PRAKTIKUM I.doc

14
PRAKTIKUM I Judul : Bentuk-bentuk sel tumbuhan Tujuan : Untuk mengamati berbagai bentuk sel tumbuhan Hari / tanggal : Senin / 23 Februari 2015 Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin I. ALAT DAN BAHAN a. Alat : 1. Mikroskop 2. Kaca benda 3. Kaca penutup 4. Pipet tetes 5. Gelas kimia 6. Tissue 7. Silet/cutter b. Bahan : 1. Empulur Manihot utilissima 2. Rambut buah Ceiba pentandra 3. Rambut biji Gossypium sp 4. Air / aquades II. CARA KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Membuat irisan setipis mungkin dari empulur Manihot utilissima secara melintang, meletakkan

Transcript of PRAKTIKUM I.doc

Page 1: PRAKTIKUM I.doc

PRAKTIKUM I

Judul : Bentuk-bentuk sel tumbuhan

Tujuan : Untuk mengamati berbagai bentuk sel tumbuhan

Hari / tanggal : Senin / 23 Februari 2015

Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :

1. Mikroskop

2. Kaca benda

3. Kaca penutup

4. Pipet tetes

5. Gelas kimia

6. Tissue

7. Silet/cutter

b. Bahan :

1. Empulur Manihot utilissima

2. Rambut buah Ceiba pentandra

3. Rambut biji Gossypium sp

4. Air / aquades

II. CARA KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Membuat irisan setipis mungkin dari empulur Manihot utilissima secara

melintang, meletakkan irisan di atas kaca benda, memberikan setetes air,

lalu menutup dengan kaca penutup.

3. Meletakkan masing-masing rambut buah Ceiba pentandra dan rambut biji

Gossypium sp di atas kaca benda, memberi setetes air dan menutup dengan

kaca penutup.

4. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop.

5. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.

Page 2: PRAKTIKUM I.doc

III. TEORI DASAR

Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi. Semua organisme

yang hidup terdiri atas sel, dapat berupa organisme bersel tunggal atau bersel

banyak. Setiap sel merupakan unit fungsional dan struktural dari bentuk

hidup.

Pada organisme bersel banyak tidak semata-mata merupakan kumpulan

sel, tetapi saling berhubungan dan berkoordinasi secara harmonis. Sel-sel

sangat bervariasi dalam hal ukurannya, bentuknya, strukturnya dan fungsinya.

Ada yang berukuran micron, mm, bahkan ada yang berukuran cm. (serat

dalam tumbuhan tertentu). Beberapa sel ada yang relatif sederhana organisasi

bagian dalamnya tetapi ada pula yang kompleks. Beberapa sel ada yang

mempunyai fungsi bermacam-macam tetapi ada juga yang terspesialisasi

aktivitasnya. Robert hooke adalah orang pertama melihat adanya ruang-ruang

sel yang dibatasi dinding sel pada sayatan jaringan gabus yang ia sebut

sebagai sel.Kemudian ia melihat cairan yang terdapat di dalam sel, isi sel

tersebut selanjutnya diinterpretasikan sebagai materi hidup yang disebut

protoplasma.

Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi.

Struktur sel adalah rumit. Walaupun demikian semua mempunyai persamaan

dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme, yang

tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan

variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur, dan ini menjadi dasar dari

Teori Sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838.

Berdasarkan konsep teori sel bahwa sel merupakan kesatuan struktur

dan fungsi organisme hidup maka berarti bahwa sel itu mempunyai kesamaan

dalam hal pola susunan metabolisme dan dan makro molekul. Perbedaan

pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah bahwa sel tumbuhan

mempunyai dinding sel yang nyata, dinding sel ini pada hakikatnya

merupakan hasil sekresi, berasal dari protoplas; jadi strukturnya tergantung

pada sifat protoplas asalnya. Sel-sel yang dindingnya tidak nyata disebut sel-

sel telanjang. Sel-sel semacam ini hanya dibatasi oleh selaput tipis saja,

Page 3: PRAKTIKUM I.doc

keadaan semacam ini misalnya terdapat pada sel-sel sperma. Pada peristiwa

pembuahan sel-sel ini akan bersatu dengan sel telur. Sedangkan pada sel

hewan yang disebut dinding sel adalah membran plasma. Selain perbedaan

tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola yang

dapat membesar, sedang pada sel hewan tidak demikian. Sel yang hidup

mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri. Di dalam sel-sel yang

telah mati, dari bagian-bagian nya paling banyak hanya terdapat sisa-sisanya

saja, diliputi oleh dinding sel; atau malahan hanya ada air atau udara saja.

Walaupun demikian, sel-sel itu umumnya mempuyai arti penting bagi

tumbuhannya. Misalnya untuk pelindung, penguat, atau pengangkutan air. Sel

pada tumbuhan pada dasarnya terdiri atas : Protoplas dan dinding sel.

IV. HASIL PENGAMATAN

1. Empulur Manihot utilissima

Keterangan :

1. Dinding sel

2. Ruang sel

3. Rongga sel

Foto Pengamatan

Keterangan :

1. Dinding sel

2. Ruang antar sel

3. Rongga sel

Perbesaran 4 x 10

Perbesaran 4 x 10

Page 4: PRAKTIKUM I.doc

Menurut Literatur

Keterangan :

1. Dinding sel

2. Rongga sel

3. Ruang antar sel

Sumber: (Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan).

2. Rambut buah Ceiba pentandra

Keterangan :

1. Gelembung udara

2. Dinding sel

3. Ruang antar sel

Foto Pengamatan

Keterangan :

1. Gelembung udara

2. Dinding sel

3. Ruang antar sel

Perbesaran 4 x 10

Perbesaran 4 x 10

Page 5: PRAKTIKUM I.doc

Menurut literatur:

Keterangan :

1. Dinding Sel

2. Gelembung Udara

Sumber: (Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan).

3. Rambut biji Gossypium sp

Keterangan :

1. Torsi

2. Dinding sel

3. Ruang antar sel

Foto Pengamatan

Keterangan :

1. Torsi

2. Dinding sel

3. Ruang antar sel

Perbesaran 4 x 10

Perbesaran 4 x 10

Page 6: PRAKTIKUM I.doc

Menurut literatur:

Keterangan :

1. Dinding sel

2. Torsi

Sumber: (Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan).

V. ANALISIS DATA

1. Empulur Manihot utilissima

Klasifikasi

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub Classis : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Species : Manihot utilissima Burns. F

Sumber : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)

Pada pengamatan yang dilakukan pada irisan empulur Manihot

utilisima dengan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 4x10

didapat dinding sel, ruang antar sel, dan rongga sel. Sel-sel yang tersusun

rapat antar sel yang dipisahkan oleh dinding sel yang tebal dan terbuat dari

selulosa. Sel yang didapat berbentuk hexagonal dan merupakan sel gabus

yang sudah mati yang tidak bisa melakukan aktivitas hidup lagi, karena

organel-organelnya sudah tidak berfungsi dan di dalamnya tidak terdapat

inti sel dan protoplas. Bagian kosong dari sel ini disebut rongga sel. Antara

Page 7: PRAKTIKUM I.doc

sel satu dengan sel lain juga dipisahkan oleh ruang antar sel yang jaraknya

sangat sempit.

Dinding sel ini berfungsi sebagai penguat dan melindungi isi sel,

tebal dinding sel bermacam–macam tergantung tipe dan umur sel. Namun

walaupun sel-sel ini tersusun rapat, masih dapat terlihat adanya ruang antar

sel-sel tersebut. Sel pada empulur ini disebut sel gabus dan sudah mati

karena didalamnya tidak terdapat inti sel dan sitoplasma sel sebagai

pengatur kehidupan sel tersebut.

2. Rambut buah Ceiba pentandra

Klasifikasi :

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub Classis : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Familia : Bombacaceae

Genus : Ceiba

Species : Ceiba pentandra

Sumber :(Dasuki, Undang Ahmad. 1994)

Pada pengamatan yang dilakukan pada rambut buah Ceiba

pentandra dengan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 4x10

didapat dinding sel, ruang antar sel, dan gelembung udara. Sel Ceiba

petandra merupakan sel mati dikarenakan tidak adanya protoplas dan inti

sel. Bentuk sel ini seperti benang yang memanjang dan tidak ada isinya.

Gelembung udara pada sel Ceiba pentadra menyebabkan sel menjadi

ringan dan bisa mengapung di atas air. Ruang kosong dan dinding sel

sebagai pelindung, alasan inilah banyak orang menggunakan sel buah

kapuk untuk bahan dasar pelampung karena rambut buah tersebut dapat

mengapung di air.

Page 8: PRAKTIKUM I.doc

3. Rambut biji Gossypium sp

Klasifikasi :

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub Classis : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae

Genus : Gossypium

Species : Gossypium sp

Sumber : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)

Pada pengamatan yang dilakukan pada rambut biji Gossypium sp

dengan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 4x10 didapat

dinding sel, torsi, dan gelembung udara. sel rambut biji kapas merupakan

sel mati karena tidak adanya organel lain (seperti nukleus dan sitoplasma),

maka tidak ada aktivitas di dalam sel. Pada sel rambut biji kapas

(Gossypium sp) ini terdapat bagian dinding sel yang memberi bentuk pada

sel kapas berupa bentuk benang terpilin yang memanjang dan berfungsi

untuk memperkuat sel-sel kapas tersebut.

Kapas dapat juga dijadikan benang untuk bahan pembuatan kain

dikarenakan bentuk sel yang berupa benang terpilin dan adanya torsi

memungkinkan rambut biji kapas dapat dibuat menjadi kain. Karena

dengan adanya torsi maka jalinan rambut biji kapas dapat lebih kuat. Torsi

pada kapas dapat membantu dalam memperkuat serat-serat kapas, dan

dikarenakan adanya serat kapas yang kuat. Rambut biji kapas juga

biasanya digunakan untuk jarring-jaring pada pengamatan protozoa,

karena ada sebagian protozoa yang sangat cepat pergerakannya, sehingga

apabila menggunakan jarring dari rambut biji kapas ini protozoanya tidak

bisa bergerak lagi dan terjaring karena bentuk dari sel biji kapas ini

berebntuk benang terpilin dan apabila digunakan beberapa helai akan

membentuk jarring-jaring

Page 9: PRAKTIKUM I.doc

VI. KESIMPULAN

1. Pada empulur ubi kayu (Manihot utilisima), rambut buah kapuk (Ceiba

petandra), dan rambut biji kapas (Gossypium sp) termasuk ke dalam sel

mati karena tidak adanya organel lain (seperti nukleus dan sitoplasma),

maka tidak ada aktivitas di dalam sel.

2. Pada empulur ubi kayu (Manihot utilissima), selnya berbentuk heksagonal

dengan bagian-bagian yang terlihat saat pengamatan yaitu dinding sel,

ruang antar sel, dan rongga sel.

3. Pada rambut buah kapuk berbentuk benang memanjang dengan bagian-

bagian yaitu dinding sel, ruang antar sel, dan gelembung udara.

4. Pada sel kapas berbentuk benang terpilin, dengan bagian-bagian yaitu

dinding sel, torsi, dan ruang antar sel.

Page 10: PRAKTIKUM I.doc

VII. DAFTAR PUSTAKA

Amintarti, Sri dan H. Muchyar. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. FKIP UNLAM :Banjarmasin

Dasuki, Undang Akhmad. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antara Universitas Bidang Ilmu Hayati. ITB. Bandung.

Kartosapoetro, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta: Jakarta.

Anonim.2015. Sri Woelaningsih. 1987. Anatomi tumbuhan. Laboratorium UGM: Yogyakarta.