tugas kelompok perbankan

6
PRINSIP DASAR PENGAWASAN PERBANKAN Bank perlu diawasi karena bank memegang peranan penting dalam perekonomian dan keuangan dari suatu Negara. Peran penting dalam suatu Negara, antara lain: 1) Bank merupakan posisi sentral dalam mekanisme pembayaran, baik untuk keperluan rumah tangga, pemerintah maupun bisis; 2) Bank merupakan bagian dari asset keuangan masyarakat; 3) Bank dalam pasar ekonomi, memainkan peran utama sebagai alokasi sumber daya keuangan, bergerak secara aktif maupun pasif, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana lewat kredit. Bank diawasi dengan tujuan untuk membatasi resiko kerugian kepada deposan atau nasabah, sehingga kepercayaan publik pada bank akan terjaga. Pengawas atau supervisor selain focus kepada bank individual, juga harus focus kepada kemungkinan adanya masalah di salah satu lembaga yang mungkin akan menjadi masalah lebih besar atau memberi dampal pada orang lain dan sistem integritas pada sistem pembayaran.

description

hukum perbankan ttg sistem perbankan

Transcript of tugas kelompok perbankan

PRINSIP DASAR PENGAWASAN PERBANKAN

Bank perlu diawasi karena bank memegang peranan penting dalam

perekonomian dan keuangan dari suatu Negara. Peran penting dalam suatu

Negara, antara lain:

1) Bank merupakan posisi sentral dalam mekanisme pembayaran, baik

untuk keperluan rumah tangga, pemerintah maupun bisis;

2) Bank merupakan bagian dari asset keuangan masyarakat;

3) Bank dalam pasar ekonomi, memainkan peran utama sebagai

alokasi sumber daya keuangan, bergerak secara aktif maupun pasif,

yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana lewat kredit.

Bank diawasi dengan tujuan untuk membatasi resiko kerugian kepada

deposan atau nasabah, sehingga kepercayaan publik pada bank akan terjaga.

Pengawas atau supervisor selain focus kepada bank individual, juga harus

focus kepada kemungkinan adanya masalah di salah satu lembaga yang

mungkin akan menjadi masalah lebih besar atau memberi dampal pada orang

lain dan sistem integritas pada sistem pembayaran.

Kedua, alasan bank perlu diawasi yaitu karena pada bank terdapat sifat

ketidakstabilan yang melekat. Hal-hal yang memiliki potensi ketidakstabilan

contohya kredit, kredit merupakan salah satu hal yang memiliki potensi

ketidastabilan, dan berpengaruh pada kelangsungan suatu bank. High gearing

ratio, dimana modal bank lebih kecil dari utang yang dimiliknya, jika hal ini

tidak diawasi maka akan berbahaya pada kelangsungan keberadaan suatu

bank, solvabilitas atau kemampuan bank untuk memenuhi semua

kewajibannya, solvabilitas ini menunjukan kemampuan untuk melunasi

seluruh utang yang ada. Bank dalam perannya sebagai penghimpun dana,

sebenarnya memiliki resiko, karena bank harus siap ketika nasabah ingin

menarik uang dari bank tersebut, dan itu termasuk sebagai hutang bank. Jadi,

adanya solvabilitas ini bergantung kepada kemampuan bank untuk

mempertahankan kepercayaan dari nasabah.

Fokus pengawasan sebenarnya dilakukan kepada bank individu,

pengawasan ini dilakukan dengan tujuan untuk membatasi resiko bagi

deposan atau nasabah. Kesehatan dan keselamatan sistem perbankan

sangatlah penting dala sistem perekonomian, sehingga pengawas harus

mengawasi dan mencegah terjadinya masalah yang meluas dan sistematik dari

bank-bank yang ada, karena satu saja bank yang memiliki masalah, maka

akan menyebar ke bank-bank lain baik bank yang besar, maupun bank kecil.

Misalnya, jika terjadi satu masalah di salah satu bank, maka deposan atau

nasabah bank lain juga akan mulai khawatir dengan kemanan bank ,

kemudian akan melakukan penarikan uang besar-besaran.

Didasari dari beragamnya tipe pengawasan dan praktik pengawasan

yang ada di berbagai Negara, tujuan dari pengawasan bank adalah untuk

memastikan bahwa bank stabil secara finansial, dikelola dengan baik, tidak

memiliki masalah untuk kepentingan deposan mereka. Untuk mencapai tujuan

tersebut, Pengawas melakukan tiga penilaian, yaitu:

1. Berapa banyak resiko yang dimiliki pada setiap bank?

2. Sumber daya apa yang tersedia dan dimilki bank, untuk mengelola

resiko tersebut?1

3. Apakah sumber daya tersebut mampu menyeimbangkan resiko?

Pengawas tidak berperan untuk membuat keputusan komersial yang

merupakan hak prerogative dari manajemen bank, karena mereka tidak

mengetahui perbankan secara lebih mendalam dibandinkan para banker itu

sendiri, pengawsa hanya melakukan pengawasan, mengevaluasi strategi,

kebijakan dan kinerja bank untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank.

Risiko pada bank dapat dikategorikan sebagai berikut:

1 Sumber daya ini terbagi dua, yaitu berwujud dan tidak berwujud. Sumber daya berwujud misalnya modal dan likuiditas, sedangkan sumber daya tidak berwujud misalnya kualitas manajemen dan sistem Kontrol.

1) Resiko kredit, resiko yang timbul karena kreditur mungkin tidak

membayar pada tanggal jatuh tempo (kredit macet).

2) Resiko likuiditas; resiko bahwa bank mungkin gagal dalam

memenuhi kewajibannya saat utang jatuh tempo.

3) Resiko hasil, yaitu resiko bahwa asset bank, hanya menghasilkan

pemasukan yang lebih sedikit dari biaya yag harus dikeluarkan.

4) Resiko pasar, yaitu resiko kerugian terhadap bank, akibat

pergerakan harga pasar dari instrument keuangan, seperti obligasi,

valuta asing, atau produk sejenis.

5) Resiko operasional, yaitu resiko kegagalan dalam prosedur bank

atau kontrol yang disbebakan karena factor eksternal, atau akibat

dari factor internal, seperti penipuan dan kesalahan dari dalam

lembaga itu sendiri.

6) Resiko kepemilikan atau manajement, yaitu resiko bahwa para

pemegang saham, direksi, atau manajemen senior mungkin tidak

layak dalam jabatannya atau tidak jujur.

Key prudential issues, terdiri dari kecukupan modal, likuiditas, kualitas

asset, konsentrasi resiko, sistem dan control.

1) Modal bank sangat penting dan diperlukan untuk menyerap

kerugian yang harus ditanggung oleh pemegang saham dan bukan

deposan, modal bank juga penting untuk membiayai insfrastruktur

bisnis. Pentingnya kecukupan modal ini juga ditunjukkan dari

adanya pendekatan “asset beresiko”, dimana pendekatan ini

mendefinisikan elemen modal untuk tujuan pengawasan.

2) Likuiditas, yaitu Kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya

tepat waktu, terutama dalam kaitannya dengan pembayaran

pinjaman antar bank dan simpanan nasabah, hal ini sangat penting

untuk reputasi bank dan bahkan keberlangsungan suatu bank. Bank

harus aktif untuk mengelola likuiditas.

Bank memiliki tiga cara utama mengatur likuiditas mereka, yaitu:

(a) Bank mampu mengubah asset menjadi uang tunai dengan cepat

untuk memenuhi kebutuhan yang tak terduga. Supervisor akan

melihat dimana asset cair tersebut dan melihat presentase antara

simpanan dan kredit yang akan jatuh tempo;

(b) Menetapkan batas aset likuid yang akan dimasukkan dalam

perhitungan untuk mengatur likuiditas. Dilakukan dengan melihat

mana yang akan jatuh tempo lebih awal dari tanggal pembayaran

terakhir mereka.

(c) Secara hati-hati akan melihat potensi dimasukkannya jumlah

pinjaman yang belum digunakan dari porsi layanan kredit,

kedalam perhitungan likuiditas.