tugas anastesi

5
Tachycardia Arrhythmia Tachycardia Arrhythmia adalah keadaan dimana denyut jantung yang cepat dan melewati batas atas normal pada denyut nadi sesuai dengan usianya. Apabila denyut nadi sangat cepat, jantung akan mengalami kelelahan dan menimbulkan gejala berdebar seperti perasaan takut. Pada keadaan yang cukup parah jantung yang berdenyut dengan cepat dan tidak segera dilakukan pertolongan akan menyebabkan kematian dikarenakan terjadinya kegagalan sirkulasi darah. Tachycardia Arrhythmia dapat diklasifikasikan lokasinya. Bila diatas nodus AV disebut Tachycardia Supraventrikular, bila pada nodus AV disebut Tachycardia Nodus AV, bila terletak dibawah nodus AV disebut Tachycardia Ventrikular. Angina Pectoris Angina Pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel – sel miokardium dibandingkan kebutuhan jantung akan oksigen. Rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik miokard yang sementara tanpa adanya infark. Nyeri dan ketidaknyamanan merupakan gejala utama, nyeri

description

tugas anastesi

Transcript of tugas anastesi

Tachycardia Arrhythmia Tachycardia Arrhythmia adalah keadaan dimana denyut jantung yang cepat dan melewati batas atas normal pada denyut nadi sesuai dengan usianya. Apabila denyut nadi sangat cepat, jantung akan mengalami kelelahan dan menimbulkan gejala berdebar seperti perasaan takut. Pada keadaan yang cukup parah jantung yang berdenyut dengan cepat dan tidak segera dilakukan pertolongan akan menyebabkan kematian dikarenakan terjadinya kegagalan sirkulasi darah. Tachycardia Arrhythmia dapat diklasifikasikan lokasinya. Bila diatas nodus AV disebut Tachycardia Supraventrikular, bila pada nodus AV disebut Tachycardia Nodus AV, bila terletak dibawah nodus AV disebut Tachycardia Ventrikular.

Angina PectorisAngina Pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel sel miokardium dibandingkan kebutuhan jantung akan oksigen. Rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik miokard yang sementara tanpa adanya infark. Nyeri dan ketidaknyamanan merupakan gejala utama, nyeri seperti tekanan berat pada dada. Nyeri menyebar kelengan kiri, kepunggung,kerahang, atau ke daerah abdomen. Angina Pectoris merupakan sindrom klinis, dimana ketidakseimbangan terjadi dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang merangsang timbulnya nyeri.Macam-macam Angina Pectoris1. Angina Pectoris StabilAngina Pectoris Stabil adalah keadaan yang ditandai oleh adanya suatu ketidaknyamanan di dada atau lengan yang sulit dilokalisasi dan dalam. Terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras dan berhubungan dengan aktivitas fisik atau stress, emosional. Angina Pectoris Stabil menghilang dalam 5-15 menit dengan istirahat dan atau nitrogliserin sublingual. Nyeri dapat dikontrol dengan nitrogliserin.2. Angina Pectoris Tak StabilAngina Pectoris Tak Stabil angina yang lebih berat dari angina stabil. Timbul saat istirahat atau saat aktivitas ringan. Timbul dengan pola crescendo (bertambah berat, bertambah lama, atau lebih sering dari sebelumnya) . Nyeri biasanya hilang setelah lebih dari 20 menit. Nyeri tidak dapat hilang hanya dengan istirahat dan mengkonsumsi nitrigliserin.3. Angina VariantAngina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas ringan dan nyeri dada terjadi tanpa faktor pencetus karena berhubungan dengan spasme pembuluh arteri koroner. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan selesai.

High Patient RiskPada umumnya keberhasilan dan resiko dari tindakan anestesi dapat dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya faktor pasien yang terdiri dari keadaan umum, umur, penyakit yang diderita, obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Faktor tersebut sangatlah penting, sebab bila tidak diperhatikan akan mengakibatkan terjadinya komplikasi dari anestesi . ASA (American Society of Anesthesiologists) membuat klasifikasi berdasarkan status fisik pasien pra anestesi yang membagi pasien kedalam 5 kelompok atau kategori sebagai berikut:1. ASA 1, yaitu pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi.2. ASA 2, yaitu pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena penyakit bedah maupun penyakit lainnya. Contohnya pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol, atau pasien apendisitis akut dengan lekositosis dan febris.3. ASA 3, yaitu pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diaktibatkan karena berbagai penyebab. Contohnya pasien apendisitis perforasi dengan septi semia, atau pasien ileus obstruksi dengan iskemia miokardium.4. ASA 4, yaitu pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung mengancam kehiduannya.5. ASA 5, yaitu pasien tidak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau tidak. Contohnya pasien tua dengan perdarahan basis krani dan syok hemoragik karena ruptura hepatik.Pasien-pasien yang memiliki resiko tinggi terhadap anestesi perlu diperhatikan, seperti pada pasien-pasien yang menderita penyakit sistemik, asma, kelainan pembekuan darah, penyakit jantung, TBC, diabetes mellitus, dan hepar. Evaluasi dan persiapan perioperatif bertujuan meminimalkan resiko anestesi dan pembedahan.