Tugas Bedah Dr Arsanto Febrin

download Tugas Bedah Dr Arsanto Febrin

of 21

description

cvbcvbcvb

Transcript of Tugas Bedah Dr Arsanto Febrin

Nama : Febryn Prisiliya PaliyamaNIM : 11-2013-2061. Defenisi Shock

Shock merupakan suatu keadaan dimana terjadi kegagalan sirkulasi akut yang parah. Pada kondisi ini transport darah tidak didapatkan oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh organ vital atau tidak dapat membuang metabolit yang tertimbundengan jumlah yang cukup. (Black J.M.2005)

Shock adalah kondisi dimana tekanan darah turun sedemikian rendah sehingga aliran darah ke jaringan tidak lagi dapat dipertahankan secara adekuat. (SherwoodSYOK HIPOVOLEMIK shock yang diinduksi oleh penurunan volume darah baik secara langsung karena perdarahan ataupun kehilangan cairan yang berasal dari plasma seperti pada kondisi diare berat,pengeluaran urin berlebih dan keringat berlebihan.

SYOK KARDIOGENIKPengertianSyok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan non koroner. Koroner, disebabkan oleh infark miokardium, Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati, kerusakan katup, tamponade jantung, dan disritmia.

SYOK DISTRIBUTIFPengertianSyok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah secara abnormal berpindah tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer. Syok distributif dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis atau oleh pelepasan mediator kimia dari sel-sel. Kondosi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok distributif yaitu (1) syok neurogenik seperti cedera medulla spinalis, anastesi spinal, (2) syok anafilaktik seperti sensitivitas terhadap penisilin, reaksi transfusi, alergi sengatan lebah (3) syok septik seperti imunosupresif, usia yang ekstrim yaitu > 1 thn dan > 65 tahun, malnutrisi Berbagai mekanisme yang mengarah pada vasodiltasi awal dalam syok distributif lebih jauh membagi

klasifikasi syok ini kedalam 3 tipe :1. Syok NeorugenikPada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal, dan kerusakan sistem saraf. Syok ini juga dapat terjadi sebagai akibat kerja obat-obat depresan atau kekurangan glukosa (misalnya : reaksi insulin atau syok). Syok neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering, hangat dan bukan dingin, lembab seperti terjadi pada syok hipovolemik. Tanda lainnya adalah bradikardi. Syok neurogenik sebenarnya jarang terjadi. Pada syok neurogenik terdapat penurunan tekanan darah sistemik sebagai akibat terjadinya vasodilatasi perifer dan penurunan curah jantung. Vasodilatasi tersebut terjadi karena menurunnya resistensi perifer yang disebabkan oleh gangguan saraf otonom sedangkan penurunan curah jantung disebabkan oleh bertambahnya pengaruh nervus vagus pada jantung sehingga terjadi bradikardi.

2. Syok AnafilaktikSyok anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang sebelumnya sudah membentuk anti bodi terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi anti gen- anti bodi sistemik.

3. Syok SeptikSyok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik pengendalian infeksi, melakukan teknijk aseptik yang cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara menyeluruh.

2. Penatalaksanaan / Penanganan Keurangan Cairan (Dehidrasi):Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi. Dehidrasi hipertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah. Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium juga dapat diberikan isotonik. Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus Cairan Badan Total [CBT] (liter): CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini/140 CBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg) CBT saat ini (perempuan) = 45% x berat badan (kg) Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

3. Jelaskan defenisi pendarahan dan penanganannya (ATLS)Perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan.kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.

Untuk mengatasi perdarahan, kita harus tahu dahulu tentang sistem peredaran darah (sistem sirkulasi) yang bertanggung jawab mengedarkan (mengalirkan) darah ke seluruh tubuh manusia. Adapun 3 komponen utama dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh darah, dan darah, yang ketiganya harus berfungsi dengan baik agar tidak terjadi gangguan dalam tubuh. Dalam dunia kedokteran dikenal adanya istilah perfusi yaitu sirkulasi yang adekuat ke seluruh tubuh, memasok sel dan jaringan dengan oksigen dan bahan nutrisi, serta mengangkut kembali zat karbon dioksida dan sisa pembakaran tubuh.Jika hal di atas terganggu pada salah satu atau lebih sel dan organ tubuh oleh satu atau beberapa penyebab, maka sel atau organ tersebut akan mengalami keadaan berbahaya, yaitu akan berkurangnya pasokan darah, oksigen, dan nutrisi sehingga zat sampah (karbon dioksida dan sisa pembakaran) akan bertumpuk. Keadaan ini dikenal dengan istilah Hipoperfusi atau Syok.

Penanganan :a. Airway Dengan Kontrol Servical (Cervical Spine Control)PenilaianLook : Lihat adanya agitasi(tanda hipoksia), retraksi dan penggunaan otot napas bantuanListen: dengar adanya suara napas tambahan misalnya snoring, gurgling,crowing sound.Feel : raba lokasi trakeaPengelolaan : Melakukan chin lift atau jawtrust Membersihkan airway dari benda asing Memasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal Fiksasi leher dengan berbagai cara setelah memasang airway

b. Breathing dan VentilasiPerlukaan yang menyebabkan gangguan ventilasi terberat adalah tension pneumothorak,flail chest dengan kontosio paru dan open pneumothoraks. Penilaian : Tentukan laju dan dalamnya pernapasan Inspeksi dan palpasi thorkas untuk menilai ekspansi thoraks simetris atau tidak, penggunaan otot napas tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau sonor

Pengelolaan : Pemberian oksigen konsentrasi tinggi Ventilasi dengan alat bag-valve mask Mengatasi tension pneumothoraks Memasang pulse oxymeter

C. Circulation dengan kontrol perdarahan1. Volume darah dan Cardiac OutputPenilaianAda 3 penemuan klinis yg dalam hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan hemodinamik, yaitu : tingkat kesadaran, warna kulit, pendarahan eksternal harus dikenali dan dikelola pada primary survey. Pendarahan internal adalah pendarahan dalam rongga thoraks, abdomen

Pengelolaan : .Tekan langsung pada tempat pendarahan eksternal Mengenai adanya pendarahan internal, kebutuhan untuk intervesi bedah,serta konsultasi bedah Memasang 2 kateter intravena berukuran besar Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin, analisa kimia, golongan darah dan cross match dan analisi gas darah Memberikan cairan RL yang dihangatkan dan pemberian darah. Memasang pneumatic anti shock garment untuk kontrol pendarahan Cegah hipotermia

D. Disability (Neurologic Evalution)1. Penilaian Tingkat kesadaran,ukuran dan reaksi pupil,tanda-tanda lateralisasi dan tingkat level cedera spinal.1. Penilaian GCS.

E. Exposure / Kontrol Lingkungan (Environment control)1. Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya untuk memeriksa dan evaluasi pasien.1. Kemudian di selimuti agar tidak hipotermia.1. Diberikan cairan kristaloid intra-vena yg sudah di hangatkan.

4. Jelaskan mengenai keseimbangan asam basa?Keseimbanganasam-basaadalah mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga cairan ke tingkat netral (tidak asam atau basa) sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik.Istilah yang mungkin terkait dengan Keseimbangan Asam-Basa :1. Serum KloridaSerumklorida adalah klorida yang hadir dalam darah. Klorida adalahelektrolityang terlibat dalam mempertahankan jumlah normal air dankeseimbangan asam-basadalam cairan tubuh.Secara umum, tingkat serum klorida sangat erat kaitannya dengan tingkatnatrium.Tingkat abnormal mungkin berhubungan dengan penyakit pada kelenjaradrenal, ginjal dansaluran pencernaan.1. Sistem VestibularSistem vestibular adalah sistem dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan, postur, dan orientasi tubuh dalam ruangan. Sistem ini juga mengatur gerakan dan menjaga benda-benda berada pada fokus visual saat tubuh bergerak.

1. NatriumNatrium atausodiumadalah sebuahmineralyang ditemukan dalam tubuh dan dalam banyak makanan. Natrium merupakan nutrisi penting untuk mempertahankan mempertahankan volume darah, mengatur keseimbangan air dalamsel, dan menjaga fungsi saraf. Ginjal mengontrol keseimbangan natrium dengan meningkatkan atau menurunkan natrium dalam urin.1. AsidosisAsidosis (asidosis) adalah terlalu banyakasamdalam cairan tubuh (darah dan cairan tubuh lainnya). Kondisi adalah kebalikan darialkalosis, yaitu cairan tubuh terlalubasa(alkali). Menurut penyebabnya, asidosis dapat diklasifikasikan sebagaiasidosis respiratorik(pernapasan) danasidosis metabolik.

Sistem Buffer Tubuh1. [HCO3-] faktor metabolik, dikendalikan ginjal.1. PaCO2 faktor respiratorik, dikendalikan paru.1. pH 6,1 efek buffer dari asam karbonat-bikarbonat.1. Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 pH darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4.

Gangguan Asam Basa Darah1. Asidosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2 1. Alkalosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO21. Asidosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-] 1. Alkalosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-]

5. Jelaskan mengenai berbagai macam luka?

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (diskontinuitas jaringan). Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah penyembuhan luka yang dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu fase inflamasi, poliferasi dan penyudahan yang merupakan perupaan kembali (remodelling) jaringan.Jenis-Jenis Luka Vulnus (bahasa latinnya),

Vulnus laceratum (Laserasi) Vulnus Laceratum ini adalah luka robekan yang biasa diakibatkan karena terjatuh, terkena ranting pohon, terkena batu asalkan terjadi robekan itu adalah Vulnus Laceratum. Kuncinya adalah, robekan itu memiliki panjang, lebar dan dalam.

Vulnus excoriasi (Luka lecet)luka ini adalah luka lecet, luka jenis ini biasanya yang disebabkan karena gesekan yang keras terhadap benda keras

Vulnus punctum (Luka tusuk)Segala luka yang terkena tusukkan benda tajam disebut dengan Vulnus Punctum, biasa karena pisau, tombak atau segala sesuatu yang mengakibatkan bentuk luka sempit dan dalam.

Vulnus contussum (luka kontusiopin)Jenis luka ini adalah luka yang tidak terjadi perdarahan keluar atau tidak terjadi robekan kulit, jadi luka jenis ini adalah luka yang diakibatkan karena benturan keras, sehingga pembuluh darah dibawah kulit pecah, sehingga perdarahan hanya tertimbun saja tanpa mengalir, sehingga penampakannya bisanya berwarna merah kehitaman ataupun kebiruan.

Vulnus insivum (Luka sayat) Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbuka akibat dari terapi untuk dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin

Vulnus schlopetorumIni adalah jenis luka akibat peluru atau tembakan, jadi jenis luka ini adalah luka yang dalam.

Vulnus morsum (luka gigitan)Luka jenis ini adalah luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, biasa karena manusia, anjing, Babi, monyet dan lain-lain.

Vulnus perforatumLuka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.

1. Vulnus amputatumvulnus amputatum adalah luka dalam bentuk terpotongnya salah satu bagian tubuh kita sehinnga terpisah dari badan/tubuh Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi, terdapat gejala pathom limb.

Vulnus combustion (luka bakar)Luka jenis ini adalah segala jenis luka bakar yang disebabkan oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula carbonisasi/hangus).

6. Jelaskan tentang berbagai macam jahitan dan bahannya?Jenis jahitan Jenis jahitan yang umum dipakai adalah: o Jahitan tunggal/ terputus/ interuptus o Jahitan jelujur/ kontinyu o Jahitan jelujur/ kontinyu terkunci o Jahitan matras vertikal o Jahitan matras horisontal.

1. Jahitan Simpul TunggalSinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture. Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi. Teknik : Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan. Benang dipotong kurang lebih 1 cm.1. Jahitan jelujur/ kontinyu Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over. Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar1. Jahitan jelujur/ kontinyu terkunciSinonim : Running locked suture, Interlocking suture. Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.1. Jahitan Matras VertikalSinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far. Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

1. Jahitan matras HorizontalSinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress. Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat.

Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba (catgut) dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgut kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni cepat diserap, kira-kira dalam waktu satu minggu, sedangkan catgut cromik diserap lebih lama, kira-kira 2-3 minggu. Disamping itu, ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun dari poliglaktin dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dapat dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrat jaringan yang mungkin ditandai indurasi. Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh umumnya tidak menimbulkan reaksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal dari sutra yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari poliester yang merupakan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi teflon.selain itu terdapat pula benang nilon yang berdaya tegang besar, yang dibuat dari polipropilen, dan baja yang terbuat dari baja tahan karat

7. Jelaskan mengenai bedah minor

Bedah minor adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan bedah minor. suatu tindakan operasi ringan yang menggunakan anestesi (pembiusan) lokal.

Jenis-Jenis Peralatan Bedah Minor Pisau Bedah Pisau bedah merupakan peralatan terbaik untuk memotong jaringan. Mata pisau yang tajam memungkinkan untuk memisahkan jaringan dengan trauma sekecil mungkin terhadap jaringan sekitarnya. Bentuk mata pisau sangat bervariasi di mana bentuk mempunyai kegunaannya tersendiri.

Scalpel harus dipegang sedemikian rupa sehingga mudah dikendalikan dan pada saat yang sama, dapat digerakkan dengan leluasa. Tangkai scalpel dipegang antara ibu jari dan jari ketiga dan keempat, sedangkan jari telunjuk diletakkan di punggung pisau sebagai kendali. Gunting merupakan peralatan yang sering digunakan untuk memotong jaringan. Gunting juga digunakan untuk memotong benang dan balutan luka. Gunting jaringan biasanya lebih ringan, terbuat dari baja yang lebih baik, dan mempunyai sisi pemotong yang runcing dan ujungnya lebih halus daripada gunting benang. Biasanya hanya bagian distal dari mata gunting yang digunakan untuk memotong. Gunting bedah yang paling terkenal adalah jenis Mayo dengan mata gunting yang lurus atau melengkung. Selain itu, ada jenis Metzenbaum yang ukurannya lebih panjang dan lebih banyak pemakaiannya dengan lengkungan yang halus pada ujungnya. Gunting benang yang sering dipakai adalah gunting biasa, untuk kegunaan umum dengan ujung yang tumpul. Gunting Perban Jenis yang paling sering dipakai adalah gunting dengan mata pisau yang datar, ujungnya tumpul sehingga dapat disisipkan di bawah balutan luka tanpa kuatir akan melukai kulit. Jenis ini jarang disediakan di meja operasi tetapi merupakan peralatan yang penting bagi para dokter bedah atau residen. Jika gunting dibawa dalam kantong maka tidak steril dan jangan sampai kontak dengan luka. Jika gunting dipakai pada balutan kotor dan basah, sebaiknya disterilkan sebelum digunakan untuk pasien lain. Ketika menghadapi luka terbuka, harus menggunakan perangkat peralatan yang steril. Gunting untuk Kegunaan secara Umum Gunting dengan dua ujung yang tumpul biasanya digunakan sebagai gunting benang. Gunting dengan salah satu atau kedua ujungnya runcing digunakan untuk membagi jaringan dengan mendorong ujungnya yang runcing di bawah jaringan. Gunting dengan ujung yang runcing tidak digunakan di dalam rongga karena dapat melubangi organ atau pembuluh darah.

Pinset Anatomis (thumb forceps) Pinset anatomis terdiri dari dua bilah logam yang bersatu pada salah satu ujungnya dan digunakan untuk mengangkat jaringan atau memegang jaringan di antara permukaan yang berhadapan. Jika pada permukaannya terdapat gerigi (teeth),

Pinset Jaringan (tissue forceps) Pinset jaringan dilengkapi dengan gerigi agar tidak tergelincir. Karena geriginya dapat menggigit jaringan, maka hanya diperlukan sedikit tekanan untuk memegang jaringan dengan kuat. Bentuk spesifik dari kepala pinset tergantung dari tujuan khusus yang diharapkan. Jenis pinset anatomis dapat digunakan untuk memegang sebagian besar jaringan tapi tidak pernah digunakan untuk viskus yang berongga atau pembuluh darah. Klem Pemegang Peralatan ini dibentuk terutama untuk memegang jaringan dan memungkinkan untuk melakukan traksi. Permukaan yang berhadapan dari setiap kepala klem bervariasi tergantung dari tujuan yang spesifik. Semuanya mempunyai lubang untuk jari dan sistem pengunci. Klem Hemostatik (hemostatic forceps) Peralatan ini mempunyai arti penting dalam menghentikan perdarahan selama operasi. Terdapat sejumlah variasi. Sebagian besar dari alat ini bergerigi dengan susunannya yang paralel terhadap arah bilah, sedangkan lainnya tegak lurus. Dalam dan lebar gerigi juga bervariasi. Sebagian besar klem hemostatik menjepit dengan cukup kuat sehingga jaringan-jaringan yang kecil dapat terjepit. Klem hemostatik juga dapat digunakan untuk membantu membuat ligasi pada pembuluh darah kecil Pemegang Jarum (Needle Holder) Semua alat pemegang jarum mempunyai kepala yang lebar dengan berbagai macam bentuk gerigi pada kepalanya. Alat ini dipasang pada kurang lebih seperempat panjang jarum dari ujung tumpulnya. Biasanya jarum menonjol pada sisi kiri dari alat pemegang jarum untuk ahli bedah yang tidak kidal. Benang (Catgut) Benang memiliki dua tipe, yang benang yang dapat menyatu dengan kulit dan benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit . Benang yang dapat menyatu (Catgut), digunakan pada luka yang dalam dan untuk kegunaan kosmetik. Benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit digunakan untuk menjahit luka yang tidak terlalu dalam. Pada benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit dilakukan pelepasan benang setelah luka kering dan ini akan menimbulkan bekas pada kulit atau disebut dengan jaringan parut.

8. jelaskan macam macam anastesi

Anestesi Lokal adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh .Pada anestesi umum, rasa nyeri hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran penderita. Sedangkan pada anestesi lokal (sering juga diistilahkan dengan analgesia lokal), kesadaran penderita tetap utuh dan rasa nyeri yang hilang bersifat setempat (lokal). Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya, sulam bibir, sulam alis, dan liposuction, kegiatan sosial seperti sirkumsisi (sunatan), mencabut gigi berlubang, hingga merawat luka terbuka yang disertai tindakan .Anestesi lokal bersifat ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang hanya perlu waktu singkat. Oleh karena efek mati rasa yang didapat hanya mampu dipertahankan selama kurun waktu sekitar 30 menit seusai injeksi, bila lebih dari itu, maka akan diperlukan injeksi tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa nyer. Anestesi Regional biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan Caesar, operasi usus buntu, operasi pada lengan dan tungkai. Caranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada bagian utama pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam tulang belakang. Sehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls saraf di area itu. Sensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui sistem saraf tadi lalu terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi nyeri di otak. Dan sifat anestesi atau efek mati rasa akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lokal. Pada kasus bedah, bisa membuat mati rasa dari perut ke bawah. Namun, oleh karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan saraf pusat atau otak, maka pasien yang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu berkomunikasi, walaupun tidak merasakan nyeri di daerah yang sedang dioperasi Anestesi Umum Anestesi umum (general anestesi) atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum (NU). Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel . Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-lain .Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan Untuk menentukan prognosis. ASA (American Society of Anesthesiologists) membuat klasifikasi berdasarkan status fisik pasien pra anestesi yang membagi pasien kedalam 5 kelompok atau kategori sebagai berikut: ASA 1, yaitu pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi. ASA 2, yaitu pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena penyakit bedah maupun penyakit lainnya. Contohnya pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol, atau pasien apendisitis akut dengan lekositosis dan Universitas Sumatera Utara febris. ASA 3, yaitu pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diaktibatkan karena berbagai penyebab. Contohnya pasien apendisitis perforasi dengan septi semia, atau pasien ileus obstruksi dengan iskemia miokardium. ASA 4, yaitu pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung mengancam kehiduannya. ASA 5, yaitu pasien tidak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau tidak. Contohnya pasien tua dengan perdarahan basis krani dan syok hemoragik karena ruptura hepatik. Klasifikasi ASA juga dipakai pada pembedahan darurat dengan mencantumkan tanda darurat (E = emergency), misalnya ASA 1 E atau III E. Stadium anestesi dibagi dalam 4 yaitu; Stadium I (stadium induksi atau eksitasi volunter), dimulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. Rasa takut dapat meningkatkan frekuensi nafas dan pulsus, dilatasi pupil, dapat terjadi urinasi dan defekasi. Stadium II (stadium eksitasi involunter), dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium pembedahan. Pada stadium II terjadi eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, pernafasan tidak teratur, inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan takikardia. Stadium III (pembedahan/operasi), terbagi dalam 3 bagian yaitu; Plane I yang ditandai dengan pernafasan yang teratur dan terhentinya anggota gerak. Tipe pernafasan thoraco-abdominal, refleks pedal masih ada, bola mata bergerak-gerak, palpebra, konjuctiva dan kornea terdepresi. Plane II, ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan bola mata ventro medial semua otot mengalami relaksasi kecuali otot perut. Plane III, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola mata kembali ke tengah dan otot perut relaksasi. Stadium IV (paralisis medulla oblongata atau overdosis),ditandai dengan paralisis otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. Bola mata menunjukkan gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi lakrimal

9. Tumor Kulit dan Jaringan di Bawahnya:1. Acrochordon (skin tag) : Acrochordon memiliki sinonim skin tag, fibroepitelial polips, fibroma pendularis, fibroepitelial papilloma. Merupakan tumor epitel kulit yang berupa penonjolan pada permukaan kulit yang bersifat lunak dan berwarna seperti daging atau hiperpigmentasi, melekat pada permukaan kulit dengan sebuah tangkai dan biasa juga tidak bertangkai.

1. Dermatofibroma : Dermatofibroma merupakan suatu nodul yang berasal dari mesodermal dan dermal.

1. Veruka Vulgaris : Bentuk ini paling sering ditemui pada anak-anak tetapi dapat juga pada orang dewasa dan orang tua. Tempat predileksi utamanya adalah ekstremitas bagian ekstensor.

1. Keratosis Seboroik : Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit. Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi epidermal, sering dijumpai pada orang tua dan biasanya asimtomatik. Keratosis seboroik mempunyai sinonim nevus seboroik, kutil senilis, veruka seboroik senilis, papiloma sel basal.

1. Kista Ateroma : Benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding tipis, yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan pada muara kelenjar tersebut. Disebut juga kista sebacea, kista epidermal. Sumbatan pada muara kelenjar sebacea, dapat disebabkan oleh infeksitraum(luka/benturan), atau jerawat.

1. Kista Dermoid : Sinonim dari penyakit ini kista dermoid brankhiogenik. Kista dermoid merupakan kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional.

1. Keratoakantoma : Tumor kulit jinak yang berupa benjolan bulat dan keras, biasanya berwarna seperti daging dengan bagian tengah seperti kawah yang mengandung bahan lengket. Diduga sinar matahari memegang peran yang penting dalam terjadinya keratoakantoma.

1. Nevus Pigmentosus : Tumor yang berwarna hitam atau hitam kecokelatan, karena sel melanosit mengandung pigmen melanin.

1. Keloid : Pembentukan jaringan parut berlebihan yang tidak sesuai dengan beratnya trauma. Kecenderungan timbul keloid lebih besar pada kulit berwarna gelap.

1. Lipoma : Tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit yang tumbuh lambat, berbentuk lobul masa lunak yang dilapisi oleh pseudokapsul tipis berupa jaringan fibrosa.

1. Xanthelasma : Bentuk yang paling sering ditemukan diantara xantoma, terdapat pada kelopak mata, khas dengan papula/plak yang lunak memanjang berwarna kuning-oranye, biasanya pada kantus bagian dalam.

10. Cairan yang Sering Digunakan dan Perhitungan Tetesan: 1. Kristaloid: Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Contoh: Ringer-Laktat dan garam fisiologis.1. Koloid: Ukuran molekulnya cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contoh: albumin dan steroid.Menghitung Tetesan Infus (ttpm)Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.Berasal dari Rumus Ttpm= K x V 60x tK : Konstanta jika konstanta infus mikro = 60 dan infus makro = 20V : (Volume) Jumlah cairan yang dibutuhkan (ml) t : (time) Jumlah pemberian cairan (jam) 60: 60 menit untuk 1 jamnya

23