TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

27
TUGAS EKSPLORASI BATUBARA EKSPLORASI BATUBARA DI CEKUNGAN KUTAI, BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR D I S U S U N OLEH : Richo Naiborhu NIM : 11306051 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Transcript of TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Page 1: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

EKSPLORASI BATUBARA DI CEKUNGAN

KUTAI, BALIKPAPAN PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR

DISUSUN

OLEH :

Richo Naiborhu

NIM : 11306051

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2014

Page 2: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

BAB I

Page 3: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

PENDAHULUAN

1.1. latar Belakang

Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, berasal dari tumbuh-tumbuhan

(komposisi utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat sampai hitam, sejak

pengendapannya terkena proses kimia dan fisika yang mengakibatkan terjadinya pengkayaan

kadungan karbonnya (Wolf,1984, dalam Kuncoro, 1996). Di alam kondisi kualitas batubara

dijumpai sangat bervariasi, baik secara vertikal maupun lateral, antara lain bervariasinya

kandungan sulfur dan sodium, kondisi roof dan floor, kehadiran parting dan pengotor, proses

leaching. Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembentukan batubara yang

kompleks, lingkungan pengendapan yang khas sebagai tempat terbentuknya batubara dan

proses-proses geologi yang berlangsung bersamaan atau setelah batubara terbentuk

(Kuncoro,1996).

Kualitas batubara ditentukan oleh lingkungan pengendapan, aspek fisika, kimia, dan biologi,

yang akan mempengaruhi besarnya kandungan komponen penting dalam batubara antara lain

ash, fixed carbon, moisture, volatile matter, dan vitrinite reflectance kandungan dari unsur –

unsur tersebut mempengaruhi dalam besarnya kalori dan total gas content dalam batubara.

Kandungan komponen - komponen tersebut sangat penting dalam mengetahui kualitas

batubara. Batubara yang terbentuk di lingkungan back barrier mempunyai kandungan sulfur

tinggi (>1%), demikian juga dengan di lingkungan lower delta plain kandungan sulfurnya

agak tinggi (0.7 % -1 %). Berbeda dengan yang terbentuk di lingkungan upper delta plain

yang kandungan sulfurnya rendah (0.1 % - 0.7 %). Suplai sulfat lebih banyak dari air laut

daripada air sungai, sehingga reaksi lebih mudah terjadi pada batubara yang berasosiasi

dengan kondisi marine. Batubara menjadi sangat penting dan perlu dipelajari karena

merupakan salah satu aspek penting dalam usaha mengembangkan kegiatan penambangan

batubara sebagai penggerak roda ekonomi dan pegembangan batubara sebagai sumber energi

baru yaitu sebagai reservoar coalbed methane. Berdasarkan uraian di atas maka perlu

dilakukan penelitian mengenai hubungan antara kualitas batubara dengan lingkungan

pengendapan pembentuk batubara dengan judul “Analisis Fasies dan Karakteristik

Pertrofisik Batubara Seam CBM 2, Formasi Balikpapan, Lapangan “X”, Cekungan Kutai,

Berdasarkan Data Log Sumur dan Inti Batuan”.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Page 4: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Maksud dari penelitian skripsi ini adalah untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah dalam praktek yang sebenarnya di lapangan kerja. Diharapkan tercapai kesinambungan antara teori dengan pengalaman kerja yang didapatkan dari perusahaan serta merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan dalam memenuhi persyaratan Sarjana Strata-1 pada Program Studi Teknik Pertambanagan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui lingkungan pengendapan batubara seam CBM2, Formasi Balikpapan, Cekungan Kutai di daerah studi berdasarkan atas data log sumur dan inti batuan.

2. Mengetahui geometri lapisan batubara pada lapangan “X”, seam CBM 2, Formasi Balikpapan, Cekungan Kutai.

3. Mengetahui karekteristik petrofisik batubara pada lapangan “X”, seam CBM2, Formasi Balikpapan, Cekungan Kutai.

4. Mengetahui penyebaran lapisan reservoar yang berpotensi pada lapangan “X”, seam CBM2,

1.3. Jadwal Kegiatan

Tahap pengumpulan dan analisis data dalam tugas akhir ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan, yaitu mulai tanggal 1 Maret sampai dengan 31 Mei 2013 yang dilanjutkan dengan penyusunan karya tulis tugas akhir. Sedangkan untuk pengambilan dan pengolahan data, dilaksanakan di VICO Indonesia. Fokus kajian tugas akhir ini yaitu pada lapangan “X”, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur.

1.4. Lokasi Penelitian Dan Kesampaian Daerah

Page 5: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

1.5 metode penelitian

Page 6: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Metode yang digunakan adalah pemetaan distribusi reservoar secara vertikal dan lateral dengan mengintegrasikan data log sumur dan data inti batuan dengan pendekatan sikuen stratigrafi. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka dilakukan empat tahap utama dalam penelitian ini, meliputi tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, dan tahap penyusunan laporan.

1.5.1 Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan ini adalah merupakan tahap persiapan yang dilakukan penulis sebelum melakukan penelitian atau analisis data. Pada tahap pendahuluan hal – hal yang dilakukan antara lain :

1. Penyusunan proposal penelitian serta kelengkapan administrasi

Pada tahap ini dilakukan dengan maksud melihat kesiapan mahasiswa sebelum melakukan penelitian dan sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang telah dibuat oleh Jurusan Teknik Pertambanagan Medan.

2. Kajian pustaka

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan gambaran geologi daerah penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara regional maupun lokal keadaan geologi daerah secara umum. Termasuk pengumpulan dan pembahasan literatur- literatur Lapangan “X” terdahulu.

3. Pengumpulan data yang akan dianalisis

Pengumpulan data berupa data sumur, data inti batuan, maupun data lain yang menunjang penelitian.

1.5.2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam melakukan peneletian meliputi data primer dan data sekunder. Adapun data primer meliputi :

a. Data log sumur digunakan untuk studi sikuen stratigrafi, analisis fasies dan perhitungan petrofisik yang dikombinasikan dengan hasil analisis fasies dan hasil analisis proximate yang berupa perhitungan kandungan ash, fixed carbon, moisture dan volatile matter dari data inti bor. Sedangkan untuk data sekunder meliputi :

a) Penelitian terdahulu tentang geologi regional Cekungan Kutai dan Lapangan Mutiara

b) Data diskripsi dan analisis inti bor untuk identifikasi fasies pengendapan, lingkungan pengendapan, analisis volume Ash, Fixed Carbon, Moisture, dan Volatile matter.

1.5.3 Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahapan ini dilakukan analisis geometri dan kualitas reservoar. Reservoar yang menjadi target penelitian adalah reservoar seam CBM 2 pada Formasi Balikpapan.

Page 7: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Perangkat lunak pendukung yang digunakan yaitu :

a) Elan digunakan untuk analisis tiap sumur, antar sumur dan kalibrasi data core dan data log sumur.

b) Petrel digunakan untuk membuat korelasi data log sumur, pembuatan model pengendapan batubara dan non batubara, dan model penyebaran parameter – parameter petrofisik batubara.

Tahapan ini secara garis besar mencakup beberapa tahap pengerjaan, yaitu:

a) Analisis data log sumur dan data batuan inti serta perhitungan parameter petrofisik.

b) Korelasi antar sumur secara detil dan terbatas berdasarkan fasies pengendapan.

c) Pembuatan model fasies pengendapan batubara dan model penyebaran parameter –

parameter petrofisik batubara. Urut-urutan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Page 8: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA
Page 9: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat keilmuan yang didapatkan adalah :

1. Penelitian ini dapat memberikan kesempatan bagi Mahasiswa untuk menerapkan ilmu geologi secara langsung di dunia industri minyak dan gas, sehingga Mahasiswa mengetahui cara dan langkah kerja nyata dalam pengintegrasian data untuk memberikan hasil analisis yang maksimal.

2. Mahasiswa mampu berfikir secara deskriptif, serta mampu menjawab dan menyelesaikan persoalan di lapangan, sehingga dapat menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi, terutama penerapan ilmu geologi di dalam dunia industri minyak dan gas.

3. Membantu memecahkan permasalahan geologi yang berhubungan dengan analisis dan intepretasi data bawah permukaan daerah telitian.

4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi VICO Indonesia untuk pengembangan Lapangan “X” sehingga dapat mengoptimalkan hasil produksi pada” dan dapat memberikan gambaran peta lokasi yang prospek pada Lapangan “X”.

1.7. Peneliti Terdahulu

Penyelidikan pendahuluan mengenai endapanbatubara di daerah ini telah dilakukan antara lain ialah:

1. Agus Subarnas dkk, 1994. Laporan Penyelidikan endapan Batubara di daerah Kembang Janggul,Kab. Kutai Kartanegara.

2. Laporan lengkap Eksplorasi Batubara, PT Fajar Sakti Prima (2004), didaerah Uqmadian – Buluqsen, Kec Tabang, Kab Kutai Kartanegara, Prov Kalimantan Timur.

3. S.Atmawinata, Peta Geologi Lembar Ancalong, kalimantan Timur, skala 1: 250.000, PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.

Page 10: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

BAB II

GEOLOGI REGIONAL DAN DAERAH PENELITIAN

2.1. Geomorfologi

2.1.1. Geologi Regional

Cekungan Kutai dibatasi oleh Paternoster platform, Barito Basin, dan Pegunungan Meratus

ke selatan, dengan Schwaner Blok ke barat daya, lalu Tinggian Mangkalihat di sebelah utara

- timur laut, dan Central Kalimantan Mountains (Moss dan Chambers, 1999) untuk barat dan

utara Cekungan Kutai memiliki sejarah yang kompleks (Moss et al., 1997), dan merupakan

satu-satunya cekungan Indonesia yang telah berevolusi dari internal rifting fracture/foreland

basin ke marginal- sag.. Sebagian besar produk awal pengisi Cekungan Kutai telah terbalik

dan diekspos (Satyana et al., 1999), pada Miosen Tengah sampai Miosen Akhir sebagai

akibat dari terjadinya tumbukan / kolusi block Micro Continent. Dari peristiwa ini

menyebabkan adanya pengangkatan cekungan, perubahan sumbu antiklin dan erosi

permukaan yang mengontrol sedimentasi pada Delta Mahakam. Delta Mahakam terbentuk di

mulut sungai Mahakam sebelah timur pesisir pulau Kalimantan. Dengan garis pantainya

berorientasi arah NE-SW dan dibatasi oleh Selat Makasar, selat yang memisahkan pulau

Kalimantan dan Sulawesi.

Page 11: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

2.2 .Stratigrafi

2.2.1. Stratigrafi Regional Cekungan Kutai

Satyana et all, 1999 dalam An Outline Of The Geology Of Indonesia, 2001 melakukan penelitian dan menyusun stratigrafi Cekungan Kutai dari tua ke muda sebagai berikut :

1) Formasi Beriun

Formasi Beriun terdiri dari batulempung, selang seling batupasir dan batugamping. Formasi Beriun berumur Eosen Tengah – Eosen Akhir dan diendapkan dalam lingkungan fluviatil hingga litoral.

2) Formasi Atan

Diatas Formasi Beriun terendapkan Formasi Atan yang merupakan hasil dari pengendapan setelah terjadi penurunan cekungan dan pengendapan padaFormasi Beriun. Formasi Atan terdiri dari batugamping dan batupasir kuarsa. Formasi Atan berumur Oligosen Awal.

3) Formasi Marah

Formasi Marah Diendapakan secara selaras diatas Formasi Atan. Formasi Marah terdiri dari batulempung, batupasir kuarsa dan batugamping berumur Oligosen Akhir.

4) Formasi Pamaluan

Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Akhir di lingkungan neritik, dengan ciri litologi batulempung, serpih, batugamping, batulanau dan sisipan batupasir kuarsa. Formasi ini diendapkan dalam lingkungan delta hingga litoral.

5) Formasi Bebulu

Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Tengah di lingkungan neritik. Ciri litologi Formasi Bebulu adalah batugamping.

6) Formasi Pulubalang

Formasi Pulubalang diendapkan selaras di atas Formasi Pamaluan, terdiri dari atas selang-seling pasir lanauan dengan disipan batugamping tipis dan batulempung. Umur dari formasi ini adalah Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan sub litoral, kadang-kadang dipengaruhi oleh marine influx. Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan Formasi Bebulu yang tersusun oleh batugamping pasiran dengan serpih.

7) Formasi Balikpapan

Page 12: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Formasi Balikpapan diendapkan secara selaras di atas Formasi Pulubalang. Formasi ini terdiri dari selang seling antara batulempung dan batupasir dengan sisipan batubara dan batugamping di bagian bawah. Data pemboran yang pernah dilakukan di Cekungan Kutai membuktikan bahwa Formasi Balikpapan diendapkan dengan sistem delta, pada delta plain hingga delta front. Umur formasi ini Miosen Tengah – Miosen Akhir.

8) Formasi Kampungbaru

Formasi Kampung Baru ini berumur Mio-Pliosen, terletak di atas Formasi Balikpapan, terdiri dari selang-seling batupasir, batulempung dan batubara dengan disipan batugamping tipis sebagai marine influx. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah delta.

9) Formasi Mahakam

Formasi Mahakam terbentuk pada kala Pleistosen – sekarang. Proses pengendapannya masih berlangsung hingga saat ini, dengan ciri litologi material lepas berukuran lempung hingga pasir halus.

2.2.2. Stratigrafi Daerah Penelitian

Page 13: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Secara regional, daerah penelitian termasuk pada Formasi Balikpapan. Formasi Balikpapan terdiri dari beberapa formasi, yaitu Formasi Mentawir, Formasi Maruat, dan Formasi Klandasan. Formasi Balikpapan diendapkan pada Kala Miosen tengah.Pada derah telitian ini terdapat Formasi Balikpapan tersusun atas litologi dominan batupasir yang berselingan dengan litologi batulempung dan perlapisan batubara.

2.3 .Struktur Geologi

2.3.1.Struktur Geologi Regional Cekungan Kutai

Page 14: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Seperti halnya beberapa cekungan di Asia Tenggara lainnya, half graben terbentuk selama Eosen sebagai akibat dari fase ekstensional atau pemekaran regional (Allen dan Chambers, 1998).

Pemekaran ini merupakan manifestasi tumbukan sub lempeng Benua India dengan lempeng Benua Asia yang memacu pemekaran di sepanjang rangkaian strike-slip fault dengan arah baratlaut- tenggara (NW-SE) yang merupakan reaktifasi struktur sebelumnya, yaitu sesar Adang- Lupar dan sesar Mangkalihat.

Cekungan ini mulai terisi endapan sedimen transgresif pada kala Eosen Akhir hingga Oligosen. Kemudian diikuti oleh sekuen regresif pada kala Miosen Awal yang merupakan inisiasi kompleks Delta Mahakam saat ini. Proses progadasi Delta Mahakam meningkat dengan sangat signifikan pada kala Miosen Tengah, yaitu ketika tinggian Kuching di bagian Barat terangkat dan inversi pertama terjadi. Progradasi tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Inversi Kedua terjadi pada masa Mio- Pliosen, ketika bagian lempeng Sula-Banggai menabrak Sulawesi dan menghasilkan mega shear Palu- Koro.

Pembentukan dan perkembangan struktur utama yang mengontrol sub Cekungan Kutai Bawah erat kaitannya dengan proses tektonik Inversi Kedua, yaitu struktur-struktur geologi dengan pola kelurusan arah timurlaut-baratdaya (NNE-SSW). Menurut Allen dan Chambers, (1998) pola ini dapat terlihat pada struktur umum yang tersingkap di Cekungan Kutai saat ini, yaitu berupa jalur sesar- sesar anjakan dan kompleks rangkaian antiklin/antiklinorium.

Perkembangan struktur lainnya adalah pola kelurusan berarah baratlauttenggara (NW-SE), berupa sesar-sesar normal yang merupakan manifestasi pelepasan gaya utama yang terbentuk sebelumnya. Sesar-sesar ini terutama berada di bagian utara cekungan, memotong sedimen berumur Miosen Tengah dan bagian lain yang berumur lebih tua.

2.3.2. Struktur Geologi Daerah Penelitian

Struktur geologi yang berkembang di daerah telitian adalah perlipatan antiklin. Perlipatan antiklin ini berarah relatif utara timur laut – selatan barat daya, hal tersebut dapat diketahui berdasarkan dari kenampakan pada peta geologi daerah telitian (Gambar 2.3), serta laporan internal VICO indonesia. Pola-pola struktur yang berkembang pada daerah telitian mengikuti pola struktur Cekungan Kutai yaitu pola anticlinorium yang berarah relatif utara timur laut – selatan barat daya. Struktur pada daerah telitian dikontrol oleh gaya kompresi pada Cekungan Kutai yang berhubungan dengan pemekaran lantai samudra (sea floor spreading) di selat Makasar pada akhir Tersier.

Page 15: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Peta Geologi Gambar Peta Geologi Daerah Penelitian

Page 16: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Foto Satelit Image Landsat pada daerah Penelitian

Page 17: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

2.3.3.Tatanan Tectonic Cekungan Kutai

Tatanan tectonic cekungan kutai dapat diringkas sebagai berikut:

1. Awal Synrift (Paleosen ke Awal Eosen): Sedimen tahap ini terdiri dari sedimen aluvial mengisi topografi NE-SW dan NNE-SSW hasil dari trend rifting di Cekungan Kutai darat. Mereka menimpa di atas basemen kompresi Kapur akhir sampai awal Tersier berupa laut dalam sekuen.

2. Akhir Synrift (Tengah sampai Akhir Eosen): Selama periode ini, sebuah transgresi

besar terjadi di Cekungan Kutai, sebagian terkait dengan rifting di Selat Makassar,

dan terakumulasinya shale bathial sisipan sand.

3. Awal Postrift (Oligosen ke Awal Miosen): Selama periode ini, kondisi bathial terus

mendominasi dan beberapa ribu meter didominasi oleh akumulasi shale. Di daerah

structural shallow area platform karbonat berkembang

4. Akhir Postrift (Miosen Tengah ke Kuarter): Dari Miosen Tengah dan seterusnya

sequence delta prograded secara major berkembang terus ke laut dalam Selat

Makassar, membentuk sequence Delta Mahakam, yang merupakan bagian utama

pembawa hidrokarbon pada cekungan. Berbagai jenis pengendapan delta on – dan

offshore berkembang pada formasi Balikpapan dan Kampungbaru, termasuk juga

fasies slope laut dalam dan fasies dasar cekungan. Dan juga hadir batuan induk dan

reservoir yang sangat baik dengan interbedded sealing shale. Setelah periode ini,

proses erosi ulang sangat besar terjadi pada bagian sekuen Kutai synrift.

Gambar tektonik Setting Cekuangan Pada Kutai

Page 18: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

BAB III

STUDI KHUSUS

3.1.Penyajian Data

Penelitian fasies batubara dan karakteristik petrofisik batubara Lapangan “X”, Formasi Balikpapan, seam CBM2, Cekungan Kutai menggunakan data inti batuan dan data log sumur. Data inti batuan dan data log sumur mempergunakan 8 buah sumur. Data tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

3.1.1 Data Inti Batuan

Dalam penelitian ini mempergunakan data inti batuan dari 8 buah sumur dengan rincian data yang didapatkan pada Tabel 3.1. Data tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi faises dan karakteristik petrofisik dari batubara, lapangan “X”, Formasi Balikpapan, seam CBM2, Cekungan Kutai.

Tabel Data Inti Batuian Yang tersedia Pada Sumur

3.1.2 Data Log Sumur

Dalam penelitian mempergunakan data log sumur dari 8 buah sumur dengan rincian pada Tabel 3.2dan contoh tampilan log dapat X-1 (Tabel 3.1). Data log sumur ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi fasie dan karakteristik petrofisik dari batubara lapangan “X”, Formasi Balikpapan, seam CBM2, Cekungan Kutai.

Page 19: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

Tabel Data Log yang tersedia pada Sumur

Contoh Gambar Kurva Pada Sumur

Page 20: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

ANGGRAN BIAYA EKSPLORASI BATUBARA QTY JUMLAH1. BIAYA MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Rp. 27.400.000

- Tiket Pesawat PP Jambi - Kalimantan Timur + Transport Lokal- Biaya Penginapan + Makan selama Perjalanan PP- Sewa Mobil Fortuner + Sopir - Samarinda - Cekungan Kutai- Biaya Minyak Kendaraan Mobil (Jarak ± 500 Km ) PP

2 Buah2 Hari

2 Minggu2 Minggu

Rp. 4.500.000Rp. 1.200.000Rp. 10.500.000Rp. 11.200.000

2. BIAYA PENGADAAN ALAT - KEGIATAN SURVEY / EKSPLORASI Rp. 62.570.000

- Perlengkapan Alat Tulis Menulis ( ATK )- Obat - Obatan ( P3K )- Biaya Pembelian Camera Canon EOS D5 + Lensa + Tripod + Memory 64Gb- Biaya Perlengkapan Alat Safety Eksplorasi- Biaya Pembelian GPS-MAP 190CSx - Garmin GPS- Biaya PembelianAcer Ultrabook Intel Core i7 Extreme

1 Paket1 Paket1 Buah1 Paket1 Buah1 Buah

Rp. 500.000Rp. 500.000Rp. 21.000.000Rp. 1.100.000Rp. 16.000.000Rp. 15.000.000

- Biaya Penginapan (2 Orang) selama Penelitian Eksplorasi- Biaya Konsumsi makan 3 x 2 Orang di Lokasi- Biaya Upah Tenaga Bantu (Lokal) + ( Makan 1x ) - 3 Orang

2 Minggu2 Minggu2 Minggu

Rp. 2.800.000Rp. 1.680.000Rp. 3.990.000

3. BIAYA ANALISIS PENELITIAN BAHAN EKSPLORASI Rp. 5.400.000

- Analisis Laboratorium- Analisis Lingkungan Pengendapan- Analisis Geometri Batuan- Analisis Penyebaran Parameter Petrofisik- Analisis Kalibrasi Data Core ke Data Log- Analisis Petrofisik

1 Kali1 Kali1 Kali1 Kali1 Kali1 Kali

Rp. 1.500.000Rp. 400.000Rp. 1.000.000Rp. 500.000Rp. 1.500.000Rp. 750.000

4. BIAYA PEMBUATAN LAPORAN HASIL EKSPLORASI Rp. 285.000

- Biaya Kertas A4 + Tinta Printer- Biaya Print + Jilid Buku Laporan Proposal

Ls3 Set

Rp. 60.000Rp. 225.000

5. BIAYA LAIN - LAIN Rp. 6.900.000

- Biaya Tak Terduga- Uang Saku selama Survey

LsLs

Rp. 2.000.000Rp. 4.900.000

BAB IV

ANGGARAN BIAYA

4.1 Rincian Biaya Eksplorasi

Page 21: TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

BAB V

PENUTUP

5.1. Penutup

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada pembina saya yang telah membimbing untuk mengerjakan profosal yang saya kerjakan, serta semua pihak yang telah membantu hingga profosal ini selesai dan sukses. Penulis menyadari atas kekurangannya, namun kedepan akan terus berusaha untuk membuatnya lebih baik.

5.2.Saran

Apabila sumberdaya batubara akan di kembangkan lebih lanjut, perlu inventarisasi lebih rinci, pembuatan sumur uji, pemboran. Pengukuran Topografi dan Pengkajian lebih detil mengenai pemanfaatannya.

Saran saya adalah kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam dan menjaganya dengan baik, seperti halya dalam minyak bumi , seharusnya kita sebagai manusia khususnya bagi para pengusaha-pengusaha pertambangan tidak mengeksplorasi secara besar- besaran karena minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan dan membutuhkan jutaan tahun tuk mendapatkannya.Selain itu kan masih banyak energi yang bisa menggantikan minyak bumi, maka itu harus di kembangkan. Dan yang pasti lebih ramah lingkungan

REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA EKSPLORASI1.

2.

3.

4.

5.

BIAYA MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

BIAYA PENGADAAN ALAT - KEGIATAN SURVEY / EKSPLORASI

BIAYA ANALISIS PENELITIAN BAHAN EKSPLORASI

BIAYA PENYUSUNAN LAPORAN

BIAYA LAIN - LAIN

Rp. 27.400.000

Rp. 62.570.000

Rp. 5.400.000

Rp. 285.000

Rp. 6.900.000