Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jenis batubara, dan...
-
Upload
sylvester-saragih -
Category
Engineering
-
view
131 -
download
9
description
Transcript of Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jenis batubara, dan...
TUGAS PAPER
BATUBARA
Disusun Oleh :
NAMA : SYLVESTER SARAGIH
NIM : DBD 111 0105
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2014
Essay :
1. Sebutkan dan jelaskan Lingkungan endapan batubara! (sebutkan sumbernya).
2. Bentuk-bentuk endapan batubara!
3. Klasifikasi dan jenis batubara (menurut siapa)!
4. Sebutkan minimal 5 (lima) cekungan pembentuk batubara dan pembawa formasi
batubara!
Alamat E-mail tugas : ([email protected])
BATUBARA
Pengertian Batubara
Beberapa ahli telah mencoba memberikan definisi batubara yaitu:
a. Menurut Spackman (1958), Batubara adalah suatu benda padat karbonan
berkomposisi maseral tertentu.
b. Menurut The lnternational Hand Book of Coal Petrography (1963), Batubara
adalah batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman
dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh proses kompaksi dan terkubur
dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang bervariasi, dari dangkal
sampai dalam.
c. Menurut Thiessen (1974), Batubara adalah suatu benda padat yang kompleks,
terdiri dari bermacam-macam unsur kimia atau merupakan benda padat
organik yang sangat rumit.
d. Menurut Achmad Prijono, dkk. (1992), Batubara adalah bahan bakar hydro-
karbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas
oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung
sangat lama.
Dari beberapa sumber diatas, dapat dirangkum suatu definisi yaitu:
Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang
terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara
biokimia, kimia dan fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung
pada tekanan serta temperatur tertentu pada kurun waktu yang sangat lama.
Sampai pada abad ke 20, para ahli kimia hanya mengetahui sedikit
tentang komposisi dan struktur molekul dari beragam jenis batubara, dan
hingga 1920, mereka masih meyakini bahwa komposisi batubara terutama
didominasi oleh karbon yang dicampur dengan hidrogen, dan dengan
beberapa impurities(zat pengotor). Dua metode analisis dan pemisahan
batubara yang mereka gunakan, diantaranya adalah destilasi destruktif dan
ekstraksi pelarut menunjukkan bahwa batubara hanya mengandung karbon,
dan konsentrasi hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur yang lebih sedikit.
Adanya kandungan senyawa anorganik seperti aluminium dan silikon oksida
akan menghasilkan abu pada hasil pembakaran batubara. Proses destilasi akan
menghasilkan tar, air, dan gas. Hidrogen merupakan komponen utama dari
gas yang dihasilkan, walaupun amonia, gas karbon monoksida dan dioksida,
benzen dan beberapa uap gas hidrokarbon juga terbentuk.
Gambar 1. Batubara dan Rumus bangun batubara (USGS, 2012)
Reaksi pembentukan batubara dapat diperlihatkan sebagai berikut :
5(C6H10O5) → C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO
(Cellulosa) (lignit gas metana air)
Sumber : (Sukandarrumidi,2006)
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan
hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon,
kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara
yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal)
yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-
endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti
Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di
berbagai belahan bumi lain (Krevelen ,1993).
a. Proses pembentukan batu bara
Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang kemudian
mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses
pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun
geologi. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar
fosil. Secara ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan yang terjadi,
yakni:
1) Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat
dimana tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan
(terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian diubah menjadi
gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit (gambut)
terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat
menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi
material organik serta membentuk gambut.
2) Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Secara lebih rinci, proses pembentukan batu bara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan
oleh bakteri anaerob.
2) Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan
selanjutnya akan mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan
yang berair. Akumulasi dari endapan ini dengan endapan-endapan
sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
3) Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui
proses biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian
hilangnya sebagian unsur karbon dalam bentuk karbondioksida,
karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon akan
bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
4) Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya
gaya tektonik dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan.
Batubara low grade dapat berubah menjadi batubara high grade
apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena
gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau
keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang
berair juga dapat berubah menjadi area darat dengan adanya gaya
tektonik setting tertentu.
5) Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang
telah mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas
akibat erosi inilah yang hingga saat ini dieksploitasi manusia.
b. Faktor-Faktor Dalam Pembentukan Batubara
Faktor-Faktor dalam pembentukan batubara sangat berpengaruh
terhadap bentuk maupun kualitas dari lapisan batubara. Beberapa faktor
yang berpengaruh dalam pembentukan batubara adalah :
1) Material dasar, yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta
tahun yang lalu, yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan
dan zona fisiografi dengan iklim clan topografi tertentu. Jenis dari
flora sendiri amat sangat berpengaruh terhadap tipe dari batubara yang
terbentuk.
2) Proses dekomposisi, yakni proses transformasi biokimia dari material
dasar pembentuk batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa
tumbuhan yang terendapkan akan mengalami perubahan baik secara
fisika maupun kimia.
3) Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang
menyatakan berapa lama material dasar yang diendapkan mengalami
transformasi. Untuk material yang diendapkan dalam skala waktu
geologi yang panjang, maka proses dekomposisi yang terjadi adalah
fase lanjut clan menghasilkan batubara dengan kandungan karbon
yang tinggi.
4) Posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi proses pembentukan
suatu lapisan batubara dari :
a) Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan
lapisan batubara yang terbentuk.
b) Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan
stabil, lipatan, atau patahan.
c) Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan merubah grade dari
lapisan batubara yang dihasilkan.
PENJELASAN :
1. Lingkungan Pengendapan Batubara
Batubara terbentuk pada lingkungan pengendapan tertentu, dan sangat
berpengaruh pada penyebaran lateral, ketebalan, komposisi, serta kualitasnya.
Analisa lingkungan pengendapan menggunakan pendekatan yang dikemukakan
oleh Homes (1978). Home (1978) memberikan criteria cara untuk mengenali
lingkungan pengendapan antara lain barrier, back-barrier, lower delta plain,
transitional lower delta plain, dan upper delta plain-fluvial.
1. Lingkungan barrier : Lingkungan ini mempunyai peran penting, yaitu
menutup pengaruh oksidasi dari air laut dan mendukung pembentukan gambut
di bagian daratan. Kriteria utama mengenal lingkungan barrier adalah pada
hubungan lateral dan vertikal dari struktur sedimen dan pengenalan tekstur
batupasir. Kearah laut batupasir butirannya menjadi semakin halus dan
selang-seling dengan serpih gampingan merah kecoklatan sampai kehijauan.
2. Lingkungan back barrier : Lapisan batubaranya tipis, pola sebaranya
memanjang sistem penghalang atau sejajar jurus lapisan, bentuk lapisan
melembar karena dipengaruhi tidal channel setelah pengendapan atau
bersamaan dengan proses pengendapan, kandungan sulfur tinggi, sehingga
tidak dapat ditambang. Urutan stratigarfi pada lingkungan back barrier
dicirikan oleh batulempung dan batulanau berwarna abu-abu gelap yang kaya
akan material organic, kemudian ditutupi oleh lapisan tipis batubara yang
tidak menerus atau zona sideritik dengan burrowing. Semakin ke arah laut
akan ditemukan batupasir kuarsitik sedangkan ke arah daratan terdapat
batupasir greywacke dari lingkungan fluvial – deltaic.
3. Lingkungan lower delta plain : Lapisan batubaranya tipis, kandungan sulfur
bervariasi, pola sebenarnya umumnya sepanjang channel atau jurus
pengendapan, bentuk lapisan ditandai oleh hadirnya splitting oleh endapan
crevasse splay, tersebar meluas cenderung memanjang jurus pengendapan
tetapi kemenerusan secara lateral sering terpotong channel bentuk lapisan
batubara. Endapan pada daerah ini didominasi oleh urutan butiran mengkasar
ke atas yang tebal. Pada bagaian atasnya terdapat batupasir dengan struktur
sedimen ripple mark.
4. Lingkungan transitional lower delta plain : Lapisan batubaranya tebal,
kandungan sulfur rendah. Ditandai oleh perkembangan rawa yang ekstensif.
Lapisan batubara tersebar meluas dengan kecenderungan agak memanjang
sejajar dengan jurus pengendapan. Splitting juga berkembang akibat channel
kontemporer dan washout oleh aktivitas channel subsekuen. Batuan sedimen
berbutir halus pada bagian bay fill sequences lebih tipis daripada di bagian
lower delta plain. Pada zona ini terdapat fauna air payau sampai laut dan
banyak ditemui burrowing.
5. Lingkungan upper delta plain – fluvial : Lapisan batubaranya tebal,
kandungan sulfur rendah, lapisan batubara terbentuk sebagai tubuh-tubuh pod
shaped pada bagian bawah dari daratan limpahan banjir yang berbatasan
dengan channel sungai bermeander. Sebaranya meluas cenderung memanjang
sejajar kemiringan pengendapan , tetapi kemenerusan secara lateral sering
terpotong channel subsekuen. Urutan stratifigrafinya didominasi oleh tubuh
batupasir yang menerus dan untuk lingkungan backswamp, terdiri dari urutan
batubara, batulempung dengan banyak fosil tumbuhan dan sedikit moluska air
tawar, batulanau, batulempung, serta batubara.
Berdasarkan kendali lingkungan pengendapannya, maka lingkungan
back barrier dan lower delta plain cenderung tipis batubaranya. Sebaliknya
pada lingkungan transitional lower delta plain dan upper delta plain – fluival,
lapisan batubaranya relative tebal.
Sumber : (Indonesian Coal Mining Association, 1998)
2. Bentuk-bentuk Endapan Batubara
Lapisan batubara terbentuk berdasarkan bentuk lingkungan pengendapannya
dan struktur. Ada beberapa bentuk lapisan batubara, diantaranya adalah:
a. Endapan Batubara bentuk Horse Back
Dicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung
kearah atas akibat gaya kompresi.
Gambar 2. Endapan Batubara bentuk Horse Back
b. Bentuk Clay Vein
Bentuk ini terjadi apabila diantara 2 bagian deposit batubara terdapat urat
lempung.
c. Bentuk Pinch
Dicirikan oleh perlapisan yang menipis dibagian tengah. Pada umumnya dasar
lapisan batubata merupakan batuan yang plastis.
d. Endapan Batubara bentuk Burreid Hill
Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana batubara semula terbentuk,
terdapat akumulasi sehingga lapisan batubara seperti “terintrusi”.
Gambar 3. Endapan Batubara bentuk Burreid Hill
e. Endapan Batubara Akibat Sesar
Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengelami seri
patahan.
Gambar 4. Endapan Batubara Akibat Sesar
f. Endapan Batubara Akibat Lipatan
Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengalami
perlipatan.
Gambar 5. Endapan Batubara Akibat Lipatan
3. Klasifikasi dan Jenis Batubara
Klasifikasi dan Jenis Batubara Menurut ASTM
ASTM atau American Society for Testing and Material merupakan suatu
organisasi internasional yang mengembangkan standarisasi teknik untuk material,
produk, sistem, dan jasa. ASTM membagi batubara berdasarkan tingkat
pembatubaraanya. Urutan batubara dari tingkat tertinggi sampai terendah adalah
anthracite, bituminous, sub-bituminous, dan lignite. Semakin tinggi kualitas
batubara, maka kadar karbon tetap (fixed carbon) akan meningkat sedangkan zat
terbang (volatatile matter) dan moisture (kelembaban) akan turun. Batubara
kualitas rendah seperti lignite dan sub-bituminous akan memiliki karbon tetap
yang rendah dan zat terbang dan kelembaban yang tinggi. Semakin tinggi jenis
batubara maka energi yang dihasilkan lebih besar dan bentuknya semakin keras
dan berwarna semakin hitam.
Tabel 1. Klasifikasi dan Jenis Batubara menurut ASTM
4. Cekungan Batubara dan Pembawa Formasi Batubara
Penyebaran endapan batubara di Indonesia ditinjau dari sudut geologi sangat
erat hubungannya dengan penyebaran formasi sedimen yang berumur tersier yang
terdapat secara luas di sebagian besar kepulauan di Indonesia. Batubara di
Indonesia dapat dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya.
Pertama, batubara paleogen yaitu endapan batubara yang terbentuk pada
cekungan intramontain terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tengah,
Sulawesi Selatan, dan sebagainya. Kedua, batubara neogen yakni batubara yang
terbentuk pada cekungan foreland terdapat di Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Ketiga, batubara delta, yaitu endapan batubara di hampir seluruh Kalimantan
Timur.
Gambar 6. Cekungan Batubara di Indonesia
Cekungan yang mengandung batubara dan pembawa formasi batubara antara lain :
a. Cekungan yang mengandung batubara:
1) Cekungan Melawi ( Perbatasan dengan Kalimantan Barat),
2) Cekungan Barito ( Bagian Tengah – Selatan - Timur Kalimantan Tengah),
3) Cekungan Kutai ( Bagian Utara - Timur Laut Kalimantan Tengah),
4) Cekungan Aceh Utara – Sumatera Utara
5) Cekungan Sumatera Tengah – Sumatera Selatan
b. Pembawa Formasi Batubara antara lain :
1. Formasi Tanjung
2. Formasi Berai
3. Formasi Warukin
4. Formasi Dahor
5. Endapan Kuarter (Aluvium).
KESIMPULAN
Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang
terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara
biokimia, kimia dan fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada
tekanan serta temperatur tertentu pada kurun waktu yang sangat lama. Lingkungan
Endapan Batubara antara lain :
1. Lingkungan barrier,
2. Lingkungan back-barrier,
3. Lingkungan lower delta plain,
4. Lingkungan transitional lower delta plain, dan
5. Lingkungan upper delta plain-fluvial.
Bentuk endapan batubara antara lain : Endapan Batubara bentuk Horse Back,
Bentuk Clay Vein, Bentuk Pinch, Endapan Batubara bentuk Burreid Hill, Endapan
Batubara Akibat Sesar, dan Endapan Batubara Akibat Lipatan. Menurut ASTM atau
American Society for Testing and Material klasifikasi dan jenis batubara terdiri dari
anthracite, bituminous, sub-bituminous, dan lignite. Semakin tinggi kualitas batubara,
maka kadar karbon tetap (fixed carbon) akan meningkat sedangkan zat terbang
(volatatile matter) dan moisture (kelembaban) akan turun.
Batubara kualitas rendah seperti lignite dan sub-bituminous akan memiliki karbon
tetap yang rendah dan zat terbang dan kelembaban yang tinggi. Semakin tinggi jenis
batubara maka energi yang dihasilkan lebih besar dan bentuknya semakin keras dan
berwarna semakin hitam. Cekungan yang mengandung batubara dan pembawa
formasi batubara antara lain Cekungan Melawi ( Perbatasan dengan Kalimantan
Barat), Cekungan Barito ( Bagian Tengah – Selatan - Timur Kalimantan Tengah),
Cekungan Kutai ( Bagian Utara - Timur Laut Kalimantan Tengah), Cekungan Aceh
Utara – Sumatera Utara, Cekungan Sumatera Tengah – Sumatera Selatan. Sedangkan
pembawa formasi batubara antara lain : Formasi Tanjun, Formasi Berai, Formasi
Warukin, Formasi Dahor, Endapan Kuarter (Aluvium).
DAFTAR PUSTAKA
1. http://kampungminers.blogspot.com/2013/10/pengenalan-batubara.html
2. http://www.indoenergi.com/2012/03/jenis-jenis-batubara.html
3. https://eyesbeam.wordpress.com/tag/klasifikasi-batubara.
4. http://bobbyinternisti.blogspot.com/2014/03/mengenal-batubara.html
5. Anonim. 2009. Batubara. URL : www.wikipedia.org [Online : 15 Oktober 2009]
6. Anonim. 2006. Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara. URL
: www.ilmubatubara.wordpress.com [Online : 15 Oktober 2009]
7. Erwan. Kelas dan Jenis Batubara. URL : www.tamangeologi.blogspot.com
[Online : 15 Oktober 2009]
8. Sukandarrumidi. 2008. Batubara dan Gambut. Yogyakarta : UGM Press.