Tugas Kuliah Modul 7

26
TUGAS KULIAH MODUL 7 MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI “Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegiatan dalam Manajemen Proses” Oleh : Kelompok 3 Kelas I Susi Susanti (115040100111024) Iwan Haryono (115040100111116) Wiwik Fitriani (115040101111060) Yani Misrotin (115040101111177) Abednego Abrian P. (115040107111013) Yuli Alfiatul I’sadah (115040113111005) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Tugas Kuliah Modul 7

Page 1: Tugas Kuliah Modul 7

TUGAS KULIAH MODUL 7

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

“Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegiatan dalam Manajemen Proses”

Oleh :

Kelompok 3 Kelas I

Susi Susanti (115040100111024)

Iwan Haryono (115040100111116)

Wiwik Fitriani (115040101111060)

Yani Misrotin (115040101111177)

Abednego Abrian P. (115040107111013)

Yuli Alfiatul I’sadah (115040113111005)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

Page 2: Tugas Kuliah Modul 7

Manajemen proses adalah rangkaian aktivitas perencanaan dan pengawasan kinerja suatu

proses, terutama proses bisnis. Manajemen proses mengaplikasikan pengetahuan,

ketrampilan, peralatan, teknik, serta sistem untuk mendefinisikan, memvisualisasikan,

mengukur, mengontrol, melaporkan dan memperbaiki proses dengan tujuan untuk

meningkatkan keuntungan atau laba.

Manajemen proses dalam perusahaan agribisnis adalah seluruh rangkaian aktivitas yang

berada dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis demi mencapai tujuan

perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Dalam manajemen proses tersebut

mempemberdayakan semua sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut. Saat

manajemen proses dalam perusahaan dikelola secara baik, efektif dan efisien maka akan

memberikan nilai tambah terhadap perusahaan tersebut. Oleh karan itu, manajemen proses

dalam perusahaan agribisnis merupakan sebuah elemen penting dalam kesuksesan

perusahaan agribisnis tersebut. Maka dari itu, diperlukan pengetahuan mengenai manajemen

proses dalam perusahaan agribisnis, baik mengenai perencanaan proses produksi,

perencanaan kapasitas produksi, desain proses produksi dan desain proses pada sektor jasa.

(Ma’arif Syamsul. 2003)

A. Perencanaan Proses Produksi

Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi

perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan

datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam

organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan.

Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Seringkali perencanaan

harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan harus besifat luwes dan terbuka

untuk dapat dirubah bila diperlukan. Sifat luwes ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya

harus dimonitor dan dikendalikan terus menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada

namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang ditetapkan. Perencanaan juga merupakan

fungsi memilih sasaran perusahaan secara kebijaksanaan, program dan pemilihan langkah-

langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya

dilaksanakan.

Dalam perencanaan produksi kita selalu menginginkan agar diperoleh perencanaan

produksi yang baik namun merencanakan proses produksi bukanlah hal yang mudah karena

Page 3: Tugas Kuliah Modul 7

banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor internal relatif mudah dapat dikuasai

oleh PPC manager, namun faktor external tidak demikian. Karena itu perencanaan harus

dibuat ketat namun tidak kaku, artinya dapat dirubah bila diperlukan dan kemungkinan

perubahan ini juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan. Perencanaan

yang baik hanya akan diperoleh dengan didasarkan kepada informasi yang baik dan

pengukuran keberhasilan didasarkan kepada standard yang ditetapkan.

Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau

membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan. Produksi dapat juga diartikan sebagai tindakan intensional untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna. Proses produksi merupakan proses perubahan masukan

menjadi keluaran. Macam barang yang dikerjakan di unit produksi banyak sekali sehingga

macam proses yang ada juga banyak.

Strategi proses dalam manajemen operasional disebut juga sebagai strategi transformasi

faktor inputs menjadi outputs. Strategi ini dimaksudkan untuk dapat memproduksi barang dan

jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah, dilakukan dengan

sistem transformasi yang efektif dan efisien. Manajer operasional bertugas menyusun strategi

proses untuk dapat mencapai sasaran operasional dan organisasi/perusahaan (Tampubolon,

2004). Di dalam sistem operasional dikenal ada 4 strategi proses yaitu :

1. Proses Produksi yang Terputus-putus (Intermitten Process)

Merupakan kegiatan operasional yang mempergunakan peralatan produksi yang

disusun/diatur sedemikian rupa yang dimanfaatkan secara fleksibel (multipurpose) untuk

menghasilkan berbagai produk atau jasa. Contoh : di bidang pelayanan yaitu : Restoran

Chinesse Foods menyiapakan makanan sesuai pesanan pelanggan yang dikerjakan oleh

juru masak. Umumnya proses intermitten merupakan sistem operasional yang tidak

terstandarisir, hanya berdasarkan keinginan pelanggan pada saat dilakukan pemesanan.

Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten process

/manufacturing) ialah :

1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi

yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.

2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan peralatan

berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama

dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process lay out atau

departmentation by equipment.

Page 4: Tugas Kuliah Modul 7

3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin

yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-

macam produk dengan variasi yang hampir sama, mesin mana dikenal dengan

nama General Purpose Machines.

4) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka

pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar,

sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam

pengerjaan produk tersebut.

5) Proses produksi tidak mudah/akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau

terhentinya salah satu mesin atau peralatan.

6) Oleh karena mesin-mesin bersifat umum dan variasi dari produknya besar, maka

terhadap pekerjaan (job) yang bermacam-macam menimbulkan pengawasan

(control) nya lebih sukar.

7) Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan

apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses

lebih tinggi daripada continuous process/manufacturing, karena prosesnya

terputus-putus/terhenti-henti.

8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat flexible

(varied path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong

atau forklift.

9) Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak balik

sehingga perlu adanya ruangan gerak (aisie) yang besar dan ruangan tempat

bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.

Kekurangan/kerugian proses produksi yang terputus-putus (intermitten

manufacturing) adalah :

1) Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat

sukar dilakukan karena kombinasi urut-urut pekerjaan yang banyak sekali di

dalam memprodusir satu macam produk dan disamping itu dibutuhkan scheduling

dan routing yang banyak sekali karena produknya yang berbeda tergantung dari

pemesanannya.

2) Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar dilakukan,

maka pengawasan produksi (production control) dalam proses produksi seperti

ini sangat sukar dilakukan.

Page 5: Tugas Kuliah Modul 7

3) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan mentah dan

bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus-putus dan produk yang

dihasilkan tergantung dari pesanan.

4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak

dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang

ahli dalam pengerjaan produk tersebut.

Kebaikan/kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten

manufacturing) adalah :

1) Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk

dengan variasi yang cukup besar.

Fleksibilitas ini diperoleh terutama dari :

a) Sistem penyusunan peralatan (lay out) nya yang berbentuk process lay out.

b) Jenis/type mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum

(general purpose machines).

c) Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin

tetapi tenaga manusia.

2) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum (general

purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam

investasi mesin-mesin, sebab harga mesin-mesin ini lebih murah daripada mesin-

mesin yang khusus (special purpose machines).

3) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan

di suatu tempat / tingkat proses.

2. Proses Produksi yang Kontinu (Continous Process)

Merupakan proses produksi yang mempergunakan peralatan produksi yang disusun

dan diatur dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk atau jasa,

serta arus bahan di dalam proses telah terstandarisasi. Contoh : minuman Teh Botol

merupakan produk yang terstandarisasi.

Kekurangan/kerugian proses produksi yang terus menerus (continuous

manufacturing) adalah :

1) Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta oleh

konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk

menghasilkan produk-produk yang :

a) Permintaan (demand) nya besar dan stabil

b) Style produknya tidak mudah berubah

Page 6: Tugas Kuliah Modul 7

2) Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di suatu

tempat /tingkat proses (di awal, di tengah atau di belakang), maka kemungkinan

seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan adanya saling hubungan

dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses.

3) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena

biasanya tingkat produksi (rate of production) nya telah tertentu, sehingga

sangat kaku (rigid).

Kebaikan/kelebihan proses produksi yang terus menerus (continuous

manufacturing) adalah :

1) Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit (unit production cost) yang

rendah apabila :

a) Dapat dihasilkannya produk dan volume yang cukup besar.

b) Produk yang dihasilkan distandarsir.

2) Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia,

terutama karena sistem pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin /

listrik.

3) Biaya tenaga kerja (labor cost) nya adalah rendah, karena jumlah tenaga kerjanya

yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang setengah ahli)

dalam pengerjaan produk yang dihasilkan.

4) Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara

mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut

digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).

3. Proses Produksi yang Berulang-ulang (Repetitive Process)

Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process dan

continous process. Tetapi proses ini mempergunakan bagian dan bahan komponen yang

berbagai jenis diantara proses yang kontinu. Contoh : dalam usaha jasa, restoran besar

melayani banyak pelanggan dengan beragam menu.

4. Produksi Massa (Mass Customization)

Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process,

continous process serta repetitive process yang menggunakan berbagai komponen bahan,

teknik skedul produksi dan mengutamakan kecepatan pelayanan.

(Zulidamel, 2008)

Page 7: Tugas Kuliah Modul 7

B. Perencanaan Kapasitas Produksi

Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output

yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu Walaupun demikian, bagi beberapa

organisasi, penentuan kapasitas bisa menjadi lebih sulit. Kapasitas pabrik secara langsung

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Kelebihan

kapasitas berakibat rendahnya produktifitas sumber daya, sedangkan kekurangan kapasitas

berarti buruknya pelayanan terhadap konsumen.

Kapasitas produksi ditentukan oleh kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti :

kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku dan kapasitas modal.

Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek

Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara ekonomis

hal-hal yang bersifat mendadak dimasa yang akan dating, misalnya untuk memenuhi

permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek yang

menyebabakan kapasitas produksi perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan pasar

akibat lonjakan permintaan.

Menurut Krajewzki dan Ritzman dalam Yamit (2003), ada 5 cara yang dapat

digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek :

1. Meningkatkan jumlah sumber daya

a. Penggunaan kerja lembur

b. Penambahan regu kerja

c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time

d. Sub-Kontrak

e. Kontrak kerja

2. Memperbaiki penggunaan sumber daya

a. Mengatur regu kerja

b. Menetapkan skedul

3. Memodifikasi produk

a. Mentukan standart produk

b. Melakukan perubahan jasa operasi

c. Melakukan pengawasan kualitas

4. Memperbaiki permintaan

a. Melakukan perubahan harga

b. Melakukan perubahan promosi

Page 8: Tugas Kuliah Modul 7

5. Tidak memenuhi permintaan

a. Tidak mensuplai semua permintaan

Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang

Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam

menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan

sebelumnya. Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang

dapat ditempuh perusahaan:

a. Strategi Melihat dan Menuggu (Wait and See Strategy)

Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas

produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini

diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas

perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya

ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi. Pada

tahap ini perencana dapat mempertimbangkan penambahan kapasitas dengan cara

membeli mesin baru, menambah tenaga kerja, menambah lokasi gudang produk jadi,

dan sebagainya.

b. Strategi Ekspansionis

Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan.

Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran

yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu

perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya

produk di pasaran.

(Anonymousa, 2014)

C. Fungsi Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam

bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan

dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Perencanaan

produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga sebagian besar

perusahaan manufacture menempatkan fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan

dalam satu kesatuan.

Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu dengan

perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan

tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis. Tujuan produksi bagi perusahaan adalah

barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan tersebut

Page 9: Tugas Kuliah Modul 7

dituangkan dalam Order Confirmation yang dibuat oleh bagian penjualan. Dengan demikian

dapat disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya dirumuskan oleh sales department,

berdasarkan order yang telah diterima. Karena tujuan produksi dirumuskan berdasarkan order

yang telah diterima maka dalam fungsi perencanan produksi pengaruh forecasting pada

sistem perencanaan produksi dapat dikatakan tidak signifikan.

Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan pengendalian

persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi yang

mendukung sistem pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi database management

system yang terintegrasi dengan sistem lainnya di lingkungan perusahaan sehinngga bagian

perencanaan produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup handal yang

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat. Bagian

perencanaan dengan mudah dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam

menyusun perencanaan produksi.

Agar masing-masing fungsi yang terdapat dalam sistem perencanaan dan bagian terkait

dengan sistem perencanaan produksi dapat menjalankan kerja dan tanggungjawabnya sesuai

dengan sistem, maka setiap personal disyaratkan mengenal sistem akuntansi komputer dan

procedure yang diterapkan. Dengan demikian efektifitas kerja dapat ditingkatkan.

Dalam usaha mencapai tujuan perencanaan produksi terdapat berbagai macam

permasalahan sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, kemudian dirumuskan

bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien serta bagaimana cara

pengendaliannya. Keberhasilan dalam membuat perencanaan produksi dan pencapaiannya

tidak hanya tergantung pada organisasi bagian perencanaan itu sendiri, melainkan sangat

tergantung pada struktur organisasi secara keseluruhan dan sistem yang diterapkan.

Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan sistem informasi tidak

efektif, bahkan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan akibat tidak

memahami informasi yang ditampilkan oleh sistem informasi yang tersedia. Manajer bagian

prencanaan mutlak harus memahami sistem informasi yang digunakan, karena sistem

informasi yang digunakan adalah berbasis komputer maka manajer bagian perencanaan

produksi dan pengendalian persediaan serta bagian yang terkait langsung dengan bagian

tersebut harus memahami dan mengerti sistem komputer yang digunakan. Jika tidak maka

terbuka peluang untuk mengambil keputusan-keputusan yang keliru.

Kelancaran proses produksi ditentukan oleh tingkat kematangan penjadwalan produksi.

Dalam menyusun perencanaan harus memperhatikan berbagai element dari berbagai bagian

sehingga sangat memerlukan sistem yang terintegrasi dan harus didukung dengan fasilitas

Page 10: Tugas Kuliah Modul 7

yang memadai. Perencanaan produksi dituntut harus lebih besifat (sales oriented) namun di

sisi lain tanpa mengabaikan efisiensi dan kelancaran proses produksi.

Kemampuan sumber daya manusia sangat tergantung pada sistem yang diterapkan.

Tidak jarang orang yang mampu tidak dapat berbuat karena terikat oleh sistem dan fasilitas

yang tersedia. Pembagian tugas dan tanggung jawab harus jelas dan dilakukan pengukuran

efektifitas kerja. (Standard operational process) dan (Standard Instruction Process) harus

dipahami oleh bagian operasional dan juga bagian perencanaan.

Perencanaan produksi sangat tergantung pada kapasitas, jenis perusahaan, sumberdaya

dan jenis produksi yang dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut perusahaan yang mengerjakan

order yang terputus-pustus berdasarkan permintaan pelanggan yang pemenuhannya pada

waktu yang akan datang, tingkat kesulitan dalam menyusun perencanaan jauh lebih sulit

dibanding perusahaan yang mengerjakan produksi continue. Pengukuran keberhasilan

perencanaan tidak tepat untuk dibandingkan dengan perusahaan lain karena perbedaan

kelengkapan, kapasitas dan sumberdaya apalagi dibanding dengan perusahaan lain yang

tidak sejenis.

Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah standar produksi meliputi waktu,

mutu, jumlah yang dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada jangka

waktu tertentu di perusahaan ini. Pengukuran perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga

keputusan yang diambil untuk pengembangan jangka panjang mempunyai dasar yang

objektif.

(Zulidamel, 2008)

D. Fungsi Pengendalian Persediaan

Persediaan adalah barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual (barang jadi)

atau barang dalam process produksi atau barang yang menunggu penggunaannya dalam

process produksi (bahan baku). Fungsi dasar pengendalian persediaan baik bahan baku,

barang dalam proses maupun barang jadi banyak sekali. Fungsi tersebut meliputi proses

berurutan mulai dari timbulnya kebutuhan, pembelian, pengolahan, delivery. Permasalahan

utama persediaan yang timbul yaitu bagaimana fungsi tersebut dapat mengatur persediaan

sehingga setiap permintaan dapat dilayani akan tetapi biaya persediaan harus minimum.

Bila persediaan cukup banyak, permintaan dapat segera dilayani akan tetapi

menyebabkan biaya penyimpanan barang tersebut akan menjadi sangat mahal. Dengan

memperhatikan hal tersebut diambil keputusan untuk menentukan nilai persediaan.

Menentukan nilai persediaan sangat tergantung kepada jenis perusahaan, modal kerja dan

omzet perusahaan serta lead time untuk mendapatkan barang tersebut. Karena PT. Samudra

Page 11: Tugas Kuliah Modul 7

Montaz sebagai perusahaan converting yang bersifat memenuhi permintaan pelanggan pada

periode yang akan datang maka, besarnya kebutuhan akan barang tersebut tidak dapat

ditentukan sebelum disepakati sales contract.

Sebagian besar bahan baku sudah dialokasikan untuk produk tertentu karena pembelian

dilakukan setelah bagian perencanaan menerima GR Order Confirmation yang sudah

disetujui oleh pimpinan perusahaan. Fungsi pengendalian persediaan adalah bagian dari

fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi dan

material pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan.

Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya material produksi

dan material pembantu agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan.

Keperluan meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan

oleh persediaan yaitu :

a. Biaya Pembelian

Yang dimaksud biaya pembelian dalam hal ini adalah biaya pembelian bahan baku

untuk produksi. Pembelian skala besar dapat mengurangi biaya pembelian dengan

adanya potongan harga (quantity discount) yang diberikan Supplier dengan konsekwensi

biaya transportasi yang ditanggung Supplier relative lebih murah karena pengangkutan

barang dilakukan tidak terlalu sering, namun perlu diperhitungkan apakah potongan

harga tersebut lebih kecil dari biaya penyimpanan.

Disamping itu jumlah persediaan yang cukup dapat mempercepat delivery sehingga

tidak menimbulkan kekecewaan pelanggan. Karena jenis perusahaan memproduksi suatu

barang sesuai permintaan pelanggan dimana permintaan tersebut akan dipenuhi pada

waktu yang akan datang, cara pembelian tersebut tidak menguntungkan karena

penyimpanan barang tersebut membutuhkan ruang yang luas dan waktu penyimpanan

yang relative lama.

b. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan meliputi biaya penyediaan ruang yang diperlukan untuk

menampung barang tersebut, biaya perawatan atas resiko kerusakan, serta biaya tenaga

kerja yang diperlukan untuk merawat dan mengamankan barang tersebut dari segala

macam bentuk gangguan.

Selain itu biaya penyimpanan juga berkaitan dengan biaya bunga dimana semakin

besar dana yang dialokasikan pada persediaan akan mengakibatkan alokasi akan

investasi yang lain akan terhambat atau dilakukan dengan suntikan dana dari kreditur

dalam hal ini adalah Bank.

Page 12: Tugas Kuliah Modul 7

Sesuai dengan sifat perusahaan yang memenuhi permintaan pelanggan pada waktu

yang akan datang maka persediaan bahan baku dasar, tinta spesial yang tidak

diperuntukan untuk order produksi tertentu (bebas) adalah nol.

(Zulidamel, 2008)

E. Desain Proses Produksi

Desain ialah langkah pertama dalam suatu fase pengembangan bagi setiap produk atau

sistem yang direkayasa. Desain juga didefinisikan sebagai proses aplikasi berbagai tehnik dan

prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang

memadai untuk memungkinkan realisasi (TAY59).

Desain Proses ialah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta

peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna baik barang atau jasa. Proses produksi

pada hakekatnya merupakan proses perubahan (transformasi) dari bahan/komponen (input)

menjadi produk yang lain yang mempunyai nilai.

Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan teknologi dan didorong oleh

usaha untuk meningkatkan kualitas produktivitas dan fleksibilitas produk. Proses produksi

dapat dibedakan baik atas dasar karakterisktik aliran prosesnya maupun tipe pesanan

langganan. Dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori :

1. Aliran Garis (Line Flow Process)

Yaitu penyusunan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi pembuatan produk

menurut langkah–langkah standar dalam proses produksi. Pola Aliran Garis tidak begitu

fleksibel dalam memenuhi perubahan desain dan volume produk. Tapi persediaan

diminimalkan, skeduling tidak ada masalah dan pengendalian kualitas mudah karena

hanya mengikuti arus produk.

Pola aliran garis merupakan suatu proses dari bahan mentah sampai menjadi produk

akhir dan urutan operasi–operasi yang digunakan unutk menghasilkan produk atau jasa

selalu tetap. Line Flow Process dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu :

Produksi Massa (Mass Production)

Produksi Terus – menerus (Continuous Production)

2. Aliran Intermitern (Job Shop atau Jumbled Flow Process)

Yaitu produk dibuat menurut aliran terputus–putus atau tidak kontinu. Peralatan dan

tenaga kerja dilekelompokkan dalam pusat kerja menurut jenis pekerjaan. Operasinya

sangat fleksibel terhadap perubahan dalam perubahan volume atau produk, karena

operasi–operasinya menggunakan peralatan serba–guna dan tenaga kerja berketrampilan

Page 13: Tugas Kuliah Modul 7

tinggi . Namun fleksibilitas ini sering menimbulkan masalah dalam pengendalian

persediaan, penjadwalan dan pengendalian kualitas. Disamping itu juga tidak efisien.

3. Proyek (Project)

Yaitu tidak ada aliran produk tapi setiap proyek mempunyai urutan tertentu dalam

proses operasinya. Biasanya material, peralatan dan tenaga kerja dibawa ke lokasi

proyek. Serta memiliki kegiatan awal dan akhir dengan batas waktu penyelesaian.

Bentuk ini tidak cocok untuk proses manufacturing karena proyek hanya dikerjakan

sekali saja. Bentuk operasi–operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan akan

kreativitas dan kekhususan dalam pembuatan suatu produk.

4. Sistem Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing System)

Yaitu merupakan autamated cell untuk menghasilkan sekelompok komponen,

dimana semua komponen butuh proses manufacturing serupa tapi urutan dari operasi

tidak selalu sama. Dan sistem ini membutuhkan investasi awal yang besar. Serta

bertujuan untuk memberi respon secara tepat terhadap keinginan pelanggan tertutama

terkait dengan perubahan dalam desain, jumlah & pelayanan produk.

5. Sistem Manufaktur Tangkas (Agile Manufacture System)

Yaitu suatu sistem yang mengkombinasikan visi kompetitif dengan kreatifitas dan

aplikasi teknologi. Dimana ada 4 dimensi antara lain :

Memperkaya nilai kepada pelanggan

Bekerjasama dalam meningkatkan daya saing perusahaan

Mengoperasikan perubahan dan ketidakpastian

Menelaah pengaruh dari informasi

Seluruh kombinasi proses dapat dijumpai baik baik dalam perusahaan manufaktur

ataupun jasa.

(Handoko, 2000)

F. Desain Proses Pada Sektor Jasa

Page 14: Tugas Kuliah Modul 7

Interaksi dengan pelanggan sering memberikan pengaruh buruk pada kinerja proses.

Sebuah jasa pada dasarnya menyiratkan adanya kebutuhan interaksi dan kustomisasi.

Semakin seorang manajer merancang prosesnya untuk memenuhi persyaratan khusus, sebuah

proses akan menjadi semakin efektif dan efisien.

Tabel 1. Berbagai Teknik Untuk Meningkatkan Produktivitas Jasa

Strategi Teknik Contoh

Pemisahan Membuat struktur

pelayanan sehingga

pelanggan harus pergi ke

tempat layanan ditawarkan

Pelanggan bank datang ke

manajer untuk membuka

tabungan baru, ke petugas

kredit untuk meminta pinjaman dan ke

kasir untuk menyetorkan

uang

Swalayan Pelanggan melihat,

membandingkan dan

menilai sendiri

Supermarket dan Departemen Store

Fokus Membatasi hal-hal yang

ditawarkan

Menu yang terbatas pada restoran

Modul Pilihan jasa yang moduler

Produksi moduler

Pilihan investasi dan asuransi Modul

paket makanan di restoran

Otomisasi Memisahkan jasa yang

dapat diotomisasi

ATM

Penjadwalan Penjadwalan karyawan

yang tepat

Penjadwalan karyawan penjualan tiket

dengan selang waktu 15 menit

Pelatihan Menjelaskan pilihan

layanan Menjelaskan

bagaimana menghindari

masalah

Konsultan investasi

Petugas pemeliharaan purnajual

Peluang Untuk Meningkatkan Proses Jasa

Page 15: Tugas Kuliah Modul 7

a. Tata Letak

Desain tata letak merupakan satu kesatuan dalam banyak proses jasa, terutama

pada toko eceran, restoran dan perbankan. Pada toko retail, tata letak tidak hanya

memamerkan produktapi juga mendidik pelanggan dan meningkatkan nilai produk.

Tata letak merupakan kesatuan dari banyak jasa, penyajian tata letak yang baik

menghasilkan peluang yang kontinu untuk mendatangkan pesanan. Dalam

mendesain tata letak ada beberapa pertimbangan antara lain:

1. Memperbaiki arus informasi, bahan baku dan orang. Oleh karena itu,

dianjurkan adanya arus informasi, bahan baku dan orang yang tidak efisien.

2. Memperbaiki moral pekerja dan memperoleh kondisi kerja yang lebih aman.

Tidak dianjurkan layout yang jelek sehingga moral pegawai yang kurang baik.

3. Memperbaiki interaksi pelanggan dan klien. Oleh karena itu, tidak di anjurkan

interaksi yang sulit. Bagi usaha jasa, inleksibilitasi cukup dominan, seperti

perbankan, konsultan, rumah sakit, klinik, apotek, dan lain lain.

4. Fleksibilitas dalam mengatur tata letak tidak dianjurkan layout yang tidak

fleksibel atau terlalu kaku.

b. Sumber Daya Manusia

Masalah sumber daya manusia dari segi perekrutan dan pelatihan merupakan hal

penting dalam proses jasa. Tenaga kerja berkomitmen yang mempunyai fleksibiltas

ketika jadwal dibuat dan dilatih untuk mengisi kekosongan saat membutuhkan

karyawan berpengaruh terhadap kinerja keseluruhan proses.

c. Rekayasa Ulang Proses

Sebuah perusahaan kerap menemukan asumsi-asumsi awal mengenai prosesnya

tidak lagi berlaku karena keinginan pelanggan, teknologi produk dan bauran

produknya berubah. Oleh karena itu, prosesnya dirancang ulang atau direkayasa

ulang. Rekayasa ulang proses (process reengineering) adalah proses memikirkan

ulang dan merancang ulang proses bisnis secara radikal untuk membawa

peningkatan kinerja secara dramatis. Rekayasa ulang proses yang efektif bergantung

pada evaluasi ulang dan tujuan proses serta menanyakan kembali tujuan dan asumsi

yang digunakan. Contoh : di restoran, pesanan dari pramusaji ke dapur secara

nirkabel dan transponder pada mobil yang mencatat penjualan pada fasilitas drive-

thru.

d. Etika Dan Proses-Proses Ramah Lingkungan

Page 16: Tugas Kuliah Modul 7

Banyak perusahaan menemukan kesempatan dalam proses produksi yang dapat

mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Kesempatan tersebut sangat beragam

mulai dari aktivitas yang dipandang oleh masyarakat sebagai sesuatu yang etis dan

merupakan tanggung jawab sosial hingga tindakan yang diatur oleh hukum, seperti

pencegahan polusi. Aktivitas-aktivitas ini juga meliputi penggunaan sumber daya

yang efisien, pengurangan limbah produk sampingan dan daur ulang. Manajer

operasi tetap dapat cukup peka terhadap lingkungan sekaligus mencapai strategi

diferensiasi bahkan strategi biaya yang rendah. Berbagai proses dapat menjadi

ramah lingkungan dan dibuat bertanggungjawab secara sosial sekaligus

mengkontribusikan strategi yang menguntungkan.

(Ma’arif Syamsul,2003)

G. Prosedur Perencanaan Produksi

1. Perencanaan Produksi Berdasarkan Permintaan Pasar

Perencanaan untuk perusahaan yang menghasilkan produk untuk memenuhi

kebutuhan pasar, pada umumnya macam produknya standar, usia produk panjang dan

jumlah permintaan banyak. Perencanaan didahului dengan membuat forecasting

permintaan, kemudian diikuti dengan rencana persediaan barang jadi dan rencana jumlah

produksi. Selanjutnya dibuat rencana kebutuhan bahan baku,bahan pembantu,

sumberdaya manusia, kebutuhan mesin dan sebagainya. Dari rencana kebutuhan bahan

baku dapat dilanjutkan dengan rencana pembelian dan rencana penyimpanan barang.

Dari rencana kebutuhan mesin dapat dilanjutkan dengan rencana pemanfaatan kapasitas

dan scheduling.

2. Perencanaan Produksi Berdasarkan Order

Perencanaan untuk perusahaan yang melayani pesanan. Umumnya menghasilkan

barang yang bermacam–macam, dengan bahan baku yang bermacam–macam.

Permintaan barang bermacam–macam, macamnya berganti-ganti dan jumlahnya tidak

tentu, sehingga sulit dibuat forecast permintaanya. Karena macam dan jumlah

permintaan konsumen sulit diforecast, maka fasilitas produksi harus dibuat relative

fleksibel, penyediaan bahan-baku dan pembantu berdasarkan rata – rata kebutuhannya

pada tahun – tahun sebelumnya, dan belum tentu mengaitkan dengan macam barang

yang dihasilkan.

(Zulidamel, 2008)

Page 17: Tugas Kuliah Modul 7

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa.2014.Perencanaan Kapasitas Produksi.Online.

http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.html . diakses pada 22 Feb

2014

Ma’arif Syamsul. 2003. Manajemen Operasi. Penerbit PT Grasindo: Jakarta Repository

USU. (Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27056/1/Reference.pdf.

Diakses 21 Februari 2014

T. Hani Handoko,2000. Dasar–Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. BPFE- Yogyakarta

Zulidamel.2008.Perencanaan

Produksi.Online.http://zulidamel.wordpress.com/2008/01/14/perencanaan-produksi/.

Diakses 21 Februari 2014

Zulian Yamit,2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII.

Yogyakarta