Tugas Kwg (Mku) Terbaru
-
Upload
ronalisaanriz -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Tugas Kwg (Mku) Terbaru
Perombakan Kabinet
Kabinet Baru Tak Cerminkan Harapan RakyatAry Wibowo 2 Januari 2013 15:02 WIB 14:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang
dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai berlawanan dengan harapan rakyat.
Perombakan kabinet tersebut hanya membuat sistem kabinet bertambah gemuk dengan daya
sedot anggaran yang besar bagi para elite dan tidak untuk rakyat. Hal itu diungkapkan Wakil
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Laode Ida dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa
(25/10/2011).
Menurut Laode, dengan pengangkatan wakil menteri dan menteri-menteri yang telah
dilakukan Presiden SBY, hal itu tidak akan bisa berjalan efektif untuk menyejahterakan
rakyat.
"Implikasinya sederhana saja. Dengan adanya wakil menteri yang harus bekerja sama dengan
menteri, hal itu pasti akan membuat anggaran negara kian tersedot ke atas, bukan ke bawah.
Padahal, harapan rakyat saat ini, paling tidak, posisi kementerian bisa lebih profesional dan
terarah dalam menjalankan agenda untuk rakyat," ujar Laode.
Laode menilai, pengangkatan wakil menteri merupakan tindakan menetralkan para menteri
dari partai politik. Ia menilai, kabinet pasca-perombakan ini menggambarkan upaya Presiden
yang ingin tetap bertahan pada posisi aman, juga bagi para kelompok koalisi pendukung
pemerintahannya, hingga 2014.
"Meskipun tidak semuanya, sampai saat ini masih ada pengangkatan menteri yang tidak
seusai dengan bidangnya. Itu artinya profesionalisme itu tidak dijadikan pertimbangan
dalam reshuffle (perombakan kabinet) ini. Kabinet masih jauh dari nilai-nilai yang
diharapkan rakyat. Meskipun ada, itu hanya di beberapa bidang tertentu," katanya.
Lebih lanjut, dikatakan Laode, dengan waktu satu setengah tahun efektif di sisa tiga tahun
pemerintahannya, kondisi itu akan menjadikan pekerjaan yang berat bagi para menteri dan
wakil menteri pasca-perombakan. Sisa satu setengah tahun ke depan, diprediksi banyak
manuver dari partai-partai politik menyambut Pemilu 2014.
"Kalau sudah seperti itu, sudah pasti banyak pula menteri yang akan mengabaikan Presiden
SBY karena menjalankan agenda dari partai politiknya. Jadi, pekerjaan berat bagi kabinet
hasil reshuffle ini untuk bisa berbuat apa-apa di sisa masa pemerintahan ini," kata Laode.
Sementara itu, mantan aktivis 77/78, Indro Tjahjono, mengatakan, kabinet pasca-perombakan
kali ini merepresentasikan subkultur politik Indonesia. Menurutnya, sistem politik berbagi
"rezeki" hingga saat ini masih sulit dihilangkan dalam sistem pemerintahan Indonesia
sehingga terkesan bahwa rakyat menjadi prioritas nomor dua bagi pemerintahan.
"Sebenarnya, hanya ada sekali Zeken Kabinet yang profesional dalam sejarah pemerintahan
Indonesia, yaitu Kabinet Juanda. Namun, kabinet itu pun tidak bisa bertahan lama karena
fungsi kabinet untuk merepresentasikan kekuasaan orang-orang yang menang. Ini yang sulit
dihilangkan dari dulu," kata Indro
Pembahasan Kasus
Konstitusi merupakan dokumen sosial dan politik bangsa Indonesia yang memuat
konstatasi dasar tatanan bernegara. Di samping itu, konstitusi juga merupakan dokument
hukum yang kemudian dipelajari secara khusus menjadi hukum konstitusi (hukum tata
negara) yang merupakan hukum yang mendasari seluruh aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Dalam suatu negara rakyat harus tunduk dan patuh pada kekuasaan negara, dan
sebaliknya, kekuasaan pemerintahan suatu negara juga harus memiliki batasan, agar
penyelenggara kekuasaan tidak bertindak sewenang-wenang, sehingga hak warga negara juga
masih terlindungi. Begitulah dengan konstitusi, konstitusi dalam suatu negara adalah
keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui
sistem pemerintahan negara dan tata hubungan secara timbal balik antara pemerintahan
negara dan orang-orang yang berada di bawah pemerintahan tersebut.
Saya memilih kasus ini untuk dibahas dikarenakan gencarnya media massa yang
membahas kasus ini. Saya juga membahas kasus ini dikarenakan untuk mengangkat kasus ini
sebagai contoh bahwa masih lemahnya konsitusi yang ada di negara kita (Indonesia). Dalam
kasus ini dikatakan bahwa presiden melakukan reshuffle terhadap susunan kabinet bersatu
dan ini menunjukkan bahwa sistem pemerintahan kita tidak begitu kuat, karena bisa dilihat
dengan seringnya reshuffle kabinet ini dilakukan dan bahkan reshuffle yang dilakukan untuk
kali ini justru semakin membuat susunan kabinet bersatu menjadi semakin menggemuk
dengan ditambahnya wakil meteri di dalam susunan kabinet. Penambahan wakil menteri di
dalam susunan kabinet bersatu ini padahal tidak akan memberikan dampak positif bagi
masyarakat, tetapi membuat anggaran negara semakin tersedot untuk pemerintahan.
Selain itu, reshuffle yang dilakukan oleh presiden ini terkesan kurang dalam penilaian
kemampuan. Karena ada beberapa menteri yang menjabat di bidang yang bukan merupakan
bidang kemampuannya. Itu artinya profesionalisme itu tidak dijadikan pertimbangan
dalam reshuffle (perombakan kabinet) kali ini. Walaupun sebenarnya ada juga beberapa
kabinet yang menduduki bidang sesuai dengan kemampuannya. Maka dari itu kabinet masih
jauh dari nilai-nilai yang diharapkan rakyat.
Semua reshuffle kabinet ini dilakukan dalam jarak waktu yang cukup singkat dan
hampir dengan alasan yang serupa yaitu menurunnya kinerja para menteri yang disingkirkan.
Dari sini bisa kita lihat bahwa pada saat pemilihan beberapa pemerintah untuk diangkat
menjadi menteri di dalam kabinet bersatu belum tepat. Padahal seharusnya sejak dari awal
sebelum dipilihnya seseorang menjadi menteri dalam susunan kabinet bersatu, presiden harus
lebih bisa menilai dengan baik sebelum para menteri tersebut dilantik. Selain itu, harus lebih
tegas dan cermat lagi dalam memilih seseorang yang akan diangkat menjadi menteri dalam
susunan kabinet bersatu. Dengan adanya penilaian dengan baik dan pemilihan para menteri
dengan tepat sebelum dilakukannya pelantikan, maka kemungkinan reshuffle terhadap
kabinet bersatu yang terus menerus ini tidak akan terjadi. Karena menurut saya seringnya
dilakukan reshuffle terhadap susunan kabinet ini justru akan membuat konstitusi di negara
kita tampak lemah dan pemerintah di negara kita akan terkesan semena-mena. Selain itu
dengan dilakukannya reshuffle kabinet yang berulang ini juga akan menampakkan bahwa
seakan-akan beberapa pemerintah yang terpilih menjadi menteri dalam kabinet bersatu adalah
orang-orang yang dengan kinerja yang kurang baik, dan secara tidak langsung reshuffle yang
dilakukan ini juga akan merugikan negara karena dimata dunia negara Indonesia memiliki
konstitusi yang lemah dan sistem pemerintahan yang kurang baik.