Perbedaan Full Costing dan Variable costing

22
I. Pengertian Variable Costing Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi. II. Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing) Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu: 1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit- volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek. 2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan. Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan- tujuan: a. Perencanaan laba b. Penentuan harga jual produk c. Pengambilan keputusan oleh manajemen d. Pengendalian biaya 2. Untuk pihak eksternal VARIABLE COSTING

description

AkuntansiPerbedaan Full Costing dan Variable costing

Transcript of Perbedaan Full Costing dan Variable costing

I. Pengertian Variable Costing

Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.

II. Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:

1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.

2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan.

Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:

a. Perencanaan laba

b. Penentuan harga jual produk

c. Pengambilan keputusan oleh manajemen

d. Pengendalian biaya

2. Untuk pihak eksternal

Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:

a. Penentuan harga pokok persediaan

b. Penentuan laba

Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

III. Perbedaan Konsep Variable Costing Dengan Full Costing

Perbedaan antara kedua konsep tersebut terletak pada tujuan utamanya, yaitu konsep variabel costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep full costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan eksternal. Adanya kedua perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya mempengaruhi:

1. Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya harga pokok persediaan.

2. Penggolongan dan penyajian di dalam laporan laba-rugi.

Pembahasan tentang perbedaan metode variable costing dengan metode full costing dapat ditinjau dari segi;

1. Penentuan harga pokok produk

Pada metode full costing, semua elemen biaya produksi baik tetap maupun variabel dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok produk meliputi:

a. BBB (raw material cost)

b. BTKL (direct labor cost)

c. BOP variabel (variable FOH)

d. BOP tetap (fixed FOH)

Sedangkan pada metode variabel costing hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produk. Elemen harga pokok produk meliputi:

a. BBB (raw material cost)

b. BTKL (direct labor cost)

c. BOP variabel (variable FOH)

Elemen biayaFull costingVariable costing

BBB(raw material cost)

BTKL(direct labor cost)

BOP variabel (variable FOH)

BOP tetap (fixed FOH)

Jumlah Harga Pokok ProdukRp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

Rp. xxxRp.xxx

Rp.xxx

Rp.xxx

_

Rp.xxx

2. Penentuan harga pokok persediaan

Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya produksi (production cost) kepada produk antara metode full costing dengan metode variable costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode full costing BOP tetap (fixed FOH) dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu jika sebagian produk masih ada dalam persediaan atau belum terjual maka sebagian BOP tetap (fixed FOH) masih melekat pada harga pokok persediaan. Metode variable costing tidak membebankan BOP tetap (fixed FOH) ke dalam harga pokok produk, akan tetapi BOP tetap (fixed FOH) langsung dibebankan ke dalam laba-rugi sebagai biaya periode. Oleh karena itu produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual hanya dibebani biaya produksi variabel atau BOP tetap (fixed FOH) tidak melekat pada harga pokok persediaan.

3. Penyajian Laporan Laba-RugiPerbedaan di dalam penyajian laporan laba-rugi antara metode full costing dengan variable costing dapat ditinjau dari segi:

a. Penggolongan biaya dalam laporan laba-rugi

Pada metode full costing, biaya digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Biaya produksi, meliputi BBB (raw material cost), BTKL(direct labor cost) dan BOP tetap (fixed FOH) maupun BOP variabel (variable FOH).

2. Biaya non produksi atau biaya periode (period cost), meliputi semua biaya yang tidak termasuk dalam harga pokok produk sehingga harus dibebankan langsung ke laporan laba-rugi periode terjadinya.

Pada metode variable costing, biaya digolongkan menjadi:

1. Biaya variabel (variable costs), meliputi semua biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsioanal sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam:

Biaya variabel produksi, yaitu BBB, BTKL dan BOP variabel.

Biaya variabel non produksi, yaitu biaya pemasaran variabel (variable of marketing expense), biaya adminstrasi dan umum variabel (variable of general & administative expense), biaya finansial variabel (variable of financial expense).

2. Biaya tetap (fixed costs), meliputi semua biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Biaya tetap pada konsep variable costing disebut pula dengan biaya periode (period cost) atau disebut pula biaya kapasitas(capacity cost).

b. Struktur atau susunan penyajian laporan laba-rugi

1. Metode Full costingLaporan Laba-Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Desember

_________________________________________________________________

Penjualan (sales)

xxx

Biaya Produksi (production cost):

Persed.awal brg jadi (beginning finished goods inventory)

xxx

BBB (raw material cost)

xxx

BTKL direct labor cost)

xxx

BOP variabel (variable FOH)

xxx

BOP tetap (fixed FOH)

xxx

HP.Produksi (cost of goods manufactured)

xxx +

Brg tersedia untuk dijual ( goods available for sales)

xxx

Persed. Akhir brg jadi (ending finished goods inventory)

xxx

HPP (cost of goods sold)

xxx

Laba kotor (gross income)

xxx

Biaya Non Produksi (Non production cost):

Biaya pemasaran (marketing expense)

xxx

Biaya administrasi dan umum

(general & adiminstrative expense)

xxx +

Total biaya non produksi

xxx

Laba bersih sebelum pajak (EBT)

xxx

2. Metode variabel costing

Laporan Laba-Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Desember

________________________________________________________________

Penjualan (sales)

xxx

Biaya variabel (variable cost):

Persed.awal brg jadi (beginning finshed goods inventory)

xxx

BBB (raw material cost)

xxx

BTKL (direct labor cost)

xxx

BOP (FOH) variabel

xxx +

HP.Produksi (cost of goods manufactured)

xxx +

BTUD (goods available for sales)

xxx

Persed. Akhir brg jadi (ending finished goods inventory)

xxx

HPP(cost of goods sold)

xxx Margin kontribusi kotor (gross CM)

xxx

Biaya komersial variabel (variable of commercial expenses);

Biaya pemasaran variabel (variable of marketing expenses)xxx

Biaya adm.& umum variabel

(variable of general and administrative expenses)

xxx +

xxx

Batas kontibusi bersih (net CM)

xxx

Biaya tetap (fixed cost);

BOP tetap (fixed FOH)

xxx

Biaya pemasaran tetap (fixed marketing expenses)

xxx

Biaya adm.& umum tetap

(fixed general and administrative expenses)

xxx +

xxx -

Laba bersih setelah pajak (EAT)

xxx

Pada tahun 1999, PT.LABALA memproduksi 1000 unit batako. Biaya produksi yang dikeluarkan selama tahun 1999 adalah sebagai berikut:

Biaya bahan baku (raw material cost)

500.000

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)

350.000

Biaya bahan penolong (indirect material cost)

100.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost)

110.000

Depresiasi bangunan pabrik (depreciation of factory building)100.000

Data lain yang diperoleh selama tahun 1999 adalah:

Harga jual Rp.2000 per unit.

Produk terjual sebanyak 900 unit.

Persediaan awal 100.000 (metode full costing) dan 90.000 (metode variable costing).

Persediaan akhir 232.000 (metode full costing) dan 212.000 (metode variable costing).

Pembebanan BOP (factory overhead) berdasar BTKL.

Kapasitas normal dicapai pada saat BTKL sebesar Rp.400.000 per tahun dengan perkiraan BOP variabel Rp.250.000 dan BOP tetap Rp.110.000.

Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense) Rp.100.000.

Biaya iklan (advertising expense) Rp.300.000.

Diminta :

1. Dengan menggunakan metode Full costing, hitunglah;

a. Tarif BOP per unit dan jumlah BOP yang dibebankan.

b. Laporan Laba/Rugi (income statement).

2. Laporan Laba/Rugi dengan metode Variable costing.

JAWABAN : *** CONTOH SOAL VARIABLE COSTING ***

1. Metode Full costing

a. Tarif BOP(FOH) per unit

BOP T

110.000

Ket; * = pada kapasitas normal

BOP V

250.000 *

Jumlah BOP

360.000

Tarif overhead pabrik berdasarkan BTKL, dimana kapasitas normal dicapai pada jumlah Rp.400.000.

Tarif BOP (FOH) = 360.000 x 100% = 90% dari BTKL

400.000

b. Bop yang dibebankan untuk tahun 1999 = 90% x 350.000 = 315.000

PT.LABALA

Laporan Laba/Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 1999Penjualan ( Rp.2000 x 900 u )

1.800.000

HPP (Cost of goods sold) :

Persed. awal brg jadi (beginning finished goods inventory) 100.000

BBB (raw material cost)

500.000

BTKL (direct labor cost)

350.000

BOP (FOH) T

210.000

BOP (FOH) V

100.000 +

HP.Produksi (Cost of goods manufactured)

1.160.000 +

BTUD (finished goods available for sales)

1.260.000

Persed.akhir brg jadi (ending finished goods inventory ) 232.000

HPP sebelum penyesuaian

(cost of goods sold before adjustment)

1.028.000

Selisih kapasitas menguntungkan ( 315.000 310.000 )

5.000 +

HPP setelah penyesuaian

(cost of goods sold after adjustment)

1.033.000 -

Laba kotor (gross income)

777.000

Biaya usaha (operating expense):

Biaya adm. & umum (general & administrative expense)

100.000

Biaya iklan (advertising expense)

300.000 +

400.000

Laba bersih sebelum pajak ( EBT )

377.000

2. Metode Variable costing

PT.LABALA

Laporan Laba/Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 1999

Penjualan ( Sales) = Rp.2000 x 900 u

1.800.000

Biaya variabel (variable costing):

Persed.awal brg jadi (beginning finished goods inventory) 90.000

BBB (raw material cost)

500.000

BTKL (direct labor cost)

350.000

BOP (FOH) V

210.000 +

HP.Produksi (COGM)

1.060.000 +

BTUD ( finished goods available for sales)

1.150.000

Persed.akhir brg jadi (ending finished goods inventory)

212.000

HPP (Cost of goods sold) variabel

938.000

Contribution Margin

862.000

Biaya Tetap (Fixed expense):

BOP (FOH) T

100.000

Biaya adm.& umum (general & administrative expense)

100.000

Biaya iklan (advertising expense)

300.000 +

Total biaya tetap

500.000

Laba bersih sebelum pajak ( EBT )

362.000

(KASUS 1

Berikut adalah data biaya produksi dan persediaan pada akhir tahun 1999 dari PT.OTI :

1. Produksi selama tahun 1999 sebanyak 200.000 unit.

2. 80% dari produksi pada tahun 1999 terjual dan sisanya masih tersimpan di gudang pada akhir tahun.

3. Biaya bahan baku (Raw Material)

Rp.3.000.000

4. Upah langsung (Direct Labor)

Rp.2.500.000

5. BOP Variabel (variable FOH)

Rp.1.000.000

6. BOP Tetap (fixed FOH)

Rp. 600.000

7. Harga jual per unit

Rp. 50

8. Biaya adm & umum (General&Administrative Expense)Rp. 250.000

Diminta :

1. Hitung nilai persediaan akhir (Ending Inventory) th.1999 dengan met.Variable Costing dan Full Costing.

2. Buat laporan Laba/Rugi (Income Statement) menurut met.Variable Costing dan Full Costing.

JAWABAN KASUS 1

1. Produk terjual = 80% x 200.000 u = 160.000 u

Persediaan brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory) th.1999

= 20% x 200.000 u = 40.000 u

Nilai persediaan akhir th.1999 dengan met. Variable Costing :

BBB (Raw Material) Rp.3.000.000

Upah langsung (Direct Labor Cost)

Rp.2.500.000

BOP (Factory Overhead) Var.

Rp.1.000.000 +

HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured)Rp.6.500.000

Unit yang diproduksi = 200.000 u

HP.Produksi (COGM) per unit = Rp.6.500.000 = Rp.32,5

200.000

Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 = 40.000 u x Rp.32,5 = Rp.1.300.000

Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 dengan met. Full Costing :

BBB (Raw Material) Rp.3.000.000

Upah langsung (Direct Labor Cost) Rp.2.500.000

BOP (FOH) Var. Rp.1.000.000

BOP (FOH) Tetap Rp. 600.000 +HP.Produksi (COGM) Rp.7.100.000

HP.Produksi (COGM) per unit = Rp.7.100.000 = Rp.35,5

200.000

Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 = 40.000 u x Rp.35,5 = Rp.1.420.000

2. Laporan Laba/Rugi ( Income Statement )

Metode Variable Costing

PT.OTI

Laporan L/R ( Income Statement )

Untuk periode yang berakhir 31 Des 1999

Penjualan (Sales)

Rp.8.000.000

Persed. brg jadi awal ( beginning finished goods inventory ) -

Biaya variabel (Variable Costs) :

BBB (Raw Material)

Rp.3.000.000

Upah langsung (Direct Labor)

Rp.2.500.000

BOP (FOH) Var.

Rp.1.000.000 + BTUD (goods available for sales)

Rp.6.500.000

Persed. brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory)Rp.1.300.000

HPP (Cost of Goods Sold)

Rp.5.200.000 Contribution Margin

Rp.2.800.000

Biaya tetap (Fixed Costs):

BOP (FOH) Tetap

Rp. 600.000

Beban adm & umum

Rp. 95.000

(General & Administratif Expense)

Beban iklan (advertising expense )Rp. 155.000 +

Total biaya

Rp. 850.000

Laba bersih sebelum pajak ( EBT )

Rp.1.950.000

Metode Full Costing

PT.OTI

Laporan L/R (Income Statement )

Untuk periode yang berakhir 31 Des 1999

Penjualan (Sales)

Rp.8.000.000

Persed. Brg jadi Awal (Beginning finished goods Inventory )-

Biaya Produksi (Production Costs) :

BBB (Raw Material )

Rp.3.000.000

Upah langsung ( Direct Labor) Rp.2.500.000

BOP (FOH ) Var. Rp.1.000.000

BOP (FOH ) Tetap Rp. 600.000 +BTUD (goods available for sales)

Rp.7.100.000

Persed. Brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory)Rp.1.420.000

HPP ( COGS )

Rp.5.680.000 Laba Kotor ( Gross Income ) Rp.2.320.000

Beban Operasi (Operating Expenses) :

Beban adm &umum

(General & Administrative Expense)

Rp 95.000

Beban iklan (advertising expense )

Rp. 155.000 +

Rp. 250.000 -

Laba bersih sebelum pajak ( EBT )

Rp.2.070.000

(KASUS 2

SAVAGE GARDEN Corp. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi 1 jenis produk. Pada tahun 1999 telah memproduksi 50.000 unit ikat pinggang dengan biaya produksi sebagai berikut :

BOP Var (variable FOH).

Rp.25.000.000

BOP Tetap (fixed FOH) Rp.30.000.000

Upah langsung ( Direct Labor cost) Rp.55.000.000

Biaya Bahan Baku ( Raw Material cost) Rp.40.000.000

Selain itu terdapat data lain yang berkaitan dengan produksi tsb. sebagai berikut :

Pembebanan BOP berdasarkan upah langsung.

Biaya upah langsung per unit Rp.1100

Produk yang terjual adalah 40.500 unit.

Kapasitas normal (normal capacity) terjadi pada saat biaya upah langsung sebesar Rp.75.000.000 per tahun, dimana pada saat itu BOP tetap (fixed FOH) diperkirakan Rp.35.000.000 & BOP Variabel (variable FOH) Rp.25.000.000

Pembebanan lebih/kurang ( over/under applied ) Factory overhead dibebankan ke HPP (Cost of Goods Sold).

Diminta :

1. Dengan menggunakan metode Full Costing, hitunglah :

a. Tarif BOP per unit.

b. Jumlah BOP yang dibebankan untuk th.1999.

c. Jumlah HPP ( Cost of Goods Sold ).

2. Dengan menggunakan metode Variable Costing, hitunglah :

a. Persediaan akhir ( Ending Inventory ).

b. HPP ( Cost of Goods Sold ).

JAWABAN KASUS 2

1. a. Tarif BOP ( FOH ) per unit :

BOP ( FOH ) V

Rp.25.000.000 *

BOP ( FOH ) T Rp.35.000.000 + Jml BOP Rp.60.000.000

Tarif overhead pabrik ditentukan berdasarkan upah langsung, upah langsung pada kapasitas normal Rp.75.000.000

Tarif Overhead pabrik = Rp.60.000.000 x 100% = 80%

Rp.75.000.000

Jadi tarif overhead pabrik = 80% dari upah langsung.

b. Jumlah BOP ( FOH ) yang dibebankan untuk th.1999 :

= 80% x Rp.55.000.000 = Rp.44.000.000

c. Jumlah HPP (COGS) th.1999 ;

BBB (Raw Material)

Rp.40.000.000

Bi.Upah Langsung (Direct Labor Cost)

Rp.55.000.000

BOP (FOH)

Rp.44.000.000 +HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured)Rp.139.000.000

Pers.akhir (Ending Inventory)

= 50.000 40.500 x 139.000.000 =

Rp. 26.410.000

50.000

HPP (COGS) sbl penyesuaian

Rp.112.590.000

Selisih kapasitas tidak menguntungkan

( 55 jt 44 jt ) =

Rp.11.000.000

HPP ( COGS )

Rp.123.590.000

2. a.Persediaan akhir (Ending Inventory) Variable Costing :

BBB (Raw Material)

Rp. 40.000.000

Bi.Upah Langsung (Direct Labor Costs)

Rp. 55.000.000

BOP (FOH) V

Rp. 25.000.000 +

HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured) Rp.120.000.000

Jumlah produksi : 50.000 unit

HP.Produksi / unit = Rp.120.000.000 = Rp.2400

50.000

Nilai persediaan akhir = ( 50.000 40.500 ) x Rp.2400 = Rp.22.800.000

b. HPP ( COGS ) :

HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured)

Rp.120.000.000

Pers.akhir (Ending Inventory)

Rp. 22.800.000

HPP (COGS)

Rp. 97.200.000

(KASUS 3

PT.SAKURA menggunakan biaya standar dalam menentukan besarnya biaya produksi. Kapasitas normal yang dimiliki 40.000 unit. Biaya standar per unit produksi untuk bulan April, Mei, Juni tahun 2000 adalah :

April

Mei

Juni

BBB ( raw materials cost )

Rp.150

Rp.150

Rp.150

BTKL ( direct labor cost )

Rp.250

Rp.250

Rp.250

BOP ( F O H ) V

Rp.100

Rp.100

Rp.100

BOP ( F O H ) T

Rp.5.000.000

Rp.5.000.000Rp.5.000.000

Biaya adm & pemasaran (administrative & marketing expense) variabel Rp.55 per unit yang dijual. Biaya adm & pemasaran (adminstrative & marketing expense) tetap Rp.800.000 dan harga jual per unit Rp.850.

Data penjualan & produksi bulan April, Mei, Juni th. 2000 sbb. :

April

Mei

Juni

Persediaan awal ( beginning inventory )4.000 unit2.000 unit5.000 unit

Produksi ( productions )

38.000

45.000

41.000

Penjualan ( Sales )

40.000

42.000

41.000

Selisih tidak menguntungkan : - Selisih efisiensi tenaga kerjaRp.300.000

(unfavorable variance)

( labor efficiency variance )

Selisih menguntungkan : - Selisih harga bahan bakuRp.175.000

(favorable variance)

(raw material cost variance)

Seluruh selisih dibebankan ke harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold).

Diminta :

1. Buatlah laporan laba/rugi (income statement) direct costing.

2. Buatlah laporan laba/rugi (income statement) full costing.

JAWABAN KASUS 3

PT.SAKURA

Laporan Laba/Rugi

bulan April, Mei, Juni th.2000

Direct Costing

April

Mei

Juni

Penjualan (Sales)

34.000.00035.700.000

34.850.000

HPP (COGS) :

- Pers.awal ( beginning inventory ) 2.000.000 1.000.000

2.500.000

- BBB ( Raw material)

5.700.000 6.750.000

6.150.000

- BTKL (Direct Labor Cost)

9.500.00011.250.000

10.250.000

- BOP ( FO H ) V

3.800.000 4.500.000

4.100.000BTUD ( good available for sales )21.000.00023.500.000

22.000.000

Pers.akhir (Ending Inventory)

1.000.000 2.500.000

2.500.000HPP (COGS)Var

20.000.00022.000.000

20.500.000

(+) Selisih efisiensi TK tidak

menguntungkan

300.000 300.000

300.000

(-) Selisih harga BB mengun-

tungkan

175.000 175.000

175.000HPP (COSG) Var

20.125.00021.125.000

20.625.000

Bi. Adm. & Pemasaran Var.

(Adm & marketing expenses )

2.200.000 2.310.000

2.255.000Jml. Bi. Var.

22.325.00024.435.000

22.880.000- C M

11.675.00012.265.000

11.970.000

Bi. Tetap ( Fixed cost ) :

- BOP ( F O H ) T

5.000.000 5.000.000

5.000.000

- Bi. Adm. & Pemasaran Tetap

( Adm & marketing expenses)

800.000 800.000

800.000E B T

5.875.000 6.465.000

6.170.000

Tarif BOP T = Rp.5.000.000 = Rp.125

40000

PT.SAKURA

Laporan Laba/Rugi

bulan April, Mei, Juni th.2000

Full Costing

April

Mei

Juni

Penjualan (Sales)

34.000.00035.700.00034.850.000

HPP (COGS) :

- Pers.awal ( beginning inventory ) 2.500.000 1.250.000 3.175.000

- BBB ( raw material cost ) 5.700.000 6.750.000 6.150.000

- BTKL ( direct labor cost )

9.500.00011.250.00010.250.000

- BOP ( F O H ) V

3.800.000 4.500.000 4.100.000

- BOP ( F O H ) T

4.750.000 5.625.000 5.125.000BTUD ( good available for sales ) 26.250.00029.375.00027.500.000

Pers.akhir ( ending inventory )

1.250.000 3.175.000 3.175.000

HPP (COGS)

25.000.00027.500.00025.625.000

(+) Selisih efisiensi TK tidak

menguntungkan

300.000 300.000 300.000

(-) Selisih hrg BB meng-

untungkan

175.000 175.000 175.000Laba Kotor ( gross income )

9.125.000 8.325.000 9.350.000

Bi.Operasi ( operasional cost ) :

Bi.adm & pemasaran V

Adm & marketing expenses )

2.200.000 2.310.000 2.255.000

- Bi.adm & pemasaran T

800.000 800.000 800.000E B T

6.125.000 5.125.000 6.295.000

VARIABLE COSTING

*** CONTOH SOAL VARIABLE COSTING ***