tugas asp
-
Upload
zakarias-agung -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of tugas asp
AKUNTABILITAS PARTAI POLITIK
Pertanggungjawaban keuangan organisasi Partai politik sebagai entitas yang
menggunakan dana publik yang besar harus transparan sehingga pertanggungjawaban
keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan partai politik peserta pemilu adalah penyampaian laporan Dana
Kampanye(semua peserta pemilu) serta laporan keuangan (khusus untuk partai politik) yang
harus diaudit Akuntan publik ke KPU serta terbuka untuk diakses publik .
Laporan Keuangan yang dihasilkan.
Penyusunan Laporan keuangan tahunan Partai politik mengacu pada PSAK no.45 tentang
akuntansi untuk organisasi nirlaba yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan
terdiri atas laporan berikut ini:
· Laporan Posisi Keuangan.
· Laporan Aktivitas
· Lapora Perubahan dalam aktiva Neto/Ekuitas.
· Laporan arus kas
· Cacatan atas laporan keuangan.
Selain mengacu pada PSAK No.45,Penyusunan Laporan keuangan Partai politik juga terikat
pada ketentuan yang terdapat dalam perundang-undangan RI mengenai Partai politik dan
pemilu seperti UU No.31 Th.2002 tentang partai politik dan UU No.12 th 2003 tentang
pemilu.
Peran dan Fungsi Akuntansi dalam lingkungan PARTAI POLITIK.
a. Pihak Internal.
ü Ketua partai politik : menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan,mengevaluasi
kemajuan yang dicapai dalam usaha memenuhi tujuan dan melakukan tindakan-tindakan
koreksi yang diperlukan.
ü Staf : berkepentingan dengan informasi mengenai transparansi pelaporan kegiatan dan
pelaporan keuangan partai politik .
b. Pihak Eksternal.
ü Donatur : Berkepentingan dengan informasi mengenai keseriusan dan kredibilitaas partai
politik untuk menjalankan progam-progam pencerdasan masyarakat secara politik.
ü Supplier/Pemasok : Tertarik dengan inforamasi akuntansi yang memungkinkannya untuk
memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dapat dibayarkan oleh partai politik pada
saat jatuh tempo.
ü Konstituen/Basis massa : Adanya Laporan keuangan partai politik yang transparan adn
akuntabel aka mengundang simpati masyarakat dan akan dapat menepis isu miring bahwa
partai politik hanya aktif ssewaktu pemilu dan setelah pemilu kembali melupakan rakyat.
AKUNTANBILITAS DANA KAMPANYE
Kampanye partai politik untuk promosi dan pembentukan opini publik sudah pasti
memerlukan dana yang besar. Karena itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan
dana yang besar pasti akan menimbulkan kerawanan. Mulai dari rawan kolusi, korupsi,
konflik. Akuntabilitas yang tinggi dapat meminimalisir kecurigaan penyalahgunaan dana dan
mengantisipasi munculnya konflik. Kebutuhan untuk menciptakan good political party
governance dirasakan sangat mendesak, terutama bagi para partai politik peserta pemilu.
Penerapan kewajiban tata administrasi keuangan dan sistem pelaporan dana kampanye secara
transparan, akuntabel, dan independen akan sangat menunjang perwujudan pelaksanaan
pemilu yang bersih dalma rangka membangun kepercayaan publik kepada pemerintah dan
pertanggungjawaban peserta pemilu kepada publik.
Pelaporan dana kampanye Parpol
Tipe pelaporan dana kampanye partai politik:
1. Tentukan metode pencatatan yang digunakan (sistem pencatatn tunggal atau sistem
pencatatan berpasangan, basis kas atau akrual)
2. Pisahkan pencatatan pemasukan dan pengeluaran antara keuangan rutin parpol dengan
pendanaan kampanye
3. Semua transaksi yang dilakukan harus memiliki bukti tertulis seperti surat
perjanjian/kontrak tertulis, kwitansi, faktur
4. Semua kegiatan yang berkaitan dengan kampanye harus dilengkapi dengan dokumentasi
kegiatan seperti foto kegiatan atau rekaman video.
DIMANA DAN KAPAN DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK DILAPORKAN?
Dalam pasal 79 UU No.12 tahun 2003 tentang pemilu disebutkan bahwa seluruh
laporan dana kampanye peserta pemilu,baik penerimaan maupun pengeluaran wajib
diserahkan keakuntan publik terdaftar selambat-lambatnya 60 hari sesudah hari pemungutan
suara.Sementara itu akuntan publik wajib menyelesaikan audit selambatnya 30 hari dan
hasilnya dilaporkan ke KPU selambatnya 7hari sesudah audit.Ketentuan tersebut
diamksudkan agar terwujud akuntabilitas mengenai pengelolaan dana kampanye pemilu
sehingga dapat menepis tuduhan akan adanya praktik-praktik politik uang (money politik).
AUDIT DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK.
Progam audit Dana Kampanye PARTAI POLITIK.
Sebagaimana diatur dalam pasal 9 huruf (j) UU no.31 tahun 2002 setiap Partai politik
wajib memiliki rekening khusus dana kampanye yang secara khusus menampung dana
kampanye pemilu yang dipisahkan dari rekening untuk keperluan lain. Menurut SK KPU
No.676 th 2003,setiap Partai politik peserta pemilu wajib melaporkan rekening khusus dana
kampanye pemilu,nama serta alamat bank.Dalam pasal 78 ayat ((4) UU No. 12 tahun 2003
dijelaskan bahwa jumlah sumbangan lebih dari Rp 5 juta wajib dilaporkan kepada KPU
termasuk identitas lengkap pemberi sumbangan.
Prosedur Audit.
Prosedur audit adalah sebagai berikut:
1. Penerapan Prosedur atas pembukaan Rekening khusus Dana Kampanye.
· Dapatkan laporan pembukuan rekening khusus dana kampanye yang disampaikan peserta
pemilu kepada KPU.
· Minta reprentasi tertulis apakah laporan tersebut sudah disampaikan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh KPU.
· Minta reprensentasi tertulis apakah laporan pembukaan rekening khusus dana kampanye
telah dijelaskan sumber perolehan saldo awal serta rincian penerimaan dan pengeluaran dana
kampanye yang dikeluarkan sebelum pembukaan rekening khusus dana kampanye.
2. Penerapan Prosedur atas saldo awal penerimaan Kas.
· Saldo awal ini merupakan juamlah penerimaan kas dana kampanye yang masuk kedalam
pembukuan pasangan calon presiden dan wakil presiden sebelum ditetapkan sebagai peserta
pemilu.Jumlah saldo awal ini diperoleh dengan menjumlahkan seluruh kas dana kampanye
yang berada disisi debet setiap kali penjurnalan terhadap transaksi kas dilakukan.
· Dapatkan bukti setoran awal dari sisa penerimaan dana yang disetorkan kerekening khusus
dana kampanye.
· Bandingkan bukti setoran dan rekening koran dengan saldo awal yang dilaporkan ke KPU
.
· Cek akurasi bukti-bukti untuk mengetahui asal sumber dana tersebut sesuai dengan SK
KPU No.676 th 2003 pasal 10 ayat 1 tentang pembukaan rekening khusus Dana Kampanye.
· Hitung kembali penerimaan dan pengeluaran saldo awal yang berasal dari sisa penerimaan
dan pengeluaran dana kampanye yang diperoleh sebelum periode pembukuan rekening
khusus dana kampanye.
3. Penerapan Prosedur atas Sumbang dari dana pasangan Calon Presiden dan Wakil presiden.
· Bandingkan sumbangan dari pasangan calon presiden dan wakil calon presiden yang
tercantum dlam catata dengan bukti sebanyak 30 sampel secara acak.
· Bandingkan jumlah sumbangan pasangan calon presiden dan wakil calon presiden menurut
daftar sumbangan dengan penerimaan menurut rekening koran dana kampanye.
· Lakukan konfirmasi secara tertulis dari pasangan calon presiden dan wakil calon presiden
mengenai besarnya sumbangan dana kampanye.
4. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan partai politik dan Gabungan Partai politik.
· Bandingkan sumbangan dari partai politik yang tercantum dalam catatan dengan bukti
penerimaan dana.
· Bandingan Jumlah sumbangan menurut daftar sumbangan partai politik dengan
penerimaan menurut rekening khusus dana kampanye.
· Minta reprensentasi tertulis dari partai politik mengenai besarnya sumbangan untuk dana
kampanye.
5. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan Perorangan.
· Bandingkan nama dan alamat penyumbang yang tercantum dalam daftar penyumbangan
dengan bukti identitas penyumbang tersebut dalam cacatan sebanyak 30 sampel secara acak.
· Jumlahkan besar sumbangan per nama penyumbang perorangan untuk menilai apakah
secara akumulasi jumlah tidak melampaui ketentuan dalam peraturan perundangan yang
berlaku (maksimum Rp 100.000.000 per penyumbang berupa kas dan non kos)
· Jika ada penyumbang anonim ,tanyakan apakah sudah masuk ke daftar sumbangan tidak
beridentitas.
· Lakukan observasi apakah jumlah sumabangan dari penyumbang tersebut di atas
melampaui ketentuan jumlah menurut peraturan perundang-undangan.
· Lakukan konfirmasi kepada penyumbang perorangan secara tertulis tentang jumlah
sumbangan sebanyak 30 sampel secara acak.
· Tanyakan apakah terdapat sumbangan yang mengikat partai.
6. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan Perusahaan/badan usaha.
· Bandingkan nama dan alamat perusahaan yang tercantum dalam daftar sumbangan dengan
bukti identitas penyumbang tersebut dalam cacatan sebanyak 30 sampel secara acak.
· Jumlahkan besar sumbangan per perusahaan penyumbangan untuk menilai apakah secara
akumulasi jumlahnya tidak terlampaui ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku
(maksimum Rp.750.000.000 per perusahaan,berupa kas dan non kas)
· Jika ada penyumbang anonim tanyakan apakah sudah masuk kedaftar sumbangan tidak
beridentitas.
· Lakukan observasi apakah jumlah sumbangan dari penyumbang tersebut di atas
melampaui ketentuan jumlah menurut peraturan perundangan.
· Lakukan konfirmasi kepada penyumbang perusahaan secara tertulis tentang jumlah
sumbangan sebanyak 30 sampel secara acak.
· Tanyakan apakah pasangan calon presiden dan wakil persiden menerima sumbangan dana
kampanye dari perusahaan/badan usaha asing.
· Dapatkan reprensentasi tertulis dari team kampanye pasangan calon presiden dan wakil
persiden.
7. Penerapan Prosedur atas Penghasilan lain-lain.
· Dapatkan rincian penghasilan lain-lain misalnya dari penjualan atribut pasangan calon
presiden dan wakil persiden penjualan aktiva tetap dan penghasilan selain dari sumbangan.
· Cek akurasi perhitungan penghasilan lain-lain.
· Bandingkan dengan bukti-bukti transaksi.
8. Penerapan prosedur atas penerimaan Nonkas Saldo awal.
· Saldo awal ini merupakan jumlah penerimaan nonkas dana kampanye yang masuk ke
dalam pembukuan Penerapan prosedur atas penerimaan Nonkas sebelum ditetapkan sebagai
peserta pemilu,baik yang berasal sumbangan pasangan calon presiden dan wakil
persiden,sumbangan perorangan,sumbangan badan usaha maupun yg lainnya.Jumlah saldo
awal ini diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nonkas dana kampanye yang berada disisi
debet setiap kali perjurnalan terhadap transaksi nonkas tersebut dilakukan.
· Cek akurasi bukti-bukti untuk mengetahui asal sumber penerimaan nonkas tersebut.
· Hitung kembali penerimaan dan pengeluaran saldo awal non kas berasal dari penerimaan
dan pengeluaran dana kampanye yang diperoleh seblum periode kampanye.
9. Penerapan prosedur atas penerimaan Nonkas dari pasangan calon presiden dan wakil
presiden.
· Bandingkan sumbangan dari pasangan calon presiden dan wakil persiden yang tercantum
dalam catatan dengan bukti penerimaan nonkas (kartu penyumbang) sebanyak 30 sampel
secara acak.
· Lakukan konfirmasi secara tertulis dari pasangan calon presiden dan wakil persiden
mengenai besarnya sumbangan nonkas untuk kampanye.
· Hitung kembali apakah nilai dari sumbangan nonkas tersebut telah dicatat sesuai dengan
penilaian yang ditetapkan oleh KPU,yaitu : Nilai Jual Obyek pajak untuk tanah dan
bangunan,Nilai taksiran perusahaan asuransi untuk kendaraan bermotor,Bukti pembelian
faktur kwintansi yang masih menggambarkan harga pasar wajar saat diterimanya
sumbangan,Tarif sewa fasilitas yang berlaku pada saat diterimanya sumbangan Harga yang
ditetapkan oleh penaksir ahli yang independen.
10. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan partai politik dan Gabungan partai politik.
· Bandingkan sumbangan dari partai politik yang tercantum dalam catatan dengan bukti
penerimaan nonkas.
· Lakukan konfirmasi secara tertulis dari partai politik mengenai besarnya sumbangan
nonkas untuk kampanye.
· Hitung kembali apakah nilai dari sumbangan nonkas tersebut telah dicatat sesuai dengan
penilaian yang ditetapkan oleh KPU: Nilai Jual Obyek pajak untuk tanah dan bangunan,Nilai
taksiran perusahaan asuransi untuk kendaraan bermotor,Bukti pembelian faktur kwintansi
yang masih menggambarkan harga pasar wajar saat diterimanya sumbangan,Tarif sewa
fasilitas yang berlaku pada saat diterimanya sumbangan Harga yang ditetapkan oleh penaksir
ahli yang independen.
11. Penerapan Prosedur atas penerimaan sumbangan non kas dari perorangan.
· Bandingkan nama dan alamat penyumbang yang tercatum dalam daftar penyumbang
dengan bukti identitas penyumbang tersebut dalam catatan data penerimaan nonkas sebanyak
30 sampel secara acak.
· Jumlahkan besar sumbangan per perusahaan penyumbangan untuk menilai apakah secara
akumulasi jumlahnya tidak terlampaui ketentuan dalam peraturan perundangan yang
berlaku(max. Rp 100.000.000 per penyumbang berupa kas dan non kas.
· Lakukan observasi apakah jumlah sumabangan dari penyumbang tersebut di atas
melampaui ketentuan jumlah menurut peraturan perundang-undangan.
· Dapatkan reprensentasi tertulis dari team kampanye pasangan calon presiden dan wakil
persiden.
· Hitung kembali apakah nilai dari sumbangan nonkas tersebut telah dicatat sesuai dengan
penilaian yang ditetapkan oleh KPU: Nilai Jual Obyek pajak untuk tanah dan bangunan,Nilai
taksiran perusahaan asuransi untuk kendaraan bermotor,Bukti pembelian faktur kwintansi
yang masih menggambarkan harga pasar wajar saat diterimanya sumbangan,Tarif sewa
fasilitas yang berlaku pada saat diterimanya sumbangan Harga yang ditetapkan oleh penaksir
ahli yang independen.
12. Penerapan Prosedur atas sumbangan non kas dari perusahaan/badan usaha.
· Bandingkan nama dan alamat penyumbang yang tercatum dalam daftar penyumbang
dengan bukti identitas penyumbang tersebut dalam catatan data penerimaan nonkas sebanyak
30 sampel secara acak.
· Jumlahkan besar sumbangan per perusahaan penyumbangan untuk menilai apakah secara
akumulasi jumlahnya tidak terlampaui ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku
(maksimum Rp.750.000.000 per perusahaan,berupa kas dan non kas)
· Jika ada penyumbang anonim ,tanyakan apakah sudah masuk ke daftar sumbangan tidak
beridentitas.
· Lakukan observasi apakah jumlah sumbangan dari penyumbang tersebut di atas
melampaui ketentuan jumlah menurut peraturan perundangan.
· Lakukan konfirmasi kepada penyumbang perusahaan secara tertulis tentang jumlah
sumbangan sebanyak 30 sampel secara acak.
· Hitung kembali apakah nilai dari sumbangan nonkas tersebut telah dicatat sesuai dengan
penilaian yang ditetapkan oleh KPU: Nilai Jual Obyek pajak untuk tanah dan bangunan,Nilai
taksiran perusahaan asuransi untuk kendaraan bermotor,Bukti pembelian faktur kwintansi
yang masih menggambarkan harga pasar wajar saat diterimanya sumbangan,Tarif sewa
fasilitas yang berlaku pada saat diterimanya sumbangan Harga yang ditetapkan oleh penaksir
ahli yang independen.
· Tanyakan apakah pasangan calon presiden dan wakil persiden menerima sumbangan dana
kampanye dari perusahaan/badan usaha asing.
· Dapatkan reprensentasi tertulis dari team kampanye pasangan calon presiden dan wakil
persiden.
13. Penerapan Prosedur atas penerimaan Nonkas dari penghasilan lain-lain.
· Dapatkan rincian penghasilan lain-lain misalkan Dari Hibah.
· Cek akurasi perhitungan penghasilan lain-lain.
· Bandingkan dengan bukti transaksi.
14. Penerapan prosedur atas pengeluaran kas saldo awal.
· Saldo awal ini merupakan jumlah pengeluran kas dana kampanye pasangan calon presiden
dan calon wakil persiden sebelum ditetapkan sebagai peserta pemilu.Pengeluaran kas dana
kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ditunjukan oleh buku pembantu
“kas dan setara kas bank dana kampanye” .
· Lakukan perbandingan antara kelengkapan bukti pengeluaran kas setara keterjadian
transaksi pengeluaran kas sebanyak 30 sampel secara acak.
· Lakukan observasi apakah tidak ada pengeluaran yang berkaitan dengan transaksi yang
dilarang oleh peraturan perundangan yang berlaku.
15. Penerapan Prosedur atas pengeluran kas operasi.
· Bandingkan pengeluaran dengan bukti-bukti pengeluaran sebanyak 30 sampel transaksi
per hari kampanye.
· Lakukan observasi apakah tidak ada pengeluaran yang berkaitan dengan transaksi yang
dilarang oleh peraturan perundangan yang berlaku.
· Hitung kembali apakah pembelian dilakukan dengan harga pasar wajar,jika terdapat diskon
pembelian yang melebihi batas kewajaran,perlakuan diskon tersebut sebagai penerimaan
sumbangan yang batasanya sesuai dengan ketentuan.
· Lakukan observasi atas pembayaran honorarium tim kampanye kampanye pasangan calon
presiden dan calon wakil presiden dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan atas
honorarium.
· Lakukan observasi apakah pengeluaran kas sesuai dengan tujua kegiatan dan bandingkan
dengan anggaran / rencana (jika ada)
· Lakukan konfirmasi ke bank tentang saldo kas dibank yang ada pada akhir periode yang
diperiksa.
16. Penerapan Prosedur atas pengeluaran Kas-Modal (aktiva tetap)
· Bandingkan pengeluaran untuk aktiva tetap dengan bukti-bukti pengeluaran kas.
· Hitung kembali apakah pembelian dilakukan dengan harga pasar wajar,jika terdapat diskon
pembelian yang melebihi batas kewajaran,perlakuan diskon tersebut sebagai penerimaan
sumbangan yang batasanya sesuai dengan ketentuan.
· Lakukan inspeksi fisik atas aktiva tetap tersebut .
· Lakukan observasi mengenai bukti kepemilikan aktiva tetap tersebut.
17. Penerapan Prosedur atas pengeluaran kas lain-lain
· Dapatkan rincian pengeluaran kas selain untuk pengeluaran operasional dan pengeluaran
modal.
· Cek akurasi perhitungan pengeluran lain-lain.
· Bandingkan dengan bukti-bukti transaksi.
18. Penerapan prosedur atas pengeluaran nonkas – saldo awal.
· Saldo awal merupakan jumlah non kas dana kampanye pasangan calon presiden dan calon
wakil presiden sebelum ditetapkan menjadi peserta pemilu berupa pengeluaran
operasi,pengeluran modal,maupun pengeluaran lainya yang berasal dari penerimaan non kas.
· Lakukan perbandingan antara kelengkapan bukti pengeluaran non kas serta keterjadian
transaksi pengeluaran non kas sebanyak 30 sampel secara acak.
19. Penerapan Prosedur atas saldo dana kampanye.
· Dapatkan berita acara penyerahan saldo dana kampanye kas dan non kas diakhir periode
kampanye kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
· Lakukan rekonsiliasi saldo kas dan setara kas untuk memastikan kesesuaian antara saldo
menurut catatan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
· Lakukan konfirmasi ke Bank tentang saldo direkening khusus dana kampanye pada akhir
periode yang diperiksa.
· Lakukan inpeksi terhadap aktiva tetap dan nonkas lainya ,serta cocokan dengan catatan
yang diselenggarakan oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden
PEMBAHASAN AKUNTANSI LSM
Pengertian Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
“Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan
transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan. Dari pengertian
diatas, akuntansi berperan menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan. Informasi yang dihasilkan akuntansi merupakan input yang dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional.
Layaknya organisasi atau lembaga publik lainnya, organisasi LSM juga tengah
mengalami tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial,
serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukannya. Berbagai tuntutan tersebut
menyebabkan akuntansi tersebut dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang
dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik, termasuk lembaga atau organisasi di
lingkup LSM. Akuntansi LSM merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dalam
rangkaian pengelolaan kegiatan, baik itu dalam bentuk yang lengkap maupun akuntansi
secara sederhana sekalipun.
Akuntansi yang diterapkan pada LSM memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
diperlakukan akuntansi pada domain publik. Domain publik yang dimaksud adalah
masyarakat yang didampingi oleh LSM terkait.
Ruang Lingkup Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
Tidak dapat dipungkiri bahwa LSM mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
kehidupan bermasyarakat di seluruh Indonesia. Selama ini, aktivitas LSM lebih banyak
berupa program-program bantuan dan layanan sosial, terutama bagi kelompok masyarakat
yang lemah. Sebagai konsekuensi dari pemberian layanan sosial itu, LSM menggalangkan
program-program bagi proses pemberdayaan, atau dengan upaya menciptakan swadaya,
kemandirian, dan otonomi, sehingga kelompok masyarakat yang menjadi sasaran layanan
sosial LSM memang mencakup upaya penyadaran kelompok sasarannya agar memahami
hak-haknya, selain kewajiban sebagai warga negara.
Setiap LSM pasti mempunyai tujuan atau sasaran, agenda kegiatan, maupun program
bagi masyarakat yang dituju. Dengan demikian, timbul implikasi berupa kebutuhan akan
pengelolaan organisasi LSM tersebut. Beberapa tugas dan fungsi LSM menjadi salah satu
agent of change bagi perkembangan sebuah masyarakat.
Pengelolaan LSM ini sangat erat kaitannya dengan perencanaan, pengangaran,
pelaksanaan, dan pelaporan seluruh kegiatan di dalam sebuah LSM. Dan, setelah itu,
mekanisme pertanggungjawaban menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan tidak akan
pernah ditinggalkan dalam pelaksanaan seluruh aktivitas LSM tersebut. Dalam konteks
idealita, secara umum tidak ada satu LSM pun yang bertujuan tidak jujur, melanggar amanah,
maupun lari dari tanggungjawab. Apabila program sudah dijalankan, maka pelaksanaan harus
diikuti dengan pertanggungjawaban. Jadi, seluruh aspek dalam pengelolaan LSM menjadi
bahan yang harus dipertanggungjawabkan oleh penanggung jawab program atau pelaku
organisasi
Sifat dan Karakteristik Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah pada pencapaian hasil dalam
tingkat tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan LSM tersebut. Di antara lembaga publik
lainnya seperti lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, dan lain-lain, penerapan akuntansi
dalam LSM sedikit berbeda. Perbedaan tersebut muncul karena lingkungan yang
mempengaruhi LSM berbeda.
Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi LSM yang tergolong ke dalam organisasi
nirlaba serta organisasi lainnya yang profit oriented dapat dilihat dengan membandingkan
tujuan organisasi, sumber pendanaan, pola pertanggungjawaban, struktur keorganisasian, dan
anggarannya.
Tujuan Akuntansi Lembaga Swadaya Masyarakat
Seperti halnya dengan akuntansi organisasi publik lainnya, akuntansi LSM terkait
dengan tiga hal pokok, yakni penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan, dan
akuntabilitas. Akuntansi LSM merupakan sarana informasi mengenai pengelolaan bagi
lembaga pemberi dana maupun publik. Bagi LSM yang bersangkutan, informasi akuntansi
akan digunakan dalam proses pengendalian pengelolaan mulai dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban. Tujuan akuntansi dalam LSM
adalah untuk:
1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam mengelola secara tepat, efisien dan
ekonomis atas suatu kegiatan serta lokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi.tujuan ini terkait dengan pengendalian pengelolaan.
2. Memberikaan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif progam beserta penggunaan
sumber daya yang menjadi wewenagnya, disamping untuk melaporkaan kepada publik atau
lembaga pemberi dana hasil operasi organisasi. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.
Informasi akuntansi bermanfaat bagi salah satu pedoman bagi pengambilan keputusan,
terutama untuk membantu pengurus organisasi dalam melakukan alokasi sumber daya.
Informasi akuntansi juga dapat digunakan menentukan biaya suatu program atau kegiatan
beserta kelayakannya, baik secara ekonomis maupun teknis. Dengan informasi akuntansi,
pengurus orgaanisasi dapat menentukan biaya operasional yang akan diberikan kepada
masyarakat sasarannya, menetapkan biaya standar, dan hanya yang akan dibebankan kepada
LSM bersangkutan.
Selain itu, informasi akuntansi LSM akan dapat digunakan untuk membantu pemilihan
kegiatan yang efektif dan efisien, yang pada ahrinya akansangat membantu pada saat
penganggaran. Pada ahir proses pengendalian organisasi LSM, akuntansi diperlukan dalam
pembuatan laporan keuangan yang merupakan bagian penting dari proses akuntabilitas pada
lembaga donor dan publik.
.
Sistem Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya LSM
Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional maupun
internasional, fundraising lembag, atau masyarakat. Penerimaan dan penggunaan dana yang
diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sementara itu, usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat harus
didasarkan atas pola prinsip tidak mencari keuntungan.
Hubungan antara sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya terletak pada pengaruh
siklus kegiatan lembaga yang bersangkutan. Siklus akuntansi biaya dalam suatu lembag,
sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan lembaga tersebut atau transaksi-transaksi yang
dilakukannya. Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pembelian barang sesuai kebutuhan
program dan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut dan diahiri dengan penyediaan layanan
bagi masyarakat sasarannya. Transaksi-transaksi LSM tidak akan terlepas dari transaksi
pembiayaan.
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian, serta penafsiran informasi
biaya tergantung pada siapa proses tersebut diajukan. Proses akuntansi biaya LSM dapat
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai di luar organisasi. Dalam hal ini, proses
akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian,
akuntansi biaya berkaitan erat dengan akuntansi keuangan.
Sistem Akuntansi Keuangan Pada LSM
PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba
Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam hal ini pertanggung jawaban keuangan terhadap
segala aktivitas pada semua organisasi LSM, adalah PSAK No. 45 mengenai pelaporan
keuangan organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi
bisnis, dimana perbedaan utama yang mendasar adalah cara organisasi tersebut memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi
itu memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya. Jadi dalam
organisasi nirlaba, transaksi yang jarang bahkan tidak akan pernah terjadi dalam organisasi
bisnis manapun akan muncul. Namun, dalam praktek organisasi nirlaba,berbagai bentuknya
sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki
kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
2. Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawabannya.
3. Aspek kinerja pengelola.
Dengan adanya standar pelaporan, laporan keuangan organisasi tersebut diharapkan
dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
a. Metode Pencatatan Akrual
Tujuan dari laporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan, di samping untuk menunjukkan akuntabilitas organisasi terhadap
sumber daya terpercaya dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
keuangan.
2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM menandai aktivitasnya dan
memenuhi persyaratan kasnya.
3. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi LSM dan perubahan
di dalamnya.
4. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja organisasi.
Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada pemakainya seperti:
1. Mengindikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan digunakan sesuai dengan
anggaran yang ditetapkan.
2. Mengindikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan digunakan sesuai dengan
persyaratan, termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan di masing-
masing LSM.
Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha organisasi LSM
dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, organisasi ini diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
pelayanannya.
b. Laporan Keuangan yang Dihasilkan
laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada ahir periode
laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan.
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan aktivitas
c. Laporan Kelompok Aktiva Bersih
1. Informasi tentang pendapatan dan beban
2. Informasi tentang pemberian jasa
3. Laporan arus kas
4. Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas
a. Aktivitas investasi
b. Aktivitas pembiayaan/pendanaan
c. Aktivitas operaasi
d. Unsur- Unsur Laporan Keuangan
1. Laporan keuangan
a. Aktiva
b. Kewajiban
c. Ekuitas
d. Kinerja
e. Penghasilan
f. Beban
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan LSM
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Materialitas
4. Keandalan/Reliabilitas
5. Penyajian jujur
6. Substansi mengungguli bentuk
7. Netralitas
8. Pertimbangan sehat
9. Kelengkapan
10. Dapat dibandingkan
Siklus Akuntansi Keuangan LSM
Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam menyusun laporan
keuangan jika belum memahami siklus akuntansi. Akuntansi pada dasarnya, merupakan suatu
proses pengolahan informasi akuntansi yang salah satunya adalah laporan keuangan.
Pengertian Siklus Akuntansi
Laporan keuangan adalah hasil ahir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan data dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan
keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para
pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan.
Alur Proses Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam satu
periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan
keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, serta siap untuk pencatatan
transaksi periode selanjutnya.
a. Proses Akuntansi yaitu:
1. Pencatatan dan penggolongan (dalam jurnal).
2. Peringkasan (dalam akun-akun buku besar).
3. Penyajian dalam bentuk laporan keuangan, yaitu laporan posisi keuangan/neraca, laporan
arus kas, dan laporan aktiva LSM. Dan, untuk memudahkan pekerjaan menyusun laporan
keuangan, biasanya dibuat neraca lajur (kertas kerja).
b. Tahap Siklus Akuntansi LSM
1. Tahap pencatatan
2. Tahap pengikhtisaran
3. Tahap pelaporan
Transaksi dan Bukti Transaksi
Tarnsaksi adalah suatu pertemuan antara dua belah pihak (penjual dan pembeli) yang
saling menguntungkan dengan adanya bukti/data/dokumen pendukung yang dimasukkan ke
dalam jurnal setelah melalui pencatatan. Kejadian yang dapat dicatat sebagai suatau transaksi
adalah:
1. Pembelian barang
2. Penjualan barang
3. Pembayaran sewa
4. Penerimaan uang kas
Bukti transaksi adalah dokumen sumber atau instrumen yang menandai bahwa
transaksi yang sah terjadi.
Definisi Akuntansi Biaya LSM
Akuntansi mendefinisikan biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu. Proses akuntansi biaya di tunjukan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam organisasi LSM.
Proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan dan
manajemen organisasi. Proses akuntansi biaya meliputi :
1. Pihak luar (Eksternal), yaitu memenuhi karakteristik akuntansi keuangan yang merupakan
bagian dari akuntansi keuangan.
2. Pihak dalam (Internal), yaitu memenuhi karakteristik akuntansi keuangan yang merupakan
bagian dari akuntansi keuangan.
Tujuan pembahasan sistem akuntansi biaya LSM ini adalah untuk :
1. Mengefektifkan dan mengefesienkan penggunaan dana LSM,
2. Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di LSM,
3. Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat,
4. Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi atas penggunaan dana dan
pelaporannya
5. Menghasilkan laporan biaya terkini (up to date) sebagai bahan pertimbangan yang sangat
penting terhadap keputusan pengelola LSM, terutama pada aspek keuangan.
Komponen biaya LSM adalah :
1. Gaji dan honorarium
2. Telekomunikasi
3. Pemakain bahan habis pakai
4. Depresiasi perlengkapan dari berbagai aset yang ada
5. Depresiasi perlengkapan kantor
6. Sewa komputer
7. Asuransi
8. Biaya lainya
Siklus Akuntansi Biaya LSM
Siklus akuntansi biaya LSM sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan LSM tersebut.
Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pemberian barang atau peralatan dan jasa berdasarkan
kegiatan program yang telah ditentukan. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan
informasikan biaya yang telah digunakan untuk memberi barang atau peralatan serta
pelaksanaan program LSM tersebut.
Klasifikasi biaya LSM
Proses dan sistematika Akuntansi biaya dapat dipecahkan melalui rincian tahap sebagai
berikut :
1. Pemahaman mengenai pengertian biaya ;
2. Klasifikasi dan identifikasi biaya yang terjadi di LSM ke dalam kategori tertentu dengan
pendekatan ABC system
3. Pembuatan konsep perhitungan biaya baru yang akurat dan informatif
4. Pensimulasian aplikasi model perhitungan biaya
Biaya diklasifikasikan ke dalam dua kategori:
1. Biaya tetap : biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan
organsasi. Biaya tetap terbagi menjadi dua:
a. Biaya yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen
b. Biaya yang dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.
2. Biaya variabel : biaya yang jumlah totalnya dipengaruhi oleh perubahan kegiatan.
Biaya semi variabel : biaya yang eilik unsur tetap dan variabel di dalamnya.
Biaya langsung : biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan
yang direncanakan.
Biaya tidak langsung : biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya program
atau kegiatan.
Analisis Biaya LSM
Anggaran LSM
Anggaran berfungsi sbb:
1. Anggar merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang
3. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai unit kerja
lembaga dan mekanisme kerja antarmanajemen dan pelaksana program
4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja lembaga
5. Anggaran sebagai alat motivasi serta persuasi tindakan efktif dan efisien dalam pencapaian
visi organisasi
Prosedur rencana anggaran biaya
1. Buatlah daftar rincian biaya dengan akurat
2. Pisah-pisahkan menjadi
3. Harus ada perhitungan yang detail.
Biaya standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yaitu jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membiayai kegitan tertentu dengan aumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan
faktor-faktor lainnya dipenuhi.
Manfaat biaya standar
Biaya standar dapat digolongkan atas dasar tingkat ketaatan atau kelonggaran sbb:
1. Standar teoretis : standar ideal yang dalam pelaksanaannya sulit dicapai.
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu : ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode
yang telah lampau.
3. Standar normal : di dasarkan pada rata-rata biaya di masa lalu dan disesuaikan engan
taksiran biaya di masa yang akan datang, dengan asumsi keadaan ekonomi sedang normal.
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai : didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik
dengan memeperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.
Analisis biaya-volume-laba pada LSM
Analisis biaya-volume-laba pada LSM digunakan untuk membantu LSM agar tidak
mengalami masalah biaya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program.
1. BEP
Adalah jumlah output di mana totalpendapatan sama dengan total biaya, atau laba operasinya
adalah nol.
2. Analisis sensitivitas dan ketidaktentuan
a. Teknik what if yang digunakan pengelola dalam menguji bagaimana sebuah hasil akan
berubah; jika data perkiraan asli tidak diraih, atau jika sebuah asumsi dasarnya berubah.
b. Analisis sensitivitas adalah suatu pendekatan untuk mengenalkan ketidaktentuan yang
memungkinkan jumlah aktual akan menyimpang dari jumlah yang diperkirakan.
Laporan Biaya LSM
Bagian dari penetapan sistem pengendalian keuangan adalah untuk memastikan bahwa
dana telah dibelanjakan sesuai alokasinya. Laporan biaya LSM dirancang untuk melaporkan
“apa yang sedang terjadi” dengan biaya pelaksanaan kegiatan LSM. Informasi ini berisi
laporan yang berasal dari catatan akuntansi berupa penerimaan dan pembiayaan.
KESIMPULAN
Keuangan partai politik bersumber dari: Iuran anggota,Sumbangan yang sah menurut
hukum dan bantuan dari anggaran negara; Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa
uang,barang,fasilitas,peralatan atau jasa; Bantuan dari anggaran negara (yang diatur dalam
pemerintahan ) diberikan secara operasional kepada partai politik yang mendapat kursi
dilembaga perwakilan rakyat; Sumbangan dari anggota dan bukan anggota sah menurut
hukum paling banyak senilai Rp. 200.000.000,00 dalam waktu 1th; Sumbangan dari
perusahaan dan badan usaha yang sah menurut hukum paling bnyak senilai Rp 800.000.00,00
dalam waktu 1th.
Penyusunan Laporan keuangan tahunan Partai politik mengacu pada PSAK no.45
tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dan terdiri atas laporan berikut ini: Laporan Posisi Keuangan; Laporan Aktivitas; Laporan
Perubahan dalam aktiva Neto/Ekuitas; Laporan arus kas; Cacatan atas laporan keuangan.
Selain mengacu pada PSAK No.45,Penyusunan Laporan keuangan Partai politik juga terikat
pada ketentuan yang terdapat dalam perundang-undangan RI mengenai Partai politik dan
pemilu seperti UU No.31 Th.2002 tentang partai politik dan UU No.12 th 2003 tentang
pemilu.
Akuntansi yang diterapkan pada LSM memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
diperlakukan akuntansi pada domain publik. Domai publik yang dimaksud adalah masyarakat
yang didampingi oleh LSM terkait. Tidak dapat dipungkiri bahwa LSM mempunyai pengaruh
yang cukup besar dalam kehidupan bermasyarakat di seluruh Indonesia. Selama ini, aktivitas
LSM lebih banyak berupa program-program bantuan dan layanan sosial, terutama bagi
kelompok masyarakat yang lemah. Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah
pada pencapaian hasil dalam tingkat tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan LSM tersebut.
Seperti halnya dengan akuntansi organisasi publik lainnya, akuntansi LSM terkait dengan tiga
hal pokok, yakni penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan, dan akuntabilitas.
Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional maupun
internasional, fundraising lembag, atau masyarakat. Penerimaan dan penggunaan dana yang
diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam hal ini pertanggung jawaban keuangan
terhadap segala aktivitas pada semua organisasi LSM, adalah PSAK No. 45 mengenai
pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham
dalam menyusun laporan keuangan jika belum memahami siklus akuntansi. Akuntansi pada
dasarnya, merupakan suatu proses pengolahan informasi akuntansi yang salah satunya adalah
laporan keuangan. Akuntansi mendefinidikan biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan
untuk mencapai tujuan tertentu. Proses akuntansi biaya di tunjukan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam organisasi LSM. Siklus akuntansi biaya LSM sangat dipengaruhi
oleh siklus kegiatan LSM tersebut. Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pemberian barang
atau peralatan dan jasa berdasarkan kegiatan program yang telah ditentukan. Bagian dari
penetapan sistem pengendalian keuangan adalah untuk memastikan bahwa dana telah
dibelanjakan sesuai alokasinya. Laporan biaya LSM dirancang untuk melaporkan “apa yang
sedang terjadi” dengan biaya pelaksanaan kegiatan LSM. Informasi ini berisi laporan yang
berasal dari catatan akuntansi berupa penerimaan dan pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, indra.2007.Akuntansi LSM dan Politik,jakarta:Erlangga