Tugas Dr Ridho

3
Oleh : Christover Firstnando Saragih NIM : I11112025 Definisi kesehatan sendiri menurut Perkin, 1938 adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya dan menurut WHO adalah suatu keadaaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja . Terwujudnya Indonesia sehat tentunya merupakan suatu yang diidam-idamkan seluruh warga Indonesia. Indonesia sebagai salah satu Negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Millennium pada tahun 2015 untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk. Tujuan bersama dalam MDGs tersebut terdiri dari 8 tujuan yang meliputi 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4) Menurunkan angka kematian anak; 5) Meningkatkan kesehatan ibu; 6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7) Kelestarian lingkungan hidup; dan 8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan. Dari 8 tujuan MDGs tersebut, 5 di antaranya adalah MDGs yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7 Terwujudnya kesehatan Indonesia merupakan suatu cakupan yang luas tidak terlepas dari peran serta pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dan institusi pendidikan serta masyarakat professional seyogyanya menggerakkan pengembangan dokter keluarga di Indonesia. Usaha pembangunan dilakukan dalam rangka mengembangkan atau mengadakan perubahan-perubahan ke arah keadaan yang lebih baik.

description

tes

Transcript of Tugas Dr Ridho

Oleh : Christover Firstnando SaragihNIM : I11112025Definisi kesehatan sendiri menurut Perkin, 1938 adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya dan menurut WHO adalah suatu keadaaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Terwujudnya Indonesia sehat tentunya merupakan suatu yang diidam-idamkan seluruh warga Indonesia.Indonesia sebagai salah satu Negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Millennium pada tahun 2015 untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk. Tujuan bersama dalam MDGs tersebut terdiri dari 8 tujuan yang meliputi 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4) Menurunkan angka kematian anak; 5) Meningkatkan kesehatan ibu; 6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7) Kelestarian lingkungan hidup; dan 8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan. Dari 8 tujuan MDGs tersebut, 5 di antaranya adalah MDGs yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7Terwujudnya kesehatan Indonesia merupakan suatu cakupan yang luas tidak terlepas dari peran serta pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dan institusi pendidikan serta masyarakat professional seyogyanya menggerakkan pengembangan dokter keluarga di Indonesia. Usaha pembangunan dilakukan dalam rangka mengembangkan atau mengadakan perubahan-perubahan ke arah keadaan yang lebih baik.Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Kegiatan pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Sedunia (WONCA) telah menekankan pentingnya peranan dokter keluarga (DK) ini dalam mencapai pemerataan pelayanan kesehatan.Pelayanan kedokteran keluarga merupakan upaya kesehatan perorangan lini pertama dengan pendekatan keluarga sebagai binaannya serta mengacu pada kepentingan status kesehatan setinggi-tingginya. Ilmu kedokteran keluarga (family medicine), haruslah dibedakan dengan ilmu kesehatan keluarga (family health). Sekalipun sasaran keduanya sama, yakni keluarga (family), tetapi ilmu kedokteran keluarga tidak sama dengan ilmu kesehatan keluarga. Ilmu kedokteran keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kedokteran (medical science), sedangkan ilmu kesehatan keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kesehatan masyarakat (public health sciences).Setelah sekian lama, kedudukan DK dalam sistem pelayanan kesehatan kita masih belum jelas. Untuk peningkatan pengembangan DK disadari bahwa perlu tekad politis (political will) dari pemerintah, profesi dan masyarakat untuk mengukuhkan kedudukan DK dalam sistem pelayanan kesehatan kita. Pelayanan DK baru dapat dijalankan kalau pelaksananya menguasai Kedokteran Keluarga (Family Medicine) sebagai body of knowledge yang digunakannya dalam memberikan pelayanan kedokteran. Upaya sinergisme dalam rangka pengembangan DK di Indonesia itu telah dilakukan dalam suatu wadah kerjasama tripartit pengembangan DK di Indonesia yang terdiri dari Depkes, KDKI/IDI, dan Fakultas Kedokteran.Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter, pada dasarnya mengacu pada prinsip bahwa praktek kedokteran harus senantiasa ditingkatkan mutunya melalui registrasi, sertifikasi, pendidikan, dan pelatihan yang sinambung serta pemantauan terhadap kinerja dokter dalam menyelenggarakan prakteknya. Sementara ini, tuntutan global mengharuskan Fakultas Kedokteran di seluruh dunia mulai mempertimbangkan perannya dalam pembangunan kesehatan dan menjalin kemitraan dengan institusi dan kelompok lain di sektor kesehatan dan sosial. Mereka dituntut untuk menghasilkan dokter yang menjalankan 5 fungsi dasar (5 stars doctor ; Care Provider, Decision maker, Communicator, Community Leader, Manager) yang pada dasarnya adalah fungsi dokter keluarga.Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat mengenai status, jika ditinjau dari kepentingan masyarakat, lebih diutamakan bukanlah status dokter yang menyelenggarakan pelayanan, melainkan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan. Sesungguhnya untuk kepentingan masyarakat tersebut, amat diharapkan pelayanan kedokteran dapat diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, serta berkesinambungan, yakni yang sesuai dengan ciri pokok pelayanan dokter keluarga.