Tugas 2 Eksplorasi

30
EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS RIDO MUHAMMAD AFIF 1203289/2012 D3. TEKNIK PETAMBANGAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015

description

emas

Transcript of Tugas 2 Eksplorasi

EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS

RIDO MUHAMMAD AFIF1203289/2012D3. TEKNIK PETAMBANGAN

TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI PADANG2015

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.Salah satu jenis pertambangan adalah pertambangan mineral. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Sedangkan Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air Tanah (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara).Menurut Undang-undang nomor 27 tahun 1980, Bahan tambang dibagi menjadi 3 yaitu Golongan A, Golongan B, dan Golongan C. Golongan A adalah golongan bahan tambang yang penting bagi pertahanan, keamanan dan strategis untuk menjamin perekonomian negara seperti tambang minyak, Plutonium dan uranium. Golongan B adalah golongan bahan tambang yang dapat menjamin hidup orang banyak seperti tambang emas, tambang perak dan tambang besi. Sedangkan Golongan C adalah golongan bahan tambang yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hajat hidu orang banyak seperti tambang garam, tambang batu kapur, tambang asbes dan tambang marmer.Tulisan ini akan membahas tentang Eksplorasi Pertambangan Emas. Pembahasannya terkait Emas, Eksplorasi Emas, Metode, Tahapan, Alat dan Bahan serta Sarana Penunjang pertambangan emas.

A. Pengertian EmasEmas adalah logam mulia. Dalam tabel periodik berada di golongan 11, periode 6 dan masuk blok 6 (blok logam). Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs). Mineral bawaan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.

Gambar 1. Serpihan Emas Sifat Fisika EmasFase: PadatMassa jenis: (sekitar suhu kamar)19.3 g/cmMassa jenis: cair pada itik lebur 17.31 g/cmTitik lebur: 1337.33 K (1064.18 C, 1947.52 F)Titik didih: 3129 K (2856 C, 5173 F)Kalor peleburan: 12.55 kJ/molKalor penguapan: 324 kJ/molKapasitas kalor: (25 C) 25.418 J/(molK) Sifat Kimia EmasEmas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa). Emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan belerang) Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit) Kadar EmasKadar emas dinyatakan dalam karat. Istilah karat berasal dari bahasa Yunani keration, suatu buah yang bernama Carob. Benih Carob ini digunakan untuk ketepatan penimbangan batu permata, dengan anggapan bahwa biji Carob memiliki berat yang seragam. Sistem karat modern untuk kemurnian emas, emas murni adalah 24 karat atau 24k, 18k adalah 75% murnidan 12k Emasadalah 50% murni. Sistem ini secara bertahap memberi jalan ke sistem kemurnian seperseribu (millesimal), yaitu kemurnian emas dalam seribu bagian paduan (alloy). Jadi dengan sistem ini emas 22k ditandai sebagai 91,6% emas, atau 916 bagian emas per seribu paduan (alloy). Lebih sederhana dan bukan metode yang membingungkan.

B. Eksplorasi Secara umum pengertian eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan menilai suatu endapan mineral. Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian didefinisikan sebagai penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai ekonomis dari bahan galian. Koesoemadinata (1995) berpendapat bahwa eksplorasi adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu keadaan suatu daerah, ruang yang sebelumnya tidak diketahui keadaan suatu objek geologi yang umumnya berupa cebakan mineral.Tujuan dari eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan sejumlah maksimum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya dan waktu seminimal mungkin (to find and acquire a maximum number of new economic mineral deposits within a minimum cost and in a minimum time (Baily, 1968 dalam Koesoemadinata1995).

C. Eksplorasi EmasEksplorasi adalah penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi.Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan memiliki nomor atom 79, Au merupakan unsur transisi dalam sistem periodik unsur, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage melebur dalambentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.Pada industri, emas diperoleh dengan cara mengisolasinya dari batuan bijih emas (ekstraksi). Bijih emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori :Bijih tipis dimana kandungannya sebesar 0.5 ppmBijih rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian terowongan terbuka yakni kandungan 1 -5 ppmBijih bawah tanah/harrdrock dengan kandungan 3 ppmBijih nampak mata ( visible ) dengan kandungan minimal 30 ppmMenurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak untuk dieksploitasi sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25 g/ton (25 ppm). Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, dimana hanya kandungan perak di dalamnya >20%.

D. Metode dan Proses Penambangan EmasTahapan eksplorasi dibagi dua, yaitu eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Eksplorasi umum rnerupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi, setelah itu dilanjutkan dengan tahap eksplorasi rinci yaitu tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan eksplorasi ini adalah : Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000 Pengambilan conto dan analisis conto Penyelidikan Geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan serta geometri cebakan mineral. Pada survey ini dilakukan pengukuran Topografi, IP, Geomagnit, Geolistrik. Pemboran inti Hasilnya sumber daya bijih emas terunjuk dan terukur1. Metode GeofisikaInstrumen- instrumen geofisika memainkan peran besar dalam mengumpulkan data geologi yang digunakan dalam eksplorasi mineral. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam survei geofisika untuk memeriksa variasi gravitasi, magnetisme, elektromagnetisme (resistivitas dari batuan-batuan) dan sejumlah variabel lain yang berbeda di daerah tertentu. Metode yang paling efektif dan luas mengumpulkan data geofisika adalah melalui geofisika udara terbang.Geiger counters dan scintillometers digunakan untuk menentukan jumlah radioaktivitas. Hal ini terutama berlaku untuk mencari cadangan ore uranium tetapi juga dapat berguna dalam mendeteksi anomali radiometrik terkait dengan metasomatisme.Magnetometer udara digunakan untuk mencari anomali magnetik di medan magnet Bumi. Anomali-anomali ini merupakan indikasi konsentrasi mineral magnetik seperti magnetit, pirhotit dan ilmenit di kerak bumi.Hal ini sering terjadi bahwa anomali magnetik tersebut disebabkan oleh peristiwa-peristiwa mineralisasi dan logam-logam terkait.Penjelajahan geofisika berbasis permukaan bumi dalam tahap pemilihan sasaran adalah lebih terbatas, karena waktu dan biaya. Penggunaan yang paling luas dari geofisika berbasis permukaan bumi adalah geofisika elektromagnetik yang mendeteksi mineral konduktif seperti mineral-mineral sulfida dalam batuan-batuantuan rumah yang lebih resistif.Lampu-lampu ultraviolet dapat menyebabkan mineral-mineral tertentu untuk fluoresensi, dan merupakan alat kunci dalam prospek untuk mineralisasi tungsten.2. Metode GeokimiaPengertian eksplorasi geokimia dapat diartikan sebagai penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis pada eksplorasi mineral dengan tujuan agar mendapatkan endapan mineral baru dari logam-logam yang dicari dengan metoda kimia. Metoda tersebut meliputi pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia pada batuan, stream sediment, tanah, air, vegetasi dan udara. Metoda ini dilakukan agar mendapatkan beberapa dispersi unsur di atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan harapan menunjukkan mineralisasi yang ekonomis. Tujuan dilakukan metoda geokimia adalah: Menemukan dan melokalisir tubuh mineralisasi Menentukan ukuran (size) dan nilai (value) dari tubuh mineralisasi Mengetahui adanya anomali unsur target, penyebaran kadar, indikasi mineralisasi, dan melacak batuan sumber.Pemilihan metoda geokimia yang ada didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: Biaya Tahap eksplorasi Karakter Terrain ( Permukaan ) Target jenis mineral, ukuran Sejarah eksplorasi GeomorfologiPeran utama geokimia, di sini digunakan untuk menggambarkan pengujian atau media geologi, yang di eksplorasi mineral adalah untuk menemukan daerah anomali terhadap komoditas yang dicari, atau unsur-unsur yang diketahui terkait dengan jenis mineralisasi yang dicari.Eksplorasi geokimia regional secara tradisional melibatkan penggunaan sedimen-sedimen sungai untuk menargetkan tangkapan-tangkapan termineralisasi yang berpotensi.Survei regional dapat menggunakan sampel berdensitas rendah seperti satu sampel per 100 kilometer persegi.Tindak lanjut survei geokimia biasanya menggunakan tanah-tanah sebagai media sampling, mungkin melalui pengumpulan sampel-sampel dari sebuah kotak (grid) di atas petak (tenement) atau daerah yang dapat setuju dengan geokimia tanah.Area-area yang ditutupi oleh tanah yang terangkut, alluvium, colluvium atau yang telah terlalu banyak terganggu oleh aktivitas manusia (jalan, rel, lahan pertanian), mungkin perlu dibor hingga kedalaman dangkal untuk pengambilan sampel batuan dasar yang belum terganggu atau tercemar.Setelah analisis geokimia dikembalikan, data diselidiki untuk anomaly-anomaly (elemen tunggal atau berbagai elemen) yang mungkin berhubungan dengan keberadaan mineralisasi. Anomali geokimia sering diperiksa di lapangan terhadap geologi yang tersingkap dan, dalam geokimiamodern, dinormalisasi terhadap jenis regolith dan bentuk lahan, untuk mengurangi efek-efek pelapukan oleh cuaca, bahan-bahan yang terangkut dan bentang alam.Anomali-anomali geokimia mungkin lancung atau terkait dengan mineralisasi kadar-rendah atau sub-kadar.Dalam rangka untuk menentukan apakah hal ini kasusnya, anomaly-anomali geokimia harus dibor untuk diuji apakah adanya konsentrasi ekonomi mineralisasi, atau bahkan untuk menentukan mengapa mereka ada di tempat yang mereka ada.Kehadiran beberapa elemen kimia dapat menunjukkan adanya mineral tertentu. Analisis kimia batuan-batuan dan tanaman-tanaman bisa menunjukkan adanya deposit bawah tanah. Sebagai contoh, elemen seperti arsen dan antimon yang berhubungan dengan deposit emas dan karenanya, merupakan contoh unsur-unsur penemu arah (pathfinder).Tunas-tunas pohon bisa dijadikan sampel untuk elemen-elemen penemu arah untuk membantu menemukan cadangan-cadangan.Beberapa macam metoda geokimia yang dapat dilakukan adalah :1. Lithogeochemistry, terbagi atas :Sedimen sungai danBatuan2. Hydrogeochemistry3. Biochemistry/Geobotany4. Atmogeochemistry/Gas Surveys3. Metode Sedimen SungaiBeberapa pertimbangan dan alasan pemilihan metoda sedimen sungai adalah: Dipakai dalam eksplorasi tahap awal (regional geochemical reconnaissance) diareal yang luas Menangkap dispersi geokimia sekunder di sepanjang aliran sungai Keuntungan: mampu menjangkau daerah yang luas dalam waktu yang singkat, jumlah conto yang relatif sedikit, dan biaya yang relatif murah.Beberapa metoda yang dilakukan dalam metoda sedimen sungai adalah: Sedimen sungai aktif (stream sediment, SS), yaitu mengambil fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring sedimen dengan saringan berukuran -80#. Tujuan dari metoda ini adalah menangkap butiran emas dan base metal berukuran halus.

Pengambilan conto sedimen sungai aktif ( Freeport, Irian Jaya)

Konsentrat dulang (pan concentrate, PC) yaitu mengambil fraksi mineral berat dalam sedimen sungai dengan cara mendulang dengan tujuan menangkap emas berbutir kasar dan mineral berat lainnya. Dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :

Geologist mengambil sampel dulang (pan concentrate)

Bulk Leach Extractable Gold (BLEG), semua fraksi sedimen diambil tanpa terkecuali. Tujuannya untuk menangkap semua butiran emas dan mampu mendeteksi kadar emas yang sangat rendah (ambang deteksi 0,1 ppb). Dalam prakteknya BLEG dilakukan pada tahap awal dengan densitas 1 conto per 5-10 km, sedangkan SS dan PC dilakukan pada tahap berikutnya dengan densitas1 conto per 1-3 km. Contoh peta yang dihasilkan dengan menggunakan metoda geokimia dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

4. Metode Percontoan Tanah ( Soil Sampling )Situasi dimana survei soil dilakukan antara lain : Survei pendahuluan dilakukan di daerah yang pola pengalirannya tidak berkembang Survei lanjutan dilakukan di daerah anomali yang dilokalisir oleh survei sedimen sungai Survei lanjutan di daerah anomali yang dilokallisir oleh survei geofisika Survei lanjutan di sekitar lokasi Gossan Mendeliniasi target bor uji di sekitar mineralisasi yang diketahui

Pola pengambilan sampel Ridge and Spur ( Rose et al. 1979 )

Kondisi yang harus diperhatikan pada waktu melakukan sampling dengan metoda percontoan tanah adalah :1. Cukup material yang diambil untuk analisis2. Conto diambil dari horison yang sama3. Jika horison soil tidak berkembang, conto diambil pada kedalaman yang sama4. Conto harus diambil dari jenis soil yang sama (residual/ transported)5. Faktor yang menyebabkan adanya kontaminasi pada sampel harus diketahui.6. Metode Percontoan Batuan ( Rock Sampling ) Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan Lokasi pengambilan conto: singkapan, float, pits, trenches, drill holes Menangkap dispersi geokimia primer Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur target,unsur pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi fluida).Beberapa cara pengambilan conto yang dapat dilakukan adalah dengan :1. Grab / specimen2. Chip3. Channel / Panel4. Drill cutting / Core7. Hydrogeochemistry ( Water Sampling )Metoda ini merupakan metoda untuk menganalisis/menghitung komposisi kimia material yang terlarut dalam air. Jenis-jenis air (natural water ) yang dapat dipakai sebagai media sampling yaitu air sungai, danau, air tanah, mata air, dan lain-lain.Permasalahan yang dapat muncul dalam metoda ini : Konsentrasi yang sangat rendah (ppb) Analytical difficulties Serious risk of contamination Kimia air sangat sensitif terhadap kondisi cuaca dan lingkungannya Merupakan indikator yang paling baik untuk serangkaian endapan U, V, Rn(Radon), He, Mo, Zn, Bi, F dan SO4 Indikator Cu dan Pb umumnya sulit untuk diinterpretasi.

8. Biogeochemistry SurveysMetoda ini memanfaatkan komposisi kimia tumbuhan yang dipakai sebagai media conto. Akar tumbuhan potensial sebagai media sampling karena sifatnya yang menyerap larutan dalam air tanah. Larutan ini mungkin membawa garam-garam anorganik yang dapat diendapkan di berbagai tumbuhan, seperti daun, kulit kayu, buah dan bunga. Pada bagian tertentu dari beberapa jenis tumbuhan telah terbukti menunjukkan kadar konsentrasi unsur-unsur tertentu yang lebih tinggi jika tumbuh pada soil yang berkembang di atas cebakan mineral daripada di soil biasa. Istilah geobotany melibatkan identifikasi visual jenis spesies tumbuhan yang hidup di daerah tertentu. Pengamatan terhadap jenis tumbuhan penutup mungkin dapat mengindikasikan mineralisasi di bawahnya.Contoh : Becium homblei dipakai di Afrika bagian selatan untuk mengindikasikan anomali Cu dalam soil. Di daerah tropis bagian atas porfiri sistem yang kaya sulfida biasanya tidak ditumbuhi tumbuhan atau hanya semak rumput, misalnya Grasbergdi Irian Jaya. Fenomena ini dapat terlihat dalam foto udara dan Landsat.9. Gas SurveysSurvei gas ini didasarkan dari banyakya cebakan mineral yang mengandung volatile. Karena mobilitasnya tinggi, material volatile ini dapat mencapai permukaandan dilepaskan ke atmosfer.Contoh : Mercury di atas cebakan logam dasar (base metals) dan emas epitermal Radon sebagai hasil peluruhan U-238 dalam cebakan uranium Helium dari cebakan U dan Th SO2 terdeteksi sebagai hasil oksidasi sulfida Berbagai hidrokarbon volatile dalam survei minyak dan gas bumiTeknik penyontoan bervariasi dari mulai dengan pesawat terbang atau helikopter, detektor yang dipasang dalam tanah atau dalam air, sampai anjing yang dilatih untuk mendeteksi sulfida dari kehadiran H2SNoMetodeContoh Sumber Penunjang

1Geofisika (Geiger counters dan scintillometers) (Magnetometer Udara) (Lampu ultraviolet)

2Penginderaan Jauh (Foto Udara) (Citra Satelit) (Spektroskopi Berbasis Satelit)

3Geokimia (Sampling tanah penunjang Eksplorasi) (Sampling Vegetasi Penunjang Eksplorasi)

E. Tahapan EksplorasiPentahapan dalam eksplorasi mutlak dilakukan untuk meminimalkan kerugian/resiko kegagalan karena eksplorasi merupakan aktivitas yang berisiko tinggi. Pentahapan dalam eksplorasi harus dilakukan sesuai dengan karakteristik tiap endapan mineral untuk mengurangi resiko kegagalan (kerugian) yang lebih besar dalam menemukan endapan mineral tersebut. Setelah suatu tahapan eksplorasi selesai dilakukan, perlu adanya evaluasi untuk pengambilan keputusan yang akan dilakukan selanjutnya.Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu kegiataneksplorasi adalah :1. Efektifitas, yaitu mengenai sasaran dengan metoda dan strategi yang tepat2. Efisiensi, dengan usaha (biaya dan waktu) yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal3. Unsur ekonomi, biaya eksplorasi harus sesuai dengan hasil yang diharapkan dengan memperhitungkan resiko. Hal ini disebabkan karena lebih tinggi resiko maka keuntungan yang dicapai makin berlipat gandaTahap-tahap penting di dalam industri pertambangan suatu endapan bijih meliputi: Eksplorasi mineral: untuk menemukan tubuh bijih Studi kelayakan: untuk menentukan apakah secara komersial memenuhi Pengembangan tambang: membangun seluruh infrastruktur pada lokasi tambang Penambangan: ekstraksi bijih dari lapisan pembawa bijih Pengolahan mineral: penghancuran dan penggilingan bijih, pemisahan mineral bijih dari mineral penyerta/pengotor, pemisahan bijih menjadi konsentrat, seperti pada konsentrat tembaga Pemisahan logam: pengambilan logam dari konsentrat mineral Pemurnian: memurnikan logam dari logam ikutannya Pemasaran: pengiriman produk tambang (konsentrat logam, jika tidak dipisahkan atau dimurnikan di lokasi tambang) ke pembeliTahapan eksplorasi yang lazim dan umum dilakukan adalah dengan berdasarkan pada peta dasar skala 1 : 250.000 1 : 100.000 hingga tahap detil dengan skala peta 1 : 2000 1 : 5000. Secara umum tahapan eksplorasi tersebut adalah sebagai berikut :1. Studi PendahuluanTahap ini merupakan aktifitas persiapan sebelum melakukan kegiatan dilapangggan yang meliputi studi literature dari hasil penelitian terlebih dahulu terhadap daerah yang akan diteliti, mempelajari konsepkonsep geologi, intrepretasu foto udara maupun citra Landsat dan studi model mineralisasi yang diperkirakan berdasarkan data geologi yang ada, penyiapan peta kerja, peralatan, membuat rencana percontohan dan melakukan proses perizinan dengan instansi terkait. Studi pendahuluan ini akan sangat membantu kelancaran kerja selanjutnya di lapangan.2. Survey Tinjau (Reconnaissance)Pada tahap ini dilakukan survey peninjauan secara sepintas pada daerah-daerah yang diperkirakan menarik berdasarkan dari data geologi guna mengetahui indikasi mineralisasi di lapangan.Peninjauan langsung di lapangan dengan menlakukan pengamatan terhadap endapan sungai aktif. Skala peta yang dipakai adalah mulai dari 1 : 200.000 1 : 100.000.Survey tinjau merupakan kegiatan eksplorasi awal yang terdiri dari pemetaan geologi regional pemotretan udara, citra satelit dan mentode survey tidak langsung lainnya untuk mengidentifikasikan daerah-daerah anomaly atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengidentifikasikan daerah potensial (prospek) yang diperkirakan mengandung mineraliasi atau cebakan skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional dan analisis penginderaan jarak jauh untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.Pada tahapan ini juga dilakukan pekerjaan pemboran. Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah : Pemetaan geologi dan topografi 1 : 25.000 1: 10.000. penyelidikan geologi (eksplorasi) adalah eksplorasi yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi yaitu pemetaan geologi, parit uji dan sumur uji. Pada eksplorasi geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan contoh yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan contoh berupa batuan terpilih. Pembuatan sumur uji Survey Geofisika : Aeromagnet Hasi;nya sumber daya emas hipotetik samapai tereka.3. Prosepksi Umum (General Prospection)Tahapan prospeksi dilakukan untuk mempersempit daerah yg mengandung cebakan mineral yang potensial. Kegiatan penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan percontoh awal, misalnya paritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan geofisika, yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resources) yang perkiraan kuantitas dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan di atas.Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahapan survai tinjau. Cakupan daerah yang diselidiki sudah lebih kecil dengan skala peta antara 1:50.000 sampai dengan 1:25.000. Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi (jenis batuan/stratigrafi, hubungan stratigrafi, dan struktur geologi yang berkembang). Pengambilan conto pada daerah prospek secara alterasi dan mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa laboratorium, sehingga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.4. EksplorasiTahapan ini merupakan tahapan lanjutan setelah survey tinjau dan prospeksi. Tujuan tahap eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dan pemineralan berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya pengembangan secara ekonomis.Tahapan eksplorasi dibagi dua, yaitu eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Eksplorasi umum rnerupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi, setelah itu dilanjutkan dengan tahap eksplorasi rinci yaitu tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan eksplorasi ini adalah : Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000 Pengambilan conto dan analisis conto Penyelidikan Geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan serta geometri cebakan mineral. Pada survey ini dilakukan pengukuran Topografi, IP, Geomagnit, Geolistrik. Pemboran inti Hasilnya sumber daya bijih emas terunjuk dan terukur

Daftar PustakaAnonim. 2014. Metode dan Proses Penambangan Emas. URL :http://www.alatberat.com/blog/metode-dan-proses-penambangan-emas/. Diakses pada 5 Maret 2015Ansyari, Isya. 2014. Teknik Pertambangan Emas di masa Modern.URL :http://learnmine.blogspot.com/2013/05/teknik-pertambangan-emas-di-masa-modern.html#axzz3TUYqnzNj. Diakses pada 5 Maret 2015hlander, Jenny. 2005. An investigation of an environmentally benign method for small-scale gold mining in the Philippines. Swesden. Uppsala Universityhttps://word.office.live.comhttp://www.materisma.com/2015/01/sumber-daya-alam-kawasan-asia-tenggara.htmlhttp://financerolll.blogspot.com/2014/12/harga.htmlhttp://bisnis.news.viva.co.id/news/read/555027http://indonesia-tambang.blogspot.com/2012/02/tahapan-kegiatan-eksplorasi-teknik.htmlhttp://josephsirait.blogspot.com/2014/02/eksplorasi-tak-langsung-metode.htmlRepublic of The Philippines Departement of Environtment & Natural resources. 2015. Mining Industry Statistic. Mines & Geosciences Bureau