Tugas eksplorasi batubara

8

Click here to load reader

Transcript of Tugas eksplorasi batubara

Page 1: Tugas eksplorasi batubara

Tugas. Cari mengenai metode eksplorasi geofisika minimal 3, pilih satu satu kemudian jelaskan batuan apa saja yang refleksikan dan sifat-sifat batuannya ! METODA-METODA GEOFISIKA 1.METODA SEISMIK Gelombang seismik Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Langsung ke:navig asi,car i Gelombang seismik adalah rambatanenergi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanyapat ahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer.

Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik dari gangguan alami(seperti: pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktifitas gunung api(vulkanik), dsb) adalah apa yang kita kenal sebagai fenomena gempa bumi.

Gelombang seismik digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu 1.Gelombang Badan(body wave ) 2.Gelombang Permukaan(surface wave)

Merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber

daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang

seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak

dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di

bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan

minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.Dalam metoda seismic

pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (ledakan, vibroseis dll).

Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam medium

(tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami

pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada

suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar

data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah (batuan).

Secara umum, tujuan utama dari pengukuran seismik adalah untuk memperoleh rekaman yang berkualitas baik. Kualitas rekaman seismik dapat

Page 2: Tugas eksplorasi batubara

dinilai dari perbandingan sinyal refleksi terhadap sinyal noise (S/N) yaitu perbandingan

antara banyaknya sinyal refleksi yang direkam dibandingkan dengan sinyal noisenya dan

keakuratan pengukuran waktu tempuh (travel time). Eksplorasi seismik refleksi dapat

dikelompokan menjadi dua, yaitu eksplorasi prospek dangkal dan eksplorasi prospek

dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismik reflection) biasanya diaplikasikan

untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. Sedangkan seismik dalam

digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Kedua

kelompok ini tentu saja menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda begitu pula dengan

teknik lapangannya.

Menurut SANNY (1998), kualitas data seismik sangat ditentukan oleh

kesesuaian antara parameter pengukuran lapangan yang digunakan dengan kondisi

lapangan yang ada. Kondisi lapangan yang dimaksud adalah kondisi geologi dan kondisi

( Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta)

daerah survei. Sebagai contoh, parameter lapangan untuk daerah batu gamping

masif akanberbeda dengan parameter untuk daerah dengan litologi selang-seling antara

lempung dan pasir. Di samping itu parameter lapangan yang harus disesuaikan adalah

target eksplorasi yang ingin dicapai.

Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu

pertama adalah akuisisi data seismik yaitu merupakan kegiatan untuk memperoleh data

dari lapangan yang disurvei, kedua adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan

penampang seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk

diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah interpretasi data seismik untuk memperkirakan

keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan juga untuk memperkirakan material

batuan di bawah permukaan.

2.METODE GEOMAGNET (Magnetic)

Page 3: Tugas eksplorasi batubara

Berbicara tentang metoda magnetik, kita tidak dapat melupakan jasa Bangsa China.

Mereka adalah penemu pertama magnet, dengan menggunakan batu lapis (batuan yang

kaya kandungan magnetik) sebagai penunjuk arah, Penemuan ini terjadi sekitar abad

kedua Sebelum Masehi. Kemudian pada abad ke 20, Bangsa Eropa mengembangkan alat

navigasi: kompas magnetik. Pengamatan medan magnet bumi dimulai secara sistematik

sejak hampir 500 tahun lalu. Pengamatanini pertama kali dikemukakan fisikawan Inggris

Sir Wiliam Gilbert (1514-1603) dalam bukunya De Magnete. Ia melakukan pengamatan

jarum kompas yang selalu mengarah pada bagian utara bumi, yang diakibatkan oleh

pengaruh medan magnet utara bumi.

Selanjutnya, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa di mana medan magnet utama

bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada

medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan

magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi

suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali

magnetik pada batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral

maupun vertikal.

Eksplorasi menggunakan metoda magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap: akuisisi

data lapangan,prosessing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa

perlakuan/kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan

pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada

tahapprosessing, Koreksi pada metoda magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal),

koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil

pengolahan data dengan menggunakan

software diperoleh peta anomali magnetik.

Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi

oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi serbagai akibat adanya perbedaan sifat

kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari

Page 4: Tugas eksplorasi batubara

susceptibilitas magnetic masing-masing batuan. Harga susceptibilitas ini sangat penting

didalam pencarian benda anomaly karena sifatnya yang sangat khas untuk setiap jenis

mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan

mineral magnetic pada batuan semakin banyak

Pengukuran magnetic dilkukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. batuan dengan kandungan mineral- mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomaly yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetic yang diakibatkan oleh material magnetic dari kerak bumi atau mungkin juga dari bagian atas mantel 3.METODA GEOLISTRIK

Adalah metoda eksplorasi geofisika yang kompleks karena terdiri dari bermacam- macam

metoda. Diantaranya metode tahanan jenis (resisitivity), metode potensial diri (self

potential), metoda potensial terimbas (induced potential), metoda misse a la masse,

metode potensial dan lain-lain.

Metode tahanan jenis (resistivity) ini dilakukan berdasarkan perbadaan harga

tahanan jenis batuan yang terdapat pada daerah yang ingin diselidiki. Metoda ini

mempunyai dua pendekatan yaitu:

Ø Pendekatan Horizontal (sounding) Ø Pendekatan Vertikal (profiling)

Umumnya metoda tahanan jenis ini dilakukan dengan memasukkan arus listrik ke dalam

tanah, lalu mengukur potensial yang timbul akibat adanya perbedaan tekanan jenis

batuan. Aturan yangdigunakan umumnya aturan elektroda Wenner atau Schlumberger.

Makin jauh rentang elektroda arus, makn dalam penetrasi pendugaan yang dihasilkan.

Metode geolistrik ini memiliki banyak macamnya antara lain: a. metode potensial diri b. arus telluric c. magnetotelluric d. elektromagnetik e. induced polarization f. metode resistivitas g. dan lain-lain

Page 5: Tugas eksplorasi batubara

disini akan lebih dijabarkan terkait metode resistivitas ( tahanan jenia ). Metode resistivitas

Metode resistivitas merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat

tahanan jenis listrik dari lapisan batuan di dalam bumi. Berdasarkan tujuan penyelidikan

metode resistivitas ini dibagi menjadi dua kelompok besar:

a. metode resistivitas mapping b. metode resistivitas sounding Metode ini dikenal berbagai macam konfigurasi. Diantaranya yang sring digunakan adalah :

– konfigurasi wenner

– konfigurasi schlumberger

– konfigurasi Bipol-dipol

konfigurasi diatas memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu harus dilakukan

pemilihan terlebih dahulu jenis konfigurasi yang sesuai dengan kasus yang dihadapi

1. GPR (Ground Penetrating Radar) Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and ranging. Jadi, arti harfiahnya adalah alat pelacak bumi menggunakan

gelombang radio. GPR baik digunakan untuk eksplorasi dangkal (nearsurface) dengan

ketelitian (resolusi) yang amat tinggi, sehingga mampu mendeteksi benda sasaran bawah

permukaan hingga benda yang berdimensi beberapa sentimeter sekali pun.

GPR merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber

gelombang elektromagnetik. Karena itu, GPR tergolong metode geofisika tidak merusak

(nondestructive). Kelebihan lain GPR adalah biaya operasionalnya yang rendah, prosedur

pengerjaan mudah, dan ketelitian sangat tinggi (resolusi tinggi). Kelemahannya,

penetrasinya tidak terlalu dalam atau daya tembus metode ini hanya sampai puluhan

meter (± 100 meter).

Page 6: Tugas eksplorasi batubara

Itu sebabnya, metode ini bisa dikatakan cocok untuk pencarian situs (atau harta karun). Dengan catatan: tempat itu benar-benar diyakini atau barang tambang yang tempatnya tidak terlalu dalam. Karena panjang gelombang itu mencerminkan ukuran minimum benda yang dapat terdeteksi. Makin tinggi frekuensi makin kecil panjang gelombang, sehingga makin kecil ukuran benda yang dapat terdeteksi (makin tinggi pula ketelitiannya). Hasil pencitraan GPR bisa memunculkan informasi semacam ketebalan permukaan aspal jalan, jalur pipa bawah tanah untuk mencaribedrock yang pas guna pondasi bangunan hingga mencari mayat hilang dan fosil arkeologis.

Seperti dijelaskan di awal, radar memancarkan semacam gelombang

elektromagnet yang kemudian ditangkap balik oleh sensor alat. Spektrum frekuensi yang

digunakan disesuaikan kebutuhan pengukurannya. Gelombang yang dipancarkan adalah

gelombang pendek (mikro) agar bisa terpenetrasi ke bawah permukaan bumi. Respons

data yang diterima, diolah berdasarkan hukum pantulan (refleksi) dan pembiasaan

(gelombang). Tentu saja banyak hal yang mempengaruhi penjalaran (propagasi)

gelombang.

Secara keseluruhan, alat GPR berbobot tidak lebih dari lima kilogram, sehingga

sangat leluasa bergerak. Alat ini bekerja dengan dua antena. Satu berfungsi sebagai

transmiter, yaitu bertugas memancarkan gelombang radar. Lainnya sebagaireceiver,

bertugas menerima gelombang radar yang dipantulkan bahan di sekelilingnya kemudian

diolah grafiknya ke dalam komputer.

Pada prinsipnya, metode georadar dengan metode seismik sama yaitu

membangkitkan gelombang buatan ke dalam bumi. Perbedaannya hanya pada jenis

gelombang yang digunakan