Tugas Ekonomi Manajerial
-
Upload
radilla-widyastuti -
Category
Documents
-
view
506 -
download
26
description
Transcript of Tugas Ekonomi Manajerial
PENDAHULUAN
Perang harga sering kali terjadi bersamaan dengan meningkatnya
kompetisi di sebuah pasar. Dengan bertambahnya kompetitor, pengusaha sering
kali mengambil jalan penurunan harga untuk mempertahankan pasar. Dengan cara
ini, pengusaha berharap untuk tetap mendapatkan pesanan sambil terus
menurunkan biaya produksi. Sayangnya, sering kali solusi ini lebih sebagai berita
buruk yang tertunda dan bukan merupakan jalan keluar.
Dengan menurunkan nilai jual, akhirnya akan menurunkan keuntungan.
Selanjutnya akan diikuti dengan penekanan biaya produksi, misalnya dengan
menurunkan kualitas bahan baku, mengurangi waktu pengerjaan dan lain
sebagainya. Ujung-ujungnya adalah hasil produksi yang tidak maksimal dan
menyebabkan keluhan dari pelanggan. Tentunya hal ini dapat merusak nilai
perusahaan ataupun pengusahanya di mata pelanggan.
Solusi lain adalah justru dengan meningkatkan nilai produk di mata
pelanggan, baik dengan desain yang lebih baik, produk yang lebih berkualitas
ataupun variasi jenis produk. Tidak mudah memang, tetapi hal ini memberi
kesempatan kepada pengusaha untuk membuka pasar-pasar baru sambil terus
mempertahankan keuntungan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah:
- Sebisa mungkin menggunakan kekuatan yang sudah ada saat ini dan
mengoptimalkannya sehingga tidak memerlukan investasi yang lebih besar
1
- Pemilihan pasar yang tepat, termasuk merubah target market yang telah ada
mungkin perlu dilakukan.
- Pencarian terhadap pasar yang belum dilihat oleh kompetitor pada saat ini.
2
LANDASAN TEORI
Strategic behavior, Game theory, Strategi dominan dan Dilema Tahanan
Strategic behavior, adalah maksimalisasi strategi rencana kerja setelah
mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh para pesaing
dalam rangka memperoleh laba dan keuntungan lainnya. Game theory,
memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopolistik membuat keputusan strategis
untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya.
Strategi dominan adalah pilihan terbaik atau optimum untuk pemain tanpa
mempersoalkan apa yang dilakukan lawannya. Keseimbangan Nash terjadi ketika
setiap pemain telah memilih strategi optimumnya, strategi tersebut ternyata telah
dipilih oleh pemain lain.
Dilema Tahanan adalah mengacu pada situasi dimana setiap perusahaan
menerapkan strategi dominannya sendiri, tetapi tidak bisa mendapatkan yang
lebih baik dengan bekerja sama. Konsep dilema tahanan dapat digunakan untuk
menganalisa persaingan harga dan non-harga dalam pasar oligopolistik, selain
juga dalam hal terjadinya kecenderungan untuk berbuat curang (yaitu untuk secara
diam-diam mengurangi harga atau menjual lebih banyak dari kuota) di dalam
sebuah kartel.
Persaingan Harga dan Non Harga, Kecurangan Dalam Kartel dan Dilema
Tahanan
Persaingan Harga dan Dilema Tahanan adalah konsep yang digunakan
untuk menganalisis persaingan harga dan non harga dalam pasar oligopolistik
3
dengan mempertimbangkan faktor curang. Semakin besar jumlah anggota kartel
dan semakin banyak produk yang berbeda, semakin sulit bagi kartel untuk
melakukan pengawasan dan mencegah terjadinya kecurangan.
Langkah Strategis:
1. Ancaman, Komitmen dan Kredibilitas
2. Hambatan Masuk yang bisa dikaji dengan matrik ganjaran.
3. Perilaku strategis dan Daya Saing Internasional
Seperti juga perusahaan, negara juga bisa berperilaku strategis dengan
memberikan proteksi atau memberikan subsidi bagi indusri teknologi tinggi untuk
memeperoleh keunggulan kompetitif atas negara lain.
Penentuan harga berbagai jenis produk yang memiliki keterkaitan
permintaan deman interrelationship mempengaruhi keputusan penentuan harga
yang dilakukan oleh perusahaan penghasil beberapa jenis produk, melalui
dampaknya terhadap pendapatan marginal.
Beberapa perusahaan akan menghadapi dilema tahanan ketika mereka
berada pada pasar oligopoly. Dimana setiap perusahaan akan menetapkan harga
murah dan memperoleh laba yang lebih kecil, karena jika ia menetapkan harga
mahal, dia tidak dapat lagi memastikan bahwa pesaingnya akan menetapkan harga
mahal pula, bisa jadi pesaing tersebut akan menetapkan harga murah untuk tetap
memperoleh laba. Dilema baru akan berakhir ketika perusahaan-perusahaan
tersebut bekerja sama dan keduanya menetapkan harga mahal untuk dapat
memperoleh laba yang lebih besar.
4
Strategi Penentuan Harga Jual
1. Demand Oriented Pricing:
Berdasarkan strategi ini, maka perlu diukur berapa kira-kira permintaan atas
produk, kemudian menghitung besar mark up untuk tiap channel member,
kemudian baru melihat biaya untuk membuat produk itu. Perusahaan juga
harus membuat skenario permintaan yang akan terjadi untuk beberapa level
harga. Skenario harga ini akan sangat berguna, terutama jika perusahaan
percaya bahwaa harga merupakan faktor utama dalam pertimbangan
konsumen. Ada beberapa kebijakan yang muncul:
a. Price Skimming menentukan harga tinggi dibandingkan produk sejenis
(sampai tingkat tertentu, konsumen masih mau membeli). Hal ini dilakukan
dengan tujuan tertentu, contoh: mendapatkan cash flow bsar, menutup biaya
R’&’D, membatasi permintaan (karena kapasitas produksi terbatas) dsb. Harga
yang tinggi akan menarik segmen dalam hal: kualitas, status, unik dsb.kondisi
ini, dapat dilakukan jika persaingan dapat dikurangi karena brand loyalty,
patent, barriers to entry tinggi serta permintaan inelastis.
b. Penetration Pricing yaitu menetapkan harga rendah di pasar. Perusahaan bisa
menggunakan cara ini jika demand elastis, juga tercapainya scala ekonomi.
Kebijakan ini bisa digunakan sebagai barrier to entry, tetapi disastu sisi lebih
mudah bagi perusahaan untuk menurunkan harga dari pada menaikkan harga.
c. Odd-even pricing, menetapkan harga dengan akhitran genap/ganjil. Rp 99.95
kelihatannya lebih murah dibandingkan dengan Rp100. Penetapan harga genap
biasanya untuk produk yang mahal/eklusif.
5
d. Price bundling, menawarkan beberapa produk sekaligus dengan satu harga
lebih murah. Di B2B hal ini, sangat serin dilakukan, termasuk instalasi. Tetapi
sekarang menjadi trend di beberapa industri yang lain. Misalnya di Fast food,
seminar, entertainment.
e. Optional-product pricing merupakan penetpan harga untuk produk asesoris /
opsional, bersama dengan produk utama. Contoh: perusahaan mobil, dimana
perusahaan menjual AC mobil lebih murah dari harga pasar, tetapi harus
dengan membeli mobil itu.
f. Captive-product pricing merupakan menetapkan harga jual produk, yang harus
digunakan bersamaan dengan produk utama, seperti silet dengan pencukurnya;
film dengan kamera. Untuk perusahaan jasa, strategi ini disebut two-part
pricing dimana ada fee tetap, serta biaya variabel penggunaan (usage rate).
g. Prestige Pricing, harga ditetapkan sebagai ukuran kualitas.
2. Cost oriented pricing
Dengan strategi ini, perusahaan, menentukan lebih dahulu biaya yang timbul
kemudian, menambahkan sebesar rupiah tertentu atau presentase tertentu.
Metode ini sangat mudah dikelola. Ada dua pendekatan :
a. Cost-plus pricing. Biaya dihitung dulu, kemudian ditambah dengan prosentase
tertentu. Laba perusahaan dinyatakan dalam prosentase dari biaya, bukan
pejualan. Harga tidak muncul karena permintaan produk. Metode ini baik
digunakan jika harga bersifat inelastis, serta perusahaan memiliki control penuh
terhadap harga. Baik untuk menetukan harga dasar (floor price).
b. Mark-up pricing, umumnya digunakan oleh retailer. Besarnya bervariasi antar
produk satu dengan yang lain, tergantung kepada tingkat turnover.
6
3. Competitive Oriented Pricing
Harga jual yang ditetapkan perusahaan, didasarkan kepada harga jual
kompetitor, terutama untuk produk-produk yang bersifat homogen (=sama).
Perusahaan bisa menetapkan harga di atas atau dibawah kompetitor. Metode
ini, baik untuk melakukan estimasi harga, jika marketer tahu harga yang
ditetapkan kompetitornya. Tetapi sering kali sulit untuk menentukan, terutama
di pasar reseller. Tetapi perusahaan juga harus ingat, bagaimana dengan
struktur pasar? oligopoly, persaingan sempurna. Apakah harga dikontrol penuh
perusahaan, atau pasar atau pemerintah?
Untuk mengawasi persaingan usaha di Indonesia, pemerintah telah
membentuk satu badan independen yaitu Komisi Pengawas Persaingan Usaha
yang disingkat dengan KPPU. Dengan adanya KPPU diharapkan dampak negatif
dari oligopoli dapat dihindari. KPPU adalah sebuah lembaga independen di
Indonesia yang dibentuk untuk memenuhi amanat Undang-Undang no. 5 tahun
1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. KPPU
menjalankan tugas untuk mengawasi tiga hal pada UU tersebut, sebagai berikut:
1. Perjanjian yang dilarang, yaitu melakukan perjanjian dengan pihak lain
untuk secara bersama-sama mengontrol produksi dan/atau pemasaran
barang dan/atau jasa yang dapat menyebabkan praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat seperti perjanjian penetapan harga,
diskriminasi harga, boikot, perjanjian tertutup, oligopoli, predatory
pricing, pembagian wilayah, kartel, trust (persekutuan), dan perjanjian
dengan pihak luar negeri yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak
sehat.
7
2. Kegiatan yang dilarang, yaitu melakukan kontrol produksi dan/atau
pemasaran melalui pengaturan pasokan, pengaturan pasar yang dapat
menyebabkan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
3. Posisi dominan, pelaku usaha yang menyalahgunakan posisi dominan
yang dimilikinya untuk membatasi pasar, menghalangi hak-hak konsumen,
atau menghambat bisnis pelaku usaha lain.
Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya
bersaing dalam harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi
non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut:
1) Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan
dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan
perusahaan melakukan kegiatan intelijen industri untuk memperoleh informasi
(mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial.
Informasi-informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi
pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
8
STUDI KASUS: PT. BLUE BIRD TAXI
Gambaran Umum
Blue Bird didirikan pada tahun 1972 oleh Nyonya Mutiara Djokosoetono, SH. Saat itu
namanya belumlah Blue Bird, melainkan Chandra Taksi dan target pasar yang dibidik adalah
rental mobil khusus untuk para jurnalis dan pengunjung dari/ke hotel dan airport. Saat itu hanya
terdapat 25mobil yang digunakan untuk beroperasi. Chandra Taksi inilah yang kemudian dikenal
sebagaisalah satu dari Blue Bird Group, yaitu Golden Bird.Dari embrio taksi inilah berkembang
sebuah perusahaan besar yang sekarang membawahisekitar 20 anak perusahaan yang bergerak
tidak hanya di bidang transportasi, tetapi juga merambah usaha manufacture, properti, dan
support services. Khusus untuk bidang transportasi sendiri, Blue Bird Group telah mengakuisisi
beberapa perusahaan taksi, beberapa di antaranya berada di bawah payung Pusaka Group. Untuk
usaha transportasi khusus penumpang, Blue Bird mengkategorikan jasanya ke dalam beberapa
anak perusahaan untuk target market yang berbeda.
Secara umum, taksi yang memiliki warna biru atau biru metalik ditargetkan untuk
segmen masyarakat umum. Dalam kategori ini, ada beberapa anak perusahaan dimana setiap
anak perusahaan memiliki nama dan logo yang berbeda. Anak perusahaan tersebut antara lain
Pusaka Satria, Pusaka Nuri, Pusaka Biru, Pusaka Citra, Pusaka Lintas, Pusaka Prima, Morante
Jaya, Lintas Buana, Cendrawasih, dan Blue Bird sendiri. Di segmen Eksekutif, Blue Bird
menyediakan Silver Bird dengan armadanya yang berwarna hitam. Jauh berbeda dengan taksi
reguler yang berwarna biru, taksi eksekutif ini memberikan 3 keistimewaan utama, yaitu Comfort,
Convenience, dan Safety. Mobil yang dipergunakan pun terbilang lebih mewah dari taksi reguler,
tapi tentu saja masih ada lampu tanda taksi di atasnya.
9
Dan yang terakhir untuk segmen transportasi penumpang, yaitu kategori limousine yang
di dalam group ini dikenal dengan Golden Bird. Masuk dalam kategori ini adalah mobil-mobil
mewah seperti Toyota Twin Cam, Opel Vectra, Corona Absolute, Volvo 740, 960,
MercedesC180, E220, E230 dan New Eyes, hingga van mewah Mazda E2000. Berbeda dengan
dua kategori taksi sebelumnya, taksi ini menggunakan plat nomor kendaraan berwarna hitam,
yang artinya tentu saja mobil pribadi. Taksi ini ditujukan untuk orang-orang kelas atas atau VIP.
Selain itu, dengan keisitimewaan plat nomor hitam, taksi ini disewakan kepada perorangan
ataupun perusahaan, baik untuk jangka pendek atau jangka panjang. Golden Bird yang disewakan
ini sangat tepat bagi perusahaan yang menginginkan mobil mewah dalam operasional kantornya,
mengingat biaya operasional dan depresiasi akan bisa diminimalkan. Taksi Golden Bird ini
memang tidak tampak seperti taksi pada umumnya. Hanya ada tambahan label / stiker logo Blue
Bird di bagian kaca depan sopir.
Selain taksi, untuk jasa angkutan penumpang Blue Bird juga menyediakan sarana
angkutan masal berupa bis charter, yaitu Big Bird. Dengan area pelayanan transportasi meliputi
Jawa, Bali, dan Sumatera. Big Bird juga melayani transportasi bagi anak sekolah, di antaranya
adalah British International School, Jakarta Japanese School, Korean Internacional School dan
German International School. Mengembangkan sayap, merambah segmen non-penumpang,
Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di kota Jakarta dan sekitarnya saja, melainkan
dikota-kota besar lain di Indonesia.
Di Bali, sejak tahun 1989 Blue Bird Group telah menempatkan armada Golden Bird-
nya, yang diikuti dengan armada taksi regular Bali Taksi pada tahun 1994. Kemudian berturut-
turut pada tahun 1996 dan 1997, taksi regular memasuki Lombok dengannama Lombok Taksi
dan kota Surabaya dengan nama Surabaya taksi. Sekitar bulan November 2005, Blue Bird mulai
menjamah kota Bandung dengan 75 armada taksi regulernya. Meskipun dengan jumlah armada
10
yang masih sedikit, Bandung Taksi ini mendapatkan pertentangan yang cukup keras dari
operator-operator taksi lainnya di Bandung.
Di Kota Pekanbaru, pada tanggal 3 September 2012, taksi regular Blue
Bird Group resmi hadir di kota Pekanbaru. Peluncuran Perdana taksi berlogo
burung biru ini dilaksanakan di kantor Pemerintah Kota Pekanbaru, ditandai
dengan pengguntingan pita, pemukulan kendi dan pemasangan sticker berlogo
PON XVIII 2012 di kaca belakang Taksi Blue Bird oleh Walikota Pekanbaru,
H.Firdaus , ST, MT beserta jajaran terkait lainnya
Harus diakui jika reputasi dan brand image yang telah diposisikan oleh Blue Bird Group,
cukup menjadi ancaman terhadap operator taksi lainnya.Gebrakan bisnis Blue Bird sepertinya tak
cukup di jalur angkutan penumpang saja. Jasa angkutan non-penumpang pun telah digeluti Blue
Bird dengan menyediakan jasa Truk Container, yaitu Iron Bird dan Angkutan Kontenindo
Antarmoda. Di luar usaha transportasi primer, Blue Bird juga telah mendirikan Holiday Resort
Lombok, dan perusahaan manufacture otomotif seperti Everlite, Restu Ibu, Ziegler Indonesia,
serta usaha service lain seperti Jasa Alam, Gas Biru, dan Ritra Konnas Freight Centre.
Visi Blue Bird adalah Menjadi perusahaan yang langgeng dan berorientasi
pada mutu sehingga menjamin keberkelanjutan kesejahteraan seluruh stakeholder.
Tujuan Blue Bird adalah memuaskan pelanggan, membangun dan
mempertahankan posisi market leader di setiap bidang yang kami terjuni. Di
sektor transportasi darat, Blue Bird menyiapkan layanan terpercaya, bermutu
tinggi, dan terbaik dengan pemanfaatan sumber daya secara efisien. Blue Bird
melakukan hal tersebut sebagai sebuah tim.
11
Trend pelanggan
Menurut Vice President Central Operation Blue Bird Group, Sigit Priawan
Djokosoetono, seperti dikutip dari Okezone (2012), pelanggan Blue Bird yang
biasanya hanya melakukan 200 pemesanan per harinya kini melonjak hingga500-
600 pemesanan per hari. Jumlah tersebut dihitung setelah implementasi aplikasi di
platform BlackBerry, sehingga setelah peluncuran aplikasi Blue Bird untuk
Android dan iPhone, selama beberapa tahun nama Blue Bird sinonim dengan
standar tinggi layanan taksi penumpang, mengangkut lebih dari 8,5 juta orang di
seluruhIndonesia per bulan.
Salah satu kunci keunggulan Blue Bird adalah kejeliannya dalam
menggunakan teknologi. Pada tahun 1972, Blue Bird adalah perusahaan pertama
yang menggunakan system radio untuk memudahkan penentuan posisi armada
dan penerapan system argo yang ketat bagi setiap arma armada yang dimiliki.
Ketika teknologi GPS mulai masuk kalangan umum di Indonesia (sekitar tahun
2003), Blue Bird merespon dengan cepat dengan mengganti system radionya
dengan GPS.Tidak puas dengan inovasi itu, Blue Bird menyediakan system order
taxi melalui sms untuk mempermudah akses pelanggan BlueBird. Innovasi terbaru
Blue Bird taxi adalah penyediaan semacam software order taxi yang telah dapat
digunakan lewat operating system android dan untuk melakukan maintenance
berkala armada dan training supir armadanya.
Berbeda dengan group taksi lain yang menggunakan argo lama, blue bird
group melakukan maintenance armadany asetiap 6 bulan sekali, dan spare part
yang rusak bukan diperbaiki, melainkan di ganti. Sehingga kemungkinan untuk
rusak kembali pun kecil.Training supirnya pun tidak setengah-setengah, blue bird
12
group memberikan training dari mengemudi hingga customer care pengemudinya,
karena supirnyamerupakan front-linernya bisnis taksi ini.
Penetapan Harga
Pengaturan tarif argo hanya dilakukan oleh team teknisi Bluebird group
yang besarnya tarif ditentukan oleh pemerintah daerah. Seperti yang kita ketahui
bahwa penetapan tarif taksi blue bird sangat menyesuaikan dengan tarif yang
ditentukan pemerintah daerah setempat.
Ada hal yang unik dari promsi pada Blue Bird Taksi. Blue Bird ini tidak
menggunakan konvensional advertising untuk promosi. Mereka menggunakan
kekuatan market of mind yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan
melekatkan “BlueBird” sebagai satu-satunya taksi dengan kualitas yang sangat
baik. Dua cara utamayang digunakan sebagai proses dari market of mind adalah :
1. No-Lower Price
Mungkin kita akan mengerutkan dahi dengan no-low price yang
diterapkan oleh blue bird. Blue Bird mengetahui bahwa hal utama yang
harus dijaga dari jasa transportasi adalah keamanan dankenyamanan.
Dengan tidak mengurangi harga tetapi meningkatkankeamanan dan
kenyamana pada penumpang akan memberi mindset pada penumpang
bahwa taksi bluebird merupakan taksi yangtidak murahan dan bersifat
eksklusif.
2. High Quality
Dengan tidak menerapkan low price maka blue bird dapat meningkatkan
kualitasnya. Peningkatan kualitas (terutama dalambentuk safety) akan
membuat Blue Bird eksklusif dan menjadi leader dalam marketnya.
13
Orang-orang memiliki kepercayaan dan mind set yang kuat terhadap
kualitas blue bird yang eksklusif.
Dengan adanya dua hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa dengan
konsep market of mind secara tidak langsung memberi pengaruh promosi yang
kuat terhadap eksistensi Blue Bird taksi. Apalagi dengan maraknya kasus-kasus
yang dilakukan oleh supir taksi kepada penumpang memberikan kekuatan
promosi yang besar terhadap Blue Bird dengan konsep pelayanan eksklusif dan
harga yang wajar.
Persaingan Non Harga
Usaha taksi di Indonesia kini semakin berkembang, usaha-usaha di bidang
transportasi kini dilihat memiliki potensi yang besar utamanya dilingkungan
perkotaaan. Hal ini menyebabkan tingginya animo pesaing blue Bird di Indonesia.
Beberapa pesaing di Blue Bird taksi adalah Ekspress, Bossowa, dan Putera Taksi.
Di Kota Pekanbaru, pesaingnya adalah Puskopau dan Riau Taxi. Namun
nampaknya, Blue Bird memiliki strategi yang sangat baik untuk memenuhi
permintaan taksi oleh penumpang, diantarnya adalah sebagai berikut:
1. Supir yang terdekat menginformasikan keberadaannya dan butuh waktu
berapa untuk sampai kepada penumpang.
2. Ketersediaan waktu untuk menanggapi keluhan penumpang. Bluebird
menyediakan no telepon khusus untuk menerima keluhan dari penumpang.
Nomer telepon tersebut ditempelkan ditempat yang mudah dibaca oleh
penumpang. Dan manajemen memerintahkan sopir untuk mendengarkan
keluhan penumpang (apabila terjadi kesalahpahaman) sampai penumpang
selesai memberikan keluhan serta tidak lupa meminta identitas dari
14
penumpang untuk dilaporkan kepada pihak manajemen supaya keluhan
tersebut dapat ditanggapi lebih lanjut.
3. Ketepatan waktu untuk mengantarkan penumpang ke tempat tujuan. Para
sopir Bluebird Pekanbaru mayoritas adalah berasal dari Pekanbaru,
sehingga mereka hapal seluk beluk wilayah Pekanbaru. Sehingga dapat
mencapaiwaktu tempuh dan jarak tempuh yang paling efisien.
4. Kemudahan bagi penumpang untuk mendapatkan taksi dimana saja dan
kapan saja. Perusahaan juga bekerja sama dengan tempat-tempat
pelayanan umum seperti hotel, stasiun dan pelabuhan dengan cara
menempatkan beberapa armadanya di tempat tersebut untuk melayani para
penumpang dari tempat tersebut.
5. Kemampuan karyawan untuk menepati janji kapan pelayanan akan
diberikan. Setiap armada taksi Bluebird memiliki nomor armada yang
berbeda-beda. Pada setiap pemesanan taksi, operator memberikan nomor
taksi yang akan menjemput dan berapa waktu tunggu yang harus
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan taksi bluebird.
6. Kemampuan sopir / karyawan untuk memberikan pelayanan secara cepat
dan tepat kepada penumpang. Sopir dan karyawan Bluebird diwajibkan
untuk mematuhi standar prosedur pelayanan yang telah ditetapkan.
Apabila ada pelanggaran yang dilakukan dengan sengaja, maka akan
diberikan sangsi yang tegas oleh karena itu sopir atau karyawan akan
memperlakukan penumpang sesuai dengan prosedur dan standart
pelayanan.
15
7. Kemampuan sopir / karyawan untuk menolong penumpang. Standar
pelayanan dari perusahaan mewajibkan sopir membukakan pintu apabila
ada penumpang mau masuk (apabila sopir berada diluar) dan mengangkat
barang penumpang ke dalam atau keluar dari bagasi.
8. Kemauan sopir / karyawan untuk menanggapi permintaan penumpang.
Manajemen selalu menekankan untuk menganggap penumpang adalah
“raja” apapun dan kemanapun permintaan penumpang minta diantarkan
supir wajib untuk melaksanakanya asalkan masih dalam standar pelayanan
dan jenis pelayanan taksi Bluebird.
9. Argo untuk pembayaran harus sesuai dengan jarak yang ditempuh dan
tidak merugikan penumpang. Pengaturan tarif argo hanya oleh team
teknisi Bluebird group yang besaranya tarif ditentukan oleh pemerintah
daerah.
10. Kejujuran sopir / karyawan untuk mengembalikan barang bawaan
penumpang yang tertinggal. Manajemen mewajibkan sopir untuk segera
melaporkan kepada operator apabila ada barang penumpang tertinggal
dimobil. Sehingga apabila ada laporan barang penumpang tertinggal maka
pihak operator akan menginformasikan kepada pemilik barang tersebut
bahwa barang tersebut aman berada di pihak bluebird. Apabila armada
masih dekat maka sopir disararankan untuk mengembalikan kepada
penumpang tersebut. Akan tetapi apabila sudah lebih dari 12 jam maka
akan disimpan dikantor Bluebird agar sewaktu-waktu pemilik dapat
mengambilnya tanpa dipungut biaya apapun.
16
11. Rasa aman yang di dapat penumpang terhadap tindak kejahatan. Pada saat
training para calon sopir di beri keterampilan standart dalam antisipasi
tindak kejahatan. Bekerja sama dengan pihak training professional ataupun
aparat kepolisian. Selain itu para supir juga sudah dibekali standart
langkah-langkah antisipasi apabila terjadi tindak kejahatan terhadap
armadanya.
12. Keramahan dan kesopanan sopir / karyawan. Standar prosedur pelayanan
taksi bluebird adalah pemberian salam selamat pagi, siang/malam kepada
penumpang, kemudian baru menanyakan tujuan penumpang.sopir dan
karyawan dilarang keras mengeluarkan kata-kata kasar, ataupun mengeluh.
Standar layanan ini juga berlaku untuk operator penerima pesanan taksi.
13. Pengetahuan yang dimiliki sopir atau karyawan. Para sopir Blubird
minimal berpendidikan SMA dengan umur maksimal 35tahun (pelamar)
bahkan beberapa diantaranya berpendidikan D3 dan sarjana. Pada saat
menunggu mendapat penumpang mereka disarankan untuk membaca
koran atau buku sehingga mereka akan lebih tahu perkembangan terkini
untuk melayani penumpang ngobrol
14. Perhatian secara khusus bila ada keluhan dari penumpang. Bluebird
memberikan pelayanan khusus untuk melayani penumpang yang akan
menyampaikan keluhan baik pelayanan, sopir maupun ketidakpuasan yang
lain. Tak lupa pihak manajemen memberikan bingkisan atau
sekedar cinderamata kepada pihak yang merasa dirugikan sebagai rasa
permintaan maaf ataupun ucapan terima kasih kepada pelanggan yang
telah berkontribusi demi kebaikan perusahaan.
17
15. Ketersediaan staff khusus untuk menangani keluhan penumpang. Pihak
bluebird akan menindaklanjuti segera keluhan bahkan bluebird memiliki
team manajemen yang akan segera meluncur untuk merespon keluhan dari
konsumen apabila memang diperlukan
16. Kepedulian untuk selalu berusaha mempunyai reputasi yang terbaik di
matapenumpang. Pihak Bluebird selalu memberikan pelayanan yang
terbaik kepada setiap penumpang demi menjaga reputasi dan nama baik
perusahaan di mata konsumen.
17. Kepedulian sopir/ karyawan untuk memahami suasana hati penumpang.
Pihak manajemen menyarankan kepada sopir agar melihat kondisi dari
suasana hati penumpang. Apabila sopir merasa suasana hati penumpang
sedang tidak baik maka supir disarankan untuk mengajak bicara
seperlunya saja dan tidak terlalu mencampuri dan membahas masalah
tersebut
18. Kepedulian untuk memberikan saran kepada penumpang mengenai rute
perjalanan yang terbaik bagi penumpang.
Kehadiran taksi Blue Bird di kota Pekanbaru bukan saja mewarnai moda
transportasi jenis taksi, tapi juga terkait dengan persiapan Pemkot Pekanbaru
sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional XVIII yang akan
berlangsung pada September ini. “Kita mengoperasikan 100 unit. Kehadiran kami
selain untuk mendukung acara Pekan Olah Raga Nasional XVIII, juga untuk
melayani kebutuhan transportasi mayarakat kota Pekanbaru, dan para pelancong
yang datang ke kota ini, baik untuk tujuan bisnis maupun wisata.,” jelas H.
Handang Agusni, Director Blue Bird Group (Riau Pos, September 2012).
18
Sebagai bukti nyata dukungan Blue Bird terhadap penyelenggaraan PON
XVIII di kota Pekanbaru, logo PON XVIII dipasang di kaca belakang armada
taksi Blue Bird Pekanbaru. Dengan motto layanan ANDAL, yang artinya Aman,
Nyaman, Mudah dan Personalise, taksi Blue Bird Pekanbaru siap melayani
masyarakat pengguna jasa taksi di kota Pekanbaru, seperti di kota-kota besar
lainnya. Dalam pengoperasiannya, taksi Blue Bird Pekanbaru selalu menggunakan
argo meter untuk perhitungan ongkos taksi, armada yang terbaru dan terawat,
AC/pendingin udara, serta yang paling penting adalah para pengemudi profesional
yang terpercaya dan terlatih.
Untuk menjadi seorang pengemudi Blue Bird Group yang profesional
banyak tahapan yang harus dilalui, mulai dari proses rekrutmen, pelatihan, hingga
evaluasi dan monitoring secara berkelanjutan untuk menjaga kualitas pelayanan.
Pengemudi Blue Bird Group, selain mendapatkan pelatihan-pelatihan bersifat
teknis, diantaranya tentang standar pelayanan, defensive driving, dan sebagainya,
mereka juga diberikan siraman rohani sehingga mereka paham betul apa tujuan
mereka bekerja. Siraman rohani ini menjadi tuntunan moral, sesuai dengan
landasan budaya perusahaan yakni kejujuran, kerja keras, displin, dan
kekeluargaan.
Budaya pelayanan yang diterapkan Blue Bird Group menganut azaz
“Servent Leadership”, yakni semakin tinggi jabatan seseorang di dalam
perusahaan ini, maka akan semakin banyak orang yang wajib dilayani. Terkait
dengan itu, Blue Bird Group memperlakukan pengemudi sebagai internal
customer, yang harus dilayani sebaik mungkin oleh manajemen, baik fasilitas
19
pekerjaannya maupun, fasilitas kebutuhan keluarganya. Sebab, pada akhirnya para
pengemudi ini juga akan memberikan layanan sebaik mungkin kepada external
customer.
Perbandingan Dengan Pesaing
Untuk mendapatkan layanan taksi Blue Bird Pekanbaru bisa didapatkan
dengan menyetop di jalan, melaui pangkalan taksi/outlet, reservasi (on call) di :
(0761) 561234, dan public service area. Tarif Blue Bird Pekanbaru adalah:
BUKA PINTU : 6.000
Per-Kilometer : 3.500
Waktu tunggu per jam : 20.000
Minimum pembayaran : 20.000
Canceled Fee : 10.000
Adapun Tarif Riau Taksi Pekanbaru adalah:
Buka Pintu : 6.000
Per-Kilometer : 3.500
Waktu tunggu per jam : 20.000
Minimum pembayaran : 20.000
Canceled Fee : 10.000
Analisa Persaingan Harga Dan Non Harga
Meskipun taksi Blue Bird menetapkan harga di atas standar yang
ditentukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru yaitu batas bawah Rp 270 per meter
atau Rp. 2.750 per Kilometer, akan tetapi jika dibandingkan dengan pesaingnya
20
Riau Taksi, harga ini masih lebih murahdi awal peluncuran taxi blue bird di Kota
Pekanbaru, yaitu Rp. 3.000. Keberanian Blue Bird untuk menetapkan harga lebih
rendah dari pesaingnya ini ditunjang dengan strategi non harga yang telah
diterapkan sebelum Blue Bird memasuki Kota Pekanbaru. Namun demikian,
harga terbaru saat ini memperlihatkan angka yang sama dengan pesaingnya, yaitu
Rp. 3.500 per kilometer, sehingga terlihat jelas bahwa fokus persaingan usaha taxi
blue bird adalah pada persaingan non harga.
Blue Bird telah didukung dengan nama besar dan image baik yang
diciptakan melalui bertahun-tahun masa pelayannya terhadap transportasi darat di
Indonesia. Blue Bird juga selalu melakukan inovasi dengan cara merespon
perkembangan teknologi sebagai media promosi, seperti memanfaatkan pelayanan
Blackberry, Android, Dll, sehingga mereka tidak membutuhkan biaya besar untuk
memasang iklan. Selain itu, Blue Bird juga sangat mengutamakan keamanan dan
kenyamanan pelanggan selama menggunakan pelayanan mereka.
21