tugas BAK
-
Upload
aldillah-nisriana-putri -
Category
Documents
-
view
157 -
download
0
Transcript of tugas BAK
1. Klasifikasi
Klasifikasi teripang keling (Holothuria atra) menurut Barnes adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Sub filum : Echinozoa
Kelas : Holothuroidea
Sub kelas : Apidochirotacea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuridae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria atra
2. Anatomi dan Morfologi
Teripang merupakan salah satu anggota hewan berkulit berduri (Echinodermata). Duri teripang merupakan butir-butir kapur mikroskopis yang terbenam dalam jaringan dinding tubuh.
Bentuk tubuh teripang adalah bulat panjang (elongated cylindrical) di sepanjang
sumbu oral-aboral, yaitu sumbu yang menghubungkan bagian anterior dan posteriol.
Mulut dan anus teripang terletak pada ujung poros yang berlawanan, yaitu anus berada
pada bagian anterior dan anus berada pada bagian posterior. Mulut dikelilingi oleh
tentakel-tentakel yang dapat dijulurkan dan ditarik kembali dengan cepat. Tentakel-
tentakel ini merupakan modifikasi dari kaki tabung yang berfungsi untuk menangkap
makanan.
Teripang umumnya memiliki tubuh lunak dan licin. Permukaan tubuh tidak
bersilia dan diselimuti oleh lapisan kapur yang tebal tipisnya tergantung umur.
Disepanjang mulut keanus terdapat lima deretan kaki tabung, terdiri dari tiga deretan kaki
tabung dengan pengisap pada bagian perut (trivium) yang berperan dalam respirasi
(Lawrence 1987). Di bawah lapisan kulit terdapat satu lapis otot melingkar dan lima lapis
otot memanjang. Sesudah lapisan otot terdapat rongga tubuh yang berisi organ-organ
tubuh seperti gonad dan usus.
Morfologi Teripang
Keterangan :
A. Tentakel (rumbai-rumbai), sebagai alat peraba dan pengambil makananyang
jumlahnya sekitar 10 buah
B. Mulut
C. LiangGonad
D. Gonad (organ kelamin)
E. Sistemvaskulerair
F. Pokok-pokok pernapasan
G. Anus
H. Kloaka (Lubang pengeluaran)
I. Podium
J. Tubul cuvierian
K. Usus
L. Ampulla tentakel
M. Cincin air, mengelilingi farinks
N. Cincin berkapur, mengelilingi farin
Teripang memiliki warna bermacam-macam, yaitu putih, cokelat atau kehijauan,
hitam, abu-abu, jingga, unggu bahkan dengan pola berbaris. Teripang pasir (Holothuria
scabra), mempunyai punggung berwarna abu-abu atau kehitaman dengan bintik-bintik
putih atau kuning.
Morgan (2001) menunjukkan bahwa perkembangan Holothuria muda dan dewasa
sangat bergantung pada jenis fitoplankton yang mereka makan. Teripang adalah hewan
detritus yaitu makan secara menyapu pasir kedalam mulut. Pergerakan teripang yang
lambat menyebabkannya perlu mempunyai mekanisme pertahanan tubuh yang efisien,
yaitu mengeluarkan holothurin yang toksit dan dapat melumpuhkan hewan kecil.
Holothurin di keluarkan oleh kelenjar khusus yang di sebut sebagai kuvier.
3. Ekobiologi
3.2. Penyebaran dan Habitat Teripang
Penyebaran teripang di Indonesia meliputi perairan pantai Madura, Bali, Lombok,
Aceh, Bengkulu, Bangka, Riau dan daerah sekitarnya (bagian barat, timur dan selatan),
Sulawesi, Maluku, Papua, NTT, NTB dan kepulauan seribu, sekitar 53 jenis teripang
yang masuk ke dalam Genus Holothuria, Actinopyga, Bohadschia, Labiodemas,
Thelenota dan Stichopus terdapat di perairan Indonesia.
Miler dan Pawson (1984) mengatakan bahwa teripang tersebar luas di seluruh
lautan dari daerah yang dangkal sampai yang paling dalam (palung laut), dan dapat
beradaptasi dengan macam-macam habitat seperti batu karang, lumpur dan algae.
Tempat hidup teripang adalah ekosistem terumbu karang, lamun, mulai zona
intertidal sampai dengan kedalaman 40 meter (Gambar morfologi). Teripang hampir di
temui di seluruh pantai, mulai dari daerah pasang surut yang dangkal hingga perairan
yang lebih dalam. Teripang menyukai dasar berpasir halus yang banyak di tumbuhi
tanaman pelindung seperti lamun dan sejenisny dan serta bebas dari hamparan ombak.
Keberadaan teripang di alam juga di pengaruhi tersedianya makanan dan musim
pemijahannya, hal tersebut terbukti dengan banyaknya jenis teripang yang mendekati
garis pantai selama musim memijah.
Ekosistem tempat teripang hidup
Jenis teripang yang benilai ekonomis penting biasanya menempati dasar goba
(lagoon) dengan kedalaman 5 sampai 30 meter, sedangkan jenis teripang yang memiliki
nilai ekonomis sedang dan rendah menempati daerah yang dangkal seperti padang lamun,
daerah pertumbuhan algae dan rataan terumbu karang dengan kedalan kurang dari 2
meter. Biasannya teripang akan muncul di permukaan dasar perairan pada malam hari
terutama pada waktu menjelang pasang, yaitu untuk keperluan mencari makan, pada
siang hari teripang lebih suka membenamkan diri di dalam pasir. Teripang umumnya
hidup secara bergerombol, jenis holothuria scabra biasanya hidup berkelompok terdiri
dari tiga sampai lima ekor.
4. Daur Hidup dan Reproduksi
Teripang hidup di alam terdiri atas dua periode yaiti sebagai planktonik dan
bentik, planktonik hidup melayang-layang di air, pada masa larva yaitu stadia aurikukaria
hingga diolaria, sedangkan sebagai bentik hidup melekat pada substrat atau benda lain
yakni pada stadia penctactula hinggamenjadi teripang dewasa.
Siklus hidup teripang di perairan
Keterangan:
Perkembangan tidak langsung: Telur yang telah dibuahi 1-2-4-5-juvenil-dewasa
Perkembangan langsung: Telur yang telah dibuahi 1-3-4-5-juvenil-dewasa
1.Tahapan gastrula
2.Larva auricularia
3.Larva gastrula
5. Pertumbuhan
Pertumbuhan individu adalah pertambahan ukuran panjang atau bobot dalam
suatu ukuran waktu, sedangkan pertumbuhan populasi adalah pertambahan jumlah
individu. Pemanfaatan umur teripang merupakan metode yang dipercaya untuk
menghitung dan mengambarkan pertumbuhan teripang. Model pertumbuhan yang umum
digunakan dalam kajian stok adalah model von Bertalanffy dimanma panjang badan
sebagai fungsi dari umur.
Menurut (Jennings et al. 2001), beberapa metode identifikasi kohort
menggunakan asumsi bahwa distribusi frekuensi panjang dari tiap kohort biasanya
normal. Selanjutnya (Sparre & Venema, 1999) menyatakan bahwa metode yang umum
digunakan untuk memisahkan suatu distribusi-distribusi yang terpisah dapat dilakukan
dengan metode Bhattacharya. Salah satu parameter untuk mengetahui populasi teripang
secara lebih mendalam adalah pola pertumbuhan teripang tersebut. Data sebaran
frekuensi panjang digunakan untuk penentuan kelompok ukuran teripang dalam populasi,
sebaran data frekuensi panjang panjang yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk
pendugaan umur teripang. Berdasarkan data panjang tersebut dapat ditentukan panjang
teripang maksimum (L00) dan koefisien pertumbuhannya (K). Hubungan umur dengan
panjang teripang dapat diduga melalui data komposisi panjang yang dapat dikonversi
untuk mendapatkan data komposisi umur. Selanjutnya data komposisi umur digunakan
dalam pendugaan parameter pertumbuhan teripang.