara luas berpengaruh terhadap siswa. Siswa-siswa hidup

di kelas pada suatu sekolah relatif singkat, sebagian besar waktunya dipergunakan siswa

untuk bertempat tinggal di rumah. Keluarga telah mengajarkan anak berbahasa,

kemampuan untuk belajar dari orang dewasa dan beberapa kualitas dan kebutuhan

berprestasi, kebiasaan bekerja dan perhatian terhadap tugas yang merupakan dasar terhadap

pekerjaan di sekolah. Dari uraian ini dapat diketahui lebih lanjut bahwa kecakapan-

kecakapan dan kebiasaan di rumah merupakan dasar bagi studi anak di sekolah. Suasana

keluarga yang bahagia akan mempengaruhi masa depan anak baik di sekolah maupun di

masyarakat, dalam lingkungan pekerjaan maupun dalam lingkung keluarga kelak (Sikun

Pribadi, 1981, p. 67). Dari kutipan ini dapat diketahui bahwa suasana dalam kelaurga dapat

mempengaruhi kehidupan di sekolah.

Page 19: Jawaban mid kepemimpinan

Menurut Erikson yang dikutip oleh Sikun Pribadi (1981) bahwa pendidikan dalam

keluarga yang berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa datang ditentukan oleh (1)

rasa aman, (2) rasa otonomi, (3) rasa inisiatif. Rasa aman ini merupakan periode

perkembangan pertama dalam perkembangan anak. Perasaan aman ini perlu diciptakan,

sehingga anak merasakan hidupnya aman dalam kehidupan keluarga. 

Rasa aman yang tertanam ini akan menimbulkan dari dalam diri anak suatu

kepercayaan pada diri sendini. Anak yang gagal mengembangkan rasa percaya diri ini akan

menimbulkan suatu kegelisahan hidup, ia merasa tidak disayangi, dan tidak mampu

menyayangi. 

Fase perkembangan yang kedua adalah rasa otonomi (sense of autonomy) yang

terjadi pada waktu anak berumur 2 sampai 3 tahun. Orang tua harus membimbing anak

dengan bijaksana agar anak dapat mengembangkan kesadaran, bahwa ia adalah pribadi

yang berharga, yang dapat berdiri sendiri dan dengan caranya sendiri ia dapat memecahkan

persoalan yang ia hadapi. Kegagalan pembentukan rasa otonomi, suatu sikap percaya pada

diri sendiri dan dapat berdiri sendiri akan menyebabkan anak selalu tergantung hidupnya

pada orang lain. Setelah ia memasuki bangku sekolah ia selalu harus dikawal oleh orang

tuanya. Ia selalu tidak percaya diri sendiri untuk menghadapi persoalan yang dihadapi di

sekolah. 

Peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal secara singkat dapat disimpulkan

bahwa kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuia dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,

memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu

dilaksanakan, secara hirarki memiliki atasan langsung yang lebih tinggi, memiliki bawahan

dan mempunyai hak kenaikan jabatan. Sedangkan pada pemimpin informal

pengangkatannya tanpa ada keputusan yang sesuai dengan prosedur yang ada dan jelas

mempunyai hak-hak dan sanksi terikat yang diberikan kepadanya

a. faktor – faktor yang mendukung sehingga guru dapat menjadi pemimpin yang ideal

dibidang pendidikan

Page 20: Jawaban mid kepemimpinan

Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang

guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala

sekolah) di sekolah”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala

sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal

untuk mencapai tujuan bersama. Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah

berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan

mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam

menjalankan dan memimpin segala sumber daya ayang ada pada suatu sekolah untuk mau

bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Sebelum lahirnya Permendiknas no 28 tahun 2010 ini, telah ada Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0296/U/1996, tanggal 1 Oktober 1996 tentang

Penugasan Guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan Depdikbud

dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 162/U/2003

tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah telah mengarah pasa sistim

pembinaan di atas .

Ada dua aspek penting dalam kedua Kepmen tersebut yang sejalan dengan

permendiknas no.28 tahun 2010 yaitu : Kepala Sekolah adalah guru yang mendapat tugas

tambahan sebagai Kepala Sekolah dan masa jabatan Kepala Sekolah selama 4 (empat)

tahun serta dapat diperpanjang kembali selama satu masa tugas berikutnya bagi kepala

sekolah yang berprestasi sangat baik. Status Kepala Sekolah adalah guru dan tetap harus

menjalankan tugas-tugas guru, mengajar dalam kelas minimal 6 jam dalam satu minggu di

samping menjalankan tugas sebagai seorang manajer sekolah. Begitu juga ketika masa

tugas tambahan berakhir maka statusnya kembali menjadi guru murni dan kembali

mengajar di sekolah.

Pada tataran praktis implementasi kedua Kepmen tersebut tidak berjalan mulus.

Banyak daerah yang tidak memperdulikannya. Kepmen 0296/U/1996 yang berlaku saat

pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara terpusat disiasati dengan memutihkan masa

jabatan kepala sekolah setiap terjadi rotasi. Kepala Sekolah yang hampir habis masa

Page 21: Jawaban mid kepemimpinan

jabatannya dirotasi dan masa jabatannya kembali ke nol tahun. Nasib Kepmen 162/U/2003

tidak jauh berbeda walaupun relatif lebih baik. Beberapa daerah sudah mulai melaksanakan

Kepmen tersebut. Namun masih banyak yang belum merealisasikan permen tersebut

karena benturan kepentingan dan sulitnya merubah kultur.Namun pada permendiknas no

28 tahun 2010 yaang akan diberlakukan tahun 2013 yang akan datang masa jabatan

diperhitungkan secara komulatif sejak kepala sekolah tersebut diangkat dan tidak kembali

nol wal aupun sudah mutasi ke sekolah lain sebagai kepala sekolah.

Periodisasi masa jabatan Kepala sekolah yang dilaksanakan secara konsisten

dengan penilaian kinerja yang akuntabel serta transfaran akan mendorong peningkatan

mutu pendidikan di sekolah-sekolah. Kepala Sekolah akan bekerja keras untuk

meningkatkan prestasi sekolahnya sebagai bukti prestasi kinerjanya, sehingga masa

jabatannya bisa diperpanjang atau mendapat promosi jabatan yang lebih tinggi. Prestasi

yang diraih sekolah-sekolah akan meningkatkan mutu pendidikan di daerah dan pada

akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Keberhasilan pelaksanaan periodisasi masa jabatan kepala sekolah sangat

tergantung pada akuntabilitas penilaian kinerja kepala sekolah. Penilaian yang berbau

KKN tidak akan memberikan perubahan yang berarti bagi peningkatan mutu pendidikan.

Penilaian harus dilakukan secara objektif, transfaran.