makalah anastesi
-
Upload
santiko-restuadhi -
Category
Documents
-
view
122 -
download
1
Transcript of makalah anastesi
MAKALAH
REFLEKS VAGAL
Disusun oleh:
Santiko Restuadhi
108103000064
KEPANITRAAN KLINIK STASE ANASTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan nikmat yang
diberikan, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini ditulis sebagai persyaratan
perbaikan nilai stase anastesi.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis haturkan kepada dr. Nella Sp, An
sebagai penanggung jawab stase anastesi.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari terdapat banyak
kekurangan dan mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
harapkan.
Wabillahitaufiq wal hidayah
Wassalamualaikum wr wb
Jakarta, 5 September 2012
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................. 2
Bab I Nervus Vagus ........................................................................................... 3
Bab II Refleks Vagal .......................................................................................... 10
Daftar Pustaka .................................................................................................... 37
2
BAB I
NERVUS VAGUS
1.1 Anatomi N.Vagus
N.vagus terdiri atas serabut motorik dan sensorik dan memiliki rangkaian
dan distribusi yang lebih luas daripada nervus kranialis yang lain, karena nervus
ini berjalan melewati leher dan dada menuju abdomen.
Nervus vagus terikat sebagai 8 – 10 filamen pada medulla oblongata pada
sulkus di antara oliva dan pedunculus inferior, di bawah nervus glossophraingeus.
Serabut sensoris berjalan dari sel-sel ganglion jugulare dan ganglion nodosum,
dan ketika diikuti jejaknya pada medulla oblongata, sebagian besar berakhir sdi
sekitar pars inferior yang terletak di bawah ala cinerea pada pars inferior fossa
rhomboid.
3
Nervus-nervus tersebut adalah serabut aferen simpatis. Beberapa serabut
sensorik nervus glossopharingeus juga berakhir pada pars superior nukleus ini.
Beberapa serabut sensoris nervus vagus, kemungkinan serabut pengecap, turun
dan berakhir pada fasciculus solitarius dan sekitar sel-sel tersebut.
Serabut sensorik somatik, dalam jumlah sedikit, dari pars posterior meatus
accusticus eksternus dan belakang telinga, kemungkinan bergabung dengan
traktus spinalis nervus trigeminus ketika nervus ini menuruni medulla oblongata.
Serabut motorik somatik berjalan dari sel nukleus ambiguus, berkaitan dengan
hubungannya terhadap akar motorik nervus glossopharingeus. Serabut eferen
simpatis, terdistribusi kemungkinan sebagai serabut preganglionik menuju viscera
thorax dan abdomen, misalnya sebagai serabut motorik bronkus, serabut inhibitor
jantung, serabut motorik esofagus, perut dan usus halus, saluran empedu dan
serabut sekresi perut dan pankrean, berjalan dari dorsal nukleus nervus vagus.
Filamen-filamen nervus bergabung dan membentuk serabut datar, yang
berjalan di bawah flocculus foramen jugulare, tempat nervus ini meninggalkan
kranium. Ketika muncul melalui foramen ini, nervus vagus bersama-sama dengan
nervus accesorius dalam satu selaput. Sedangkan dengan nervus glossopharingeus
yang terletak di depannya, kedua nervus ini dipisahkan oleh septum. Nervus
vagus merupakan pembesaran ganglion yang mudah dikenali sehingga disebut
ganglion jugulare (ganglion of the root); nervus accesorius terhubung dengan
ganglion ini melalui satu atau dua filamen. Setelah melewati foramen jugulare,
nervus vagus bergabung dengan radiks kranial nervus accessorius, dan membesar
membentuk pembengkakan ganglion kedua yang disebut ganglion nodusum
(ganglion of the trunk); melalui foramen ini, radiks kranial nervus accesorius
lewat tanpa interupsi, kemudian terdistribusi pada cabang faringeus dan laringeus
superior nervus vagus, kadang beberapa serabutnya terdistribusi dengan nervus
recurrent dan nervus cardiak.
Nervus vagus berjalan ke inferior secara vertikal pada selubung carotis,
yang terletak di antara vena jugularis interna dan arteri karotis interna setinggi
margin superior kartilago tiroid, dan di antara vena jugularis interna dan arteri
karotis komunis hingga batas inferior leher. Perjalanan nervus berbeda pada kedua
sisi tubuh.
4
Pada sisi kanan, nervus melewati di antara arteri subclavii dan vena
innominate dekster, dan berjlan ke inferior di sebelah trakea menuju apeks pulmo
di sebelah dorsal dimana ia akan menyebar pada pleksus pulmonary posterior.dari
pars inferior pleksus ini, dua serabut menuruni esofagus dan bercabang
membentuk pleksus esofagus – dengan cabang dari nervus yang berlawanan.
Cabang ini kemudian bergabung menjadi serabut tunggal yang berjalan pada
bagian dorsal esofagus yang kemudian memasuki abdomen dan terdistribusi pada
permukaan postero-inferior abdomen, bergabung dengan sisi sinister pleksus
celiac, dan memberikan cabangnya pada pleksus lienal. Pada sisi kiri, nervus
vagus memasuki thoraks di antara arteri karotis sinister dan arteri subclavii, di
sebelah posterior vena innominate sinister. Nervus melewati arcus aorta sisi
sinister dan berjalan menurun di sebelah dorsal apeks pulmo sinister, membentuk
pleksus pulmonari posterior. Dari sini, nervus berjalan sepanjang permukaan
anterior esofagus dan bergabung dengan nervus dari sisi dekster pleksus esofagus,
dan meneruskan diri menuju abdomen, mendistribusikan cabang-cabangnya pada
permukaan anterosuperior; beberapa di antaranya meluas ke fundus dan curvatur
inferior. Filamen lain memasuki omentum inferior dan bergabung dengan pleksus
hepatik. Ganglion Jugularis (ganglion jugulare; ganglion of the root) berbentuk
sferis dan berdiameter sekitar 4 mm. Ganglion ini berhubungan dengan beberapa
filamen pars cranialis nervus accessorius; nervus ini juga berhubungan dengan
ramus ganglion petrosus nervus glossopharingeus, dengan nervus facialis melalui
ramus auricularis dan dengan nervus simpatis melalui filamen dari ganglion
cervicalis superior.
Ganglion Nodosum (ganglion of the trunk; inferior ganglion) berbentuk
silinder, berwarna kemerahan dan berukuran panjang 2,5 cm. Pars cranialis nervus
accessorius bergabung dengan nervus vagus di bawah ganglion ini. Ganglion ini
berhubungn dengan nervus hypoglossus, ganglion cervicalis superior nervus
simpatis dan loop antara nervus cervicalis kesatu dan kedua.
Ramus Meningea (ramus meningeus; dural branch) adalah filamen rekuren yang
dipercabangkan ganglion jugularis; terdistribusi pada dura mater fossa posterior
basis cranii.
5
Ramus auricularis (nerve of Arnold) berjalan dari ganglion jugulare,
bergabung segera dengan filamen yang berasal dari ganglion petrosa nervus
glossopharingeus; berjalan di bawah vena jugularis interna dan memasuki canalis
mastoideus pada dinding lateral fossa jugularis. Melewati canalis facialis
sepanjang 4 mm, dia tas foramen stylomastoideum dan mempercabangkan nervus
yang bergabung dengan nervus facialis.
Nervus mencapai permukaan dengan cara melewati fissura
tympanomastoideum yang ada di antara processu mastoideum dan pars tympanica
os temporalis; di sini nervus bercabang menjadi dua: satu bergabung dengan
nervus auricularis posterior dan lainnya terdisribusi pada kulit belakang telinga
dan pars posterior meatus accusticus eksternus.
Ramus pharigeus, nervus motorik utama pharunx, berjalan dari pars
superior ganglion nodosum, dan terdiri atas filamen yang berasal dari radix
cranialis nervus accessorius. Nervus berjalan melewati arteri carotis interna
menuju margo superior m. Constrictor pharingis medius, yang kemudian
bercabang menjadi beberapa filamen, yang bergabung dengan cabang-cabang n.
Glossopharingeus, simpatis dan laringeus eksternus membentuk pleksus
pharingeus. Dari pleksus ini, cabang-cabang terdistribusi pada musculi dan
membran mukosa pharynx dan musculi palatum molle, kecuali m. Tensor velli
palatini.
Nervus laringeus superior berukuran lebih besar daripada pendahulunya,
berjalan dari bagian tengah ganglion nodosum dan dalam perjalanannya menerima
cabang dari ganglion cervicalis superior nervus simpatis. Nervus menuruni
pharynx, di belakang arteri carotis interna, dan bercabang dua, menjadi ramus
eksternus dan ramus internus.
Ramus eksternus lebih kecil, berjalan menuruni larynx di bawah m.
Sternohyoideus dan menginervasi m. Cricotyroideus. Mempercabangkan pada
pleksus pharingeus dan m. Constrictor pharingis inferior, dan beranastomosis
dengan nervus cardiac superior, di belakang arteri carotis communis.
Ramus internus berjalan ke inferior menuju membran hyotyroid,
menembusnya bersama dengan arteri laringeus superior, dan terdistribusi pada
membran mukosa parynx. Pada cabang ini, beberapa terdistribusi pada epiglotis,
6
dasar mulut dan glandula epiglotica; sedangkan lainnya berjalan ke posterior
menuju lipatan aryepiglotica menginervasi membran mukosa yang mengelilingi
isthmus laringeus, dan yang melapisi larynx setinggi plica vocalis. Filamen
kemudian berjalan ke inferior di bawah membran mukosa pada permukaan
internus cartilago thyroid dan bergabung dengan nervus rekuren.
Nervus rekuren (inferior or recurrent laryngeal nerve) berjalan pada sisi
kanan, di sebelah anterior arteri subclavii, berjalan oblik menuju sisi trakea di
belakang arteri carotis communis, dan terletak di depan atau belakang arteri
tiroidea inferior. Pada sisi kiri, nervus berjalan pada sisi sinister arcus aorta dan
berputar di bawah aorta pada tempat di mana ligamentum arteriosum melekat;
selanjutnya berjalan ke superior pada sisi trakea. Nervus kemudian berjalan ke
superior menuju celah yang terletak antara trachea dan esophagus, berjalan
melewati margo inferior m. Constrictor pharingis inferior dan memasuki larynx di
posterior articulatio cornu inferior cartilago tiroidua dan cricoidea. Nervus
selanjutnya terdistribusi pada semua musculi larynx, kecuali m. Cricotiroideus.
Nervus beranastomosis dengan nervus laringeus superior dan memberikan
bebrapa filamen pada membran mukosa pars inferior larynx.
Rami cardiaci superioris (cervical cardiac branches), berjumlah dua atau
tiga, berjalan dari nervus vagus di sebelah lateral leher.
Rami superior lebih kedil dan beranastomosis dengan rami cardiaci nervus
simpatis. Nervus ini berakhir pada pars profundan pleksus cardiaci.
Rami inferior berjalan di sepanjang leher, tepat di atas costae prima. Dari
sisi dekster, nervus kemudian berjalan ke anterior dan berlanjut ke pars profunda
pleksus cardiaci, yangeds to the deep part of the cardiac plexus; dari sisi sinister,
nervus berjalan inferior ke sisi sinister arcus aorta dan bergabung dengan pars
superficialis pleksus cardiaci.
Rami cardiaci inferior (thoracic cardiac branches), terletak di sebalah
kanan, berjalan dari batang nervus vagus yang ada pada sebelah trachea dan
berakhir pada pars profunda pleksus cardiac.
Rami bronkus anterior (anterior or ventral pulmonary branches), berjumlah dia
atau tiga, berukuran kecil dan terdistribusi pada permukaan anterior akar paru-
7
paru. Rami ini bergabung dengan filamen nervus simpatis dan membentuk
pleksus pulmo anterior.
Rami bronkus posterior (posterior or dorsal pulmonary branches),
berjumlah lebih banyak dan lebih besar dibandingkan dengan rami anteriornya;
terdistribusi pada permukaan posterior akar paru-paru, dimana rami ni bergabung
dengan dilamen dari ganglion thoraks ke-3 dan ke-4 (kadang juga dengan 1 dan 2)
dan membentuk pleksus pulmo posterior. Cabang dari pleksus ini bergabung
dengan ramifikasi bronkus melalui substansi paru-paru.
Rami esofagus dilepaskan di atas dan di bawah cabang bronkus; pars
inferior lebih banyak dan lebih besar daripada pars superior. Membentuk pleksus
esofagus dan terdistribusi pada bagian posterior pericardium.
Rami gastricus terdistribusi di abdomen. Vagus dekster membentuk
pleksus gastricus posterior pada permukaan posteroinferior abdomen dan sebelah
kiri pleksus gastricus anterior pada permukaan anterosuperior.
Rami celiac sebagian besar berasal dari vagus dekster: bergabung dengan
pleksus celiac dan menginercasi pankreas, limpa, ginjal, kelenjar suprarenal dan
usus halus. Rami hepatik berjalan dari vagus sinister: bergabung dengan pleksus
hepatik dan menginervasi hepar.
1.2 Fisiologi N. Vagus
N. Vagus merupakan saraf ke 10 dari 12 saraf kranialis. N.Vagus
merupakan jaras penting dalam system persarafan karena menyalurkan sinyal ke
berbagai organ visceral penting dalam tubuh meliputi, paru, jantung, esophagus,
lambung, laring, faring, dan organ pencernaan.
Secara harfiah “vagus” berasal dari bahasa latin yang berarti
“mengembara”. Hal ini dikarenakan N.vagus merupakan saraf terkompleks dan
terpanjang yang turun dari otak, melalui area tubuh yang luas dan mempersarafi
banyak organ visceral seperti sudah dijelaskam pada bagian 1.1.
8
Dikenal juga sebagai N. Pneumogastric, N.Vagus menghantarkan sinyal
dari otak ke berbagai area pada tubuh dan menghantarkannya kembali ke otak.
Diantara berbagai fungsi dari N. Vagus, salah satunya adalah untuk
memperlambat denyut jantung. Persarafan parasimpatis jantung dikendalikan oleh
N. Vagus. Cabang N.Vagus sebelah kanan mempersarafi nodus sinoatrial.
Hiperstimulasi parasimpatik cabang saraf tersebut dapat menyebabkan
bradyaritmia. Sedangkan bila terjadi hiperstimulasi pada cabang N.Vagus sebelah
kiri dapat menyebabkan atrioventrikular (AV) blok.
.
9
BAB II
REFLEKS VAGAL
Vasovagal episode atau yang biasa dikenal dengan Refleks vasovagal
merupakan rasa tidak nyaman yang diperantarai oleh nervus vagus. Ketika
menjadi hilang kesadaran atau pingsan, hal ini disebut dengan pingsan vasovagal,
yang merupakan penyebab tersering dari pingsan.
Reflex vagal terjadi ketika tubuh terlalu bereaksi terhadap rangsangan,
seperti mellihat darah atau dalam tekanan emosional yang hebat. Penekanan pada
jalur nerus vagus terutama pada leher, sinus, dan mata juga dapat memicu
timbulnya reflex vagal.
Munculnya reflex vagal dapat menyebabkan kematian segera, hal ini
dikaitkan dengan terminology “sudden cardiac arrest”. Namun hal ini jarang
terjadi.
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya pingsan akibat reflex vagal kurang lebih sama
walaupun terjadi akibat pemicu yang berbeda. Di antaranya, teraktifkannya
nucleus traktus solitaries di batang otak baik secara langsung ataupun tidak
langsung oleh stimulus. Hal ini menyebabkan pada peningkatan simultan dari
sistem parasimpatis (vagal) dan inhibisi sistem saraf simpatik.
Hasilnya pada respon hemodinamik adalah :
1. Respon Cardioinhibitory, ditandai dengan penurunan denyut jantung (efek
chronotropic negatif) dan kontraktilitas (efek inotropik negatif) yang
menyebabkan penurunan cardiac output yang cukup signifikan untuk
menghasilkan hilangnya kesadaran. Diperkirakan bahwa respons ini
terutama berasal dari peningkatan efek parasimpatis.
10
2. Respon vasodepressor, disebabkan oleh penurunan tekanan darah (ke level
80/20) tanpa banyak perubahan denyut jantung. Fenomena ini terjadi
karena vasodilatasi, sebagai akibat dari inhibisi sistem saraf simpatik.
Tata laksana
Pada banyak kasus pingsan vasovagal, obat-obatan tidak diperlukan. Kasus
pingsan biasanya ringan dan efek reflex akan hilang ketika stimulant dihilangkan.
Bila pasien sampai shock maka ditangani seperti penanganan shock kardiogenik.
11
12
Namun ketika terjadi cardiac arrest dilakukan sesuai dengan algoritma ACLS.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta
: EGC
2. "vasovagal attack" at Dorland's Medical Dictionary
3. "Vasovagal syncope". MayoClinic.com. 2010-08-07. Retrieved 2012-07-06.
4. Thomas, Clayton L. (1993). Taber's Cyclopedic Medical Dictionary (18 ed.).
F.A. Davis. ISBN 0-8036-0194-8.
5. "Vasovagal syncope: Causes". MayoClinic.com. 2010-08-07. Retrieved 2012-
07-06.
6. "Vasomotor and vasovagal syncope". Heartdisease.about.com. Retrieved
2012-07-06.
7. "Vasovagal Syncope Causes, Symptoms, and Treatment on".
Medicinenet.com. 2008-05-16. Retrieved 2012-07-06
14