Tugas Bu Gayuh

14
IRIGASI KATETER KANDUNG KEMIH A. Pengertian Irigasi kateter adalah pencucian kateter urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine menetap dengan larutan steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebabkan urine tetap berada di tempatnya. Ada dua metode tambahan untuk irigasi kateter, yaitu : 1. Irigasi kandung kemih secara tertutup. Sistem ini memungkinkan seringnya irigasi kontinu tanpa gangguan pada sistem kateter steril. Sistem ini paling sering digunakan pada kalien yang menjalani bedah genitourinaria dan yang kateternya berisiko mengalami penyumbatan oleh fragmen lendir dan bekuan darah. 2. Dengan membuka sistem drainase tertutup untuk menginstilasi irigasi kandung kemih. Teknik ini menimbulkan resiko lebih besar untuk terjadinya infeksi. Namun, demikian kateter ini diperlukan saat kateter kateter tersumbat dan kateter tidak ingin diganti (mis ; setelah pembedahan prostat). Dokter dapat memprogramkan irigasi kandung kemih untuk klien yang mengalami infeksi kandung kemih, yang larutannya terdiri dari 1

description

isi

Transcript of Tugas Bu Gayuh

IRIGASI KATETER KANDUNG KEMIHA. Pengertian Irigasi kateter adalah pencucian kateter urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine menetap dengan larutan steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebabkan urine tetap berada di tempatnya. Ada dua metode tambahan untuk irigasi kateter, yaitu :1. Irigasi kandung kemih secara tertutup. Sistem ini memungkinkan seringnya irigasi kontinu tanpa gangguan pada sistem kateter steril. Sistem ini paling sering digunakan pada kalien yang menjalani bedah genitourinaria dan yang kateternya berisiko mengalami penyumbatan oleh fragmen lendir dan bekuan darah.2. Dengan membuka sistem drainase tertutup untuk menginstilasi irigasi kandung kemih. Teknik ini menimbulkan resiko lebih besar untuk terjadinya infeksi. Namun, demikian kateter ini diperlukan saat kateter kateter tersumbat dan kateter tidak ingin diganti (mis ; setelah pembedahan prostat). Dokter dapat memprogramkan irigasi kandung kemih untuk klien yang mengalami infeksi kandung kemih, yang larutannya terdiri dari antiseptik atau antibiotik untuk membersihkan kandung kemih atau mengobati infeksi lokal. Kdua irigasi tersebut menerapkan teknik asepsis steril (Potter & Perry, 2005). Dengan demikian Irigasi kandung kemih adalah proses pencucian kandung kemih dengan aliran cairan yang telah di programkan oleh dokter.B. Tujuan1. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine2. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan kateter urine, misalnya oleh darah dan pus3. Untuk membersihkan kandung kemih4. Untuk mengobati infeksi lokalC. Prinsip 1. Menjaga privacy klien2. Prosedur sterilD. Alat1. Larutan iritasi steril,sesuaikan suhu dalam kantung dengan suhu ruangan2. Kateter Foley (3 saluran)3. Slang irigasi dengan klem (dengan atau konektor-Y)4. Sarung tangan sekali pakai5. Tiang penggantung IV 6. Kapas antiseptik7. Wadah metrik8. Konektor-Y9. Selimut mandi (opsional)E. Rasional AlatLarutan yang dingin dapat menyebabkan spasme kandung kemihKlem mengatur aliran irigasi. Penghubung Y memungkinkan selang terhubung dengan kantung Dapat menghubungkan selang irigasi ke kateter yang memiliki dua buah lumen 1. Ikuti protokol standar (lihat lampiran)2. Kaji abdomen bawah untuk tanda distensi kandung kemih3. Dengan menggunakan teknik aseptik, masukkan ujung slang irigasi steril kedalam kantung yang berisi larutan irigasi4. Tutup klem slang dan gantung kantung larutan pada tiang penggantung IV5. Buka klem dan alirkan larutan melalui slang, pertahan kan ujung slang steril; tutup klem6. Putar of bagian irigasi kateter lumen tripel atau hubungkan konektor-Y steril kateter lumen ganda, kemudian hubungkan ke slang irigasi7. Yakinkah kantung drainase dan slang dengan aman dihubungkan ke bagian drainase konektor-Y tripel ke kateter lumen ganda.8. Klem slang pada sistem drainase untuk aliran intermetin, buka klem pada slang irigasi, dan alirkan sejumlah cairan yang diprogrmkan masuk ke kandung kemih (100 ml adalah normal untuk orang dewasa). Tutup klem slang irigasi, kemudian buka klem slang drainase.9. Untuk irigasi kontinu, hitung kecepatan tetesan tetesan dan atur klem pada slang irigasi secara tepat; yakinkah klem pada slang drainase pada kantung drainas10. Buang alat yang terkontaminasi, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan.11. Catat jumlah larutan yang digunakan sebagai iringan, jumlah kembali seperti yang didrainase, serta konsistensi drainase pada catatan perawat dan lembaran asupan dan haluaran. Laporkan oklusi kateter, perdarahan tiba-tiba, infeksi, atau peningkatan nyeri pada dokter.12. Lengkapi akhir protokol ketrampilan (lihat lampiran).F. Pelaksanaan1. Jelaskan kepada klien tentang apa yang akan dilakukan2. Cuci tangan3. Berikan privasi klien4. Pasang sarung tangan bersih5. Kosongkan, ukur dan catat jumlah serta tampilan urine yang ada di dalam kantong urine. Buang urine dan sarung tangan. Pengosongan kantong drainase memungkinkan pengukuran haluran urine yang lebih akurat setelah irigasi dilakukan atau selesai. Pengkajian karakter urine memberikan data dasar untuk perbandingan selanjutnya.6. Persiapan perlengkapan7. Cuci tangan8. Hubungkan selang infus irigasi dengan larutan irigasi dan bilas selang dengan larutan, jaga agar ujungnya tetap steril. Membilas selang akan mengeluarkan udara sehingga mencegah udara masuk ke dalam kandung kemih.9. Pasang sarung tangan bersih dan bersihkan port irigasi dengan kapas antiseptic10. Hubungkan selang irigasi ke port cairan pada kateter tiga cabang11. Hubungkan kantong dan selang drainase ke port drainase urine jika belum di hubungkan12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan13. Langkukan irigasi kandung kemih14. Untuk irigasi kontinu, buka klem aliran pada selang drainase urine jika ada, hal ini memeungkinkan larutan irigasi mengalir keluar dari kandung kemih secara kontinu.15. Buka klem pengatur pada selang irigasi dan atur kecepatan aliran sesuai dengan program dokter atau atur kecepatan aliran sebanyak 40-60 tetes per menit jika kecepatan aliran tidak ditentukan16. Kaji jumlah cairan irigasi yang masuk ke kandung kemih ditambah dengan perkiraan haluaran urine.17. Untuk irigasi intermiten, tentukan apakah larutan perlu tetap di kandung kemih selama waktu tertentu.18. Apabila larutan tetap berada di dalam kandung kemih irigasi atau pemasukan cairan ke kandung kemih , tutup klem aliran ke selang drainase urine. Menutup klem aliran memungkinkan larutan tetap di dalam kandung kemih dan bersentuhan dengan dinding kandung kemih19. Apabila larutan sedang dimasukan untuk mengirigasi kateter, buka klem aliran pada selang drainase urine larutan irigasi akan mengalir melalui selang dan port drainase urin, mengeluarkan mukosa atau bekuan darah20. Buka klem aliran pada selang irigasi agar sejumlah larutan yang telah di programkan masuk ke dalam kandung kemih. Klem selang.21. Setelah larutan dipertahankan selama waktu yang telah ditetapkan, buka klem aliran pada selang drainase dan biarkan kandung kemih kosong.22. Kaji jumlah warna dan kejernihan drainase. Jumlah drainase seharusnya sama dengan jumlah cairan irigasi yang masuk ke kandung kemih ditambah dengan perkiraan haluaran urine.23. Kaji klien dan hakuaran urine.24. Kaji kenyamanan klien25. Kosongkan kantong drainase dan ukur isinya.G. Rasional Langkah1. Mendeteksi apakah kateter atau sistem drainase urine tidak berfungsi, memblok drainase.2. Mengurangi transmisi mikroorganisme3. Mencegah kehilangan larutan irigasi4. Menghilangkan udara silang5. Kateter tiga saluran atau konektor-Y memberikan cara untuk larutan irigasi masuk ke kandung kemih. Sistem harus tetap steril.6. Meyakinkan bahwa urine dan larutan irigasi akan mengalir dari kandung kemih7. Cairan mengisi melalui kateter ke dalam kandung kemih, sistem pembilas. Cairan mengalir ke luar setelah irigasi selesai.8. Meyakinkan kontinuitas, meskipun irigasi sistem kateter. Mencegah akumulasi larutan di kandung kemih yang dapat menyebabkan distensi kandung kemih dan kemungkinan cedera9. Mengurangi penyebaran mikroorganisme10. Mendokumentasikan prosedur toleransi klien.H. Respon Klien Yang Membutuhkan Tindakan Segera Respon 1. Klien mengeluh nyeri atau spasme kandung kemih karena irigan terlalu dingin2. Ada darah atau bekuan darah dalam slang irigasiTindakan 1. Lambatkan atau hentikan irigasi kandung kemih2. Memerlukan peningkatan kecepatan aliran (tujuan intervensi ini adalah mempertahankan patensi kateter; sel darah mempunyai potensi menyumbat kateter).I. Evaluasi1. Kaji respon pasien terhadap prosedur2. jumlah dan kualitas drainase3. Catat jumlah irigasi yang digunakan intake dan outputJ. Dokumentasi 1. Catat tanggal dan waktu pemberian irigasi2. Catat jumlah intake dan output drainase3. Catat keluhan pasien jika ada4. Nama perawat dan tanda tanganPenyuluhan pada klien :Beritahu klien untuk mengobservasi darinase urin untuk tanda dara dan mukus, perubahan warna, atau perubahan konsistensi. Klien harus diinstruksikan untuk mempertahankan asupan oral sedikitnya 2 liter/ hari ini melarutkan urin dan meningkatkan aliran urin.

Tujuan Dan Metode Latihan Kegel (Kozier 1995)Tujuan :1. meningkatkan tonus otot kandung kemih dan kekuatan otot dasar panggul serta sfingter uretra agar dapar tertututp dengan baik.1. Meningkatkan efisiensi serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.1. Meningklatkan aliran darah ke ginjal.1. Memperpanjang interval waktu berkemih sehingga lansia dapat menahan sensasi untuk berkemih sebelum waktunya.

Metode Latihan1. Berdiri atau duduk dengan kaki terbuka.1. Kontraksikan atau pejamkan rektum, uretra dan vagina lalu tahan dengan hitungan 3-5 detik.1. Lakukan setiap kontraksi 10 kali frekwensi 5 kali sehari.1. Anjurkan lansia untuk mencoba memulai dengan membuang air seni dan menghentikan laju urin pada pertenganhan.

METODE BLADDER RETRAINING (KOZIER, 1995)

1. Anjurkan lansia untuk miksi atau buang air kecil pada waktu sesuai dengan jadwal meskipun ada sensasi miksi atau tidak. Karena hal ini akan membantu meningkatkan tonus otot kandung kemih dan kontrol volunteer.1. Jika lansia mampu untuk mengontrol miksinya, interval jadwal miksi bias diperpanjang.1. Berikan minum sebanyak 150-200ml 1,5 jam sebelum miksi 2 jam menjelang tidur.1. Hindarkan minuman yang mengandung stimulan seperti teh, kopi, dan minuman alkohol.1. Berikan dorongan positif dengan memodifikasi tingkah laku dan libatkan keluarga dalam perawatan lansia.

TEKNIK MERANGSANG REFLEKS BERKEMIH (Carpernito)1. Anjurkan lansia mengambil posisi setengah duduk.1. Mengetuk secara langsung kandng kemih 7 8 kali setiap 5 detik dengan menggunakan satu tangan.1. Pindahkan rangsangan di atas kandung kemih untuk menentukan sisi yang paling berhasil.1. Lanjutkan rangsangan sampai mulai aliran baik.1. Tunggu kira-kira 1 menit, ulangai rangsangan samapai kandung kemih kosong. Bila dilakukan rangsangan satu atau dua kali tidak ada respon , maka tidak ada lagi urin yang akan dikeluarkan.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

B.B Purnomo. 2003. Dasar- Dasar Urologi. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Nursalam. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika. Berman, Audrey, Et. al. 2009. Kozier : Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC.

1