tugas kromatografi

20
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini adalah salah satu tugas yang disampaikan kepada pembina mata kuliah Kromatografi IbuYusnita Rifai, Ph.D., Apt. Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis dalam mata kuliah Kromatografi. Penulis memohon kepada Ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya. Makassar , April 2015 Penulis 1

description

tugas kromatografi

Transcript of tugas kromatografi

KATA PENGANTARPuji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini adalah salah satu tugas yang disampaikan kepada pembina mata kuliah Kromatografi IbuYusnita Rifai, Ph.D., Apt. Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis dalam mata kuliah Kromatografi.Penulis memohon kepada Ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya.

Makassar , April 2015Penulis

DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN ...3BAB II PEMBAHASANII.1 Pembahasan .......4II.2 Metode ..5II.2.1 Pembuatan Larutan Baku Naproxen Natrium .....5II.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ......5II.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Naproxen natrium ......5II.5 Validasi Metode Analisis ......6II.5.1 Ketelitian ...6II.5.2 Linieritas ...6II.5.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi (LOD dan LOQ) ....6II.5.4 Ketepatan / Recovery (uji perolehan kembali) ..6II.5.5 Aplikasi Metode untuk Penetapan Kadar Naproxen natrium sediaan tablet .....7II.6 Hasil ...8II.6.1 Hasil Validasi Metode Analisis ..9II.6.1.1 Ketelitian (precission) ........9II.6.1.2 Linieritas .9II.6.1.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi .10II.6.1.4 Ketepatan (accuracy) ..11II.6.1.5 Penetapan Kadar Naproxen natrium Dalam Sampel Tablet..12BAB III KESIMPULAN..13DAFTAR PUSTAKA.BAB I PENDAHULUANNaproxen natrium yang merupakan garam natrium dari (S)-6-metoksi--metil-2- naftaleneacetat merupakan antiinflamasi non steroid (AINS) golongan profen atau asam 2- arilpropionat. Naproxen natrium memiliki daya analgetik dan antiinflamasi yang baik, sehingga sering digunakan pada berbagai keadaan nyeri dan dapat juga untuk mengatasi serangan encok akut. Naproxen natrium pada dosis 500 mg setara dengan 3,64 g aspirin dan AINS lain atau bahkan lebih baik daripada ibuprofen, fenoprofen dan indometasin (DepKes RI, 2000:355). Naproxen natrium bekerja berdasarkan hambatan sintesis prostaglandin, dimana isoenzim COX-1 (cyclo- oxygenase-1) dan COX-2 (cyclo-oxygenase-2) diblokir (Tjay dan Rahardja, 2007:330).

Penggunaan sediaan farmasi yang mengandung Naproxen natrium yang cukup luas membutuhkan pengembangan metode yang cepat, selektif dan akurat yang dapat digunakan untuk analisis rutin dalam proses kontrol kualitas. Metode Chemiluminesensi dengan dasar reaksi antara Naproxen dengan CeIV dalam kondisi asam telah diaplikasikan untuk penetapan kadar Naproxen natrium dalam sediaan farmasi (Campiglio. A, 1998). Metode Fosforimetrik diinduksi logam berat telah digunakan untuk penetapan kadar Naproxen dalam sediaan farmasi (Carretero, et al. 1999). Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) telah dikembangkan untuk penetapan kadar Naproxen natrium yang diaplikasin pada uji disolusi in vitro sesuai panduan FDA (Kaynak, M.S and ahin. S., 2008). Berdasarkan gugus kromofor dan auksokrom yang dimiliki Naproxen Na maka penetapakan kadar Naproxen natrium dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Oleh karena tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode spektrofotometri UV-Vis yang valid untuk penetapan kadar Naproxen natrium dalam sediaan farmasi.

BAB IIHASIL DAN PEMBAHASANII. 1 Pembahasan Dalam pembahasan ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam pembahasan metode.Bahan yang digunakan : Naproxen Na, HCl dan Metanol (pro analisis), Aquadestilata (Wida), Laktosa, Talk, Magnesium Stearat, dan Amilum. Alat yang digunakan: Spektofotometer UV-Vis Merk Shimadzu 1800, Neraca analitik Shimadzu AY 220, mikropipet dan alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium analisis. II.2 Metode II.2.1 Pembuatan Larutan Baku Naproxen Natrium Larutan stok baku Naproxen natrium 10 g/mL dibuat dalam pelarut HCl 0,1 N. II.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan baku Naproxen natrium 2 g/mL, dibaca serapannya pada 200 - 400 nm dan ditentukan maksimum .II.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Naproxen natrium Larutan baku naproxen natrium dengan seri kadar 1; 1,5; 2; 2,5; 3 dan 3,5 g/mL dibaca pada panjang gelombang maksimum. Kurva hubungan antara kadar versus serapan dibuat, kemudian ditentukan persamaan regresi linier serta koefisien korelasinya. II. 5 Validasi Metode Analisis II.5.1 Ketelitian Larutan baku Naproxen natrium konsentrasi 2 g/mL, disiapkan sebanyak 6 replikasi kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Ketelitian dapat diukur sebagai RSD (simpangan baku relatif) atau KV (Koefisien Variasi). Ketelitian dikatakan baik jika KV 2 % (Harmita, 2004: 122, Snyder et al., 1997).II.5.2 Linieritas Linieritas diuji dengan mengukur absorbansi larutan baku Naproxen natrium (1 - 3,5 g/mL). Dengan memplotkan serapan dengan konsentrasi obat, korelasi kedua variabel (r) ditentukan.II.5.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi (LOD dan LOQ) Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui persamaan garis linier kurva baku (Harmita, 2004:131). Dengan menggunakan kurva kalibrasi y = bx + a, dan persamaan untuk nilai y pada batas deteksi : y = YB + 3 SB, maka LOD dapat dihitung. Nilai a, yaitu titik potong hasil hitungan, dapat dipakai sebagai taksiran untuk yB (respon blanko). II.5.4 Ketepatan / Recovery (uji perolehan kembali) Penentuan ketepatan dilakukan dengan metode penambahan baku yaitu dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa. Nilai recovery dikatakan baik jika hasil perhitungan perolehan kembalinya memenuhi persyaratan yaitu antara 80 120 % (Mulja dan Suharman, 1995:6).II.5.5 Aplikasi Metode untuk Penetapan Kadar Naproxen natrium sediaan tablet Sebanyak 20 tablet yang memenuhi syarat keseragaman bobot tablet digerus hingga halus dan homogen. Serbuk tablet ditimbang seksama sejumlah tertentu yang setara dengan 10 mg Naproxen natrium, ditambah 15 ml metanol dan HCl 0,1 N sampai garis tanda pada labu takar 50 mL. Larutan dipipet 1,0 mL dimasukkan ke labu takar 10 mL diencerkan sampai garis tanda. Larutan dipipet lagi 1,0 mL, dimasukkan labu takar 10 mL dan diencerkan sampai garis tanda. Larutan tersebut dibaca serapannya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Data serapan digunakan untuk menghitung kadar Naproxen Natrium dalam tablet.

II.6 HASIL Metode spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk analisis molekulmolekul yang pada strukturnya ada ikatan rangkap terkonjugasi atau mengandung kromofor dan auksokrom seperti Naproxen natrium (Mulja dan Suharman, 1995:2).Panjang Gelombang Maksimum Setiap pengukuran harus dilakukan pada panjang gelombang maksimum.Pada panjang gelombang maksimum, kepekaannya juga maksimum karena pada panjang gelombang maksimum tersebut, perubahan serapan untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar (Gandjar dan Rohman, 2009:255). Dari scanning didapatkan panjang gelombang maksimum untuk larutan Naproxen natrium pada 229,6 nm. Hasil spektrumnya dapat dilihat pada Gambar 2.

II.6.1 Hasil Validasi Metode Analisis II.6.1.1 Ketelitian (precission) Uji ketelitian mempunyai tujuan untuk membuktikan ketelitian suatu alat berdasarkan tingkat akurasi individual hasil analisis larutan baku Naproxen Na dengan konsentrasi 2 g/mL yang dibuat sebanyak 6 kali. Ketelitian dapat diukur sebagai RSD (simpangan baku relatif) atau KV (Koefisien Variasi) dari hasil pengukuran serapan 6 pengulangan. Diperoleh nilai RSD 1,33% dan ketelitian alat sebesar 98,67%. Nilai RSD < 2 % menunjukan bahwa metode spektrofotometri UV-Vis mempunyai ketelitian alat yang cukup baik untuk penetapan kadar Naproxen natrium. II.6.1.2 Linieritas Linieritas dapat diartikan sebagai kemampuan metode analisis yang memberikan respon secara langsung terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Hubungan linier yang bagus dan ideal dicapai jika r = +1 atau -1 atau nilai r hitung > nilai r tabel. Dari hasil uji linieritas ini dapat dilihat bahwa metode yang digunakan menunjukkan hubungan yang sepadan antara perubahan konsentrasi dengan perubahan serapan yang ditimbulkan. Linieritas diuji dengan mengukur serapan larutan baku Naproxen natrium (1 3,5 g/mL). Dengan memplotkan serapan dengan konsentrasi obat, korelasi kedua variabel menunjukkan korelasi yang baik (r = 0,9974; r tabel = 0,8114) yang dapat menunjukkan sensitivitas metode. Nilai yang dihasilkan tersebut menunjukan adanya hubungan yang linier antara kadar dengan serapan yang sesuai dengan hukum Lambert-Beer yang mendasari metode Spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil uji linieritas ini dapat dilihat bahwa metode yang digunakan menunjukan sensitivitas metode yang baik. II.6.1.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi (LOD) digunakan untuk mengetahui konsentrasi terkecil dari analit dalam suatu sampel yang masih dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko.Batas kuantitasi (LOQ) digunakan untuk mengetahui kuantitasi terkecil dari analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva baku y = 0,2039X + 0,0126 (Harmita, 2004:130). Batas deteksi pada metode ini dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis sebesar 0,23 g/mL, sedangkan batas kuantitasi yang masih dapat memberikan kecermatan adalah 0,75 g/mL. II.6.1.4 Ketepatan (accuracy) Ketepatan dapat diartikan sebagai ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Ketepatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (% recovery) analit yang ditambahkan. Untuk menentukan ketepatan ada dua cara yaitu dengan metode simulasi (spiked- placebo) dan metode penambahan baku (standard addition) (Harmita, 2004:117-118). Pada penelitian ini, digunakan metode penambahan baku Naproxen natrium. Nilai % recovery rata-rata untuk penambahan larutan 200 g sebesar 105,50 1,25 % (KV 1,185%). Dari hasil uji perolehan kembali dapat dikatakan bahwa metode spektrofotometri UV-Vis pada penetapan kadar Naproxen natrium memiliki ketepatan yang baik sehingga dapat diaplikasikan untuk analisis Naproxen natrium dalam sediaan farmasi.

II.6.1.5 Penetapan Kadar Naproxen natrium Dalam Sampel Tablet Hasil penetapan kadar dapat dilihat pada tabel 1.

Dari table 1 dapat dilihat bahwa metode spektrofotometri UV-Vis dapat diaplikasikan untuk penetapan kadar Naproxen natrium dalam sediaan tablet.

BAB III KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa metode spektrofotometri ultraviolet visibel memenuhi parameter validitas yang baik untuk penetapan kadar Naproxen natrium dalam sediaan tablet.

DAFTAR PUSTAKA1. Campiglio. A. 1998. Determination of naproxen with chemiluminescence detection. Analyst. 123 (15711574). 2. Carretero. A.S., Cruces-Blanco. C., Garca,M.I.R., Diaz, B.C., Gutierrez A.F., 1999. Simple and rapid determination of the drug naproxen in pharmaceutical preparations by heavy atom- induced room temperature phosphorescence. Talanta 50 (1999) 401407.3. Depatemen Kesehatan R.I. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia. CV. Sagung Seto. Jakarta 4. Gandjar I.G., Rohman A., 2009. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta 5. Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1 (3).117-134.Departemen Farmasi FMIPA. Universitas Indonesia,. Jakarta. 6. Kaynak. M. S. and Sahin. S., 2008. A New HPLC Approach for Determination of In-Vitro Solubility of Naproxen Sodium Hacettepe University Journal of the Faculty of Pharmacy 28(1) January. pp.49-62. Ankara 7. Mulja, M., dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University Press. Surabaya. 8. Snyder. L.R.. Kirkland. J.J..dan Glajch. J.L. 1997. Practical HPLC Method Development. 2nd edition, p 687-688, 690, 691, 695, John Wiley & Sons, Inc., New York.9. Tjay, T.H., Raharja, K., 2007. Obat-Obat Penting, Khasiat, Pengunaan dan Efek- Efek Sampingnya, Edisi Keenam. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo.12