Tugas Akman_abc Costing

download Tugas Akman_abc Costing

of 12

Transcript of Tugas Akman_abc Costing

TUGAS AKMAN

ABC COSTING SYSTEM

Batik Litabena

Anggota kelompok:Muhammad Arif Budiman Thina Ardliana Oki Anita Candra Dewi (2510 202 702) (2510 203 703) (2510 205 701)

Sejarah batik LITABENABatik di Kabupaten Jombang mengutamakan motif dan warna yang digali dari kebudayaan daerah Jombang itu sendiri. Selain terkenal sebagai kota santri, Kabupaten Jombang pada jaman kerajaan Majapahit merupakan pintu gerbang kerajaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya candi Rimbi yang terletak di Bareng Wonosalam Jombang. Dengan berbekal kekayaan budaya dan agama tersebut, Litabena berusaha memadukan dan menuangkan kedalam seni batik sehingga muncul motif-motif khas yang terkenal dengan sebutan Motif Jombangan. Motif-motif yang telah berhasil digali dari khasanah budaya asli jombang antara lain : 1. Motif Arimbi, yang diambil dari salah satu relief di candi Rimbi Jombang. 2. Motif Ringin Contong, merupakan motif yang diambil dari pohon Ringin yang berada ditengah-tengah kota Jombang. 3. Motif Tapak Liman, merupakan motif yang diambil dari tanaman kebun yang banyak tumbuh di daerah Jombang 4. Motif Sandur, merupakan motif yang diambil dari kesenian daerah yaitu sandur yang berada di Jombang Utara. Batik Jombang mempunyai corak dan warna yang khas, penggunaan warna-warna yang berani ( warna yang kontras) seperti misalnya kombinasi ijo-abang ( warna hijau dan merah). Hal inilah yang membuat salah satu perbedaan utama antara batik Jombang dengan batik-batik yang lainnya. Sejalan dengan perkembangan daerah, LITABENA merupakan salah satu pengrajin batik yang mewujudkan dan menggali kekayaan budaya dalam menginterpretasikan motifmotif khas Jombang sebagai seni batik. LITABENA berdiri sejak tahun 2003 yang berlokasi di Ds. Jatipelem Kecamatan Diwek Kab. Jombang. Dalam perjalanannya pengrajin ini memberdayakan masyarakat sekitar dan mengadakan pelatihan-pelatihan teknis serta mensosialisasikan pembuatan batik guna mendapatkan sumber daya manusia yang berbakat dan berinovasi. Pengrajin Litabena ini memproduksi beberapa jenis batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing, sasirangan dan beberapa jenis lainnya. Pada umumnya pengrajin batik melakukan pekerjaannya berdasarkan order dari konsumen, namum pengrajin ini dalam beberapa kasus membuat batik tidak berdasarkan pesanan, misalnya batik printing. Hal ini karena batik printing ini memiliki motif yang beragam yang sudah tergambar di plangkan, sehingga pengrajin memanfaatkan motif-motif tersebut dengan beragam kombinasi warna. Namun pengrajin batik di Kabupaten Jombang ini masih sangat bergantung pada matahari, jika dalam kondisi mendung atau hujan, pengrajin tidak dapat melakukan aktivitasnya terutama pada saat teknik pewarnaan kain karena jenis-jenis warna yang digunakan sebagian besar akan mencair pada cuaca yang lembab. Pengrajin Litabena memiliki struktur organisasi yang sederhana yaitu owner (pemilik) membawahi beberapa pengrajin baik pengrajin printing, pengrajin cap, pengrajin batik tulis. Tugas owner juga merangkap sebagai marketing, pengelolaan administrasi dan keuangan, serta melakukan pemesanan material dan bahan-bahan pendukung lainnya. Struktur organisasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI BATIK LITABENA

Pemilik

Pengrajin Batik Printing

Pengrajin Batik Cap

Pengrajin Batik Tulis

Pengrajin Batik Metode Lainnya

Gambar 1. Struktur Organisasi Batik Litabena

Objek Amatan : Batik Printing Motif Rimbi KombinasiPada tugas proses costing system ini, objek yang diamati adalah batik printing motif rimbi kombinasi dari pengrajin LITABENA di Jombang. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pengrajin dapat melakukan aktivitas membatik printing jika cuaca tidak mendung dan tidak hujan. Objek yang diamati ini diproduksi pada saat cuaca cerah. Pengrajin Litabena dalam memproduksi batik printing ini minimum memproduksi 100 meter dalam satu (1) batch (dalam konteks produksi untuk stock) dan meracik warna untuk jumlah tersebut dalam satu kali racikan. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan warna yang sama di setiap potongan kain. Berikut adalah aliran proses pembuatan batik printing motif rimbi kombinasi :Start

Kain dipotong @10m Proses Persiapan Bahan Direndam dalam air 30 menit untuk menghilngkan kanji

A

A

Dicelupkan ke dalam campuran warna untuk menghasilkan warna dasar

Dirolling pada mesin peeder Proses Pembuatan Warna Dasar Dibungkus selama 7 jam

Dicuci dan dijemur

Mempersiapkan warna untuk proses selanjutnya

Proses Printing

Proses Printing

Dijemur sampai kering

Kain di kunci / di fiksasi dengan menggunakan waterglass

Dirolling pada mesin peeder Proses Fiksasi Diinapkan 1 malam

Dicuci dan dijemur sampai kering

Disetrika dan siap dijual

Proses Finishing

Gambar 2. Aliran Proses Pembuatan Batik Printing Finish

Keterangan : 1. Proses Persiapan Bahan a. Pada proses awal ini, pengrajin mempersiapkan kain sepanjang 100 meter dan memotongnya setiap 10 meter karena panjang meja printing adalah cukup untuk 10 meter saja. Kain yang digunakan adalah kain jenis primisima dan berwarna putih. b. Setelah di potong, kain tersebut di rendam didalam air selama 30 menit. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kanji yang melekat pada kain agar tidak mempengaruhi proses selanjutnya. 2. Proses Pembuatan Warna Dasar a. Selama kain direndam, pengrajin mencampurkan beberapa jenis warna sehingga membentuk warna yang diinginkan, dalam pengamatan ini membuat warna coklat muda. Kebutuhan warna yang diperlukan 25 gram. Warna tersebut dicampur dengan waterglass 2 kg dan dicampurkan ke dalam air 20 liter lalu diaduk hingga rata. Kemudian, warna tersebut dituangkan ke dalam mesin peeder. b. Kain yang sudah direndam diangkat dan diperas, lalu dicelupkan pada warna yang terletak di mesin peeder. c. Setelah semua kain tercelup dengan sempurna, kain di rolling pada mesin peeder untuk meratakan warna pada kain sekaligus memeras kain. d. Selanjutnya kain dibungkus selama 7 jam untuk menjaga kelembaban agar warna pada kain menjadi tidak mudah luntur nantinya. e. Kemudian kain dicuci hingga bersih dan dijemur hingga kering.

Gambar 3. Mesin peeder

3. Proses Printing a. Langkah selanjutnya adalah proses printing, yang sebelumnya pengrajin mempersiapkan beberapa warna untuk kebutuhan printing. Pada pengamatan ini warna yang dipakai adalah warna coklat dan warna hitam. Pada masingmasing warna ditambahkan bahan kimia manotex yang berfungsi untuk mengentalkan warna. Karena warna dominan yang digunakan adalah warna coklat, kebutuhan warna coklat sebanyak 100 gram dan ditambahkan manotex sekitar 300 gram lalu dimasukkan ke dalam air 10 liter. Sedangkan warna hitam membutuhkan 50 gram dengan manotex 150 gram dan kebutuhan air sebanyak 5 liter. b. Kemudian, kain yang sudah kering dipasang pada meja printing sedemikian hingga rapi dan lurus.

Gambar 4. Meja Printing sepanjang 10 meter c. Pada pengamatan batik motif ini, proses printing dilakukan dalam 2 langkah yaitu menggunakan 2 plangkan yang berbeda. Plangkan adalah alat/sreen yang digunakan untuk mencetak gambar pada bidang gambar (pada umumnya adalah kain). Berikut ini adalah contoh plangkan yang digunakan oleh pengrajin Litabena.

Gambar 5. Contoh Pangkan Langkah pertama adalah menggunakan plangkan dengan motif gambar yang dominan, pada langkah ini, kain di print dengan menggunakan plangkan pertama mulai dari ujung kain hingga semua kain (dalam 1 lembar) tercetak dengan motif plangkan. Setelah langkah pertama selesai, langkah kedua menggunakan plangkan dengan gambar yang lebih sedikit dan memposisikan plangkan sedemikian hingga tepat pada gambar yang diinginkan. Pada proses ini, pengrajin dapat menyelesaikan 1 lembar (10meter) selama 1 jam. Setiap satu proses selesai, plangkan segera dicuci bersih untuk menghindari warna mengering pada plangkan dengan menggunakan air melalui pompa. Hal ini karena plangkan tidak dapat dibersihkan dengan menggunakan sikat atau alat apapun. d. Setiap 1 lembar kain selesai di printing, segera dijemur dan membutuhkan waktu 15 menit menjadi kering. 4. Proses Fiksasi a. Proses fiksasi adalah istilah pengrajin batik yang artinya proses penguncian warna pada kain. Pada proses ini menggunakan waterglass sebanyak 20 kg untuk 100 meter kain. b. Waterglass tersebut dituangkan pada mesin peeder (yang sebelumnya sudah dibersihkan). Kemudian kain dicelupkan pada waterglass ini dan mulai dirolling pada mesin peeder.

c. Seperti pada proses pembuatan warna dasar, setelah melewati mesin peeder, kain di diamkan selama 1 malam. d. Kemudian kain dicuci hingga air tidak berwarna (jernih) lalu dijemur hingga kering. 5. Proses Finishing a. Proses ini adalah proses terakhir dalam proses pembuatan batik printing motif rimbi kombinasi. Setelah kain kering, kain tersebut di setrika sedemikain hingga menjadi terlipat rapi. b. Kain tersebut siap untuk dijual.

Gambar 6. Batik Printing Motif Rimbi Kombinasi

ABC Costing SystemPada kasus batik printing Litabena, ABC costing dilakukan untuk mendapatkan nilai biaya overhead pada batik printing motif Rimbi kombinasi, serta HPP per meter kain batik yang dihasilkan. Perhitungan ini meliputi 2 stage yakni penentuan aktivitas dan pemicu biayanya, setta penghitungan biaya aktivitas per satuan produk. Stage 1: Penentuan Aktivitas beserta Pemicu Biayanya Aktivitas-aktivitas yang terjadi selama pembuatan batik printing yang menyusun biaya overhead adalah sebagai berikut:

No 1

Aktivitas Machinery

2 3 4 5

Engineering Maintenance Setup Pengembangan produk

6

Inspeksi dan Quality Control

Penjelasan Komponen aktivitas yang terkait dengan penggunaan mesin dan peralatan, yakni penggunaan mesin pedeer (proses 1 dan 4), meja printing (proses 3), mesin cuci (pada proses 4) dan setrika (pada proses 5) Pembuatan plangkan tiap motif batik yang berbeda Perawatan mesin dan peralatan pembuatan batik Pembersihan plangkan setiap selesai penggunaan Pengembangan desaindesain motif baru maupun kombinasikombinasi warna baru Pemberian assurance terhadap kualitas, meliputi pengecekan kualitas bahan baku maupun kualitas dan kuantitas bahan-bahan penunjang yang ditambahkan pada tiap proses

Budgeted Activity Cost Rp 2.000,00/meter

Rp 150.000,00/plangkan Rp Rp 500.000,00/bulan 100.000,00/setup

Rp 1.000.000,00/tahun

Rp 500.000/bulan

Jika aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan berdasarkan levelnya: 1. 2. 3. 4. Level unit: Machinery Level batch: Setup dan Inspeksi-Quality Control Level product sustaining: Pengembangan Produk dan Engineering Level fasilitas: Maintenance

Kemudian, apabila didefinisikan pemicu biayanya sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 Aktivitas Machinery Engineering Maintenance Setup Pengembangan produk Inspeksi dan Quality Control Pemicu Biaya Manhour pegawai Jumlah plangkan dibuat Manhour pegawai Batch produksi direncanakan Jumlah motif dibuat Batch produksi direncanakan Jumlah Direncanakan 6 jam/hari 20 plangkan/tahun 6 jam/hari 30 batch/bulan 4 kali/tahun 30 batch/bulan

Stage 2: Penentuan Overhead Cost Tiap Meter Produk Apabila dihitung biaya aktivitas (activity cost pool) selama bulan November adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 Total Aktivitas Machinery Engineering Maintenance Setup Pengembangan produk Inspeksi dan Quality Control Budgeted Activity Cost/bulan Rp 6.000.000,00 Rp 250.000,00 Rp 500.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 83.333,33 Rp 500.000,00 Rp 10.333.333,33

Jika dihitung nilai pool rate per aktivitas per bulannya adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 Aktivitas Machinery Engineering Maintenance Setup Pengembangan produk Inspeksi dan Quality Control Budgeted Activity Cost/bulan Rp 6.000.000,00 Rp 250.000,00 Rp 500.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 83.333,33 Rp 500.000,00 Jumlah Pemicu Biaya/Bulan 180 jam 1,67 plangkan 180 jam 30 batch 0,33 kali 30 batch Pool Rate Rp 33.333,33/jam Rp 150.000/plangkan Rp 2.777,78/jam Rp 100.000/batch Rp 250.000/kali pengembangan Rp 16.666,67/batch

Volume produksi batik motif Rimbi Kombinasi yang dianggarkan bulan November adalah sebanyak 500 meter (5 batch produksi) yang diestimasikan selesai dalam waktu 6 hari. Jumlah pemicu biaya yang direncanakan selama bulan November adalah: No 1 2 3 4 5 6 Aktivitas Machinery Engineering Maintenance Setup Pengembangan produk Inspeksi dan Quality Control Pemicu Biaya Manhour pegawai Jumlah plangkan dibuat Manhour pegawai Batch produksi direncanakan Jumlah motif dibuat Batch produksi direncanakan Jumlah Direncanakan 36 jam 2 plangkan 36 jam 5 batch 0 kali 5 batch

Maka activity cost produksi Batik Rimbi Kombinasi untuk bulan November adalah: No 1 2 3 4 5 6 Aktivitas Machinery Engineering Maintenance Setup Pengembangan produk Pemicu Biaya Direncanakan 36 jam 2 plangkan 36 jam 5 batch 0 kali Pool Rate Rp 33.333,33/jam Rp 150.000/plangkan Rp 2.777,78/jam Rp 100.000/batch Rp 250.000/kali pengembangan Rp 16.666,67/batch Activity Cost Rp 1.200.000,00 Rp 300.000,00 Rp 100.000,00 Rp 500.000,00 Rp 0,00

Inspeksi dan Quality 5 batch Control Total Activity Cost Rimbi Kombinasi bulan November

Rp 83.333,33 Rp 2.183.333,33

Jadi, nilai overhead (activity cost) total untuk pembuatan batik Rimbi Kombinasi pada Bulan November adalah Rp 2.183.333,33, atau jika dihitung nilai overhead (activity cost) per meter produk adalah Rp 2.183.333,33/500 meter = Rp 4.366,67/meter. Sedangkan nilai HPP per meter produk dapat dihitung sebagai berikut: Bahan baku langsung: Kain = Rp 15.000,00/meter Tenaga kerja langsung: Gaji Rp 20.000,00/hari x 6 hari x 2 orang / 500 meter = Rp 480,00/meter Overhead: = Rp 4.366,67/meter HPP = Rp 19.846.67/meter

Jika dibandingkan dengan hasil penghitungan process costing, maka didapatkan selisih: HPP process costing: HPP ABC costing: Undercosting Rp 19.595,51 Rp 19.846,67 Rp 251,16

Jadi, nilai undercosting dengan menggunakan process costing jika dibandingkan dengan ABC costing adalah Rp 251,16/meter.