KELOMPOK 2 - Perbankan
Transcript of KELOMPOK 2 - Perbankan
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
1/18
KELOMPOK 2
PERBANKAN
Adinda DewiAhmad Rifqi
Dedi Fachreza
Reine EndikaRininta Saffira
Tirza Anthea
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
2/18
PPH
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
3/18
Objek Pajak Subjek Pajak Tarif
Bunga
Deposito/Bunga
Tabungan/Disko
Wajib Pajak
Dalam
Negeri dan BUT
20%
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
4/18
PASAL 4 AYAT 2Yang tidak dipotong PPh yang bersifat final adalah:
Bunga dari deposito/tabungan/SBI sepanjang jumlah
deposito/ tabungan/SBI tidak lebih dari Rp7.500.000,00
dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah;
Bunga diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang
didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia;
Bunga deposito/tabungan/diskonto SBI yang diterima atau
diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari
sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun;
Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah
dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat
sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana
dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
5/18
PENGHITUNGAN PPH PASAL 25
UNTUK WP BANK
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
6/18
PPN
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
7/18
UU NO. 49 TAHUN 2009
1. Pasal 4A ayat (3) huruf d UU PPN mengatur bahwa jasa keuangan
adalah termasuk dalam Jenis jasa yang tidak dikenai PajakPertambahan Nilai.
Penjelasan Pasal tersebut menyatakan bahwa jasa keuangan
meliputi :
a)jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yangdipersamakan dengan itu;
b)jasa menempatkan dana, meminjamkan dana, atau meminjamkan
dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;
c)jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
berupa : sewa guna usaha dengan hak opsi, anjak piutang, usaha kartu
kredit, pembiayaan konsumen
d)jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai
syariah dan fidusia;dan
e) Jasa penjaminan.
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
8/18
UU NO. 49 TAHUN 2009 (CONT.)
2. Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 (UU Perbankan), mengatur bahwa usaha Bank Umum meliputi :
a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b) memberikan kredit;
c) menerbitkan surat pengakuan utang;
d) membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya : surat-surat wesel, surat
pengakuan utang dan kertas dagang lainnya, kertas perbendaharaan
negara dan surat jaminan pemerintah, SBI, obligasi, surat dagang (1
tahun), instrumen surat berharga lain (1 tahun) ;e) memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah;
f) menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau saranalainnya;
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
9/18
UU NO. 49 TAHUN 2009 (CONT.)g) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
h) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga;
i) melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak;
j) melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabahlainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa
efek;
k) melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan
kegiatan wali amanat;
l) menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lainberdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia;
m) melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
10/18
UU NO. 49 TAHUN 2009 (CONT.)3. Sehubungan dengan hal tersebut, perlakuan PPN terhadap
kegiatan usaha bank umum sebagaimana dimaksud pada butir 2 di
atas, dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
a) kegiatan usaha bank umum yang merupakan penyerahan jasa
keuangan yang tidak terutang PPN, yang karakteristiknya
sebagai berikut :1)jasa keuangan yang diserahkan berupa jasa pembiayaan yang mendapatkan
imbalan berupa bunga, atau
2)jasa keuangan yang diserahkan secara langsung oleh bank kepada nasabah,
dalam hal jasa keuangan tersebut bukan jasa pembiayaan;dan
b) kegiatan usaha bank umum yang merupakan
penyerahan jasa yang terutang PPN.
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
11/18
UU NO. 49 TAHUN 2009 (CONT.)4. Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan jasa
keuangan yang tidak terutang PPN meliputi :
a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b) memberikan kredit;
c) menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakansurat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
atau sarana lainnya;
d) melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit;
e) menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yangditetapkan oleh Bank Indonesia;
f) menerbitkan surat pengakuan utang;
g) menjamin atas risiko sendiri : surat-surat wesel, surat pengakuan
utang dan kertas dagang lainnya, kertas perbendaharaan negara
dan surat jaminan pemerintah, SBI, obligasi, surat dagang (1tahun), instrumen surat berharga lain (1 tahun) ;
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
12/18
UU NO. 49 TAHUN 2009 (CONT.)h) melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan jasa yang
terutang PPN meliputi :
a) memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah;
b) melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
c) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
d) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
e) melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lainberdasarkan suatu kontrak;
f) membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya : surat-surat wesel, surat pengakuan utang
dan kertas dagang lainnya, kertas perbendaharaan negara dan surat
jaminan pemerintah, SBI, obligasi, surat dagang (1 tahun),
instrumen surat berharga lain (1 tahun) ;
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
13/18
UU NO. 49 TAHUN 2009 (CONT.)6. Bank umum juga dapat melakukan kegiatan yang bukan merupakan
penyerahan jasa, misalnya berupa membeli sebagian atau seluruh agunan,
baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan
penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa
untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah
debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan
agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya, sebagaimana
diatur dalam ketentuan Pasal 12A UU Perbankan. Dalam hal ini,
penjualan agunan, yang telah diambil alih oleh bank tersebut, merupakan
penyerahan Barang Kena Pajak yang terutang PPN.
7. Contoh produk kegiatan usaha serta pendapatan yang diterima bank
sebagaimana dimaksud pada butir 4 dan butir 5 adalah sebagaimana
terlampir, yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
Surat Edaran ini.
8. Bank yang melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam butir 5, kecuali pengusaha kecil yang batasannya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut,
menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang.
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
14/18
UU NO. 49 TAHUN 2009 (CONT.)9. Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk
setiap penyerahan Jasa Kena Pajak. Tata Cara pembuatan dan tata
cara pembetulan atau penggantian Faktur Pajak mengikutiketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah
melakukan kegiatan usaha yang sama, perlakuan PPN atas
kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariahtersebut adalah sama dengan perlakuan PPN atas kegiatan usaha
Bank Umum sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran ini
(mutatis mutandis).
11. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan KepalaKantor Pelayanan Pajak yang di wilayah kerjanya terdapat Wajib
Pajak bank agar melakukan sosialisasi dan pengawasan terkait
dengan pelaksanaan penegasan ini.
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
15/18
JENIS PENYERAHAN YANG TERUTANG PPN memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah;
melakukan penempatan dana dari nasabah kepada
nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidaktercatat di bursa efek;
menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak
ketiga;
menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan suratberharga;
melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak
lain berdasarkan suatu kontrak;
membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan danatas perintah nasabahnya: surat-surat wesel, surat
pengakuan utang dan kertas dagang lainnya, kertas
perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah,
SBI, obligasi, surat dagang (1 tahun), instrumen surat
berharga lain (1 tahun).
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
16/18
PENJUALAN AGUNAN YANG TELAH DIBELI OLEH BANK
Bank dapat membeli sebagian atau seluruh agunan. Dalam hal ini,
Penjualan agunan yang telah diambil alih oleh Bank juga
merupakan objek PPN.
PENGUSAHA KENA PAJAK
Bank yang melakukan penyerahan Objek PPN wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan
wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang.Bank wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan objek
PPN.
BPR DAN BANK SYARIAH
Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah melakukankegiatan usaha yang sama, perlakuan PPN atas kegiatan usaha
Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Syariah tersebut adalah sama
dengan perlakuan PPN atas kegiatan usaha Bank Umum (mutatis
mutandis).
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
17/18
Penghasilan bunga bank menurut pajak atau
fiskal tidak diakui sebagai penghasilan untuk
menambah penghasilan kena pajak atau laba
kena pajak, namun secara akuntansi keuangan
merupakan penghasilan yang menambah labakomersial atau laba akuntansi komersial.
-
7/25/2019 KELOMPOK 2 - Perbankan
18/18
REFERENSI
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-tarif-p
ph-untuk-bunga-deposito-dan-tabungan-lainnya
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=
show&id=14464http://
www.wartapajak.com/index.php/artikel-pajak/1-
bagaimana-ppn-jasa-perbankan
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-tarif-pph-untuk-bunga-deposito-dan-tabungan-lainnyahttp://www.pajak.go.id/content/seri-pph-tarif-pph-untuk-bunga-deposito-dan-tabungan-lainnyahttp://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=14464http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=14464http://www.wartapajak.com/index.php/artikel-pajak/1-bagaimana-ppn-jasa-perbankanhttp://www.wartapajak.com/index.php/artikel-pajak/1-bagaimana-ppn-jasa-perbankanhttp://www.wartapajak.com/index.php/artikel-pajak/1-bagaimana-ppn-jasa-perbankanhttp://www.wartapajak.com/index.php/artikel-pajak/1-bagaimana-ppn-jasa-perbankanhttp://www.wartapajak.com/index.php/artikel-pajak/1-bagaimana-ppn-jasa-perbankanhttp://www.wartapajak.com/index.php/artikel-pajak/1-bagaimana-ppn-jasa-perbankanhttp://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=14464http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=14464http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-tarif-pph-untuk-bunga-deposito-dan-tabungan-lainnyahttp://www.pajak.go.id/content/seri-pph-tarif-pph-untuk-bunga-deposito-dan-tabungan-lainnya