tugas cici MUSIK ZAMAN PRASEJARAH.docx

download tugas cici MUSIK ZAMAN PRASEJARAH.docx

of 11

Transcript of tugas cici MUSIK ZAMAN PRASEJARAH.docx

MUSIK ZAMAN PRASEJARAH1. Musik zaman prasejarah Musik sudah ada sejak zaman dimana manusia pertama kali hadir. Perkembangan seni musik sangat pesat dikarenakan banyaknya penemuan-penemuan baru terutama di bidang kebudayaan. Musik sudah dikenal sejak kehadiran manusia Homo sapiens yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang mengetahui siapa manusia yang pertama kali mengenal seni musik. Alat musik yang tertua adalah flute yang dibuat dari tulang yang telah dilubangi. Biasanya berasal dari tulang paha beruang. Flute tersebut diduga dibuat pada 40.000 tahun yang lalu. Koleksi alat musik zaman purba paling banyak ditemukan di Cina yang berasal dari tahun 7000 sampai 6600 sebelum masehi. Prasasti yang berisi lagu Hurrian yang bertanggal 1400 SM merupakan notasi musik tertua yang pernah dicatat.Musik pada zaman prasejarah sangat erat hubungannya dengan magis, kegiatan upacara-upacara religious dan mistik, seperti penyembuhan orang yang sakit, usaha membunuh binatang buruan, persembahan sesajen di tempat tempat keramat, dsb.Bukti peninggalan yang sangat terbatas, dapat diketahui bahwa pada masa ini, sudah terdapat musik dalam bentuk nyanyian-nyanyian, yaitu: a. Nyanyian untuk Iringan Tari pada saat Upacarab. Nyanyian untuk Iringan Kegiatan Bekerja Di beberapa daerah, sampai sekarang kegiatan ini masih dipertahankan keberadaannya sesuai dengan adat istiadat daerah setempat. Musik yang dianggap memiliki kekuatan gaib harus dimainkan secara khidmat dan cermat. 2. Ciri-ciri musik zaman prasejarahCiri-ciri musik zaman prasejarah:a. Musiknya sama sekali belum berbentuk, jenis musik masih sangat primitif.b. Lebih banyak digunakan untuk upacara yang bersifat religiusc. Penggunaan unsur ritmis masih sangat dominan dan penggunaan istrumen musik yang masih sangatsederhanad. Irama, yaitu aksen-aksen musik yang dimainkan pada alat-alat tetabuhan yang bunyinya kuat. Bunyi tersebut diantaranya bunyi gendering dan kentongan.e. Aturan penyajian, yaitu aturan yang mencakup berapa kali musik tersebut harus dimainkan untuk tujuan apa musik tersebut disajikan dan apa fungsinya.3. Fungsi musik zaman prasejarahMusik pada zaman prasejarah sangat erat hubungannya dengan magis, yaitu berupa kegiatan upacara-upacara religious, upacara-upacara mistik, seperti penyembuhan orang yang sakit, usaha membunuh binatang buruan, persembahan sesajen di tempat tempat yang di anggap keramat.berdasarkan bukti peninggalan yang sangat terbatas, dapat diketahui bahwa pada masa ini, sudah terdapat musik dalam bentuk nyanyian-nyanyian yang meliputi dua jenis, yaitu:a. Nyanyian untuk Iringan Tari pada saat UpacaraDalam nyanyian ini terdapat perpaduan yang kuat antara lirik/kata-kata, iringan tetabuan dan tari dengan irama sehingga menimbulkan kekuatan gaib. Pada saat penyanjiannya disertai dengan mengucapkan kata-kata sakral dengan tujuan memuja roh-roh yang ada di sekelilingnya. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan akan mendapat keberkahan dalam kehidupannya. Mereka yakin sepenuhnya bahwa roh-roh yang mereka sembah akan mengabulkan segala hal yang meraka minta, baik yang berkaitan dengan masalah pertanian, peternakan, kesehatan, keselamatan, maupun perjodohan. Melalui nyayian-nyayian sebagai iringan tari mereka menyampaikan permohonannya kepada roh para leluhurnya dan biasanya dilakukan oleh beberapa orang secara bersamaan.b. Nyanyian untuk Iringan Kegiatan BekerjaPada saat melakukan sebuah pekerjaan, seperti membajak sawah atau menanam padi, nyanyian magis pun bisa diperdengarkan. Nyanyian tersebut dimaksudkan untuk memerikan dorongan kepada mereka yang sedang bekerja agar bersemangat dan serentak dalam menjalankan pekerjaannya. Disamping itu, nyanyian-nyanyian tersebut dimaksudkan untuk memberi pengaruh pada bidang garapan yang dikerjakannya. Misalnya, nyanyian pada saat menanam padi diyakini dapat memberi sugesti bagi kesuburan tanaman padi olahannya. Kegiatan menanam tidak hanya diiringi nyanyian saja tetapi diiringi juga bunyi alat-alat tetabuhan.4. Perbedaan musik zaman prasejarahPada zaman prasejarah musiknya sama sekali belum berbentuk, jenis musik masih sangat primitif. Lebih banyak digunakan untuk upacara yang bersifat religius dan penggunaan unsur ritmis masih sangat dominan dan penggunaan istrumen musik yang masih sangatsederhana. Selain itu musik zaman prasejarah masih terbuat dari benda-benda dan alat yang sangat primitif.5. Contoh musik zaman prasejarahSeruling Merupakan alatmusik yang sering ditumakan pada zaman pra sejarah dan bentuknya seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Seruling Divje Babe yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah dipakai sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar telah ada sejak zaman Peradaban Lembah Sungai Indus , India memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab Weda.Alat musik pertama adalah suara manusia itu sendiri, yang dapat membuat array yang luas dari suara, dari menyanyi, bersenandung dan bersiul melalui mengklik, batuk dan menguap. Pada tahun 2008 para arkeolog menemukan tulang seruling di gua Hohle Fels dekat Ulm, Jerman [6]. [7] [8] seruling lima bersembunyi memiliki corong berbentuk V dan terbuat dari tulang sayap burung bangkai. Pipa-pipa kayu tertua dikenal ditemukan di dekat Greystones, Irlandia, pada tahun 2004. Sebuah lubang kayu berlapis berisi sekelompok enam seruling yang terbuat dari kayu yew, antara 30 dan 50 cm, meruncing pada salah satu ujung, tetapi tanpa lubang jari. Mereka pernah mungkin telah diikat bersama-sama.

6. Komponis yang terkenal pada zaman prasejarahPada zaman prasejarah kebanyakan musik di buat oleh komponis anonim. Akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa hal dan kebudayaan dari berbagai negara dengan kekaisarannya. Pipa ganda, seperti yang digunakan oleh orang Yunani kuno, dan bagpipe kuno, serta meninjau gambar kuno di vas dan dinding, dll, dan tulisan-tulisan kuno (seperti di Aristoteles, Masalah, Book XIX.12) yang menggambarkan teknik musik dari waktu, menunjukkan polifoni. Satu pipa di pasang aulos (seruling ganda) kemungkinan berfungsi sebagai pesawat tak berawak atau "keynote," sedangkan yang lain memainkan bagian melodi. Instrumen, seperti bersembunyi tujuh seruling dan berbagai jenis instrumen senar telah pulih dari situs peradaban lembah Indus arkeologi.India klasik musik (marga) dapat ditemukan dari tulisan suci dari tradisi Hindu, Veda. Samaveda, salah satu dari empat Veda, menguraikan musik di panjang. Sejarah perkembangan musik di Iran (Persia musik) tanggal kembali ke era prasejarah. Raja legendaris yang hebat, Jamshid, dikreditkan dengan penemuan musik. Musik di Iran dapat ditelusuri kembali ke hari-hari Kekaisaran Elamite (2,500-644 SM). Dokumen fragmentaris dari berbagai periode sejarah negara itu menetapkan bahwa Persia kuno memiliki budaya musik yang rumit. Periode Sassania (226-651 AD), khususnya, telah meninggalkan kita banyak bukti menunjuk ke keberadaan kehidupan musik hidup di Persia. Nama-nama beberapa musisi penting seperti Barbod, Nakissa dan Ramtin, dan judul dari beberapa karya mereka telah selamat.

KUMPULAN PERATURAN YANG MENGATUR K3Perundang-undangan K3 ialah salah satu alat kerja yang penting bagi para Ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) guna menerapkan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja.Undang-Undang K31. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).2. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.3. Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 203 tentang Ketenagakerjaan.Peraturan Pemerintah terkait K31. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).2. Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Peredaran Pestisida.3. peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.4. Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.Peraturan Menteri terkait K31. Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.2. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu.3. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.4. Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.5. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.6. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.7. Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.8. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.9. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.10. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.11. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.12. Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.13. Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.14. Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.15. Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.17. Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.18. Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.19. Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur Petir.20. Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.21. Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.22. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.23. Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.24. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.25. Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter Penasehat.26. Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang.Keputusan Menteri terkait K31. Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep 125/MEN/82 Tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.2. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum RI No 174 Tahun 1986 No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.3. Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan Kerja.4. Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.5. Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.6. Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.7. Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.8. Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.9. Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.10. Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.11. Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.Instruksi Menteri terkait K31. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K31. Surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja RI No 84 Tahun 1998 tentang Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan.2. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No 407 Tahun 1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift.3. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No 311 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.

TUGASKUMPULAN PERATURAN K3

OLEH:CICI RAMADHANIX PATISERI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6PADANG2015TUGASSENI BUDAYA

OLEH:CICI RAMADHANIX PATISERI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6PADANG2015