TUGAS I.doc

5
TUGAS I ARSITEKTUR BALI 3 “Intrepertasi Masalah-masalah ATB dalam Kekinian ” OLEH : SOTIYA ARUM SELASIH 1104205107 KELAS A JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

Transcript of TUGAS I.doc

Page 1: TUGAS I.doc

TUGAS I

ARSITEKTUR BALI 3

“Intrepertasi Masalah-masalah ATB

dalam Kekinian ”

OLEH :

SOTIYA ARUM SELASIH1104205107KELAS A

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA2012/2013

Page 2: TUGAS I.doc

Apapun perwujudan arsitektur Bali masa kini yang terus berproses menunjukkan

eksistensinya, tetap ada ciri pokok yang tidak boleh hilang yang bersumber dari aspek religi

dan kultur masyarakat Bali yaitu pertama, sebagai arsitektur yang harmoni. Arsitektur

harmoni adalah karakter dan inheren sebagai watak dasar arsitektur Bali. Harmoni dengan

lingkungan alam, antar-manusia, dengan Tuhan yang bersumber dari filosofi Tri Hita Karana

yang terus direinterpretasi agar relevan dengan perkembangan waktu.

Ciri kedua, adanya ruang bersama (komunal) dalam kebersamaan rasa ruang. Ini

konsep dasar yang paling mendasar pemahaman tentang ruang (spasial) dalam arsitektur

tradisional Bali, yang bersumber dari filosofi Tri Angga (vertical), Tri Mandala (horizontal)

dan Tri Hita Karana (balance). Untuk arsitektur Bali masa kini, konsep ini tetap inheren

dengan tentunya direaktualisasi dan reinterpretasi dengan pemahaman yang kontekstual dan

relevan.

Ciri ketiga, adanya kesinambungan sejarah — perkembangan arsitektur — di Bali,

agar arsitektur Bali tidak terlepas dari ekologi, kultur, sejarah, arsitektur tradisional, dan

dengan problematik masyarakatnya. Ciri keempat, pluralitas wujud (bentuk dan rupa)

arsitektur. Walau sama dalam sumber filosofi namun implementasinya mesti menyesuai dan

kontekstual dengan tempat (desa), waktu (kala) dan situasi kondisi (patra), seperti yang

ditunjukkan dalam realitas empiris arsitektur tradisionalnya di berbagai daerah di seluruh

Bali.

Namun bila ditengok fakta dan realita masa kini arsitektur yang terbangun di seluruh

wilayah Bali nampak jelas tidak menuju arah arsitektur Bali yang diharapkan yang potensial

menuju pembentukan jati diri dan eksistensinya. Arsitektur yang tampil menampakkan

beberapa wajah, namun yang dominan adalah wajah konservatif, muncul juga wajah modern

universal yang ekstrim. Kedua tipologi disain tersebut sama-sama terlepas dari konteksnya.

Yang pertama adalah wajah konservatif yang terkondisikan oleh belenggu pemahaman

arsitektur tradisional yang kurang transformatif. Tipologi disainnya dalam konteks waktu

(kala) kekinian kurang, bahkan tidak, adaptif terhadap pergeseran dan perubahan menuju

modernisasi. Makna dan rupa arsitekturnya tetap konservatif di tengah pergeseran gaya hidup

masyarakat Bali yang lebih modern.

Page 3: TUGAS I.doc

Dalam konteks tempat (desa), gaya arsitektur yang tampil nyaris seragam padahal

kondisi geografis dan akar arsitektur vernacularnya di tiap daerah di Bali berbeda-beda.

Dalam konteks situasi kondisi (patra) dengan berkembangnya bahan bangunan yang

teknologis dan modern pemanfaatannya terkendala oleh belenggu pemikiran bahwa dengan

perubahan bentuk bangunan lebih teknologis dan modern rupa arsitektur tradisional menjadi

hilang. Hampir semua fungsi bangunan menampakkan tipologi arsitektur konservatif ini.

Di pihak lain, tampak wajah modern universal dan kontemporer yang ekstrem hingga

terlepas dari konteks arsitektur tradisional dan vernaculantas Bali. Tipologi disain ini

beranggapan, dengan menampilkan gaya arsitektur modern yang universal dan

memarginalkan rupa arsitektur lokal, dianggapnya menjadi lebih modern. Tipologi ini jelas

kebablasan dan ekstrem dalam memodernkan arsitektur tradisional dan keliru dalam

menginterpretasi arsitektur Bali modern. Sebagian disain bangunan villa, perkantoran, ruko

adalah contoh tipologi ini. Walau ada juga yang menampakkan penjelajahan disain yang

inovatif menghadirkan arsitektur hibrida dan sinkretik yang nampak modern tetapi

kontekstual dengan Bali. Atau arsitektur dengan rupa campuran, rupa lokal dan universal

yang nampak harmoni dan “east meet west”. Sebagian arsitektur hotel resor, villa, dan rumah

tinggal adalah contoh disain inovatif ini.

Menyimak realitas arsitektur tersebut berikut arah perkembangannya, tentunya tidak

bisa terlepas dari masyarakat Bali sebagai bagian kesejatian diri arsitekturnya, dan komunitas

pelaku arsitektur Bali sebagai elemen yang ikut berpengaruh, menentukan dan bertanggung

jawab. Terhadap arsitektur Bali masa kini yang kurang tranformatif dan berpotensi menuju

arsitektur Bali yang stagnan, ada baiknya disimak para pelaku arsitekturnya yang secara

determinan menentukan dan bertanggungjawab yaitu Sekolah Arsitektur (Perguruan Tinggi),

Pemerintah Daerah, organisasi profesi dan arsitek.