LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

25
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS/KOMPETENSI 1. Melakukan manipulasi gipsum plaster dengan tepat. 2. Melakukan initial setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan rasio W:P. 3. Mengukur final setting time dengan tepat berdasarkan rasio W:P. II. ALAT DAN BAHAN 2.1 ALAT a. Mangkuk karet dan spatula Gambar 1. Mangkuk karet dan spatula b. Gelas ukur Gambar 2. Gelas ukur c. Stopwatch 1

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS/KOMPETENSI

1. Melakukan manipulasi gipsum plaster dengan tepat.

2. Melakukan initial setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan rasio W:P.

3. Mengukur final setting time dengan tepat berdasarkan rasio W:P.

II. ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT

a. Mangkuk karet dan spatula

Gambar 1. Mangkuk karet dan spatula

b. Gelas ukur

Gambar 2. Gelas ukur

c. Stopwatch

Gambar 3. Stopwatch

1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

d. Timbangan analitik

Gambar 4. Timbangan analitik

e. Cetakan bentuk cincin

Gambar 5. Cetakan bentuk cincin

f. Vibrator

Gambar 6. Vibrator

g. Lempeng kaca

Gambar 7. Lempeng kaca

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

h. Jarum Gillmore

Gambar 8. Jarum Gillmore

i. Termometer digital

Gambar 9. Termometer digital

j. Kertas tisu

Gambar 10. Kertas tisu

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

2.2 BAHAN

a. Gipsum Plaster

Gambar 11. Bubuk gipsum plaster

b. Air PAM

Gambar 12. Air PAM

c. Vaselin

Gambar 13. Vaselin

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

III. CARA KERJA

3.1 Pencampuran Gipsum

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum terlebih dahulu.

b. Menimbang bubuk gipsum plaster sebanyak 50 gram. Mengambil Air PAM sebanyak 30

ml.

Gambar 14. Saat menimbang gipsum

c. Mengukur air PAM sebanyak 30 ml , lalu memasukkan air ke dalam mangkuk karet

terlebih dahulu, kemudian memasukkan bubuk gipsum sedikit demi sedikit ke dalam

mangkuk karet dan membiarkan mengendap selama 30 detik untuk menghilangkan

gelembung udara. Pada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air , harus menyalakan

stopwatch, pada saat itu mulai menghitung awal setting time.

Gambar 15.a. Mencampur bubuk gipsum dengan air

15.b. Membiarkan gipsum yang tercampur selama 30 detik

d. Mengaduk gipsum dan air sampai homogen menggunakan spatula dengan gerakan

memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan itu juga memutar mangkuk karet

secara perlahan-lahan. Kemudian meletakkan mangkuk karet diatas vibrator dengan

kecepatan rendah selama 30 detik untuk menghilangkan gelembung udara.

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Gambar 16. Saat mangkuk karet diletakkan di atas vibrator

e. Mengolesi cetakan cincin dengan vaselin, kemudian menuangkan adonan gipsum ke dalam

cetakan diatas vibrator yang sudah dihidupkan dengan kecepatan rendah untuk

menghilangkan udara yang terjebak, kemudian meratakan permukaaan cetakan.

3.2 Pengukuran pengerasan awal (initial setting)

a. Menyalakan stopwatch dan memulai mengukur pada saat menuangkan adonan ke dalam

cetakan. Meletakkan cetakan di bawah jarum Gillmore dengan berat beban ¼ pound dengan

penampang jarum 1/12 inch. Kemudian, menusuk permukaan adonan gipsum dengan gerakan

cepat dan mengangkat jarum kembali, kemudian membersihkan ujung jarum dengan tissue.

Gambar 17. Menusuk permukaan cetakan dengan jarum Gillmore untuk menentukan

initial setting

b. Mengulangi penusukan pada permukaan adonan setiap 30 detik, sambil memutar cetakan

untuk mendapatkan daerah tusukan yang berbeda.

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

c. Mengulangi penusukan pada permukaan adonan secara terus menerus hingga jarum tidak

dapat menusuk permukaan adonan gipsum, pada saat jarum tidak bisa menusuk permukaan

adonan maka harus mematikan stopwatch dan mencatat waktu initial setting.

3.3 Pengukuran pengerasan Akhir (final setting)

a. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat menusuk permukaan adonan

gipsum lagi, maka harus memindahkan cetakan gipsum dibawah jarum Gillmore yang

berukuran 1/24 inch dengan beban 1 pound.

b. Menyalakan stopwatch pada saat menusuk permukaan adonan gipsum dengan cara seperti

pada pengukuran initial setting sampai jarum tidak dapat menusuk permukaan adonan

gipsum. Pada saat jarum tidak bisa menusuk permukaan adonan gipsum, maka harus

mematikan stopwatch dan mencatat waktunya.

Gambar 18. Menusuk permukaan adonan gipsum dengan jarum Gillmore dengan

ukuran 1/24 inch untuk menentukan final setting

Gambar 19. Hasil akhir

7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Catatan :

1. Percobaan di atas dengan rasio bubuk gipsum sebanyak 40 gram dan 30 ml air.

2. Percobaan diatas diulangi dengan rasio gipsum sebanyak 50 gram dan 35 ml air.

3. Mencatat hasil praktikum dan menghitung hasil akhir.

IV. HASIL PRAKTIKUM

Tabel 1. Initial Setting dan Final Setting Kelompok A1a

No. Percobaan Jumlah Pengadukan

per menit

Initial Setting Final

Setting

Suhu Total Waktu

Pengerasan

1.

W/P Rasio 102 10 menit 2 menit 30

detik 28OC 17 menit 50 detik30ml/50gr

Jumlah Tusukan 20 tusukan 5 tusukan

2.

W/P Rasio 113 13 menit 30

detik

4 menit 30

detik 28OC 22 menit 20 detik30ml/40gr

Jumlah Tusukan 27 tusukan 9 tusukan

3.

W/P Rasio 100 15 menit 30

detik

5 menit

28OC 25 menit 50 detik35ml/50gr

Jumlah Tusukan 31 tusukan 10 tusukan

Keterangan :

1. Total Waktu Pengerasan 30ml/50gr : Waktu mencampur + Pengadukan + Vibrator +

Initial setting + Final Setting = 30 detik + 1 menit + 3 menit 50 detik +10 menit+ 2 menit 30

detik =17 menit 50 detik

2. Total Waktu Pengerasan 30ml/40gr : Waktu mencampur + Pengadukan + Vibrator +

Initial setting + Final Setting = 30 detik + 1 menit + 3 menit 50 detik+ 13 menit 30 detik + 4

menit 30 detik = 22 menit 20 detik

3. Total Waktu Pengerasan 35ml/50gr : Waktu mencampur + Pengadukan + Vibrator +

Initial setting + Final Setting= 30 detik + 1 menit + 3 menit 50 detik+ 15 menit 30 detik + 5

menit = 25 menit 50 detik.

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Tabel Hasil Pengamatan menunjukkan gipsum dengan W/P rasio 30/50gr memiliki

initial setting time 10 menit, sedangkan final setting time 2 menit 30 detik. Pada gipsum

dengan W/P rasio 30/40gr memiliki initial setting time 13 menit 30 detik, sedangkan final

setting time 4 menit 30 detik. Untuk W/P rasio 35/50gr memiliki initial setting time 15 menit

30 detik, sedangkan final setting time 5 menit. Sehingga untuk mencapai waktu pengerasan,

dapat dijumlahkan melalui waktu mencampur air dan gipsum ditambah dengan pengerasan

awal dan pengerasan akhir.

Tabel 2. Initial Setting dan Final Setting Kelompok A1b

No. Percobaan Jumlah

Pengadukan

Initial Setting Final Setting Suhu Mixing Time

1.

W/P Rasio 94 8 menit 13 menit 10 detik

28OC 23 menit 10 detik30ml/50gr

Jumlah Tusukan 19 tusukan 16 tusukan

2.

W/P Rasio 115 11 menit 5

detik

7 menit

28OC 20 menit 5 detik30ml/40gr

Jumlah Tusukan 23 tusukan 14 tusukan

3.

W/P Rasio 122 12 menit 8

detik

8 menit 8 detik

28OC 22 menit 16 detik35ml/50gr

Jumlah Tusukan 22 tusukan 13 tusukan

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Keterangan :

1. Total Waktu Pengerasan 30ml/50gr : Waktu mencampur + Pengadukan + Vibrator +

Initial setting + Final Setting = 30 detik + 1 menit + 30 detik + 8 menit + 13 menit 10

detik = 23 menit 10 detik

2. Total Waktu Pengerasan 30ml/40gr : Waktu mencampur + Pengadukan + Vibrator +

Initial setting + Final Setting = 30 detik + 1 menit + 30 detik + 11 menit 5 detik + 7

menit = 20 menit 5 detik

3. Total Waktu Pengerasan 35ml/50gr : Waktu mencampur + Pengadukan + Vibrator +

Initial setting + Final Settin g = 30 detik + 1 menit + 30 detik + 12 menit 8 detik + 8

menit 8 detik = 22 menit 16 detik

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

V. PEMBAHASAN

5.1 Latar Belakang

Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan, berupa bubuk putih,

dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Dihidrat murni biasanya

memiliki kandungan kimia (dalam bentuk oksida), seperti CaO 32,5%, SO3 46,6%, dan H2O

20,9%. Gipsum pada kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga

mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium

kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Gips adalah salah satu bahan yang

sering digunakan dalam aplikasi di bidang kedokteran gigi. Bahan dasar/komposisi utama

pembuatan gips adalah Kalsium Sulfat Dihidrat (CaSO4.2H2O) yang dihancurkan, dipanaskan

dan diolah hingga menjadi bubuk gips. (Singh, 2006)

Pembuatan produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi merupakan hasil

pengapuran sulfat dihidrat atau gipsum sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat. Secara

umum, mineral gipsum dihaluskan dan dipanaskan dengan temperatur 110-120oC untuk

mengeluarkan air. Ketika temperatur semakin ditingkatkan, sisa air dari kristalisasi

dikeluarkan dan terbentuk produk seperti yang diinginkan. Material ini secara luas digunakan

untuk membuat model, casts, dan dies dari kristalisasi.( McCabe dan Walls 2008, hal.32)

Produk gipsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga

mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium

kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Saat ini penggunaan gipsum dalam

kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan tersebut dapat diperlihatkan dalam pembuatan

model gigi tiruan. Selain itu kegunaan klinis maupun laboratories yang lain yaitu

untuk membuat model kerja maupun model studi sehingga bahan gipsum ini harus

mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam pembuatan restorasi gigi tiruan.

Banyaknya pengunaan gips dalam bidang kedokteran gigi, maka perlu untuk mengetahui

segala aspek dalam gips terutama sifat-sifatnya sehingga akan memudahkan dalam

memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Untuk lebih

memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara

manipulasi gips yang benar serta pengaruh sifat-sifatnya terhadap hasil manipulasi.

Berdasarkan standar ISO, dental gypsum dapat diklasifukasikan menjadi lima tipe

yaitu sebagai berikut :

11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Tabel 3 : Type Gipsum

Type Name

Type 1 Dental plaster, impression.

Type 2 Dental plaster, model.

Type 3 Dental stone, die , model.

Type 4 Dental stone, die, high strength, low expansion.

Type 5 Dental stone, die, high strengh , high expansion.

Sumber : McCabe and Walls, 2008, Hal. 32

Pada praktikum ini yang digunakan adalah gipsum type 2 yaitu dental plaster.

Dental plaster atau plaster laboratorium tipe II digunakan untuk mengisi kuvet dalam

pembuatan protesa. Pada saat ekspansi pengerasan cukup, sesuai batasan yang disebutkan

dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, sehingga terlihat kontras

dengan stone yang umumnya berwarna. (Annusavice, 2004. Hal. 169)

Manipulasi dari gipsum dilakukan dengan melakukan pencampuran bubuk dari

gipsum ini dengan air. Proses pencampuran disebut dengan spatulasi. Proses spatulasi

memiliki efek tertentu pada setting time dan setting expansion. (Craig’s, 2008. Hal.395-396)

Gipsum memiliki waktu setting. Proses setting dimulai tepat setelah air dan bubuk

selesaimdicampur. Tahap pertama dalam proses setting adalah bersatunya air dengan

hemihidrat. Hemihidrat yang telah larut secara cepat berubah menjadi dihidrat yang

mempunyai kelarutan lebih rendah. Kelarutan yang telah melebihi batas menyebabkan

larutan memadat. Proses terus berlanjut sampaiseluruh hemihidrat berubah menjadi dihidrat.

Ketika hemihidrat dicampur dengan air terbentuk dihidrat dengan reaksi sebagai berikut:

(CaSO4)2, H2O + 3H3O → 2 CaSO4, 2 H2O+ 3900 kal/ gr mol

Reaksi yang terjadi saat setting time ini merupakan reaksi eksotermik, dimana reaksi ini

menghasilkan panas ± 3900 kal/gr mol. Pada proses tersebut terjadi :

1.   Kalsium sulfat hemihidrat larut dan bereaksi dengan air membentuk kalsium sulfat

dihidrat.

2.   Terjadi presipitasi kristal kalsium sulfat dihidrat menjadi bahan yang kaku tetapi tidak

keras, dapat diukir tetapi tidak dapat dibentuk, ekspansi thermos dan panas masih

berlangsung (Initial Setting).

3.   Bahan keras, kaku, ekspansi thermos dan panas sudah berakhir (Final Setting)

12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Setting time dapat diidentifikasi melalui dua tahap. Tahap pertama, dimana material

berkembang menjadi padat namun lemah,dan flow kurang. Tahap ini dikenal sebagai tahap

initial setting. Saat material telah mempunyai kekuatan dan kekerasan yang cukup

untuk dilakukan pengerjaan, tahap ini disebut final setting. Ciri-ciri tahap setting dari gipsum

dapat diukur dengan menggunakan tekanan dari jarum Gillmore. Jarum yang lebih berat

memiliki diameter ujung yang lebih kecil sehingga menghasilkan gaya tekan yang lebih

besar. Initial setting dapat didefinisikan saat gipsum dapat menyangga jarum yang ringan.

( McCabe dan Walls 2008, hal.34-35)

Gambar 16.Jarum Gillmore

Menurut teori, setting time gipsum dapat dikontrol dengan beberapa cara yakni

pengaturan water–powder (W/P) rasio, pengaturan suhu air yang akan dipakai serta suhu

ruangan. Penambahan W/P rasio memperlambat setting dengan mengurangi konsentrasi dari

pengkristalan nucleus ( McCabe dan Walls2008, hal 37).

Jumlah air dan hemihidrat yang digunakan secara akurat diukur melalui berat. Rasio

penggunaan air dan hemihidrat disebut dengan W/P rasio. W/P rasio adalah faktor yang

penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari hasil final produk gipsum, sebagai

contoh apabila W/P rasio bertambah maka setting time bertambah, kekuatan dari gipsum

menurun, serta setting expansion menurun ( Annusavice 2003, hal 261 ).

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

Proses pengadukan atau disebut spatulation juga memiliki pengaruh pada setting time

dan setting expansion suatu material. Peningkatan jumlah pengadukan (baik kecepatan atau

lama waktu pengadukan maupun keduanya) akan memperpendek setting time. (Craig dan

Powers 2002, hal. 395-396)

Saat bubuk dimasukkan ke dalam air, reaksi kimia dimulai dan kalsium sulfat dihidrat

mulai terbentuk. Saat pengadukan, kalsiumsulfat dihidrat baru yang terbentuk memecahkan

kristal kecil dan memulai nukleasi baru disekitar kalsium sulfat dihidrat yang dapat

diendapkan. Penambahan jumlah pengadukan menyebabkan nukleasi terbentuk dan perubahan

kalsium sulfat hemihidrat menjadi dihidrat membutuhkan waktu yang lebihsedikit. (Craig dan

Powers 2002,hal.395-396 )

Saat gipsum dicampur dengan air, pencampuran harus dilakukan dengan benar untuk

mendapatkan campuran yang halus. Air dituangkan ke dalam mangkuk pencampuran yang

memiliki desain dan ukuran yang sesuai. Serbuk ditambahkan dan dibiarkan di dalam air

selama sekitar 30 detik. Teknik ini akan mengurangi jumlah udara yang masuk ke dalam

campuran selama pengadukan awal. (Craig and Powers, 2002 hal.404)

Serbuk diaduk selama kurang lebih 1menit dengan menggunakan spatula, selanjutnya

dilakukan pengadukan bersama vibrator selama 20 sampai 30 detik. (Annusavice 2003

hal.277)

5.2 Analisis dan Implikasi

Berdasarkan data yang diperoleh, hasil menunjukkan bahwa perbedaanW/P rasio

memiliki pengaruh padasetting time. Percobaan ini dilakukan dalamsuhu air dan suhu ruang

yang sama dengan mengganti-ganti W/P (water / powder) 10rasio. Jumlah pengadukan yang

dianjurkan dalam praktikum ini adalah 120putaran/menit, akan tetapi pada hasil jumlah

pengadukanyang kelompok kami kerjakan hasilnya berbeda-beda pada kecepatan mengaduk

dan banyaknya mengaduk.

Setting time terdiri dari 2 tahap yaitu, tahap initial setting dan tahap final setting. Pada

tabel hasil pengamatan didapatkan bahan gipsum dengan perbandingan W/P sejumlah 30

ml/ 50 gr membutuhkan waktu 15 menit 20 detik untuk inital setting dan 17 menit 50

untuk final setting. Pada percobaan kedua 40 gram/30ml membutuhkan waktu 17 menit

21 detik untuk initial setting dan 21 menit 50 detik untuk final setting. Dan pada

percobaan ketiga 50 gr/35ml initial setting membutuhkan waktu 19 menit 5 detik dan

final setting 24 menit 5 detik. Dari hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

semakin tinggi perbandingan W/P rasio, semakin panjang setting time, dengan kata lain

semakin tinggi kadar air dalam campuran gipsum lama waktu yang diperlukan untuk setting

time semakin panjang. Terlihat pada percobaan kedua yang perbandingan airnya lebih banyak

maka setting time lebih panjang daripada dua percobaan lainnya yang memiliki perbandingan

air lebih sedikit. Perbedaan setting time disebabkan perbedaan W/P rasio ini kecepatan

tumbukan antar partikel gipsum pada tiap percobaan berbeda. Semakin sedikit jumlah rasio

bubuk dalam adonan, kecepatan tumbukan antar partikel akan semakin lambat. Kecepatan

tumbukan akan berpengaruh pada energi yang dihasilkan. Energi itulah yang digunakanuntuk

melakukan reaksi setting. Semakin sedikit energi yang dihasilkan, reaksi yang terjadi akan

semakin lambat, hingga akhirnya setting time yang dihasilkan semakin lambat.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi setting time, yaitu:

1. W/p ratio dari campuran

Jika bubuk yang digunakan dalam campuran melebihi aturan yang dianjurkan dalam

hal ini campuran akan menjadi lebih kental. Apabila bubuk yang digunakan lebih banyak,

maka kristal dihidrat yang terbentuk akan lebih cepat terikat akibat dari letak kristal

dihidrat tersebut yang berdekatan. ( Annusavice, 2003 ). Hal ini yang menyebabkan

setting time yang lebih cepat. Demikian sebaliknya, bila air yang ditambahkan lebih

banyak maka setting time akan menjadi lebih lama dan kekuatan gipsum akan cenderung

menurun.

2. Spatulasi

Pada batas – batas tertentu peningkatan jumlah spatulasi (baik kecepatan spatulasi,

waktu maupun keduanya) dapat memperpendek setting time. Pada saat bubuk

dimasukkan dalam air yang terdapat pada mangkuk karet, reaksi kimia dimulai, dan

beberapa kalsium sulfat dihidrat terbentuk (Craig’s, 2008. p.395-396).

Selama spatulasi kalsium sulfat dihidrat yang terbentuk mulai hancur menjadi bagian

yang lebih kecil dan terbentuk baru pada pusat dari inti di sekitar kalsium sulfat dihidrat

yang dapat diendapkan. Karena peningkatan jumlah dari spatulasi menyebabkan pusat inti

terbentuk. Konversi kalsium sulfat hemihidrat ke kalsium sulfat dihidrat membutuhkan

waktu yang lama. Jadi, lebih panjang pengadukan akan mempercepat setting time, lebih

cepat pengadukan maka akan menambah setting expansion (Craig’s, 2008. p.395-

15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

396).Pengadukan dilakukan sampai gipsum mengalami pengerasan dan mengalami proses

setting. Pengadukan yang optimal adalah 120 kali dalam 1 menit.

Selain itu, lama pengadukan juga akan mempengaruhi setting time dari gipsum ini.

Pengadukan yang terlalu lama dapat menyebabkan setting time yang semakin cepat.

Lebih jelasnya proses pencampuran ini akan dijelaskan oleh reaksi di bawah ini.

Kalsium sulfat dihidrat + air → kalsium sulfat dihidrat + panas

(CaSO4)2.H2O 3H2O 2CaSO4.2H2O

3. Suhu

Perlu diperhatikan juga terdapat faktor lain yang berpengaruh dalam penentuan setting

time dari gipsum. Suhu dari air yang digunakan untuk pencampuran, serta suhu ruangan

memiliki efek pada reaksi setting dari produk gipsum. Suhu memiliki dua efek utama

pada reaksi setting dari produk gipsum. Efek pertama dari peningkatan suhu adalah

perubahan kelarutan relatif dari kalsium sulfat hemihidrat dan kalsium sulfat dihidrat

yang mengubah laju reaksi. Apabila rasio kelarutan menurun, reaksi diperlambat maka

setting time meningkat. (Craig’s Hal.396)

Efek kedua adalah perubahan mobilitas ion dengan suhu. Secara umum, karena

peningkatan suhu mobilitas dari kalsium dan ion sulfat meningkat yang disertai dengan

meningkatnya reaksi dan memperpendek setting time. (Craig’s Hal.396)

Apabila suhu air yang digunakan rendah maka akan memperlambat setting reaksi.

Sebaliknya, apabila suhu air yang digunakan tinggi akan mempercepat setting reaksi. (Craig’s

Hal. 396)

4. Penambahan bahan kimia ke dalam bubuk hemihidrat

Penambahan bahan kimia dalam bentuk akselerator atau retarder, yang biasanya

ditambahkan oleh pabrik untuk mengatur setting time juga mempunyai efek untuk

menurunkan nilai setting expansion dengan cara mengubah bentuk kristal dihidrat yang

terbentuk. Oleh karena itu, akselerator atau retarder disebut juga sebagai antiexpantionagent.

Bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai akselerator adalah potassium sulfat,

sedangkan yang digunakan sebagai retarder adalah boraks.(McCabe and Walls, 2008, hal. 37)

16

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

VI. SIMPULAN

Berdasarkan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi setting time gipsum tipe II yaitu rasio W/P dan cara pengadukan. Pengaruh

rasio W/P semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time.

Sebaliknya, semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time.

Pengaruh yang kedua adalah pengadukan, Semakin lama pengadukan, maka akan

mempercepat setting time. Begitu sebaliknya, semakin cepat pengadukan, maka akan

memperpanjang setting time. (McCabe and Walls,2008, hal.37)

Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa jika jika terdapat selisih 0,1 pada rasio

W/P akan menambah waktu setting selama 8 menit, maka jika terdapat selisih rasio W/P 0,05

akan menambah waktu setting selama 4 menit. Akan tetapi, pada percobaan 2 penambahan

waktu setting selama 4 menit 30 detik dan pada percobaan 3 penambahan waktu setting

selama 3 menit 30 detik. Hal ini tentunya merupakan sebuah penyimpangan dan faktor yang

mempengaruhi adalah rasio W/P, suhu, kelembapan ruangan dan pengadukan.

17

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I.doc

DAFTAR PUSTAKA

Singh, M 2006, ‘Making A Gypsum Plaster in Bhutan – An Experience’. Journal of Scientific

and Industrial Research, vol. 65. Retrieved: March 23, 2012, from

http://nopr.niscair.res.in/bitstream/123456789/4964/1/JSIR%2065%2810%29%20826-

829.pdf

Anusavice, K. J. 2003.Phillip’s : Science of Dental Material . USA : WBElsevier, Saunders

Company.

Craig, R. G. & Powers, John M. 2004. Restorative Dental Material. USA :Mosby Inc.McCabe.

John F. & Walls, Angus W. G. 2008. Applied Dental Materials – 9thed . UK : Blackwell

Publishing.

18