TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH NEGOSIASI PT JAKARTA...
-
Upload
nguyenhuong -
Category
Documents
-
view
256 -
download
6
Transcript of TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH NEGOSIASI PT JAKARTA...
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA
PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19
SEPTEMBER 2015
(Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan
Proyek Apartemen Bintara Residence)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh :
HARPRI SABILLA BARON
4123136560
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Agustus
2017
ii
HARPRI SABILLA BARON (4123136560) NEGOSIASI PT. JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence); 123 Halaman; 40 lampiran; 24 buku, 2000-2014; 6 situs; Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017
ABSTRAK
Pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence yang dilakukan oleh PT Jakarta Cipta Utama mendapat penolakan dari warga sekitar yaitu warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Konflik yang terjadi antara kedua belah pihak, membuat PT Jakarta Cipta Utama melakukan negosiasi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada tanggal 19 September 2015. Negosiasi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar proyek Apartemen Bintara Residence tetap terbangun. Namun, dalam negosiasi ini kedua belah pihak belum menemukan titik temu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori manajemen komunikasi dengan variabel negosiasi, variabel ini memiliki 5 dimensi yang. Adapun dimensinya, yaitu tahap negosiasi, struktur alur negosiasi, melatih kemampuan negosiasi, taktik negosiasi, dan negosiator.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di bulan Maret-Juni 2017. Penulis menggunakan data primer kuisioner dan data sekunder wawancara, dengan menggunakan skala pengukuran interval. Populasi dalam penelitian ini adalah 80 warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat negosiasi dengan sampel 50 warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir. Teknik penarikan sampel yaitu teknik sampling purposive. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan tendensi sentral mean.
Pada penelitian ini terdapat tahap negosiasi, pada tahap negosiasi PT Jakarta Cipta Utama sudah mengeksplorasi yang merupakan proses menemukan masalah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis masalah dan eksplorasi ini dilakukan sebelum negosiasi berlangsung antara kedua belah pihak. Selain itu juga terdapat taktik negosiasi, dimana menunjukkan bahwa PT Jakarta Cipta Utama belum optimal dalam menggunakan taktik negosiasi pada saat negosiasi berlangsung. Dalam hal ini PT Jakarta Cipta Utama harus memilah taktik negosiasi yang akan digunakan dan taktik yang dapat dihindari, sehingga negosiasi yang sedang berlangsung akan berjalan dengan baik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah PT Jakarta Cipta Utama sudah
sukses dalam melaksanakan tahap negosiasi dan perlu dipertahankan untuk
negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya. Selain itu, penggunaan taktik
negosiasi oleh PT Jakarta Cipta Utama belum optimal sehingga PT Jakarta
iii
Cipta Utama lebih cermat dalam menggunakan taktik negosiasi dalam
bernegosiasi, sehingga negosiasi yang dilakukan berjalan dengan baik.
Kata kunci: Manajemen, Komunikasi, Negosiasi
iv
HARPRI SABILLA BARON (4123136560) NEGOTIATION JAKARTA CIPTA UTAMA COMPANY WITH RESIDENT OF GRIYA BINTARA INDAH BEKASI DESIGNED ON SEPTEMBER 19 2015 (Descriptive Survey: Conflict Resolution Disclaimer of Bintara Residence Apartment Development); 123 Pages; 40 attachments; 24 books; 2000-2014; 6
sites; Final Project of Scientific Work, August 2017
ABSTRACT
The construction of the Bintara Residence Apartment project by PT Jakarta Cipta Utama was rejected by local residents of Griya Bintara Indah Bekasi. The conflict between the two sides led PT Jakarta Cipta Utama to
negotiate with the residents of Griya Bintara Indah Bekasi housing on September 19, 2015. This negotiation is one of the efforts undertaken for the Bintara Residence Apartment project to be built. However, in this negotiation both sides have not found a common ground.
In this research the authors use communication management theory
with the negotiation variable, this variable has 5 dimensions. The dimensions, namely the negotiation phase, the structure of the negotiation path, training negotiation skills, negotiation tactics, and negotiators.
The research approach used is quantitative, using descriptive
method. The study was conducted in the month of March to June 2017. The author uses primary data and secondary data questionnaire interview, using
the measurement scale interval. The population in this research is 80 residents of Griya Bintara Indah Bekasi housing that present at the time of negotiation with sample 50 of 80 populations. Sampling technique is purposive sampling. The data analysis technique used is descriptive statistics using mean central tendency.
In this research there is a dimension with the highest value is the negotiation phase, meaning In the negotiation phase PT Jakarta Cipta Utama
has explored which is the process of finding the problem by identifying and analyzing the problem and exploration is done before the negotiation takes place between both parties. There is also a dimension with the lowest value of negotiation tactics, indicating that PT Jakarta Cipta Utama has not been optimal in using negotiation tactics at the time of negotiation. In this case PT Jakarta Cipta Utama should sort out the negotiation tactics that will be used and avoidable tactics, so that ongoing negotiations will go well.
The conclusion of this research is PT Jakarta Cipta Utama has been successful in conducting negotiation phase and need to be maintained for the negotiation which will be done next. In addition, the use of negotiation tactics by PT Jakarta Cipta Utama has not been optimal so PT Jakarta Cipta Utama is more careful in using negotiation tactics in negotiating, so negotiations are going well.
Keyword : Management, Communication, Negotiation
v
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah yang berjudul Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama Dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi Tanggal 19 September 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) adalah benar-benar karya penulis dan sudah mengikuti ketentuan penulisan yang ada. Apabila kemudian hari ditemukan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini merupakan hasil plagiat, penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Agustus 2017
HARPRI SABILLA BARON NIM. 4123136560
vi
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : HARPRI SABILLA BARON NIM : 4123136560 Judul : Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama Dengan Warga Perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi Tanggal 19 September 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence)
TIM PENGUJI
Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Wina Puspita Sari, M.Si .............................. …………… Ketua Sidang
2. Asep Soegiarto, M.Si .............................. …………... Penguji Ahli
3. Vera Wijayanti Sutjipto, M.Si .............................. ………….. Pembimbing
4.Maulina Larasati Putri, M.I.Kom ............................... …………… Sekretaris Sidang Lulus Sidang, Juli 2017
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI) yang berjudul NEGOSIASI PT JAKARTA
CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH
BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian
Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) ini
dengan baik. Tak lupa kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan
doa serta dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan TAKI ini.
Penulisan TAKI ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
kelulusan program studi DIII Hubungan Masyarakat. Dalam penulisan TAKI
ini, penulis sangat menyadari bahwa penulis memiliki banyak kekurangan,
baik dari segi materi maupun teknis. Penulis juga menyadari bahwa dari
kekurangan itu, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak,
baik yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Djaali selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta,
2. Dr. Muhammad Zid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial,
3. Dr. Kinkin Yuliaty S. P. selaku ketua program studi DIII Hubungan
Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta,
4. Vera Wijayanti Sutjipto. M.Si selaku dosen pembimbing,
viii
5. Seluruh dosen program studi DIII Hubungan Masyarakat,
6. Teman-teman satu bimbingan Lutfi dan Ari.
7. Orang-orang tersayang, Liri, Dewi, Nadia, Wulan, Athaya, Lia, Meiga,
Anca, Katty, dan Hafidza, Reza yang selalu memberikan semangat
kepada saya.
8. Teman- teman program studi DIII Hubungan Masyarakat angkatan 2013
dan 2014,
9. Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama
Bapak Iwan,
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
atas segala bantuannya kepada penulis.
Untuk membalas jasa semua pihak yang telah membantu, penulis
menyampaikan dan mendoakan semoga kebaikan dari semua pihak kepada
penulis mendapat balasan yang lebih dari Allah SWT.
Penulis menyadari betul bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penyusunan TAKI. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila terdapat kekeliruan, kesalahan dan segala kekurangan
apapun dalam penulisanTAKI ini, baik yang disadari maupun yang tidak
disadari.
Jakarta, Agustus 2017 Penulis
Harpri Sabilla Baron
ix
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .............................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................. ii ABSTRACT ........................................................................................... iv LEMBAR ORISINALITAS ..................................................................... v LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................. vii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................... xii DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 7 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 8 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 8 1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis ................................................ 8 1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis .................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .............................................................. 9 2.1. Manajemen Komunikasi ........................................................ 9 2.2. Negosiasi .............................................................................. 10 2.2.1. Tahap Negosiasi ................................................................... 12 2.2.2. Struktur Alur Konsentrasi Bernegosiasi ................................. 13 2.2.3. Melatih Kemampuan Negosiasi ............................................ 16 2.2.4. Taktik Negosiasi .................................................................... 19 2.2.5. Negosiator ............................................................................. 21 2.3. Keterkaitan Konsep ............................................................... 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 23 3.1. Pendekatan Penelitian .......................................................... 23 3.2. Jenis Penelitian ..................................................................... 24 3.3. Metode Penelitian ................................................................. 25 3.4. Unit Analisis dan Unit Observasi ........................................... 25 3.4.1. Unit Analisis .......................................................................... 25 3.4.2. Unit Observasi ...................................................................... 26 3.5. Populasi dan Sampel ............................................................ 27 3.5.1 Populasi ................................................................................ 27 3.5.2. Sampel .................................................................................. 28 3.6. Teknik Penarikan Sampel ..................................................... 28 3.7. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 29
x
3.8. Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 30 3.8.1. Validitas ................................................................................. 30 3.8.2. Reliabilitas ............................................................................. 33 3.9. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37 3.9.1. Data Primer ........................................................................... 38 3.9.2. Data Sekunder....................................................................... 39 3.10. Skala Pengukuran ................................................................. 40 3.11. Teknik Analisis Data .............................................................. 40 3.11.1. Tendensi Sentral ................................................................... 41` 3.12. Definisi Konsep...................................................................... 42 3.13. Operasionalisasi Konsep ....................................................... 44 3.14. Keterbatasan dan Kelemahan Peneltian ............................... 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47 4.1. Gambaran Umum PT Jakarta Cipta Utama ........................... 47 4.1.1. Profil PT Jakarat Cipta Utama ............................................... 47 4.1.2. Visi PT Jakarta Cipta Utama ................................................. 47 4.1.3. Misi PT Jakarta Cipta Utama ................................................. 47 4.2. Objek Penelitian .................................................................... 48 4.3. Hasil Penelitian ...................................................................... 49 4.3.1. Tahap Negosiasi .................................................................... 49 4.3.1.1. Indikator Eksplorasi ............................................................... 49 4.3.1.2. Indikator Tawar-menawar ...................................................... 52 4.3.1.3. Indikator Legalisasi ................................................................ 55 4.3.2. Struktur Alur Negosiasi .......................................................... 57 4.3.2.1. Indikator Pendahuluan ........................................................... 57 4.3.2.2. Indikator Berlangsungnya Negosiasi ..................................... 60 4.3.2.3. Indikator Penutupan .............................................................. 62 4.3.3. Melatih Kemampuan Bernegosiasi ........................................ 65 4.3.3.1. Indikator Strategi ................................................................... 65 4.3.3.2. Indikator Tidak Mudah Terpancing Emosi ............................. 67 4.3.3.3. Indikator Tanpa Debat .......................................................... 71 4.3.3.4. Indikator Menyimak Lawan Bicara ......................................... 74 4.3.3.5. Indikator Tidak Malu Bertanya ............................................... 77 4.3.4. Taktik Negosiasi .................................................................... 79 4.3.4.1. Indikator Berdiam .................................................................. 79 4.3.4.2. Indikator Ikan Haring Merah .................................................. 82 4.3.4.3. Indikator Pernyataan Tertulis ................................................. 84 4.3.4.4. Indikator Pertukaran .............................................................. 86 4.3.4.5. Indikator Ultimatum ................................................................ 88 4.3.4.6. Indikator Berjalan Keluar ....................................................... 91 4.3.4.7. Indikator Kemampuan Untuk Mengatakan Tidak ................... 93 4.3.4.8. Indikator Mengernyit .............................................................. 96 4.3.4.9. Indikator Perilaku Menghina .................................................. 98 4.3.5. Negosiator ............................................................................. 101
xi
4.3.5.1. Pengetahuan Negosiator ...................................................... 101 4.3.5.2. Sikap Negosiator ................................................................... 104 4.3.5.3. Keterampilan Negosiator ....................................................... 107 4.4. Analisis Penelitian ................................................................. 110 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 115
BAB V PENUTUP ............................................................................. 119 5.1. Kesimpulan ........................................................................... 119 5.2. Saran .................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 121 LAMPIRAN ............................................................................................ xvi-Iv
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas .............................. 31 Tabel 3.2. Validitas Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama .................... 32 Tabel 3.3. Klasifikasi Reliabilitas........................................................ 34 Tabel 3.4. Case Processing Summary Negosiasi PT Jakarta Cipta
Utama ............................................................................... 36 Tabel 3.5. Reability Statistic Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama ....... 34 Tabel 3.6. Operasionalisasi Konsep .................................................. 44 Tabel 4.1. Identifikasi Masalah Banjir ................................................ 49 Tabel 4.2. Analisis Masalah Kemacetan ............................................ 50 Tabel 4.3. Solusi Atas Masalah Banjir Dan Kemacetan ..................... 51 Tabel 4.4. Ajakan Diskusi. ................................................................. 52 Tabel 4.5. Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak .......................... 53 Tabel 4.6. Warga Mendapat Kesempatan Untuk Memberikan
Idenya ............................................................................... 54 Tabel 4.7. Pembuatan Surat Perjanjian Antara Kedua Belah Pihak .. 55 Tabel 4.8. Pembuatan Dokumen Kesepakatan Antara Kedua
Belah Pihak ....................................................................... 56 Tabel 4.9. PT Jakarta Cipta Utama Mempersiapkan Perlengkapan
Dan Peralatan ................................................................... 57 Tabel 4.10. PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Salam Dan
Sapaan Hormat ................................................................. 58 Tabel 4.11. PT Jakarta Cipta Utama Memperkenalkan Siapa Yang
Terlibat Dalam Pertemuan ................................................ 59 Tabel 4.12. PT Jakarta Cipta Utama Menggunakan Kalimat
Motivasi ............................................................................. 60 Tabel 4.13. Kevalidan Data ................................................................. 61 Tabel 4.14. PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Hasil
Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak .......................... 62 Tabel 4.15. PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Untuk
Mengadakan Pertemuan Kembali. .................................... 63 Tabel 4.16. PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Terima Kasih
Sebelum Pertemuan Ditutup. ............................................ 64 Tabel 4.17. PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Pendekatan
Dengan Warga .................................................................. 65 Tabel 4.18. PT Jakarta Cipta Utama Mengunjungi Perumahan
Untuk Bertemu Dengan Warga ......................................... 66 Tabel 4.19. PT Jakarta Cipta Utama Tidak Mudah Marah Pada Saat
Bertemu ............................................................................ 67 Tabel 4.20. Penggunaan Bahasa Tubuh ............................................. 68 Tabel 4.21. PT Jakarta Cipta Utama Membangun Komunikasi
Dengan Warga .................................................................. 69
xii
x
Tabel 4.22. Tidak Membantah Warga Saat Negosiasi Berlangsung .... 71 Tabel 4.23. Penerimaan Saran ............................................................ 72 Tabel 4.24. Bersikap Adil ..................................................................... 73 Tabel 4.25. PT Jakarta Cipta Utama Mendengarkan Aspirasi Warga .. 74 Tabel 4.26. PT Jakarta Cipta Utama Menanggapi Pertanyaan ............ 75 Tabel 4.27. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penjelasan ............. 76 Tabel 4.28. Sesi Tanya Jawab ............................................................. 77 Tabel 4.29. PT Jakarta Cipta Utama Menyimak Apa Yang
Ditanyakan. ....................................................................... 78 Tabel 4.30. PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Pertanyaan ............... 79 Tabel 4.31. PT Jakarta Cipta Memberikan Kelonggaran Kepada
Warga ................................................................................ 80 Tabel 4.32. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Hak Penuh
Kepada Warga .................................................................. 81 Tabel 4.33. PT Jakarta Cipta Utama Mengalihkan Pertanyaan ........... 82 Tabel 4.34. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Berbagai Isu .......... 83 Tabel 4.35. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Persyaratan ........... 84 Tabel 4.36. PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Perjanjian ................. 85 Tabel 4.37. PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Kompromi ................ 86 Tabel 4.38. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penawaran ............ 87 Tabel 4.39. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Peringatan ............. 88 Tabel 4.40. PT Jakarta Cipta Utama Mengintimidasi Warga ................ 89 Tabel 4.41. PT Jakarta Cipta Utama Mengancam Warga .................... 90 Tabel 4.42. PT Jakarta Cipta Utama Menghindari Pertanyaan ............ 91 Tabel 4.43. PT Jakarta Cipta Utama Keluar Ruangan Pada Saat
Pertemuan ......................................................................... 92 Tabel 4.44. PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Informasi
Secara Tepat ..................................................................... 93 Tabel 4.45. PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Secara Tidak
Langsung Pertanyaan Dari Warga .................................... 94 Tabel 4.46. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Jawaban “Tidak”
Terhadap Pertanyaan ........................................................ 95 Tabel 4.47. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Ekspresi Terkejut
Terhadap Pendapat Warga ............................................... 96 Tabel 4.48 PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Reaksi Negatif
Terhadap Pendapat Yang Diberikan Warga ...................... 97 Tabel 4.49. PT Jakarta Cipta Utama Menggertak Warga Pada Saat
Negosiasi Berlangsung ..................................................... 98 Tabel 4.50. PTJakarta Cipta Utama Memaksa Warga Untuk
Menandatangani Kontrak .................................................. 99 Tabel 4.51. PT Jakarta Cipta Utama Memiliki Wawasan Mengenai
Warga ................................................................................ 101 Tabel 4.52. PT Jakarta Cipta Utama Menguasai Topik Bahasan ......... 102 Tabel 4.53. PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Ide-Idenya ......... 103
xiii
xi
Tabel 4.54. PT Jakarta Cipta Utama Memperhatikan Kepentingan Warga ............................................................................... 104
Tabel 4.55. PT Jakarta Cipta Utama Menghargai Pendapat Warga .... 105 Tabel 4.56. PT Jakarta Cipta Utama Berperilaku Sopan Terhadap
Warga ............................................................................... 106 Tabel 4.57. PT Jakarta Cipta Utama Mampu Mengekspresikan
Permasalahan Didepan Warga ......................................... 107 Tabel 4.58. PT Jakarta Cipta Utama Memaparkan Secara Detil
Mengenai Permasalahan Didepan Warga ........................ 108 Tabel 4.59. Mean Per Indikator ........................................................... 110 Tabel 4.60. Mean Per Dimensi ............................................................ 113
xiv
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Mean Per Indikator ................................................... 111 Diagram 4.2. Mean Per Dimensi ...................................................... 114
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Berita Di Media Online Terkait Kasus Penolakan Apartemen Bintara Residence ................................................ Xvi
Lampiran 2 Surat Observasi Ke PT Jakarta Cipta Utama .......................... Xxii
Lampiran 3 Surat Observasi Ke Forum Lintas RW Perumahan Griya Bintara Indah ................................................................. Xxiii
Lampiran 4 Daftar Hadir Pertemuan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ............................................................... Xxiv
Lampiran 5 Transkip Wawancara Dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama Yaitu Bapak Iwan ................................................................... Xxviii
Lampiran 6 Transkip Wawancara Dengan Sekretariat Forum Lintas RW Yaitu Bapak Mamat .......................................................... Xxx
Lampiran 7 Formulir Kegiatan Bimbingan .................................................. Xxxii
Lampiran 8 Kuisioner ................................................................................. Xxxiv
Lampiran 9 Coding Sheet .......................................................................... Xlvii
Lampiran 10 Curriculum Vitae ..................................................................... Iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sepintas, istilah negosiasi, seakan-akan hanya bersentuhan dengan
bisnis, misalkan tatkala terjadi tawar-menawar produk dalam suatu transaksi.
Padahal, negosiasi bermakna luas. Para ahli komunikasi atau bisnis melihat,
negosiasi merupakan kegiatan rutin dan terintegrasi dengan kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial. Kegiatan itu berlangsung dimana saja: di
rumah tangga, di kantor, di masyarakat. Dalam kegiatan kehumasan, aktivitas
negosiasi menjadi suatu kompetensi yang harus dipahami secara baik oleh
semua praktisi Humas. Kemampuan bernegosiasi akan menjadi keahlian
yang diperlukan misalnya, ketika praktisi Humas berupaya mendapatkan
dukungan stakeholders. Atau, mungkin pula negosisasi dilakukan dalam
rangka menjelaskan kebijakan-kebijakan organisasi1.
Menurut Herb Cohen, ahli negosiasi terkemuka Amerika, negosiasi
merupakan upaya penggunaan informasi dan kekuatan untuk mempengaruhi
sikap dalam suatu “jaringan ketegangan”. Ada yang menyamakan negosiasi
dengan strategi resolusi konflik, namun sesungguhnya, negosiasi hanyalah
salah satu aspek dalam rangka resolusi konflik2.
1 Negosiasi dalam Kegiatan Humas http://www.lspr.edu/ diakses pada hari Sabtu pukul 11.12
WIB 2 Ibid
2
Sebagaimana diketahui, ketika terjadi konflik atau perbedaan
pendapat, biasanya, pihak yang terlibat, akan memilih salah satu dari lima
langkah berikut; pertama, dengan competition strategy. Strategi ini
muncul ketika salah satu pihak hanya memfokuskan pada kepentingan
pribadi. Kedua, collaboration strategy yaitu mengatasi problem dengan
mengklarifikasi perbedaan-perbedaan, daripada mengakomodasi berbagai
pendapat. Ketiga, avoidance strategy. Strategi ini kerap digunakan orang-
orang yang cenderung memandang konflik sebagai sebagai sesuatu yang
tidak produktif. Mereka berpendapat, menghindari komunikasi atau
berinteraksi, merupakan langkah paling aman. Keempat, accomodation
strategy. Dalam strategi ini, salah satu pihak yang terlibat konflik berupaya
mencari perdamaian dengan oponen. Orang yang menggunakan gaya ini
biasanya cenderung bersikap kurang tegas. Kelima, compromise
strategy. Orang yang menggunakan gaya ini berasumsi, setiap orang yang
terlibat dalam suatu pertentangan, mampu menerima kekalahan, dan pada
saat bersamaan pun, berupaya menemukan suatu posisi yang dijalankan3.
PT Jakarta Cipta Utama salah satu pengembang dari Cempaka Group
yang bergerak dibidang properti. Dengan pengalaman sebagai General
Contractor sejak tahun 1980 an, yang sudah sukses membangun proyek-
proyek besar dalam bidang Apartemen, Shopping Center, Shophouses,
Housing, Factory, Warehouse, Car Showroom dan Office Building, PT. Cipta
Kertasari Mas / CKM (salah satu owner Perusahaan) bermitra dengan
3 Ibid
3
beberapa partner yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing,
untuk membentuk usaha di bidang developer4.
Salah satu proyek yang akan dibangun oleh PT Jakarta Cipta Utama
adalah Apartemen Bintara Residence yang berlokasi di jalan Terusan I Gusti
Ngurah Rai. Proyek pembangunan apartemen ini sudah direncanakan dari
tahun 2013, namun baru tahun 2016 PT Jakarta Cipta Utama mulai
mengerjakan proyek ini. Hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis
Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama
yaitu bapak Iwan.
“Proyek apartemen ini sih sudah ada dari tahun 2013 mba, namun memang pembangunannya baru dilaksanakan akhir tahun 2016.5”
Apartemen ini masih dalam tahap pembangunan, namun sudah ada
penolakan dari warga Bintara Bekasi Selatan. Penolakan tersebut dilakukan
dengan cara demo gabungan yang berasal dari empat RW didalam
perumahan Griya Bintara Indah, yaitu RW 08,11,12,dan 166.
Alasan warga menolak pembangunan Apartemen Bintara Residence
adalah gedung apartemen yang akan dibangun menggunakan tanah resapan
air dan lahan fasillitas sosial (fasos) serta fasilitas umum (fasum) milik warga
seluas 2.800m². Berdasarkan pemberitaan dari media online viva.co.id
4 Profile Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 april
2017 pukul 10.32 WIB 5 Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence
PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017 6 Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence http://www.republika.co.id/
diakses pada hari Minggu 9 April 2017 pukul 10.41 WIB
4
mengenai “Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga” berikut
adalah kutipan beritanya:
"Kami menolak rencana pembangunan apartemen ini karena, lahan yang digunakan adalah tanah resapan air dan tanah fasos fasum warga. Kalau mereka tetap membangun gedung apartemen, kami khawatir daerah kami jadi banjir," kata salah satu perwakilan warga, Randy Saragih, Minggu 30 Oktober 20167.
Pembangunan Apartemen Bintara Residence tidak semata-mata untuk
kepentingan bisnis tetapi juga untuk kepentingan warga sekitar.
Pembangunan Apartemen Bintara Resindence ini juga akan menciptakan
lapangan pekerjaan untuk warga sekitar, membuat lingkungan tersebut
terlihat mewah. Hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan
Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama
yaitu Bapak Iwan.
“Pembangunan Apartemen ini bukan untuk kepentingan bisnis semata saja mba, tetapi pihak dari kami juga memikirkan lingkungan sekitar. Pembangunan Apartemen Bintara Residence ini nantinya akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, selain itu kami akan membuat lingkungan tersebut terlihat luxe dan akan dirasakan oleh warga sekitar8”
Sebelum pembangunan Apartemen Bintara Residence, pihak PT
Jakarta Cipta Utama sudah melakukan sosialisasi terlebih dahulu terhadap
warga perumahan Griya Bintara Indah. Hal ini terbukti dari hasil wawancara
7 Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga http://nasional.news.viva.co.id/
diakses pada hari Minngu 9 April 2017 pukul 10.44 WIB 8 Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence
PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017
5
penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta
Cipta Utama yaitu Bapak Iwan.
“Sebelumnya kami sudah berkomunikasi langsung dengan warga perumahan Griya Bintara Indah. Kami bersama-sama membicarakan mengenai pembangunan proyek apartemen bintara Residence9”.
Pihak PT Jakarta Cipta Utama memang sudah melakukan komunikasi
langsung terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah terkait
pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. Hal ini terbukti dari
hasil wawancara penulis dengan sekretariat forum lintas RW yaitu Bapak
Mamat.
“Memang ada pertemuan antara pihak PT Jakarta Cipta Utama dengan warga sini mba, membahas seputar pembangunan itu. Tapi ya tetap saja warga disini menolak pembangunan tersebut10”
Terkait surat perizinan ini juga menjadi salah satu alasan penolakan
pembangunan Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama selaku
pengembang dari apartemen tersebut dinilai enggan menampung dan
mendengarkan aspirasi warga. Berdasarkan pemberitaan dari media online
infobekasi.co.id mengenai “Berdampak Negatif Warga Ratusan Warga
Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen” berikut
adalah kutipan beritanya:
“Ini aksi yang kedua kalinya. Aksi ini juga sama seperti sebelum-sebelumnya, yaitu menolak proyek pembangunan apartemen, karena menyebabkan banjir,” ujar Randi Saragih, salah satu pendemo kepada
9 Ibid
10 Hasil Transkip wawancara penulis dengan sekretariat RW yaitu Bapak Mamat pada
tanggal 23 April
6
infobekasi.co.id. Selain itu, pihak apartemen mengaku sudah mengantongi izin dari Pemerintahan Kota Bekasi, namun yang diberikan kepada warga hanya foto kopiannya saja. ”Kami udah coba konfirmasi ke bagian perizinan di Pemkot Bekasi, tapi selalu di “ping pong” ke sana ke sini, ini namanya tidak ada transparansi publik namanya,” kata Randy11.
Negosiasi yang dilakukan oleh PT Jakarta Cipta Utama dengan warga
perumahan Griya Bintara Indah tanggal 19 September 2015 adalah salah
satu usaha yang dilakukan oleh PT Jakarta Cipta Utama dalam
pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam Negosiasi tersebut PT
Jakarta Cipta Utama melakukan sosialiasi tanya jawab dengan warga.
PT Jakarta Cipta Utama juga membahas masalah banjir dan
kemacetan, apabila proyek Apartemenen Bintara Residence sudah jadi. Hal
ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen
Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan.
“Pada negosiasi tersebut ya kami adakan sosialisasi tanya jawab mba dengan warga, kami juga membahas masalah yg dikeluhkan warga apabila Apartemen Bintara Residence sudah jadi seperti, banjir, kemacetan, dan dampak lingkungan12”.
Terkait surat perizinan dan dampak lingkungan, PT Jakarta Cipta
Utama juga sudah mengantongi surat perizinan dari Pemerintah Kota Bekasi,
hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek
Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan.
11
Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen https://infobekasi.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 april 2017 pukul 10.55 WIB 12
Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017
7
“Kami juga sudah mengantongi surat perizinan dari Pemerintah Kota Bekasi, kami tidak mungkin lah mba kalau mendirikan bangunan tanpa surat perizinan, dan kami juga sudah lulus mengenai dampak lingkungan, kalau mengenai banjir kami juga akan membuat resapan air nantinya13”.
Dalam negosiasi yang dilakukan PT Jakarta Cipta Utama dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah belum menemukan titik temu. Hal
tersebut terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek
Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan.
“Memang dalam negosiasi yang dilakukan pihak PT Jakarta Cipta Utama dengan warga Perumahan Griya Bintara Indah belum menemukan titik temu mba. Mungkin nanti kita akan melakukannya lagi14”.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis bermaksud untuk meneliti
Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik
penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang
penulis ambil adalah bagaimana negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015
terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen
Bintara Residence?
13
Ibid 14
Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017
8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait
penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara
Residence.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Penelitian ini dapat mengembangkan contoh ilmu komunikasi
khususnya bagi para praktisi public relations mengenai negosiasi di
perusahaan swasta.
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi public relations
mengenai proses negosiasi di perusahaan swasta.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Komunikasi
Manajemen komunikasi terdiri dari dua kata yaitu manajemen yang
berarti ilmu atau seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain dalam
prosesnya yaiu membuat perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian
serta memimpin berbagai usaha dalam mencapai tujuan, sedangkan
komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain, karena itu manajemen
komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang
diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi. Pada pengertiannya
manajemen komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran
sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah,
berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan
para para komunikator dan konteks sosialnya15.
15
Pengertian Manajemen Komunikasi http://www.definisi-pengertian.com/ diakses pada hari Jumat tanggal 21 April 2017 pukul 11.46 WIB
10
Peter Drucker mengemukakan dua hal penting terkait dengan manajemen,
yaitu fungsi manajemen dan orang-orang yang melaksanakannya.
Manejemen menunjukkan suatu kedudukan sosial dan wewenang, tetapi juga
merupakan suatu disiplin dan bidang telaah16.
2.2. Negosiasi
Colquitt dalam bukunya Organizational Behavior menerangkan
“Negotiations is a process in which two or more interdependent individuals
discuss and attempt to come to an agreement about their different
preferences” ( Negosiasi adalah proses di mana dua atau lebih individu saling
tergantung membahas dan mencoba untuk mencapai kesepakatan tentang
preferensi yang berbeda)17.
Sementara itu Phil Baguley dalam bukunya Teach Yourself
Negotiating menjelaskan negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan
keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui
apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.
Begitu juga Robbins menjelaskan bahwa Negosiasi adalah sebuah proses
dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan
berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya18.
16
Rismi Somad & Donni Juni Priansa, Manajemen Komunikasi Mengembangkan Bisnis Berorientasi Pelanggan, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm 45 17
Jason A. Colquitt Et Al, Organizational Behavior: improving performance and commitment in the workplace, USA: McGraw-Hill, 2011, hlm 466 18
Stephen p. Robbin & Timothy A.Judge, Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat, 2008, hlm 190
11
Negosiasi secara sederhana dapat dipahami sebagai proses untuk
mencapai kesepakatan dengan memeperkecil perbedaan serta
mengembangankan persamaan guna meraih tujuan bersama yang saling
menguntungkan. Menurut kamus oxford, negoisasi adalah suatu cara untuk
mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi dipahami juga
sebagai suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat
memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-
elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk didalamnya, tindakan yang
dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain
dengan tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa negosiasi merupakan
proses yang dinamis antara pihak-pihak yang terlibat dalam rangka
memperkecil aspek perbedaan dengan mengembangkan aspek persamaan,
sehingga tujuan masing-masing pihak bisa dicapai dengan saling
menguntungkan19.
Negosiasi selalu berhungan dengan konflik. Rue dan Byar (Basalamah
2004) menyatakan bahwa konflik adalah suatu kondisi perilaku yang tidak
tersembunyi atau tidak disembunyikan dimana satu pihak ingin
memenangkan kepentingannya sendiri diatas kepentingan pihak lain.
Degenova (2008) menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang normal
terjadi pada setiap hubungan, dimana dua orang tidak pernah selalu setuju
pada suatu keputusan yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa konflik
19
Ibid, hlm 161-162
12
merupakan suatu kondisi dimana satu pihak ingin unggul atau mendominasi
pihak yang lainnya, dimana keinginan tersebut menyebabkan adanya potensi
pertikaian antara satu dengan yang lainnya20.
2.2.1. Tahap Negosiasi
Tahap negosiasi perlu dipahami oleh organisasi bisnis, sehingga
negosiasi yang akan dilaksanakan dapat berlangsung dengan optimal.
Adapun tahap negosiasi dapat dijelaskan sebagai berikut21:
1. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan proses menemukan masalah dengan cara
mengidentifikasi dan menganalisis masalah secara terperinci,
kemudian membuat simpulan dan solusi. Eksplorasi dapat
dilaksanakan sebelum teradinya proses negosiasi oleh masing-masing
pihak yang terlibat dalam negosiasi, baik oleh organisasi bisnis
maupun pelanggan.
2. Tawar Menawar
Tawar-menawar adalah proses teradinya diskusi dan perundingan
untuk mencapai kesepakatan organisasi bisnis dan pelanggan yang
sama-sama sesuai dengan kapasitasnya. Dalam tawar menawar,
masing-masing pihak yang berkepentingan memberikan idenya.
20
Ibid, hlm 162 21
Ibid, hlm 165
13
3. Legalisasi
Legalisasi adalah pengesahan hasil kesepakatan negosiasi antara
kedua organisasi bisnis dan pelanggan yang dicantumkan secara
tertulis dalam sebuah dokumen kesepakatan atau sering disebut
dengan nota kesepahaman atau memorandum of understanding
(MoU). Misalnya surat perjanian.
2.2.2. Struktur Alur Konsentrasi Bernegosiasi
Setelah memahami tahap atau segmen penting dalam negosiasi,
maka penting untuk memperhatikan struktur alur konsentrasi dalam
bernegosiasi. Struktur tersebut terdiri dari22:
1. Pendahuluan.
Pendahuluan merupakan tahap awal yang penting dalam negosiasi.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Mempersiapkan berbagai perlengkapan dan peralatanyang
digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi,
seperti Alat Tulis Kantor (ATK), dokumen perjanjian, laptop,
handycam, infocus, atau perlengkapan lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
b. Ucapan salam dan sapaan hormat kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam negosiasi.
22
Ibid, hlm 166
14
c. Kutipan-kutipan pencerahan dan motivasi yang dapat
menimbulkan inspirasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
negosiasi.
d. Memperkenalkan siapa saja yang terlibat dalam proses
negosiasi satu persatu, sekaligus apa peran yang mereka
emban dalam negosiasi.
2. Berlangsungnya negosiasi.
Susunan negosiasi merupakan fokus kegiatan yang akan berlangsung
dalam proses negosiasi. Beberapa hal yang penting untuk
diperhatikan antara lain:
a. Negosiasi dibuka dengan kalimat dan penggunaan kata-kata
yang mencerahkan.
b. Diawali dengan mengungkapkan tema yang diusung dalam
negosiasi
c. Pada permulaan hendaknya masing-masing negosiator
menyodorkan inti permasalahan yang mendasar dan menjadi
isu penting untuk dicari solusi bersama.
d. Gagasan disampaikan secara bergiliran oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam negosiasi, sehingga masing-masing pihak
mendapatkan kesempatan yang sama, selain itu akan timbul
perasaan dihormati karena setiap orang memiliki kesempatan
yang sama.
15
e. Bila terjadi perdebatan yang berkepanangan maka dibutuhkan
terobosan agar negosiasi tidak berlarut-larut atau terkunci.
f. Gunakan data-data yang valid dan akurat sebagai bahan
penting dalam proses negosiasi.
g. Pada pelaksanaan negosiasi, perhatian dipusatkan kepada
aspek-aspek dalam negosiasi yang diharapkan akan terus
berulang kembali.
3. Penutupan.
Susunan penutupan merupakan puncak dari dua tahap sebelumnya.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan antara lain adalah:
a. Sebelum negosiasi ditutup, hasil kesepakatan perlu diumumkan
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi tersebut.
b. Jika negosiasi telah tuntas, secepatnya dibuat legalitas
sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi akan turut
dan tunduk pada hasil negosiasi.
c. Apabila negosiasi belum menghasilkan keputusan yang tuntas,
maka perlu dijadwalkan pertemuan kembali di hari berikutnya,
serta penelaahan kembali apa saa isu yang mandeg dalam
proses negosiasi.
d. Kepada pihak-pihak yang terlibat negosiasi, hendaknya
disampaikan bahwa jika di dalam proses negosiasi terjadi
perdebatan, itu merupakan proses negosiasi yang wajar,
16
sehingga akan menghindari perasaan tidak enak atau dendam
pribadi.
e. Ucapan terima kasih dan salam sebelum negosiasi ditutup.
2.2.3. Melatih Kemampuan Negosiasi
Ada lima cara yang perlu dilakukan dalam melatih kemampuan untuk
bernegosiasi, yaitu23:
1. Strategi.
Seperti perang, dalam negosiasi dibutuhkan strategi dan taktik.
Strategi akan membantu untuk melakukan pendekatan terbaik untuk
mencapai tujuan. Sedangkan taktik, adalah langkah-langkah teknis
untuk mendukung strategi. Tanpa keduanya, negosiasi akan berjalan
lambat dan tanpa arah yang jelas. Istilahnya yang terjadi adalah “debat
kusir”. Apa strategi yang perlu dimiliki setiap negoisator? Kemampuan
berpikir kreatif dan cepat. Pemikiran ini nantinya akan menghasilkan
seumlah alternative yang dapat diterima. Negosiator sukses adalah
mereka yang memiliki strategi baik sehingga bisa mengubah pilihan-
pilihan mereka menadi kenyataan.
2. Tidak mudah terpancing emosi.
Salah satu kunci keberhasilan negosiator ulung adalah pengendalian
emosi. Tidak mudah marah atau meledak ketika negosiasi
berlangsung alot. Ketika bernegosiasi kecerdasan emosional diuji,
23
Ibid, hlm 168
17
bagaimana mempengaruhi orang lain dalam kondisi apapun. Selain
itu, pengelolaan diri yang baik uga memudahkan negosiator untuk
mengenali setiap sisi positif dan lawan bicara. Perlu digaris bawahi,
negosiasi tidak bisa lepas dari komunikasi. Tak mungkin negosiator
melakukan negosiator melakukan proses tawar menawar hanya
dengan menggunakan bahasa tubuh. Keterampilan hanya dengan
menggunakan bahasa tubuh. Keterampilan komunikasi perlu diskusi.
3. Tanpa Debat.
Menyelesaikan proses negosiasi dengan berdebat hanya akan
menunjukkan pada orang lain bahwa negosiator bukanlah seorang
negosiator yang baik. Membantah ika memang harus, tapi jangan
pernah lupa bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang
tepat dalam bernegosiasi.
Bahkan, seorang negosiator yang baik akan menunjukkan sikap
seolah-olah tak peduli terhadap siapa yang memperoleh kemenangan
atas kesepakatan yang berhasil dibuat. Ia pandai membuat pihak lain
merasa seolah-olah persetujuan akhir tersebut merupakan idenya.
4. Menyimak Lawan Bicara.
Bagaimana rasanya jika anda bicara, lawan bicara anda malah sibuk
sendiri atau melamun? Pasti akan terpancing emosi. Begitu juga
dengan lawan bicara anda. Bagaimana negosiasi bisa berhasil, jika
negosiator tidak menyimak setiap kata yang diucapkan lawan bicara?
18
Hanya tubuh negosiator yang ada di sana, namun pikirannya tidak
fokus.
Untuk memudahkan negosiator menyimak pembicaraan lawan bicara,
perlu diperhatikan tiga hal sebagai berikut:
a. Jika pihak lain berbicara tentang analisis, berarti mereka
sedang menyampaikan apa yang dipikirkannya.
b. Jika pihak lain berbicara dengan nada bertanya atau
menyelidik, ini berarti ada kekhawatiran yang mereka pikirkan.
Inilah saat yang tepat untuk member penjelasan dan
meyakinkan pihak lain.
c. Biasanya, mereka juga akan menyampaikan apa yang menjadi
harapannya. Ini ada ekspetasi mereka terhadap hasil negosiasi.
5. Tidak Malu Bertanya
Dalam negosiasi bertanya tidak dilarang, malah sangat dianjurkan.
Mengapa, karena bertanya adalah seni yang bisa membuat lawan
bicara melihat kemampuan negosiator dalam mengelola proses
negosiasi. Untuk bisa bertanya, tentu saja negosiator perlu saling
menyimak apa yang disampaikan masing-masing pihak. Adanya
pertanyaan akan membuat proses negosiasi lebih hidup dan tak
menutup kemungkinan menghasilkan pemikiran dan ide-ide baru.
Apalagi negosiasi, sebenarnya bukan sekadar situasi tawar-menawar,
melainkan sebuah proses menyatukan alur pemikiran dimana setiap
pihak punya kedudukan sama penting.
19
2.2.4. Taktik Negoisasi
Taktik akan membantu untuk melihat permasalahan sebenarnya yang
sedang diperdebatkan di meja perundingan. Taktik uga dapat menguraikan
kemandekan serta dapat membantu untuk melihat dan melindungu diri dari
kecurangan yang berpotensi dilakukan negosiator. Adapun Sembilan taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari, yaitu24:
1. Mengernyit (The Wince)
Taktik ini dikenal juga dengan istilah terkejut atau flinch, yang
merupakan reaksi negatif terhadap tawaran seseorang. Dengan kata
lain, bertindak terkejut saat negosiasi yang diadakan pihak negosiator
berjalan dengan keinginan pihak lain.
2. Berdiam (The Silence)
Jika tidak menyukai apa kata seseorang, atau jika baru saja membuat
tawaran dan sedang menunggu jawaban, diam bisa menjadi pilihan
terbaik. Pada umumnya orang tidak bisa bertahan dalam kesunyian
yang panjang (dead air time). Mereka menjadi tidak nyaman ika tidak
ada percakapan untuk mengisi kekosongan lain. Biasanya, pihak lain
akan merespon dengan konsensi atau memberikan kelonggaran.
3. Ikan Haring Merah (Red Herring)
Istilah ini diambil dari kompetisi tua di Inggris yang bernama “Berburu
Rubah” atau fox hunting competition. Dalam kompetisi ini, tim lawan
24
Ibid, hlm 171
20
akan menyeret dan membaui jejak rubah ke arah lain dengan ikan.
Sehingga, anjing lawan akan terkecoh dan kehilangan jejak. Sama
halnya saat negosiator membawa “ikan amis” atau isu lain ke meja
perundingan untuk mengalihkan perhatian dari isu utama bahasan.
4. Perilaku Menghina (Outrageous Behaviour)
Segala bentuk perilaku (biasanya dianggap kurang bermoral dan tidak
dapat diterima oleh lingkungan) dengan tujuan untuk memaksa pihak
lain untuk setuju. Seperti pihak manajemen muak dengan tuntutan
yang dianggap tidak masuk akal dan terpaksa menandatangani
kontrak dengan air mata kemudian membuangnya secara ganas dan
dramatis seolah-olah diliput oleh media. Tujuan dari taktik ini adalah
untuk menggertak orang-orang yang terlibat dalam negosiasi.
5. Pernyataan Tertulis (The Written Word)
Adalah persyaratan ditulis dalam perjanjian yang tidak dapat diganggu
gugat. Misalnya perjanjian dan sewa guna usaha (leasing).
6. Pertukaran (The Trade-off)
Taktik ini digunakan untuk tawar menawar. Pertukaran hanya
menawarkan konsensi, sampai semua pihak setuju dengan syarat-
syarat. Sebenernya, taktik ini dipakai untuk kompromi.
7. Ultimatum (The Ultimatum)
Penggunaan ultimatum kadang-kadang efektif sebagai taktik pembuka
dalam negosiasi. Ini dapat dilakukan ika dalam sebuah negosiasi
dirasakan prosesnya panjang.
21
8. Berjalan Keluar (Walking Out)
Pada beberapa situasi, berjalan keluar dapat digunakan sebagai
strategi untuk memberikan tekanan pada pihak lain untuk
bernegosiasi.
9. Kemampuan Untuk Mengatakan “Tidak” (The Ability to Say “No”)
Sebuah taktik memegang peran snagat penting dalam segala macam
strategi negosiasi dan cara menyampaikannya secara tepat. Pertama
dan paling dasar untuk mempelajari taktik ini adalah bahwa apapun
bila mengatakan “tidak” secara langsung, diterjemahkan oleh pihak
lain sebagai “ya”.
2.2.5. Negosiator
Negoisator adalah pihak-pihak yang memliki otoritas dan kompetisi
untuk melakukan negosiasi, baik perorangan maupun kelompok atau
organisasi. Negoisasi yang akan dilaksanakan membutuhkan negosiator
yang ulung. Untuk menjamin pelaksanaan negosiasi sesuai dengan apa yang
direncanakan, maka negosiator yang ditunjuk perlu memiliki pengetahuan,
sikap, dan keterampilan25.
2.3. Keterkaitan Konsep
Manajemen komunikasi merupakan proses timbal balik, pertukaran
sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah,
berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan
25
Ibid, hlm173
22
para para komunikator dan konteks sosialnya. Dalam berkomunikasi, kita
dapat melakukan tindakan kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan
tujuan tertentu atau bisa disebut dengan negosiasi.
Dalam negosiasi ada beberapa tahap yaitu eksplorasi, tawar menawar,
dan legalisasi. Dalam tiga tahap ini kita harus memahaminya agar negosiasi
yang dilaksanakan akan berjalan secara optimal. Negosiasi memiliki struktur
alur konsentrasi, yaitu pendahuluan, berlangsungnya negosiasi, dan
penutupan. Kita juga harus mempersiapkan taktik taktik apa saja yang akan
digunakan pada saat berlangsungnya negosiasi.
Selain itu, untuk menjadi negosiator yang baik, kita harus memiliki
otoritas dan kompetensi untuk melakukan negosiasi baik perorangan,
kelompok, atau organisasi. Dengan begitu negosiasi akan yang akan
dilaksanakan bisa berjalan dengan baik.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan atau riset penelitian kuantitatif yaitu “penelitian
yang berdasarkan pada data yang bisa dihitung, untuk menghasilkan
penafsiran kuantitatif yang kokoh26. Pendekatan penelitian kuantitatif yang
dapat diartikan sebagai penelitian yang menggunakan angka (numerical) dari
hasil observasi dengan maksud untuk menjelaskan fenomena dari observasi.
Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu
masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan27. Dengan demikian tidak
terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih
mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil riset dianggap
merupakan representasi dari seluruh populasi28.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan
kuantitatif karena penulis meneliti dengan proses penelitian yang linier
dengan langkah-langkah yang jelas, dimulai dari perumusan masalah, tujuan
penelitian, konsep atau landasan teoritis, metode penelitian, teknik
pengumpulkan data dan terakhir penulis akan menarik kesimpulan dan saran,
serta hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan. Untuk menjawab masalah
dari negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya
26
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Jakarta: Graha Ilmu, 2011, hlm 30 27
M. Aziz Firdaus, Metode Penelitian, Tanggerang: Jelajah Nusa, 2012, hlm 43 28
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana 2010, hlm 55
24
Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik
penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
3.2. Jenis Penelitian
Metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan
atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada
saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudah. Data yang
diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan dan disimpulkan29.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga
menyajikan data, penganalisis dan menginterprestasi30. Riset ini bertujuan
membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu31. Penelitian ini menggambarkan
realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel32.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif,
karena bertujuan untuk mendeskriptifkan secara sistematis, faktual, dan
akurat tentang fakta-fakta atau objek-objek tertentu yang berkaitan dengan
negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik
penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
29
Riduwan & Akdon, Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm 182 30
Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, hlm 44 31
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm 42 32
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosadakarya, 2004, hlm 24
25
3.3. Metode Penelitian
Teknik penelitian kuantitatif dikenal dengan beberapa teknik, antara
lain teknik survey dan eksperimen dan penelitian ini menggunakan teknik
survey yaitu, “teknik riset dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan datanya”33. Tujuan teknik penelitian kuantitatif untuk
mengumpulkan informasi tentang variabel. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam survey adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan
mengumpulkan informasi seperti yang tampak dalam sensus penduduk.
Pada dasarnya survey biasanya mencari informasi yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah bukan untuk menguji hipotesis34.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei untuk
memperoleh keterangan atau informasi-informasi yang dibutuhkan, penulis
juga menyebarkan kuisioner mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama
dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September
2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek
Apartemen Bintara Residence.
3.4. Unit Analisis dan Unit Observasi
3.4.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis. Unit analisis adalah
hubungan antara individu dalam suatu sistem. Komunikasi dianggap sebagai
kumpulan hubungan-hubungan sehingga ada interaksi antar individu dalam
33
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Op.Cit, hlm 59 34
Kasmadi & Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm 63
26
sistem. Hubungan-hubungan ini merupakan hubungan-hubungan pola aliran
informasi. Unit analisis merupakan suatu unit sosial yang digunakan oleh
penulis dalam mengukur suatu variabel35.
Dalam penelitian ini unit analisis data yang digunakan adalah individu.
Yang dimaksud individu dalam penelitian ini adalah warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015
terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen
Bintara Residence..
3.4.2. Unit Observasi
Unit observasi yaitu mengamati secara langsung objek yang diteliti.
Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematik dan dihubungkan
dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya
menarik perhatian, dan observasi dapat di cek dan dikontrol mengenai
validitas dan reliabilitasnya36.
Alasan penulis melakukan penelitian adalah untuk mengetahui
keadaan atau fakta yang terjadi di lapangan, sehingga penulis dapat
mengetahui secara pasti objek yang akan diteliti. Unit observasi dari
penelitian ini adalah PT Jakarta Cipta Utama mengenai negosiasi PT Jakarta
Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal
35
Ronny Kountur, D, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis, Jakarta: PMM, 2004, hlm 38 36
Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Jakarta: PT. Grasindo, 2007, hlm 89-90
27
19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan
proyek Apartemen Bintara Residence.
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang sedang
diteliti, atau keseluruhan nilai yang mungkin, kualitatif maupun kuantitatif
yang diperoleh dari hasil menghitung maupun mengukur37.
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti salam
suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan. Senada dengan
pendapat di atas, Sugiono mengemukakan, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya38.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat pertemuan dengan PT
Jakarta Cipta Utama yang berjumlah 80 orang yang hadir pada saat
negosiasi pada tanggal 19 September 2015 mengenai negosiasi PT Jakarta
Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal
19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan
proyek Apartemen Bintara Residence39.
37
Abd. Rozak, Pengantar Statistika, Malang: Intimedia, 2012, hlm 63 38
Kasmadi & Nia Siti Sunariah, Op.Cit, hlm 65 39
Data diperoleh dari PImpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan
28
3.5.2. Sampel
Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh pupolasi tersebut. Sampel dianggap sebagai
sumber data yang paling penting untuk mendukung penelitian40.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 orang warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta
Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19
September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan
proyek Apartemen Bintara Residence41.
3.6. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.42 Pengambilan
jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada tekniknya. Dengan
menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan dapat mewakili
populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasikan
menjadi kesimpulan populasi43.
Penulis menggunakan teknik penarikan sampel nonprobabilita, karena
seluruh anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan sampel. Dalam penarikan sampel nonprobabilita, penulis
40
Ibid, hlm 66 41
Data diperoleh dari PImpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan 42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitati dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2014, hlm 82 43
Etta Mamang Sangadji, Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, Yogyakarta: Refika Aditama, 2010, hlm 186
29
menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Kriyantono, teknik ini
mencakup orang-orang yang diseleksi atas kriteria-kriteria tertentu yang
disebut periset berdasarkan tujuan riset44. Dalam penelitian ini yang menjadi
kriteria penulis dalam menentukan sampel adalah warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat negosiasi berlangsung, dan yang
mencantumkan alamat di kolom daftar hadir pada tanggal 19 September
2015 sebanyak 50 orang45.
3.7. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian cross-sectional atau lintas seksi, penulis mengadakan
penelitian hanya pada satu waktu46. Cross-sectional adalah penelitian yang
dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian di
lain waktu yang berbeda untuk dibandingkan dan juga tidak mempunyai
batasan yang baku untuk menunjukan suatu waktu tertentu. Sekalipun
peneliti mendatangi lokasi penelitian sebanyak dua kali47.
Waktu yang digunakan penulis untuk penelitian mengenai negosiasi
PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi yang dilakukan pada tanggal 19 September 2015 yaitu pada bulan
Maret sampai dengan Mei. Adapun tempat penelitian dilakukan di kantor
pemasaran Apartemen Bintara Residence yang terletak dijalan terusan I
Gusti Ngurah Rai yaitu dan di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
44
Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hlm 158 45
Data diperoleh dari PImpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan 46
Richard West, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Saleemba Humanika, 2008, hlm 79 47
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Op.Cit, hlm 42
30
3.8. Validitas dan Reliabilitas
3.8.1. Validitas
Validitas berarti menunjukkan keadaan yang sebenarnya atau cara
peneliti mengkonseptualisasi ide dalam definisi konseptual dan pengukuran.
Dalam istilah yang sederhana, validitas mengkomunikasikan pertanyaan
mengenai seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui kesepadanan
riset dengan konstruk yang digunakan peneliti untuk memahaminya48.
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian.Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal
dan eksternal49.
48
Kinkin Yuliaty, Metodologi Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hlm 90 49
Sugiyono, Op.Cit, hlm 267
31
Kriterianya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Tafsiran
0,8 - 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,6 - 0,8 Validitas tinggi (baik)
0,4 - 0,6 Validitas sedang
0,2 - 0,4 Validitas rendah (kurang)
0,0 - 0,2 Validitas sangat rendah
0,00 Tidak valid
Sumber :Wahyu Agung, 2010, hlm 9550
Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan
adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap.
Pertama, tujuan dari analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa
variabel dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tertinggi (dari 0,5
dan 1.0) menandakan bahwa analisis faktor sudah sesuai, nilai dibawah 0.5
menyatakan bahwa analisis faktor tidak sesuai51. Barlett’s test of sphericity
menggunakan ukuran statistik approximate chi-square dan degree freedom
(df) yang mana memiliki nilai sigifikan (<0.5). maka analisis faktor dinyatakan
sudah menggunakan teknik yang sesuai52.
Pada tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa untuk mengukur nilai
koefisien validitas tinggi atau rendahnya, “di atas 0,8 berarti sangat tinggi
(sangat baik) sedangkan 0,2 berarti sangat rendah”. Dalam menguji validitas
50
Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerailmu: 2010, hlm, 97 51
Naresh K Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education, 2010, hlm, 607 52
Ibid, hlm, 609
32
penulis menggunakan software aplikasi SPSS 16,0 sebagai fasilitas untuk
mendapatkan hasil yang valid.
Tabel 3.2
Validitas Variabel (Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama)
n = 50
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan penulis melalui SPSS,
dari hasil tampilan output yang menunjukkan bahwa nilai KMO (Kaiser Meyer
Olkin) measure of sampling adequacy sebesar 0,669 maka hasil ini dapat
dinyatakan valid karena hasil KMO > 0,5 mengenai negosiasi PT Jakarta
Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal
19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan
proyek Apartemen Bintara Residence.
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.669
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 908.697
Df 300
Sig. .000
33
3.8.2. Reliabilitas
Reliabilitas berarti dapat dipercaya atau diandalkan. Ini berarti bahwa
hasil-hasil numerik yang dihasilkan oleh indikator tidak berbeda karena
karakteristik dari proses pengukuran atau instrument pengukuran itu sendiri53.
Reliabilitas memiliki tiga dimensi, yaitu stabilitas (stability), konsisten
internal (internal consistency), dan kesamaan (equivalency)54. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini, penulis lakukan dengan pengujian reliabilitas
secara internal consistency, yaitu dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal
consistency yang dilakukan sekali uji coba saja.
Suatu alat ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relative
konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulangkali oleh peneliti
yang sama atau peneliti lainnya55. Uji reliabilitas menggunakan Alpha
Cronbach’s, dimana suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable)
bila memiliki koefisien keandalan atau nilai Alpha >0.6056.
53
Kinkin Yuliaty, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hlm, 91 54
Ibid, hlm, 146 55
Riduwan, Op.Cit, hlm, 144 56
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm, 171
34
Reliabilitas (r) Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Sedang
0,2 – 0,39 Rendah
< 0,2 Sangat Rendah
Berikut adalah klasifikasi yang digunakan:
Tabel 3.3.
Klasifikasi Reliabilitas
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2007, hal. 24557
Menurut Trinton “jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas
dengan range yang sama, maka ukutan kemantapan alpha dapat
diinterpretasikan sebagai berikut”:
1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai 0,20, berarti kurang reliabel atau
sangat rendah.
2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai 0,40, berarti agak reliabel atau
rendah.
3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai 0,60, berarti cukup reliabel atau
sedang.
4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai 0,80, berarti reliabel atau tinggi.
5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai 1,00, berarti sangat reliabel atau
sangat tinggi.58
57
Ibid, hlm 245 58
Ibid, hlm 91
35
Coefficient alpha atau Chronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai Chronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung
meningkat dengan meningkatnya nomer pada skala59. Pengukuran level
interval membiarkan kita untuk menspesifikasikan jumlah jarak antar
kategorinya60.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan reliabilitas untuk mengukur
suatu instrument. Karena penelitian ini menggunakan skala interval, untuk
analisis stastistiknya adalah dengan menggunakan reliabilitas secara internal
consistency, yaitu dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir – butir
analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency dapat
dilakukan sekali uji coba saja.
Penulis menggunakan Cronbach’s Alpha, dimana suatu instrument
dapat dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan atau
nilai Alpha > 0.60 dan menggunakan analisis univariat mean karena untuk
mengukur instrumen penelitian yaitu kuesioner mengenai negosiasi PT
Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan
pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. Penulis menguji
reliabilitas variabel negosiasi dengan hasil data dari kuesioner yang telah
disebar oleh penulis. Untuk menguji reliabilitas data penulis menggunakan
59
Naresh K Malhotra, Op.cit, hlm 287 60
W. Laurence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston : Pearson Education, 2011, hlm 219
36
software SPSS 16.0. Alat ukur tersebut memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran yang konsisten.
Tabel 3.4.
Case Processing Summary Variabel (Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama)
n = 50
Tabel 3.5.
Reliability Statistics Variabel
(Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama)
n = 50
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.979 .980 58
37
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil dari reliabilitas variabel dalam
Prinsip Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama memiliki nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,979 dan memiliki nilai Cronbach’s Alpha Standarized sebesar
0,980 maka hasilnya dapat dikatakan reliabel karena hasilnya > 0,5
mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian
konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
3.9. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau
metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh periset. Metode
pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah
kuantitatif atau kualitatif. Dalam riset kuantitatif dikenal metode pengumpulan
data: kuesioner (angket), wawancara (biasanya berstruktur), dan
dokumentasi. Periset dapat menggunakan salah satu atau gabungan dari
metode di atas tergantung masalah yang dihadapi61.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data berupa
keterangan-keterangan mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015
terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen
Bintara Residence.
61
Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hlm 95
38
3.9.1. Data Primer
Data primer adalah “data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian”62. Sumber data ini bisa
responden atau subjek riset dari hasil kuesioner, wawancara, observasi63.
Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang memerlukan
tanggapan baik kesesuaian maupun ketidak sesuaian dari sikap testi.
Pertanyaan dan penyataan yang tertulis pada angket berdasarkan indikator
yang diturunkan pada setiap variabel tertentu64. Kuesioner dibagi menjadi
dua yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner tertutup yaitu angket
yang dimana responden telah diberikan alternative jawaban oleh penulis.
Reponden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas
yang dialaminya65.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer berupa hasil
kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden yang biasa disebut angket. Penelitian ini menggunakan cara self-
administered questionnaire karena penulis meminta responden untuk
menjawab sendiri kuesioner yang telah disebarkan. Pengisian kuesioner
biasanya dengan memberikan tanda (×) atau (√). Penyebaran kuesioner ini
mempunyai tujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan
62
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Persada Media Group, 2008, hlm 22 63
Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hlm 41 64
Kasmadi & Nia Siti Sunariah, Op.Cit, hlm 70 65
Rachmat Kriyantoro, Op.Cit, hlm 94
39
jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pernyataan kuesioner yang digunakan oleh penulis66.
Untuk menghindari kesalahan pengisian self administered, penulis
menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya penelitian
mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian
konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
3.9.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data dalam bentuk yang sudah jadi
melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan berbagai organisasi atau
perusahaan. Data sekunder bersifat melengkapi data primer67.
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data sekunder dengan cara
melakukan wawancara dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara
Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan dan Bapak Mamat
selaku sekretariat forum lintas RW di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian
konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
Penulis juga menggunakan data sekunder dari www.infobekasi.co.id
mengenai Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara
Tolak Pembangunan Proyek Apartemen, www.republika.co.id mengenai
66
Ibid, hlm 97 67
Ibid, hlm 42
40
Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence,
www.nasional.news.viva.co.id mengenai Proyek Apartemen Bintara
Residence Diprotes Warga, dan www.cempakagroup.co.id mengenai profile
cempaka group.
3.10. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala interval. Skala
Interval memiliki karakteristik nominal (klasifikasi) dan ordinal (urutan). Jadi,
dalam skala interval ada perbedaan lebih kecil atau lebih besar dan ada
jarak diantara mereka sehingga dapat dilakukan penambahan atau
pengurangan untuk menentukan jarak tersebut68.
Pada penelitian ini penulis menggunakan skala interval, dimana skala
interval adalah skala yang menunjukan bobot atau jarak interval yang sama.
Penulis akan menguji mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang dilakukan pada tanggal
19 September 2015 dengan menggunakan interval nilai 1-5, yaitu:
Skala 5 = Sangat Setuju
Skala 4 = Setuju
Skala 3 = Ragu-Ragu
Skala 2 = Tidak Setuju
Skala 1 = Sangat Tidak Setuju
3.11. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data kuantitatif dikenal dua macam statistik, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan pada
68
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2012, hlm 223
41
riset deskriptif yang berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari
satu variabel yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan
yang ada. Sedangkan statistik inferensial digunakan pada riset eksplanatif,
yaitu riset yang bertujuan menjelaskan hubungan antara dua variabel atau
lebih69. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan dalam
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi70.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan statistik deskriptif karena
penelitian ini berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari satu
variabel yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang
ada mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian
konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
3.11.1. Tendensi Sentral
Beberapa jenis teknik yang termasuk kategori statistik deskriptif yang
sering digunakan antara lain: tabel (distribusi) frekuensi, tendensi sentral,
dan standard deviasi71. Statistik yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah tendensi sentral.
Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu
dalam bentuk sebuah bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan
69
Ibid, hlm 169 70
Sugiyono, Op.Cit, hlm 147 71
Rachmat Kriyantoro, Op.Cit, hlm 169
42
tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu
mean, median dan modus72.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral mean
karena penulis menggunakan skala interval. Jika dalam suatu penelitian
menggunakan skala interval/ratio maka ukuran tendensi sentral yang
digunakan adalah mean. Mean merupakan nilai tengah dari total bilangan.
Penulis menggunakan mean karena untuk mengetahui negosiasi PT Jakarta
Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal
19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan
proyek Apartemen Bintara Residence.
3.12. Definisi Konsep
Konsep dalam penelitian ini adalah manajemen komunikasi, dengan
variabel negosiasi. Konsep ini memiliki turunan lima dimensi dan beberapa
indikator.
Dimensi pertama adalah tahap negosiasi yang mempunya tiga
indikator, yaitu eksplorasi, tawar menawar, dan legalisasi.
Dimensi kedua adalah struktur alur konsentrasi bernegosiasi yang
memiliki tiga indikator, yaitu pendahuluan, berlangsungnya negosiasi,
penutupan.
Dimensi ketiga adalah melatih kemampuan bernegosiasi yang memili
lima indikator, yaitu strategi, tidak mudah terpancing emosi, tanpa debat,
menyimak lawan bicara, tidak malu bertanya.
72
Ibid, hlm 170
43
Dimensi keempat adalah taktik negosiasi yang mempunya sembilan
indikator, yaitu berdiam, ikan haring merah, pernyataan tertulis, pertukaran,
ultimatum, berjalan keluar, kemampuan untuk mengatakan tidak, mengernyit,
dan perilaku.
Dimensi yang terakhir adalah negosiator yang mempunyai tiga
indikator, yaitu pengetahuan negosiator, sikap negosiator, keterampilan
negosiator.
44
3.13. Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.6.
Operasionalisasi Konsep
Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi Tanggal 19 September 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen
Bintara Residence)
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Komunikasi
(Rismi
Somad &
Donni Juni
Priansa)
Negosiasi
(hlm 161)
1. Tahap
negosiasi
1. Eksplorasi
2. Tawar menawar
3. Legaliasi
Skala Interval
1-5
1 = Sangat
Tidak Setuju
2 =Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat
Setuju
2. Struktur
alur
bernegosiasi
1. Pendahuluan
2. Berlangsungnya
negosiasi
3. Penutupan
3. Melatih
Kemampuan
bernegosiasi
1. Strategi
2. Tidak mudah
terpancing emosi
3. Tanpa debat
4. Menyimak lawan
bicara
5. Tidak mau bertanya
45
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
4. Taktik
Negosiasi
1. Berdiam
2. Ikan haring merah
3. Penyataan tertulis
4. Pertukaran
5. Ultimatum
6. Berjalan keluar
7. Kemampuan untuk
mengatakan tidak
8. Mengernyit
9. Perilaku menghina
Skala Interval
1-5
1 = Sangat Tidak
Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat
Setuju
5. Negosiator 1. Pengetahuan
negosiator
2. Sikap negosiator
3. Keterampilan
negosiator
3.14. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah penulis sulit untuk menemui
responden yaitu warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Penulis juga
hanya meneliti warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir
pada saat negosiasi bersama PT Jakarta Cipta Utama yang dilaksanakan
pada tanggal 19 September 2015, waktu negosiasi yang sudah cukup lama
membuat penulis sulit mendapatkan informasi yang jelas dari warga.
Kelemahan dalam penelitian ini yaitu penulis sulit untuk mendapatkan
referensi mengenai konsep dan teori dalam penelitian mengenai bidang
46
negosiasi ini. Pada akhirnya penulis hanya menggunakan buku-buku yang
berhubungan dengan variabel yaitu manajemen komunikasi dimana
didalamnya terdapat terori mengenai negosiasi. Kelemahan penulis dalam
penelitian ini juga terdapat pada penggunaan konsep. Penulis hanya
menggunakan satu konsep yaitu Manajemen Komunikasi dari Rismi Somad
dan Donni Juni Priansa dan satu variabel yaitu negosiasi.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT Jakarta Cipta Utama
4.1.1. Profil PT Jakarta Cipta Utama
PT Jakarta Cipta Utama salah satu pengembang dari Cempaka Group
yang bergerak dibidang properti. Dengan pengalaman sebagai General
Contractor sejak tahun 1980 an, yang sudah sukses membangun proyek-
proyek besar dalam bidang Apartemen, Shopping Center, Shophouses,
Housing, Factory, Warehouse, Car Showroom dan Office Building, PT. Cipta
Kertasari Mas / CKM (salah satu owner Perusahaan) bermitra dengan
beberapa partner yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing,
untuk membentuk usaha di bidang developer73.
4.1.2. Visi PT Jakarta Cipta Utama
Menjadi developer properti yang unggul, terbaik, profesional, integritas
dan terpercaya dalam mewujudkan sebuah kontribusi yang nyata bagi
masyarakat dan bangsa74.
4.1.3. Misi PT Jakarta Cipta Utama
1. Berkontribusi untuk menyediakan properti dan industri yang terkait
yang menguntungkan bagi konsumen dan stakeholder.
73
Profile Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari minggu 28 Mei 2017 pukul 17.16 WIB 74
Visi Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari minggu 28 Mei 2017 pukul 17.16 WIB
48
2. Berkomitmen untuk menghasilkan produk properti yang bermutu,
aman dan nyaman yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
3. Membangun kerjasama yang harmonis atara perusahaan, karyawan
dan stakeholder lainnya.
4. Bangga dan tidak berhenti untuk berinovasi dan berkembang secara
terus-menerus75.
4.2. Objek Penelitian
Pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence yang dilakukan
oleh pihak pengembang PT Jakarta Cipta Utama mendapat penolakan dari
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Alasan warga menolak
dikarenakan lahan yang digunakan untuk membangun apartemen tersebut
merupakan lahan fasilitas sosial dan umum milik warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi. Banjir dan kemacetan juga menjadi alasan warga
menolak pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence76.
Namun sudah ada negosiasi yang dilakukan oleh PT Jakarta Cipta
Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada tanggal
19 September 2015 di Aula Kelurahan Bintara belum menemukan titik
temu77.
75
Misi Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari minggu 28 Mei 2017 pukul 17.16 WIB 76
Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence http://www.republika.co.id/ diakses pada hari minggu 9 April 2017 pukul 10.41 WIB 77
Hasil wawancara penulis dengan Bapak Iwan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta CIpta Utama, pada tanggal 22 Mei 2017, pukul 14.00 WIB
49
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Tahap Negosiasi
4.3.1.1. Indikator Eksplorasi
Tabel 4.1.
Identifikasi Masalah Banjir.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata-rata
5 = (Sangat Setuju) 11 22.0%
3.70
4 = (Setuju) 21 42.0%
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.1, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,70 dengan
frekuensi 21 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat
beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi
satu orang, hal ini dikarenakan banyaknya warga yang hadir pada saat
negosiasi berlangsung.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap
negosiasi yaitu eksplorasi dengan mengidentifikasi masalah banjir yang
terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait penolakan
pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence, yang ditunjukkan dari
hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
50
Tabel 4.2.
Analisis Masalah Kemacetan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 12 24.0%
3.68
4 = (Setuju) 20 40.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.2, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,68 dengan
frekuensi 20 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat
beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi
dua orang, hal ini dikarenakan banyaknya warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi yang hadir pada saat negosiasi berlangsung sehingga ada
beberapa warga yang tidak fokus pada saat negosiasi berlangsung.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap
negosiasi yaitu eksplorasi dengan menganalisis masalah kemacetan yang
terjadi di depan perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence, yang ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
51
Tabel 4.3.
Solusi Atas Masalah Banjir Dan Kemacetan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 8 16.0%
3.34
4 = (Setuju) 19 38.0%
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.0%
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.3, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,34 dengan
frekuensi 19 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat
beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi
empat orang. Hal ini menunjukan bahwa responden belum merasakan PT
Jakarta Cipta Utama memberikan solusi untuk masalah banjir dan kemacetan
yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
Dalam pernyataan ini, responden cenderung menjawab setuju, hal ini
menunjukkan bahwa PT Jakarta Cipta Utama sudah memberikan solusi atas
masalah banjir dan kemacetan yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi yaitu dengan membangun resapan dan akan menjamin tidak akan
terjadi kemacetan di depan perumahan tersebut.
52
4.3.1.2. Indikator Tawar-menawar
Tabel 4.4.
Ajakan Diskusi.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 30 60.0%
4.46
4 = (Setuju) 14 28.0%
3 = (Ragu-Ragu) 5 10.0%
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.4, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,46
dengan frekuensi 30 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan warga tidak menerima
pemberitahuan dari pihak PT Jakarta Cipta Utama untuk melakukan diskusi
bersama-sama.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap
negosiasi yaitu tawar-menawar dengan mengajak berdiskusi warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan sangat setuju.
53
Tabel 4.5.
Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 15 30.0%
3.66
4 = (Setuju) 17 34.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.5, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,66 dengan
frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat
beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi
empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga yang tidak mengetahui
bahwa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sudah membuat
kesepakatan dengan PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap
negosiasi yaitu tawar-menawar dimana PT Jakarta Cipta Utama membuat
kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil
jawaban responden yang menyatakan setuju.
54
Tabel 4.6.
Warga Mendapat Kesempatan Untuk Memberikan Idenya.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 38 76.0%
4.48
4 = (Setuju) 6 12.0%
3 = (Ragu-Ragu) 1 2.0%
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.6, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,48
dengan frekuensi 38 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga di
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang idenya di tolak oleh PT Jakarta
Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap
negosiasi yaitu tawar-menawar dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan
kesempatan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk
memberikan idenya terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence
yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat
setuju.
55
4.3.1.3. Indikator Legalisasi
Tabel 4.7.
Pembuatan Surat Perjanjian Antara Kedua Belah Pihak.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 24 48.0%
3.96
4 = (Setuju) 12 24.0%
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.7, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3.96 dengan
frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga di
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak diikutsertakan dalam
pembuatan surat perjanjian dengan PT Jakarta Cipta Utama terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap
negosiasi yaitu legalisasi dimana PT Jakarta Cipta Utama membuat surat
perjanjian dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil
jawaban responden yang menyatakan setuju.
56
Tabel 4.8.
Pembuatan Dokumen Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 35 70.0%
4.42
4 = (Setuju) 9 18.0%
3 = (Ragu-Ragu) 1 2.0%
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.8, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,42
dengan frekuensi 35 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga di
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak mengetahui adanya
pembuatan dokumen kesepakatan dengan PT Jakarta Cipta Utama terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap
negosiasi yaitu legalisasi dimana PT Jakarta Cipta Utama membuat dokumen
kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil
jawaban responden yang menyatakan sangat setuju.
57
4.3.2. Struktur Alur Konsentrasi Bernegosiasi
4.3.2.1. Indikator Pendahuluan
Tabel 4.9.
PT Jakarta Cipta Utama Mempersiapkan Perlengkapan Dan Peralatan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 24 48.0%
3.88
4 = (Setuju) 13 26.0%
3 = (Ragu-Ragu) 3 6.0%
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.9, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata
dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,88 dengan
frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi tujuh orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir tidak begitu memperhatikan pihak dari
PT Jakarta Cipta Utama mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pada
saat pertemuan negosiasi tersebut.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu pendahuluan dimana PT Jakarta Cipta Utama
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pada saat pertemuan dengan
58
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden
yang menyatakan setuju
Tabel 4.10.
PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Salam Dan Sapaan Hormat.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 44.0%
3.90
4 = (Setuju) 18 36.0%
3 = (Ragu-Ragu) 1 2.0%
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 16.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.10, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,90
dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi delapan orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang datang terlambat pada saat
negosiasi berlangsung sehingga warga tidak begitu memperhatikan apakah
pihak dari PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan salam dan sapaan hormat
didalam pertemuan tersebut.
59
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu pedahuluan dimana PT Jakarta Cipta Utama
mengucapkan salam dan sapaan hormat didalam pertemuan dengan warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
Tabel 4.11.
PT Jakarta Cipta Utama Memperkenalkan Siapa Yang Terlibat Dalam
Pertemuan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 24 48.0%
3.98
4 = (Setuju) 11 22.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.11, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,98
dengan frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang datang terlambat pada saat
negosiasi berlangsung sehingga warga tidak begitu memperhatikan apakah
60
pihak dari PT Jakarta Cipta Utama memperkenalkan siapa saja yang terlibat
dalam pertemuan tersebut.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu pendahuluan dimana PT Jakarta Cipta Utama
memperkenalkan siapa saja yang terlibat didalam pertemuan dengan warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
4.3.2.2. Indikator Berlangsungnya Negosiasi
Tabel 4.12.
PT Jakarta Cipta Utama Menggunakan Kalimat Motivasi.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 21 42.0%
3.96
4 = (Setuju) 12 24.0%
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.12, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,96
dengan frekuensi 21 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
61
dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang datang terlambat dan tidak
begitu memperhatikan pihak dari PT Jakarta Cipta Utama membuka
pertemuan tersebut dengan kalimat-kalimat motivasi.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu berlangsungnya negosiasi dimana PT Jakarta
Cipta Utama membuka acara pertemuan dengan warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi dengan kalimat-kalimat motivasi ditunjukkan dari hasil
jawaban responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.13.
Kevalidan Data.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 19 38.0%
3.44
4 = (Setuju) 6 12.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.13, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,44
dengan frekuensi 19 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat frekuensi terendah yaitu frekuesni yang menyatakan setuju
dengan frekuensi enam orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya
62
Bintara Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama
menggunakan data-data valid didalam pertemuan kedua belah pihak.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu penutupan dimana PT Jakarta Cipta Utama
menggunakan data-data valid sebagai bahan dalam pertemuan dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
4.3.2.3. Indikator Penutupan
Tabel 4.14
PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Hasil Kesepakatan Antara
Kedua Belah Pihak.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 19 38.0%
3.76
4 = (Setuju) 13 26.0%
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0%
2 = (Tidak Setuju) 9 18.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.14, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,76
dengan frekuensi 19 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
63
dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak memperhatikan pihak PT
Jakarta Cipta Utama mengumumkan hasil kesepakatan bersama pada saat
negosiasi berlangsung.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu berlangsungnya negosiasi dimana PT Jakarta
Cipta Utama mengumumkan hasil kesepakatan bersama pada saat
pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.15.
PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Untuk Mengadakan Pertemuan
Kembali.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 31 62.0%
4.30
4 = (Setuju) 11 22.0%
3 = (Ragu-Ragu) 1 2.0%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.15, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,30
dengan frekuensi 31 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
64
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak memperhatikan pihak PT Jakarta Cipta
Utama mengumumkan untuk mengadakan pertemuan kembali pada saat
negosiasi berlangsung.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati t struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu penutupan dimana PT Jakarta Cipta Utama
mengumumkan untuk mengadakan pertemuan kembali dengan warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.16.
PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Terima Kasih Sebelum
Pertemuan Ditutup.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 33 66.0%
4.30
4 = (Setuju) 7 14.0%
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0%
2 = (Tidak Setuju) 0 0.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.16, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,30
65
dengan frekuensi 33 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak memperhatikan pihak PT
Jakarta Cipta Utama mengucapkan terima kasih pada saat ditutupnya
pertemuan tersebut.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama struktur alur
konsentrasi bernegosiasi yaitu penutupan dimana PT Jakarta Cipta Utama
mengucapkan terima kasih sebelum pertemuan dengan warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi ditutup terkait pembangunan Apartemen Bintara
Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan
sangat setuju.
4.3.3. Melatih Kemampuan Bernegosiasi
4.3.3.1. Indikator Strategi
Tabel 4.17.
PT Jakarta Melakukan Pendekatan Dengan Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 20 40.0%
3.78
4 = (Setuju) 14 28.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0%
Total 50 100.0%
66
Berdasarkan hasil tabel 4.17, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,78
dengan frekuensi 20 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi tujuh orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak merasa bahwa pihak PT
Jakarta Cipta Utama melakukan pendekatan dengan warga.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan
bernegosiasi yaitu dengan strategi dimana PT Jakarta Cipta Utama
melakukan pendekatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari
hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.18.
PT Jakarta Cipta Utama Mengunjungi Perumahan Untuk Bertemu Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 44.0%
4.10
4 = (Setuju) 14 28.0%
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0%
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
67
Berdasarkan hasil tabel 4.18, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 4,10
dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa pihak PT Jakarta Cipta
Utama tidak mengunjungi perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dan tidak
bertemu dengan warga.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan
bernegosiasi yaitu dengan strategi dimana PT Jakarta Cipta Utama
mengunjungi perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk bertemu warga
sekitar ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
4.3.3.2. Indikator Tidak Mudah Terpancing Emosi
Tabel 4.19.
PT Jakarta Cipta Utama Tidak Mudah Marah Pada Saat Bertemu.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 6 12.0%
3.16
4 = (Setuju) 15 30.0%
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0%
2 = (Tidak Setuju) 15 30.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
68
Berdasarkan hasil tabel 4.19, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,16
dengan frekuensi 15 responden menyatakan setuju dan 15 responden
menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden
yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini
menunjukan bahwa responden merasa ada beberapa orang dari pihak PT
Jakarta Cipta Utama dengan mudah memarahi warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi. Tetapi responden cenderung menjawab setuju, hal ini
menunjukkan bahwa ada beberapa orang dari pihak PT Jakarta Cipta Utama
yang tidak mudah marah pada saat bertemu dengan warga.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa lebih
mengendalikan emosi dalam berkomunikasi sehingga dapat memudahkan
PT Jakarta Cipta Utama untuk mengenali sisi positif dan lawan bicara.
Tabel 4.20.
Penggunaan Bahasa Tubuh.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 14 28.0%
3.92
4 = (Setuju) 26 52.0%
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
69
Berdasarkan hasil tabel 4.20, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,92
dengan frekuensi 26 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama
belum bisa menggunakan bahasa tubuh yang baik pada saat bertemu
dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan
bernegosiasi yaitu tidak mudah terpancing emosi dimana PT Jakarta Cipta
Utama menggunakan bahasa tubuh yang baik pada saat bertemu dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.21.
PT Jakarta Cipta Utama Membangun Komunikasi Dengan Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 13 26.0%
3.34
4 = (Setuju) 13 26.0%
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.0%
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0%
Total 50 100.0%
70
Berdasarkan hasil tabel 4.21, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,34
dengan frekuensi 13 responden menyatakan sangat setuju dan 13 responden
menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang
menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tujuh orang, hal ini
menunjukan bahwa responden merasa tidak adanya komunikasi yang
dibangun oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi. Tetapi responden cenderung menjawab setuju,
hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden merasakan seperti itu
dan beberapa responden merasa menjalin komunikasi yang baik dengan
pihak PT Jakarta Cipta Utama.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa
membangun komunikasi dengan semua warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi sehingga dapat memudahkan proses negosiasi yang dilakukan
kedua belah pihak.
71
4.3.3.3. Indikator Tanpa Debat
Tabel 4.22.
Tidak Membantah Warga Saat Negosiasi Berlangsung.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 5 10.0%
2.50
4 = (Setuju) 6 12.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 17 34.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 24.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.21, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,50
dengan frekuensi 17 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan
frekuensi lima orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi merasakan pihak PT Jakarta Cipta Utama dalam
berlangsungnya negosiasi membantah perkataan-perkataan warga terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan hasil
jawaban responden sebagai bahan evaluasi untuk negosiasi yang akan
dilakukan selanjutnya, hal ini ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan tidak setuju.
72
Tabel 4.23.
Penerimaan Saran.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 14 28.0%
3.30
4 = (Setuju) 10 20.0%
3 = (Ragu-
Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 9 18.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.23, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,30
dengan frekuensi 14 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi tujuh orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa
sarannya tidak diterima oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama. Tetapi responden
cenderung menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua
responden merasakan seperti itu dan beberapa responden merasa sarannya
diterima oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa
menerima saran dari warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dan dapat
memberikan alasan apabila saran warga memang benar ditolak oleh PT
73
Jakarta Cipta Utama sehingga dapat memudahkan proses negosiasi yang
dilakukan kedua belah pihak.
Tabel 4.24.
Bersikap Adil.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 0 0.0%
4 = (Setuju) 5 10.0%
1.72
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0%
2 = (Tidak Setuju) 9 18.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 30 60.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.24, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 1,72
dengan frekuensi 30 responden sangat tidak setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan setuju dengan frekuensi lima
orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi merasakan pihak PT Jakarta Cipta Utama bertindak tidak adil
pada saat berlangsungnya negosiasi seperti pada pernyataan-pernyataan
sebelumnya.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan hasil
jawaban responden sebagai bahan evaluasi untuk negosiasi yang akan
dilakukan selanjutnya dan bisa bersikap lebih adil kepada responden, hal ini
74
ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat tidak
setuju.
4.3.3.4. Indikator Menyimak Lawan Bicara
Tabel 4.25.
PT Jakarta Cipta Utama Mendengarkan Aspirasi Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata – rata
5 = (Sangat Setuju) 16 32.0%
3.50
4 = (Setuju) 13 26.0%
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 16.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.25, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,50
dengan frekuensi 16 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa aspirasinya tidak didengarkan oleh
pihak PT Jakarta Cipta Utama belum bisa menggunakan bahasa tubuh yang
baik pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi.
75
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan
bernegosiasi yaitu menyimak lawan bicara dimana PT Jakarta Cipta Utama
mendengarkan aspirasi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
penolakan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.26.
PT Jakarta Cipta Utama Menanggapi Pertanyaan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 14 28.0%
3.82
4 = (Setuju) 22 44.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.26, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,82
dengan frekuensi 22 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak
setuju dengan masing-masing frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada
beberapa pertanyaan dari warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang
tidak ditanggapi oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama.
76
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan
bernegosiasi yaitu menyimak lawan bicara dimana PT Jakarta Cipta Utama
menanggapi pertanyaan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
penolakan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.27.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penjelasan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 15 30.0%
3.64
4 = (Setuju) 17 34.0%
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0%
2 = (Tidak Setuju) 7 14.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.27, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,64
dengan frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama
tidak menjelaskan secara keseluruhan mengenai pembangunan Apartemen
Bintara Residence.
77
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan
bernegosiasi yaitu menyimak lawan bicara dimana PT Jakarta Cipta Utama
memberikan penjelasan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi mengenai pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan
dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
4.3.3.5. Indikator Tidak Malu Bertanya
Tabel 4.28.
Sesi Tanya Jawab.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 8 16.0%
3.46
4 = (Setuju) 22 44.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.28, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,64
dengan frekuensi 22 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak
setuju dengan masing-masing frekuensi lima responden, hal ini dikarenakan
ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak ikut
78
serta dalam sesi tanya jawab yang dilakukan PT Jakarta Cipta Utama terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan
bernegosiasi yaitu tidak malu bertanya dimana PT Jakarta Cipta Utama
melakukan sesi tanya jawab dengan warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari
hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.29.
PT Jakarta Cipta Utama Menyimak Apa Yang Ditanyakan.
n =50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 8 16.0%
3.30
4 = (Setuju) 17 34.0%
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0%
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.12, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,30
dengan frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa bahwa
pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menyimak apa yang ditanyakan oleh
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sehingga warga harus
79
mengulang kembali pertanyaan yang akan ditujukan kepada pihak PT
Jakarta Cipta Utama.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa lebih
memperhatikan atau menyimak pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sehingga dapat memudahkan
proses negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak.
4.3.4. Taktik Negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari
4.3.4.1. Indikator Berdiam (Silence)
Tabel 4.30
PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Pertanyaan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 15 30.0%
3.56
4 = (Setuju) 11 22.0%
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0%
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.30, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,56
dengan frekuensi 15 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang pertanyaannya tidak terjawab
80
oleh PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara
Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menjawab pertanyaan warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai pembangunan Apartemen
Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
Tabel 4.31.
PT Jakarta Memberikan Kelonggaran Kepada Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 10 20.0%
3.14
4 = (Setuju) 10 20.0%
3 = (Ragu-Ragu) 13 26.0%
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 12.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.31, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,14
dengan frekuensi 13 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi enam orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa bahwa
pihak PT Jakarta Cipta Utama membatasi warga perumahan Griya Bintara
81
Indah Bekasi untuk memberikan pertanyan terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa
memberikan kelonggaran kepada warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi sehingga dapat memudahkan negosiasi yang dilakukan kedua belah
pihak.
Tabel 4.32.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Hak Penuh Kepada Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 8 16.0%
3.20
4 = (Setuju) 10 20.0%
3 = (Ragu-Ragu) 20 40.0%
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.32, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,20
dengan frekuensi 20 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa bahwa
pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak memeberikan hak penuh kepada warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk memberikan pertanyan terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence.
82
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa
memberikan hak penuh kepada warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi dalam memberikan pertanyaan sehingga dapat memudahkan
negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak.
4.3.4.2. Indikator Ikan Haring Merah (Red Herring)
Tabel 4.33.
PT Jakarta Cipta Utama Mengalihkan Pertanyaan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 16 32.0%
3.94
4 = (Setuju) 17 34.0%
3 = (Ragu-Ragu) 15 30.0%
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.33, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,94
dengan frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta
Utama masih menanggapi pertanyaan dari warga.
83
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama mengalihkan pertanyaan yang
diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai
pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.34.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Berbagai Isu.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 24 48.0%
4.06
4 = (Setuju) 12 24.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.34, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 4,06
dengan frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa PT Jakarta Cipta Utama
tidak memberikan isu lain terkait pembangunan Apartemen Bintara
Residence.
84
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan isu lain kepada
warga perumahan Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
4.3.4.3. Indikator Pernyataan Tertulis (The Written Word)
Tabel 4.35.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Persyaratan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 14 28.0%
3.50
4 = (Setuju) 14 28.0%
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 12.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.35, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,50
dengan frekuensi 14 responden menyatakan sangat setuju dan setuju.
Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat
tidak setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini dikarenakan ada beberapa
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak setuju dengan
persyaratan yang diberikan oleh PT Jakarta Cipta Utama terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence.
85
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan persyaratan kepada
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
Tabel 4.36.
PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Perjanjian.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 31 62.0%
4.40
4 = (Setuju) 12 24.0%
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.0%
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.36, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,40
dengan frekuensi 31 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang pertanyaannya tidak terjawab oleh PT
Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
86
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menjawab pertanyaan warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai pembangunan Apartemen
Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
4.3.4.4. Indikator Pertukaran (The Trade-Off)
Tabel 4.37.
PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Kompromi.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 18 36.0%
3.64
4 = (Setuju) 15 30.0%
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0%
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 16.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.37, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,64
dengan frekuensi 18 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa tidak melakukan kompromi dengan
PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
87
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama melakukan kompromi dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai pembangunan
Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
Tabel 4.38.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penawaran.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 30 60.0%
4.40
4 = (Setuju) 14 28.0%
3 = (Ragu-Ragu) 2 4.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.38, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,40
dengan frekuensi 30 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan ragu-ragu dengan
frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak menerima tawaran dari pihak PT
Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
88
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan penawaran kepada
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan sangat setuju.
4.3.4.5. Indikator Ultimatum (The Ultimatum)
Tabel 4.39.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Peringatan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 2 4.0%
2.22
4 = (Setuju) 6 12.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 19 38.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 15 30.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.39, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,22
dengan frekuensi 19 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan
frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan beberapa warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi merasa tidak menerima peringatan apapun dari pihak
PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
89
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan peringatan kepada
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.40.
PT Jakarta Cipta Utama Mengintimidasi Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 12 24.0%
3.12
4 = (Setuju) 6 12.0%
3 = (Ragu-Ragu) 15 30.0%
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.40, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,12
dengan frekuensi 15 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan setuju dengan frekuensi
enam orang, hal ini menunjukkan bahwa beberapa warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi merasa terintimidasi oleh sikap dari pihak PT Jakarta
Cipta Utama.
90
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa bersikap lebih baik
lagi sehingga warga tidak merasa terintimidasi dan PT Jakarta Cipta Utama
bisa menjadikan pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan
negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya.
Tabel 4.41.
PT Jakarta Cipta Utama Mengancam Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 2 4.0%
2.30
4 = (Setuju) 9 18.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 14 28.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 17 34.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.41, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,30
dengan frekuensi 17 responden menyatakan sangat tidak setuju. Namun di
sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju
dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi merasa tidak menerima ancaman apapun dari pihak PT
Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan ancaman kepada
91
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan tidak setuju.
4.3.4.6. Indikator Berjalan Keluar (Walking Out)
Tabel 4.42.
PT Jakarta Cipta Utama Menghindari Pertanyaan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 7 14.0%
2.50
4 = (Setuju) 5 10.0%
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 16 32.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 14 28.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.42, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,50
dengan frekuensi 16 responden menyatakan tidakt setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan setuju dengan frekuensi lima
orang, hal ini dikarenakan beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menghindar apabila
diberikan pertanyaan terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence
oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
92
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama mengindari pertanyaan yang
diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.43.
PT Jakarta Cipta Utama Keluar Ruangan Pada Saat Pertemuan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 4 8.0%
2.54
4 = (Setuju) 7 14.0%
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0%
2 = (Tidak Setuju) 18 36.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 20.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.43, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,54
dengan frekuensi 18 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi melihat tidak ada pihak PT Jakarta Cipta Utama yang keluar
ruangan pada saat negosiasi berlangsung.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama keluar ruangan pada saat
93
negosiasi berlangsung dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil
jawaban responden yang menyatakan tidak setuju.
4.3.4.7. Indikator Kemampuan Untuk Mengatakan “Tidak” (The
Ability to Say “Not)
Tabel 4.44.
PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Informasi Secara Tepat.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 32 64.0%
4.40
4 = (Setuju) 12 24.0%
3 = (Ragu-Ragu) 1 2.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.44, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,40
dengan frekuensi 32 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi merasa informasi yang diberikan dari pihak PT
Jakarta Cipta Utama tidak tepat terkait pembangunan Apartemen Bintara
Residence.
94
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan informasi secara
tepat kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.45.
PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Secara Tidak Langsung Pertanyaan
Dari Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 20 40.0%
3.66
4 = (Setuju) 13 26.0%
3 = (Ragu-Ragu) 5 10.0%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 16.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.45, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,66
dengan frekuensi 20 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak tidak merasakan bahwa PT Jakarta
Cipta Utama menjawab secara tidak langsung pertanyaan yang diberika oleh
95
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menjawab secara tidak langsung
pertanyaan yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari
hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.46.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Jawaban “Tidak” Terhadap
Pertanyaan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 20 40.0%
3.80
4 = (Setuju) 17 34.0%
3 = (Ragu-Ragu) 2 4.0%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 12.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.46, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,80
dengan frekuensi 20 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan ragu-ragu dengan
frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
96
Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta
Utama tidak memberikan jawaban “tidak” atas pertanyaan yang diberikan
oleh warga.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama PT Jakarta Cipta Utama
memberikan jawaban “tidak” terhadap pertanyaan yang diberikan oleh warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang
menyatakan setuju.
4.3.4.8. Indikator Mengernyit (The Wince)
Tabel 4.47.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Ekspresi Terkejut Terhadap
Pendapat Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 2 4.0%
2.52
4 = (Setuju) 10 20.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 18 36.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 20.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.47, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,52
97
dengan frekuensi 18 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak memberikan
ekpresi terkejut terhadap pendapat yang diberikan oleh warga.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
dihindari dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan ekspresi terkejut
terhadap pendapat yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan
dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.48.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Reaksi Negatif Terhadap Pendapat
Yang Diberikan Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 11 22.0%
3.28
4 = (Setuju) 11 22.0%
3 = (Ragu-Ragu) 13 26.0%
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.48, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,28
98
dengan frekuensi 13 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi empat orang, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama
memberikan reaksi negatif terhadap warga dan ada yang tidak merasakan
hal tersebut.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa
memberikan reaksi yang netral terhadap pendapat yang diberikan oleh warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dan PT Jakarta Cipta Utama bisa
menjadikan pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan negosiasi
yang akan dilakukan selanjutnya.
4.3.4.9. Indikator Perilaku Menghina (Outrageous Behaviour)
Tabel 4.49.
PT Jakarta Cipta Utama Menggertak Warga Pada Saat Negosiasi
Berlangsung.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 3 6.0%
2.40
4 = (Setuju) 7 14.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 17 34.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 13 26.0%
Total 50 100.0%
99
Berdasarkan hasil tabel 4.49, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,40
dengan frekuensi 17 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan
frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menggertak
warga pada saat negosiasi berlangsung.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik
negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
dihindari dimana PT Jakarta Cipta Utama menggertak warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara
Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak
setuju.
Tabel 4.50.
PT Jakarta Cipta Utama Memaksa Warga Untuk Menandatangani
Kontrak.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 9 18.0%
3.36
4 = (Setuju) 18 36.0%
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 12.0%
Total 50 100.0%
100
Berdasarkan hasil tabel 4.50, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,36
dengan frekuensi 18 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi enam orang dan sangat setuju dengan frekuensi enam orang, hal
ini menunjukkan bahwa ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama memberikan reaksi memaksa
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk menandatangi kontrak
terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence dan ada yang tidak
merasakan hal tersebut.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan
pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan negosiasi yang akan
dilakukan selanjutnya.
101
3.4.5. Negosiator
3.4.5.1. Indikator Pengetahuan Negosiator
Tabel 4.51.
PT Jakarta Cipta Utama Memiliki Wawasan Mengenai Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 21 42.0%
3.78
4 = (Setuju) 12 24.0%
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.51, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,36
dengan frekuensi 18 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi enam orang dan tidak setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini
dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama memiliki wawasan yang
kurang terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator
yang memiliki pengetahuan dimana PT Jakarta Cipta Utama memiliki
wawasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
102
pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.52.
PT Jakarta Cipta Utama Menguasai Topik Bahasan.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 17 34.0%
3.76
4 = (Setuju) 15 30.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.52, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,76
dengan frekuensi 17 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta
Cipta Utama tidak menguasai bahasan mengenai warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator
yang memiliki pengetahuan dimana PT Jakarta Cipta Utama menguasai
bahasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan
dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
103
Tabel 4.53.
PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Ide-Idenya.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 18 36.0%
3.46
4 = (Setuju) 12 24.0%
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0%
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 22.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.53, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,46
dengan frekuensi 18 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta
Utama tidak menyampaikan ide-idenya kepada warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator
yang memiliki pengetahuan dimana PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan
ide-idenya kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan
dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
104
4.3.5.2. Indikator Sikap Negosiator
Tabel 4.54.
PT Jakarta Cipta Utama Memperhatikan Kepentingan Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 7 14.0%
2.82
4 = (Setuju) 8 16.0%
3 = (Ragu-Ragu) 14 28.0%
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 20.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.54, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 2,82
dengan frekuensi 14 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain,
terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan
frekuensi tujuh orang, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa kepentingannya tidak
diperhatikan oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama dan ada yang ti.dak
merasakan hal tersebut.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa lebih
memperhatikan kepentingan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence dan dapat menjadikan
pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan negosiasi yang akan
dilakukan selanjutnya.
105
Tabel 4.55.
PT Jakarta Cipta Utama Menghargai Pendapat Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 15 30.0%
3.92
4 = (Setuju) 21 42.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.55, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,92
dengan frekuensi 21 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain,
terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi
satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menghargai
pendapatnya terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator
yang memiliki sikap dimana PT Jakarta Cipta Utama mengahargai pendapat
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
106
Tabel 4.56.
PT Jakarta Cipta Utama Berperilaku Sopan Terhadap Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 16 32.0%
3.58
4 = (Setuju) 14 28.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.56, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,58
dengan frekuensi 16 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan
frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta
Utama berlaku tidak sopan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator
yang memiliki sikap dimana PT Jakarta Cipta Utama berlaku sopan terhadap
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju.
107
4.3.5.3. Indikator Keterampilan Negosiator
Tabel 4.57.
PT Jakarta Cipta Utama Mampu Mengekspresikan Permasalahan Didepan Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 44.0%
4.06
4 = (Setuju) 17 34.0%
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0%
2 = (Tidak Setuju) 0 0.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.57, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 4,06
dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta
Cipta Utama kurang mampu mengeksresikan permasalahan didepan warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator
yang memiliki keterampilan dimana PT Jakarta Cipta Utama mampu
108
mengekspresikan permasalah didepan warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4.58.
PT Jakarta Cipta Utama Memaparkan Secara Detil Mengenai Permasalahan Didepan Warga.
n = 50
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 44.0%
3.86
4 = (Setuju) 9 18.0%
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0%
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.58, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-
rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,86
dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
lain, terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama kurang detil
dalam memaparkan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara
Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator
yang memiliki keterampilan dimana PT Jakarta Cipta Utama secara detil
109
memaparkan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
110
4.4. Analisis Penelitian
Tabel 4.59.
Mean Per Indikator
NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19
SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence)
n = 50
No
Dimensi Indikator Rata –rata
1
Tahap Negosiasi
a. Eksplorasi 3.57
b. Tawar-menawar 4.20
c. Legalisasi 4.19
2 Struktur alur bernegosiasi
a. Pendahuluan 3.92
b. Berlangsungnya Negosiasi 3.70
c. Penutupan 4.12
3
Melatih kemampuan bernegosiasi
a. Strategi 3.94
b. Tidak Mudah Terpancing Emosi 3.47
c. Tanpa Debat 2.51
d. Menyimak Lawan Bicara 3.65
e. Tidak Malu Bertanya 3.38
4 Taktik negosiasi
a. Berdiam 3.30
b. Ikan Haring Merah 3.83
c. Pernyataan Tertulis 3.95
d. Pertukaran 4.02
e. Ultimatum 2.54
f. Berjalan Keluar 2.52
g. Kemampuan untuk Mengatakan tidak 3.95
h. Mengernyit 2.75
i. Perilaku Menghina 2.88
5 Negosiastor
a. Pengetahuan Negosiator 3.67
b. Sikap Negosiator 3.44
c. Keterampilan Negosiator 3.96
111
Diagram 4.1.
Mean Per Indikator
NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19
SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence)
n = 50
Tabel dan diagram mean per indikator di atas merupakan hasil rata-
rata dari penyebaran kuesioner kepada 50 responden dengan 58 pernyataan.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi berada pada
indikator tawar menawar yaitu sebesar 4,20. Selain memiliki nilai mean
tertinggi, pada tabel dan diagram di atas terdapat indikator dengan nilai mean
terendah yang terdapat pada indikator tanpadebat yaitu sebesar 2,51.
3,57
4,20 4,19
3,92
3,70
4,12 3,94
3,47
2,51
3,65
3,38 3,30
3,83 3,95 4,02
2,54 2,52
3,95
2,73 2,88
3,67
3,44
3,96
1
2
3
4
5
Eksp
lora
si
Taw
ar-m
enaw
ar
Lega
lisas
i
Pen
dah
ulu
an
Ber
lan
gsu
ngn
ya N
ego
sias
i
Pen
utu
pan
Stra
tegi
Tid
ak M
ud
ah T
erp
anci
ng …
Tan
pa
Deb
at
Men
yim
ak L
awan
Bic
ara
Tid
ak M
alu
Ber
tan
ya
Ber
dia
m (
Sile
nce
)
Ikan
Har
ing
Mer
ah (
Red
…
Per
nya
taan
Ter
tulis
(Th
e …
Per
tuka
ran
(Th
e Tr
ade-
off
)
Ult
imat
um
(Th
e U
ltim
atu
m)
Ber
jala
n K
elu
ar (
Wal
kin
g O
ut)
Kem
amp
uan
un
tuk …
Men
gern
yit
(Th
e W
ince
)
Per
ilaku
Men
ghin
a …
Pen
geta
hu
an N
ego
siat
or
Sika
p N
ego
siat
or
Ket
eram
pila
n N
ego
siat
or
112
Indikator tertinggi di atas menunjukkan bahwa rata-rata jawaban
responden adalah setuju untuk indikator tawar menawar. Responden
menyatakan setuju bahwa PT Jakarta Cipta Utama melakukan tawar
menawar dengan warga dimana PTJakarta Cipta Utama mengajak
berdiskusi, membuat kesepakatan dengan warga, serta memberikan
kesempatan warga untuk memberikan idenya terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warga perumahan Griya
Bintara Indah yang hadir dalam negosiasi memberikan pengaruh kepada PT
Jakarta Cipta Utama dalam melakukan negosiasi yaitu tawar menawar
sehingga negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya PT Jakarta Cipta Utama
dapat berjalan lancar.
Sedangkan nilai mean terendah berada pada indikator tanpa debat.
Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa responden merasa PT Jakarta
Cipta Utama dalam bernegosiasi melakukan perdebatan-perdebatan kecil
dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi seperti membantah
apa yang dikatakan warga, tidak menerima dengan baik saran yang diberikan
warga, dan tidak ersikap adil terhadap warga. Sehingga dari indikator ini PT
Jakarta Cipta Utama dapat menjadikan bahan evaluasi demi kelancaran
negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya.
113
Tabel 4.60.
Mean Per Dimensi
NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19
SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence)
n = 50
No Dimensi Rata -
rata
1 Tahap Negosiasi 3.99
2 Struktur Alur Konsentrasi dalam
Bernegosiasi 3.91
3 Melatih Kemampuan Bernegosiasi 3.39
4 Taktik Negosiasi yang dapat digunakan
dan dihindari 2.89
5 Negosiator 3.69
114
Diagram 4.2.
Mean Per Dimensi
NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19
SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence)
n = 50
Tabel dan gambar diagram mean per dimensi di atas merupakan hasil
rata-rata dari penyebaran kuesioner kepada 50 responden dengan 58
pernyataan. Terdapat satu dimensi yang memiliki nilai mean tertinggi sebesar
3,99. Dimensi tersebut adalah dimensi tahap negosiasi. Dimensi ini memiliki
3,99 3,91
3,39
2,89
3,69
1
2
3
4
5
Tahap Negosiasi Struktur Alur Konsentrasi dalam
Bernegosiasi
Melatih Kemampuan Bernegosiasi
Taktik Negosiasi Negosiator
115
tiga indikator yaitu eksplorasi, tawar menawar dan legaliasi. Dalam dimensi
ini rata-rata responden menjawab setuju.
Namun, terdapat satu dimensi yang memiliki nilai mean terendah sebesar
2,89 yaitu pada dimensi taktik negosiasi. Dimensi ini memiliki sembilan
indikator berdiam, ikan haring merah, penyataan tertulis, pertukaran,
ultimatum, berjalan keluar, kemampuan untuk mengatakan tidak, mengernyit
perilaku menghina. Meskipun memiliki nilai mean terendah, dalam dimensi ini
rata-rata responden menjawab setuju.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan konsep manajemen komunikasi dan
variabel negosiasi dimana negosiasi sebagai proses untuk mencapai
kesepakatan bersama dengan memperkecil perbedaan serta
mengembangkan persamaan guna meraih tujuan bersama yang saling
menguntungkan.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui Negosiasi PT Jakarta
Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
Negosiasi dilakukan pada tanggal 19 September 2015. Penelitian ini terdiri
dari lima dimensi yang terdapat pada buku Rismi Somad dan Donni Juni
Priansa yang berjudul Manajemen Komunikasi Mengembangkan Bisnis
Berorientasi Pelanggan.
Dimensi pertama yaitu tahap negosiasi yang memiliki indikator
eksplorasi, tawar menawar, dan legalisasi. Dalam tahap negosiasi PT Jakarta
Cipta Utama sudah mengeksplorasi yang merupakan proses menemukan
116
masalah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis masalah dan
eksplorasi ini dilakukan sebelum negosiasi berlangsung oleh kedua belah
pihak yaitu PT Jakarta Cipta Utama dan warga perumahan Griya Bintara
Indah bekasi. Selanjutnya kedua belah pihak bisa melakukan tawar menawar
untuk mencapai kesepakatan bersama lalu melakukan legalisasi atau
pengesahan hasil kesepakatan bersama.
Dimensi kedua struktur alur bernegosiasi yang memiliki indikator
pendahuluan, berlangsungnya negosiasi, dan penutupan. Dimana dalam
melakukan negosiasi terdapat tiga alur atau tahap, dimana tahap awal
pendahuluan ini merupakan tahap awal yang penting dalam negosiasi dan
PT Jakarta Cipta Utama sudah melewati tahap pendahuluan, lalu memasukki
tahap kedua yaitu berlangsungnya negosiasi, didalam tahap ini PT Jakarta
Cipta Utama sudah mulai masuk ke inti permasalahan yaitu terkait
pembangunan Apartemen Bintara Residence dengan warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi, selanjutnya tahap yang terkahir yaitu tahap
penutupan disini PT Jakarta Cipta Utama dapat membuat kesepakat dengan
warga, dan apabila negosiasi belum menghasilkan keputusan yang tuntas,
maka perlu dilakukan negosiasi antar kedua belah pihak.
Dimensi ketiga yaitu melatih kemampuan untuk bernegosiasi yang
memiliki indikator strategi, tidak mudah terpancing emosi, tanpa debat,
menyimak lawan bicara, dan tidak malu bertanya. Dalam hal ini PT Jakarta
Cipta Utama juga memiliki strategi untuk melakukan pendekatan dengan
warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Selanjutnya PT Jakarta Cipta
117
Utama juga tidak mudah terpancing emosi, karena PT Jakarta Cipta Utama
memiliki keterampilan komunikasi yang baik denga warga perumahan Griya
Bintara Indah. Dalam bernegosiasi dengan warga perumahan Griya Bintara
Indah bekasi, terjadi perdebatan kecil antara PT Jakarta Cipta Utama dengan
warga namun masih bisa dikendalikan.
Berikutnya pada dimensi yang taktik negosiasi yang memiliki indikator
berdiam, ikan haring merah,pernyataan tertulis, pertukaran, ultimatum,
berjalan keluar, kemampuan untuk mengatakan tidak. Dalam hal
bernegosiasi ada taktik-taktik yang dapat digunakan dan dapat dihindari. PT
Jakarta Cipta Utama sudah menerapkan taktik-taktik ini dalam bernegosiasi
dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
Pada dimensi kelima yaitu negosiator yang memiliki indikator
pengetahuan negosiator, sikap negosiator, dan keterampilan negosiator.
Dalam hal ini negosiator juga harus memiliki pengetahuan mengenai
lawannya, harus bersikap baik, memiliki keterampilan mengekspresikan
permasalah didepan lawan, dan PT Jakarta Cipta Utama memiliki ketiga hal
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat nilai mean tertinggi berada pada
dimensi tahap negosiasi, pada dimensi ini terdapat tiga indikator yaitu
eksplorasi, tawar menawar, dan legalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa PT
Jakarta Cipta Utama telah melewati ketiga tahap negosiasi dengan baik,
terbukti dari ketiga indikator ini memiliki nilai mean yang tingg. Pihak PT
Jakarta Cipta Utama berhasil mengeksplorasi masalah yang terjadi apabila
118
Proyek Apartemen Bintara Residence dibangun seperti masalah banjir dan
kemacetan serta pihak PT Jakarta Cipta Utama juga akan memberikan solusi
atas masalah tersebut. Pada tahap negosiasi ini pihak PT Jakarta Cipta
Utama juga melakukan tawar-menawar dengan cara melakukan diskusi dan
membuat kesepakatan dengan warga terkait pembangunan Apartemen
Bintara Residence. Pihak PT Jakarta Cipta Utama juga melakukan Legalisasi
dengan membuat dokumen atau surat perjanjian mengenai hasil
kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.
Adapun dimensi dengan nilai mean terendah berada pada dimensi ke
empat yaitu taktik negosiasi. Dimensi ini memiliki 9 indikator yaitu berdiam,
ikan haring merah, penyataan tertulis, pertukaran, ultimatum, berjalan keluar,
kemampuan untuk mengatakan tidak,mengernyit, perilaku menghina. Hal ini
menunjukkan bahwa PT Jakarta Cipta Utama belum optimal dalam
menggunakan taktik negosiasi pada saat negosiasi berlangsung.
119
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan peneliatan yang telah penulis jelaskan dibab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Tahap negosiasi merupakan tahap yang paling sukses dilakukan oleh
PT Jakarta Cipta Utama, dimana didalam tahap negosiasi PT Jakarta Cipta
Utama sudah mengeksplorasi dan mengidentifikasi masalah yang terjadi di
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi apabila pembangunan proyek
Apartemen Bintara Residence dilakukan, lalu pihak PT Jakarta Cipta Utama
juga melakukan tawar-menawar serta melakukan legalisasi atas hasil
kesepakatan yang dilakukan kedua belah pihak. Hal ini juga di dukung oleh
kedua belah pihak yang turut serta dalam tahap negosiasi.
2. Dalam hal taktik negosiasi, terdapat sembilan taktik yang dapat
digunakan dan dihindari oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama seperti,
penyataan tertulis, pertukaran, ultimatum, berjalan keluar, kemampuan untuk
mengatakan tidak,mengernyit, perilaku menghina, mengernyit dan perilaku
menghina. Dalam penggunaan taktik negosiasi PT Jakarta Cipta Utama
belum optimal dalam menggunakan taktik negosiasi pada saat negosiasi
berlangsung.
120
5.2. Saran
1. Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka penulis menyarankan
agar PT Jakarta Cipta Utama lebih meningkatkan proses sebelum negosiasi
seperti mengeksplorasi masalah lalu memberikan solusi, melakukan tawar
menawar dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi, dan
membuat surat kesepakatan bersama antar kedua belah pihak, agar
memudahkan negosiasi yang akan dilakukan kembali.
2. Selain itu PT Jakarta Cipta Utama juga harus memilah taktik negosiasi
yang akan digunakan dalam bernegosiasi seperti taktik yang dapat
digunakan dan taktik yang dapat dihindari, sehingga negosiasi yang sedang
berlangsung akan berjalan dengan baik.
121
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Achmadi, Abu dan Cholid Narbuko. 2004. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Geraiilmu.
Akdon, Ridwan. 2010. Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika, Bandung: Alfabeta.
Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Persada Media Group.
Et Al, Jason A. Colquitt. 2011. Organizational Behaviour: improving performance and commitment in the workplace, USA:McGraw-Hill.
Firdaus, M. Aziz. 2012. Metode Penelitian, Tangerang: Jelajah Nusa.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:Universitas Diponegoro.
Hermawan, Asep. 2007. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Jakarta: PT Grasindo.
Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Jakarta: Graha Ilmu.
Jannah, Lina Miftahul dan Bambang Prasetyo. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Judge, Timothy A. & Stephen P. Robbin. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
Kountur D, Ronny. 2004. Metode Peneltian Skripsi dan Tesis, Jakarta:PMM.
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta:Kencana.
Maholtra, Naresh K. 2010. Marketing Research: Sixt Editions, New Jersey: Pearson Education.
Neuman, W. Laurence. 2011. Sosial Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson Education.
122
Priansa, Donni Juni & Rismi Somad. 2014. Manajemen Komunikasi Mengembangkan Bisnis Berorientasi Pelanggan, Bandung: Alfabeta.
Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosadakarya.
Rozak, Abd. 2012. Pengantar Statistika, Malang: Intimedia.
Sangadji, Etta Mamang. 2010. Metodologi Peneltian, Praktis Dalam Penelitian, Yogyakarta: Refika Aditama.
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sunariah, Nia Siti dan Kasmadi. 2014. Panduan Modern Peneletian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta.
West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanikas.
Yuliaty, Kinkin. 2010. Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press.
Sumber lain.
Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak
Pembangunan Proyek Apartemen https://infobekasi.co.id/2017/02/04/
diakses pada hari Minggu 9 april 2017 pukul 10.55 WIB
Negosiasi dalam Kegiatan Humas http://www.lspr.edu/ diakses pada hari Sabtu pukul 11.12 WIB
Pengertian Manajemen Komunikasi http://www.definisi-pengertian.com/
diakses pada hari Jumat tanggal 21 April 2017 pukul 11.46 WIB
Profile Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari
Minggu 9 april 2017 pukul 10.32 WIB
Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga
http://nasional.news.viva.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 April 2017
pukul 10.44 WIB
123
Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence
http://www.republika.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 April 2017 pukul
10.41 WIB
LAMPIRAN
xvi
Lampiran 1: Berita di Media Online terkait kasus penolakan Apartemen Bintara
Residence
Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga
Warga tak terima pembangunan di tanah resapan air. Minggu, 30 Oktober 2016 | 16:36 WIB Oleh : Toto Pribadi, Muhammad Hary Fauzan (Bekasi)
Ilustrasi aksi demonstrasi (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
VIVA.co.id – Takut wilayahnya banjir, ratusan warga Perumahan Griya Bintara
Indah, Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi, menggelar unjuk rasa menolak rencana
pembangunan Apartemen Bintara Residence di depan gerbang perumahannya,
Minggu 30 Oktober 2016 pagi.
Alasan penolakan warga adalah gedung apartemen yang akan dibangun di jalan
Terusan I Gusti Ngurah Rai, Kota Bekasi (samping Indogrosir), menggunakan tanah
resapan air dan lahan fasos fasum milik warga seluas 2.800 meter persegi.
"Kami menolak rencana pembangunan apartemen ini karena, lahan yang digunakan
adalah tanah resapan air dan tanah fasos fasum warga. Kalau mereka tetap
membangun gedung apartemen, kami khawatir daerah kami jadi banjir," kata salah
satu perwakilan warga, Randy Saragih, Minggu 30 Oktober 2016.
xvii
Menurutnya, bukan kali ini saja pihaknya dan warga melakukan aksi penolakan
terhadap pembangunan apartemen tersebut. Namun, sudah satu tahun yang lalu
bahkan dengan membuat surat untuk ditujukan ke pihak pemerintah Kota Bekasi.
"Penolakan ini sudah kami lakukan sejak satu tahun, dan sudah juga kami buat surat
mulai dari Lurah sampai ke Walikota. Tapi sepertinya, keluhan kami tak digubris oleh
mereka semua," ujarnya.
Hal ini, diakui Randy, setelah pihaknya mengetahui kalau pihak pengembang
apartemen yakni, PT Jakarta Cipta Utama akhir-akhir ini diketahui sedang
memasarkan setiap unit apartemen Bintara Residence yang masih dalam rencana
pembangunannya di gerbang perumahan warga tersebut.
"Ada warga yang lihat marketing Apartemen pasarkan unit apartemennya dengan
menyebarkan brosur di mal-mal Bekasi. Artinya, mereka memiliki jaminan kalau
bangunan ini akan tetap berdiri. Dan kami tak akan pernah setuju," ujar Randy.
Lebih lanjut, Randy menjelaskan pembangunan apartemen ini rencananya akan
berada di tanah seluas 15.500 meter persegi dengan di antaranya merupakan lahan
fasos fasum di wilayahnya. Dan bangunan itu pun bakal dibuat sebanyak 3 tower
dengan tinggi 26 lantai, dengan jumlah 2400 unit apartemen.
"Aksi penolakan kami akan terus dilakukan dan kalaupun tak dapat tanggapan, kami
akan menggelar lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi," katanya.
Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/841377-proyek-apartemen-
bintara-residence-diprotes-warga
xviii
Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen
Sabtu, 4 Februari 2017 - 14:03 PM
BEKASI BARAT – Tidak adanya transparansi publik terkait Surat Izin Pelaksanaan Mendirikan Bangunan (SIPMB) dan berdampak negatif terhadap tempat tinggal mereka, sebanyak dua ratus orang warga Perumahan Griya Bintara di empat RW, pada Sabtu pagi (04/02) melakukan aksi unjuk rasa di lokasi pembangunan proyek Apartemen PT Jakarta Cipta Utama, di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat.
Menurut warga, mereka menolak pembangunan proyek apartemen karena jadi banjir, sebab lokasi tersebut merupakan salah satu akses resapan air sejumlah perumahan di Kelurahan Bintara.
“Ini aksi yang kedua kalinya. Aksi ini juga sama seperti sebelum-sebelumnya, yaitu menolak proyek pembangunan apartemen, karena menyebabkan banjir,” ujar Randi Saragih, salah satu pendemo kepada infobekasi.co.id.
Selain itu, pihak apartemen mengaku sudah mengantongi izin dari Pemerintaha Kota Bekasi, namun yang diberikan kepada warga hanya foto kopiannya saja.
”Kami udah coba konfirmasi ke bagian perizinan di Pemkot Bekasi, tapi selalu di “ping pong” ke sana ke sini, ini namanya tidak ada transparansi publik namanya,” kata Randi.
Ia berharap Rahmat Effendi, selaku wali kota mau mendengarkan keluhan mereka.
xix
“Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mendengarkan keluhan warganya ini. Karena jika akan dipaksakan pembangunan tersebut, dampaknya sangat besar bagi masyarakat,” tutur dia. (Tio)
Sumber:
https://infobekasi.co.id/2017/02/04/berdampak-negatif-ratusan-warga-perumahan-griya-bintara-tolak-pembangunan-proyek-apartemen/
xx
Selasa , 01 November 2016, 18:48 WIB
Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence
Rep: Kabul Astuti/ Red: Ani Nursalikah
Republika/Adhi Wicaksono
Ilustrasi - Pembangunan apartemen
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga Perumahan Griya Bintara Indah (GBI), Jalan I
Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Bintara, Kec Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat
menolak rencana pembangunan Apartemen Bintara Residence. Keberadaan
apartemen ini dinilai akan menimbulkan dampak sosio-lingkungan, seperti banjir,
kekumuhan, masalah sosial, dan kemacetan lalu lintas.
Ketua Tim Teknis Forum Lintas RW Perum GBI, Randy Saragih mengatakan warga
menolak pembangunan apartemen seluas 15.500 meter persegi tersebut. Penolakan
berasal dari warga RW 08, 11, 12, dan 16 yang terdampak langsung pembangunan
apartemen. "Kami mewakili masyarakat 4 RW yang kurang lebih berjumlah 3000 KK
p menolak tegas pembangunan apartemen Bintara Residence," kata Randy Saragih,
kepada Republika.co.id, Selasa (1/11).
Randy mengatakan, warga Griya Bintara Indah mengkhawatirkan dampak sosio-
lingkungan yang akan timbul akibat pembangunan apartemen Bintara Residence.
xxi
Keberadaan apartemen menurutnya akan mengurangi kenyamanan dan kualitas
hidup warga Perum Griya Bintara Indah. Ada banyak faktor yang dicemaskan warga,
seperti dampak banjir, kemacetan, keamanan, masalah sosial kemasyarakatan, dan
kepadatan kendaraan.
Warga Griya Bintara Indah mengaku kecewa terhadap Pemkot Bekasi yang
mengeluarkan perizinan pembangunan apartemen tersebut. Menurut Randy,
sosialisasi yang dilakukan pihak pengembang kepada warga sangat minimalis dan
tidak menjawab poin utama permasalahan yang dikhawatirkan warga. Ia
mempertanyakan tanggung jawab pemkot terhadap warga sekitar saat memberikan
izin pembangunan apartemen tersebut.
Pembangunan apartemen ini dilakukan oleh pihak pengembang PT Jakarta Cipta
Utama (JCU). Mereka akan membangun tiga tower. Tower A dan B mempunyai
ketinggian 26 lantai, sedangkan tower C berketinggian 30 lantai. Tower A dan B
mempunyai kapasitas 2400 unit, sedangkan satu tower lain berupa hotel. PT JCU
juga berencana membangun 42 ruko, persis menghadap Jalan I Gusti Ngurah Rai,
Bekasi Barat.
Randy mengkhawatirkan kemacetan yang akan terjadi mengingat Jalan I Gusti
Ngurah Rai sudah tidak mungkin diperluas. Dengan adanya 2.400 unit yang
disiapkan, dapat ditaksir juga akan ada kendaraan dalam jumlah yang sama.
Hal itu menurut dia sama dengan memindahkan potensi kemacetan ke depan wajah
Kota Bekasi, yang berbatasan dengan Jakarta Timur. Randy mengungkapkan,
warga Perum GBI juga menduga adanya pencaplokan tanah fasos-fasum milik
Perum Griya Bintara Indah oleh PT JCU.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek nasional/16/11/01/ofyosn366-warga-tolak-pembangunan-apartemen- bintara-residence
xxii
Lampiran 2: Surat Observasi ke PT Jakarta Cipta Utama
xxiii
Lampiran 3: Surat Observasi ke Forum Lintas RW perumahan Griya BIntara Indah Bekasi
xxiv
Lampiran 4: Daftar hadir pertemuan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
xxv
xxvi
xxvii
xxviii
Lampiran 5: Transkip Wawancara dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan
P : Proyek apartemen bintara residence sudah dimulai dari kapan pak?
N : Sebenernya apartemen ini sudah ada dari tahun 2013, namun pembangunannya
baru dilaksanakan akhir tahun 2016.
P : Dalam pembangunan apartemen tersebut kan sudah ada penolakan dari warga
perumahan griya bintara indah ya pak, bagimana tanggapan bapak?
N : Sebenarnya ya mba, pembangunan apartemen ini bukan untuk kepentingan
bisnis semata saja mba, tetapi pihak kami juga memikirkan lingkungan sekitar.
Pembangunan apartemen bintara residence ini nantinya akan menciptakan
lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, selain itu kami akan membuat lingkungan
tersebut terlihat luxe dan akan dirasakan oleh warga sekitar.
P : Apakah sebelumnya dari pihak PT Jakarta Cipta Utama sudah memberitahukan
kepada warga perumahan griya bintara indah?
N : Sudah, kami sudah memberitahukan kepada warga perumahan griya bintara
indah, kami juga sudah berkomunikasi langsung dengan warga perumahan griya
bintara indah. Kami bersama-sama membicarakan mengenai pembangunan
apartemen bintara residence.
P : Apakah dari pihak PT Jakarta Cipta Utama sudah melakukan pertemuan dengan
warga perumahan griya bintara indah? Kalau sudah, kapan dan dimana?
xxix
N : Sudah mba, kami sudah melakukan pertemuan dengan warga di aula kelurahan
bintara pada tanggal 19 September 2015.
P : Lalu apa saja yang dibahas didalam pertemuan tersebut?
N : Masih seputar penolakan pembangunan apartemen bintara residence mba.
P : Apakah sudah menemukan titik terang dari pertemuan tersebut pak? Kalau
belum apakah akan diadakan pertemuan kembali?
N : Belum mba, sejauh ini warga masih menolak mba. Ya kami akan mengadakan
pertemuan kembali.
xxx
Lampiran 6 : Transkip Wawancara dengan Sekretariat Forum Lintas RW Perumahan Griya Bintara Indah yaitu Bapak Mamat
P : Apakah sebelumnya sebelumnya warga perumahan ini mengetahui adanya
pembangunan proyek apartemen bintara residence?
N : Iya tahu mba, kan memang ada pihak dari pengembang medatangi perumahan
untuk mensosialisasikan pembangunan apartemen bintara residence.
P : Lalu bagaimana tanggapan warga mengenai pembangunan apartemen bintara
residence?
N : Kami warga perumahan disini menolak ya mba pembangunan apartemen bintara
residence, dikarenakan apabila apartemen tetap dibangun akan menimbulkan banjir
diperumahan ini. tidak apartemen saja sudah banjir mba. Lalu penyerobotan lahan
fasos dan fasum oleh pihak pengembang yang menjadi alasan kami menolak
pembangunan apartemen tersebut, lahan tersebut yang menjadi tempat resapan air
apabila hujan turun. Kalau nanti apartemen itu dibangun, tidak ada lagi tempat
resapan air.
P : Apakah pihak PT Jakarta Cipta Utama sudah melakukan pertemuan dengan
warga perumahan pak? Kalau sudah dmn tempat pertemuan tersebut?
N : Sudah mba, kami sudah melakukan pertemuan dengan pihak pengembang,
dibalai warga.
P : Lalu ada berapa perwakilan warga pak yang hadir didalam pertemuan tersebut?
N : Ada 80 orang yang hadir dalam pertemuan tersebut.
P : Apa saja pak yang dibahas didalam pertemuan tersebut?
xxxi
N : Masih seputar penolakan warga terkait pembangunan apartemen bintara
residence mba. Bagaimana pun juga kami warga perumahan menolak
pembangunan proyek apartemen bintara residence.
xxxii
Lampiran 7 : Formulir Kegiatan Bimbingan
xxxiii
xxxiv
Lampiran 8 :
KUESIONER
Saya Harpri Sabilla Baron mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat, Jurusan Ilmu Sosial Politik, Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2013 sedang melakukan penelitian di Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi, untuk Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI). Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir, yang berjudul
Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
(SD: Negosiasi Dilakukan Pada Tanggal 19 September 2015)
Dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan penilaian anda. Atas bantuan dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih.
Petunjuk pengisian:
Setiap pernyataan dapat dipilih penilaiannya dengan menggunakan checklist (√) di kolom yang telah disediakan. Berikan satu jawaban dalam setiap penyataan.
Skala 5 (SS) : Sangat Setuju Skala 4 (S) : Setuju Skala 3 (RR) : Ragu-Ragu Skala 2 (TS) : Tidak Setuju Skala 1 (STS): Sangat Tidak Setuju
Contoh :
NO INDIKATOR 1 SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
1 PT Jakarta Cipta Utama mengidentifikasi masalah banjir yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
√
xxxv
Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
(SD: Negosiasi Dilakukan Pada Tanggal 19 September 2015)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
RW :
A. Tahap Negosiasi
1. Eksplorasi
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
1 PT Jakarta Cipta Utama mengidentifikasi masalah banjir yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
2 PT Jakarta Cipta Utama menganalisis masalah kemacetan yang terjadi di depan perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
3 PT Jakarta Cipta Utama memberikan solusi atas masalah banjir dan kemacetan terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xxxvi
2. Tawar-menawar
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
4 PT Jakarta Cipta Utama mengajak berdiskusi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
5 PT Jakarta Cipta Utama membuat kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
6 PT Jakarta Cipta Utama memberi kesempatan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk memberikan idenya terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
3. Legalisasi
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
7 PT Jakarta Cipta Utama membuat surat perjanjian dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
8 PT Jakarta Cipta Utama membuat dokumen kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xxxvii
B. Struktur Alur Konsentrasi dalam Bernegosiasi 1. Pendahuluan
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
9 PT Jakarta Cipta Utama mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pada saat pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
10 PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan salam dan sapaan hormat didalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
11 PT Jakarta Cipta Utama memperkenalkan siapa saja yang terlibat dalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
2. Berlangsungnya Negosiasi
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
12 PT Jakarta Cipta Utama membuka acara pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi menggunakan kalimat-kalimat motivasi.
13 PT Jakarta Cipta Utama menggunakan data-data valid sebagai bahan dalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
xxxviii
3. Penutupan
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
14 PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan hasil kesepakatan bersama pada saat pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
15 PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan untuk mengadakan pertemuan kembali dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
16 PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan terima kasih sebelum pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditutup terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
C. Melatih Kemampuan Bernegosiasi
1. Strategi
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
17 PT Jakarta Cipta Utama melakukan pendekatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
18 PT Jakarta Cipta Utama mengunjungi perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk bertemu dengan warga sekitar.
xxxix
2. Tidak Mudah Terpancing Emosi
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
19 PT Jakarta Cipta Utama tidak mudah marah pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
20 PT Jakarta Cipta Utama menggunakan bahasa tubuh yang baik pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
21 PT Jakarta Cipta Utama membangun komunikasi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
3. Tanpa Debat
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
22 PT Jakarta Utama tidak membantah warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi saat negosiasi berlangsung.
23 PT Jakarta Cipta Utama menerima dengan baik saran yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada saat negosiasi berlangsung.
24 PT Jakarta Cipta Utama bersikap adil terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
xl
4. Menyimak Lawan Bicara
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
25 PT Jakarta Cipta Utama
mendengarkan aspirasi warga
perumahan Griya Bintara Indah
Bekasi terkait pembangunan
Apartemen Bintara Residence.
26 PT Jakarta Cipta Utama menanggapi
pertanyaan warga perumahan Griya
Bintara Indah Bekasi terkait
pembangunan proyek Apartemen
Bintara Residence.
27 PT Jakarta Cipta Utama memberikan
penjelasan kepada warga perumahan
Griya Bintara Indah Bekasi terkait
pembangunan Apartemen Bintara
Residence.
5. Tidak Malu Bertanya
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
28 PT Jakarta Cipta Utama melakukan sesi tanya jawab dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
29 PT Jakarta Cipta Utama menyimak apa yang ditanyakan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
xli
D. Taktik Negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari
1. Berdiam (The Silence)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
30 PT Jakarta Cipta Utama menjawab pertanyaan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
31 PT Jakarta Cipta Utama memberikan kelonggaran kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dalam memberikan pertanyaan terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
32 PT Jakarta Cipta Utama memberikan hak penuh kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dalam memberikan pendapat terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
2. Ikan Haring Merah (Red Herring)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
33 PT Jakarta Cipta Utama mengalihkan pertanyaan yang diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
34 PT Jakarta Cipta Cipta Utama memberikan isu lain kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xlii
3. Pernyataan Tertulis (The Written Word)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
35 PT Jakarta Cipta Utama memberikan persyaratan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
36 PT Jakarta melakukan perjanjian dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
4. Pertukaran (The Trade-Off)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
37 PT Jakarta Cipta Utama melakukan kompromi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
38 PT Jakarta Cipta Utama memberikan penawaran kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xliii
5. Ultimatum (The Ultimatum)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
39 PT Jakarta Cipta Utama memberikan peringatan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
40 PT Jakarta Cipta Utama mengintimidasi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
41 PT Jakarta Cipta Utama memberikan ancaman kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
6. Berjalan Keluar (Walking Out)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
42 PT Jakarta Cipta Utama menghindari pertanyaan yang diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
43 PT Jakarta Cipta Utama keluar ruangan pada saat negosiasi berlangsung dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait penolakan pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xliv
7. Kemampuan untuk Mengatakan “Tidak” (The Ability to Say “Not”)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
44 PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan informasi secara tepat kepada warga perumahanan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
45 PT Jakarta Cipta Utama menjawab secara tidak langsung pertanyaan yang diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
46 PT Jakarta Cipta Utama memberikan jawaban “tidak” terhadap pertanyaan yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
8. Mengernyit (The Wince)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
47 PT Jakarta Cipta Utama memberikan ekspresi terkejut terhadap pendapat warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
48 PT Jakarta Cipta Utama memberikan reaksi negative terhadap pendapat yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangungan Apartemen Bintara Residence.
xlv
9. Perilaku Menghina (Outrageous Behaviour)
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
49 PT Jakarta Cipta Utama menggertak warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada saat negosiasi berlangsung terkait pembangun Apartemen Bintara Residence.
50 PT Jakarta Cipta Utama memaksa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk menandatangani kontrak terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
E. Negosiator
1. Pengetahuan Negosiator
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
51 PT Jakarta Cipta Utama memiliki wawasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
52 PT Jakarta menguasai bahasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
53 PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan ide-idenya kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xlvi
2. Sikap Negosiator
NO Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
54 PT Jakarta Cipta Utama memperhatikan kepentingan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
55 PT Jakarta Cipta Utama mengahargai pendapat warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
56 PT Jakarta Cipta Utama berlaku sopan terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
3. Keterampilan Negosiator
NO PT Jakarta Cipta Utama mempu mengekspresikan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
57 PT Jakarta Cipta Utama mempu mengekspresikan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
58 PT Jakarta Cipta Utama memaparkan secara detil mengenai permasalah didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xlvii
Lampiran 9 : Cooding Sheet
Dimensi 1 Dimensi 2
Indikator 1 Indikator
2 Indikator
3 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 3 3 4 4 3 4 4 5 1 5 2 4 3 5 4 1
4 3 3 3 4 2 4 4 5 5 1 5 5 3 2 4 3
5 3 1 4 4 5 4 3 5 1 4 4 4 2 5 4 5
6 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 2 4 4 4 5 5 3 4 2 5 3 2 1 5 2 5
8 4 4 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5
9 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
10 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
11 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
12 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5
13 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5
14 4 4 3 5 3 5 4 5 5 1 5 5 3 2 5 4
15 4 4 4 5 3 5 4 5 1 1 4 5 3 2 5 4
16 4 4 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
17 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 3 3 5 4
18 3 3 4 5 2 5 4 5 5 1 4 5 3 2 4 3
19 4 4 5 5 4 5 5 2 5 4 5 5 5 4 5 5
20 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4
21 3 4 3 4 3 5 3 4 4 5 4 1 1 4 5 5
22 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5
23 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 5
24 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 3 5 5 4 5 5
25 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5
26 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
27 3 2 3 4 3 1 3 5 4 4 5 3 2 5 2 3
28 3 2 2 4 4 2 4 5 5 5 2 4 2 3 2 5
29 5 4 3 3 4 1 1 1 5 1 3 3 3 5 5 1
30 3 3 4 4 1 4 4 5 1 5 5 5 3 2 4 3
31 3 2 5 4 2 3 4 5 5 4 5 3 2 5 2 5
32 2 4 2 4 1 4 2 4 1 5 1 5 1 1 4 5
33 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
34 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5
xlviii
Dimensi 1 Dimensi 2
Indikator 1 Indikator
2 Indikator
3 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
35 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 2 5 5 5
36 3 3 1 4 4 5 3 5 4 3 4 3 1 5 3 4
37 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 2 5 4 5 5
38 4 4 1 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 3 5 5
39 5 2 2 3 5 5 1 1 4 5 2 2 2 2 1 3
40 2 3 2 4 4 5 2 4 1 1 5 3 1 5 5 5
41 2 3 1 3 4 5 2 4 5 4 4 5 1 1 4 1
42 2 2 4 4 1 5 3 4 4 4 3 3 1 5 5 5
43 1 4 1 3 2 5 1 2 1 4 1 2 5 4 4 5
44 3 2 2 4 4 4 4 5 4 5 3 3 2 4 2 1
45 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 5
46 4 3 2 5 3 5 4 5 4 1 4 4 3 2 4 4
47 4 3 4 5 3 5 4 5 2 1 5 3 3 2 4 4
48 4 3 2 3 2 1 5 1 4 5 3 4 4 3 5 3
49 2 1 2 2 2 5 1 4 2 4 4 3 5 3 2 5
50 4 4 2 5 1 5 2 5 3 2 3 3 2 2 5 5
xlix
Dimensi 3
Indikator
1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 4 5 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3
2 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 4 4
3 5 3 3 4 1 3 5 1 3 4 3 3 5
4 1 3 2 4 1 2 2 2 3 4 1 2 1
5 5 4 2 1 1 3 5 1 2 1 4 2 3
6 5 5 2 5 5 3 5 3 5 5 5 3 5
7 1 2 2 5 1 3 2 1 2 4 4 3 3
8 5 5 4 4 4 3 4 2 5 5 4 5 4
9 5 5 4 5 4 2 4 2 5 4 5 4 4
10 5 5 4 5 4 2 5 2 5 5 5 5 4
11 5 5 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 4
12 5 5 3 5 5 2 5 4 5 4 5 4 5
13 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 2 5 5
14 4 4 3 4 2 2 1 1 4 4 3 3 2
15 4 4 3 4 2 1 2 1 4 5 3 3 2
16 4 5 4 4 3 2 3 1 4 4 4 4 3
17 4 4 3 4 3 2 2 1 4 5 3 1 2
18 3 3 2 4 2 2 2 1 3 4 2 4 1
19 4 5 4 4 4 2 3 1 4 4 4 3 3
20 4 4 3 4 3 2 2 1 4 4 3 4 2
21 1 5 2 4 3 1 5 1 2 5 5 4 5
22 5 4 3 5 5 3 5 4 5 4 5 3 5
23 4 4 3 4 3 1 2 1 4 5 4 4 2
24 4 5 4 4 4 1 3 1 4 4 4 4 3
25 5 5 4 4 4 5 3 1 5 5 4 3 3
26 5 3 3 5 5 1 5 3 5 4 4 4 5
27 4 3 2 1 4 2 4 3 3 4 4 3 3
28 5 3 2 2 5 3 3 1 3 2 5 2 3
29 1 5 5 4 4 1 2 1 1 4 2 1 3
30 1 3 3 4 1 5 3 2 3 3 1 2 4
31 4 3 2 2 1 1 4 1 3 1 2 1 3
32 3 3 1 4 5 5 5 4 1 3 4 2 2
33 5 5 4 5 4 5 4 2 5 4 5 4 4
34 5 5 5 5 5 4 5 2 5 3 5 4 4
l
Dimensi 3
Indikator
1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
35 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5
36 3 5 2 2 5 2 4 1 2 4 5 5 4
37 5 5 4 4 4 3 4 1 5 3 4 3 4
38 4 4 4 4 3 3 2 1 4 3 4 5 2
39 3 4 4 2 2 2 1 1 4 5 2 4 4
40 4 5 1 4 3 1 3 2 1 2 4 5 1
41 3 4 3 5 3 4 1 1 1 5 3 4 4
42 1 3 2 4 5 1 4 1 1 4 4 1 4
43 3 1 4 5 4 1 4 1 1 3 1 4 4
44 4 3 3 3 1 2 1 1 3 4 5 4 4
45 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4
46 3 4 2 4 2 2 3 1 3 2 2 4 2
47 3 4 2 4 2 1 1 1 4 3 2 4 2
48 2 3 2 3 3 1 1 1 1 1 5 4 4
49 5 5 4 3 2 2 1 3 1 3 1 4 2
50 1 4 2 3 2 2 3 1 5 4 4 1 1
li
Dimensi 4
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5 Indikator 6
Indikator 7 Indikator 8
Indikator 9
No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 4 2 2 3 4 3 5 2 4 1 1 1 1 2 5 3 4 1 3 1 3
2 5 3 3 4 5 4 5 5 5 1 3 2 2 1 5 1 5 2 1 2 5
3 2 2 2 4 4 4 5 2 4 1 2 1 2 2 5 4 4 1 3 2 4
4 2 1 1 3 1 1 5 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1
5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 2 2 1 5 2 5 5 4 2 5 1 1
6 4 3 3 4 5 4 5 5 5 2 3 3 2 3 5 5 4 2 4 2 4
7 5 5 3 4 2 3 4 5 5 2 2 1 5 2 5 4 5 2 5 5 1
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5
9 5 4 3 5 5 4 5 5 5 2 4 3 3 3 5 5 4 3 4 2 4
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 3 5 5 5 4 5 3 5
12 2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5
13 5 2 2 3 3 3 5 1 4 1 1 1 1 2 4 1 3 1 2 1 3
14 3 2 3 4 4 4 5 4 4 1 2 2 2 2 5 4 4 2 3 2 4
15 3 3 3 4 4 4 5 4 5 1 3 2 2 2 5 4 4 2 4 2 4
16 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
17 3 2 2 3 5 5 4 5 5 1 2 1 1 5 5 5 1 2 4 1 5
18 3 3 3 4 5 4 5 4 5 2 3 2 2 3 5 5 4 2 4 2 4
19 4 3 1 3 5 2 4 5 4 1 4 2 1 2 5 5 5 2 3 4 1
20 4 4 3 5 5 4 5 5 5 2 4 3 3 3 5 5 4 3 4 2 4
21 4 4 3 5 5 4 5 5 5 2 4 3 4 3 5 5 4 3 5 2 4
22 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5
23 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 5 4 5 3 5
24 4 5 2 4 2 2 4 4 4 1 5 1 1 2 4 3 5 1 3 3 2
25 5 2 1 5 5 5 4 4 2 2 3 2 2 4 5 5 1 2 2 4 3
26 5 3 3 3 3 5 4 1 5 5 5 2 2 3 2 1 2 3 3 3 4
27 1 2 2 3 4 3 5 2 4 1 1 1 1 2 5 3 4 1 3 1 3
28 2 2 1 3 2 1 5 1 4 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2
29 2 4 4 5 5 4 5 5 5 2 5 3 4 3 5 5 5 3 5 3 4
30 2 3 3 4 5 4 5 4 5 2 3 2 2 2 5 4 4 2 4 2 4
31 2 3 3 5 3 5 4 3 5 3 3 1 2 3 5 5 2 2 2 2 3
32 5 2 2 3 5 5 3 4 2 3 3 3 3 1 5 1 5 2 2 3 2
33 5 1 5 5 3 5 4 3 4 3 3 1 2 2 5 5 2 2 3 2 3
34 5 2 3 4 4 4 5 4 5 1 2 2 2 2 5 4 4 2 3 2 4
35 3 1 5 5 3 1 5 4 5 3 1 4 1 1 5 4 5 3 3 3 3
36 5 1 3 4 4 3 2 4 4 2 5 1 3 1 4 4 1 4 4 2 1
lii
37 5 4 5 2 5 1 4 5 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 3 1 3
38 4 1 3 5 4 3 4 1 5 2 5 2 3 3 4 4 5 4 4 1 4
39 3 3 3 4 5 4 5 4 5 2 3 2 2 2 5 4 4 2 4 2 4
40 4 1 3 3 4 3 5 4 5 2 4 3 3 2 4 3 5 3 2 3 4
41 4 3 4 4 2 3 4 3 5 2 3 4 2 1 4 4 4 4 3 2 2
42 3 5 3 4 5 3 3 4 4 3 3 2 2 4 5 2 1 3 2 1 4
43 2 3 4 3 2 2 3 3 5 1 4 2 3 1 4 1 5 3 2 2 2
44 2 4 3 4 5 3 2 3 2 2 3 2 1 2 4 2 4 4 1 3 4
45 2 3 4 4 4 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 4 5 2 2 1 1
46 3 4 5 3 3 3 1 4 4 4 2 1 1 4 1 2 1 1 3 1 2
47 3 2 2 3 3 1 5 1 4 1 1 1 1 2 4 1 3 1 2 1 3
48 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 2 1 1 1 4 4 1 4 4 3 3
49 2 4 4 2 4 1 5 1 5 3 3 4 2 5 2 5 5 1 2 4 4
50 3 4 4 3 5 4 5 1 5 2 2 4 1 1 4 2 5 2 2 4 3
liii
Dimensi 5
Indikator 1 Indikator 2
Indkator 3
No 51 52 53 54 55 56 57 58
1 4 4 3 3 4 3 4 3
2 4 5 5 5 5 5 1 2
3 4 4 3 3 4 3 4 3
4 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 4 1 1 4 5 5 5
6 5 4 5 3 5 4 5 5
7 4 1 1 1 4 5 4 2
8 5 5 5 5 5 5 5 5
9 5 4 5 3 5 4 5 5
10 5 5 5 5 5 5 5 5
11 5 5 5 4 5 5 5 5
12 5 5 5 5 5 5 5 5
13 2 4 2 2 4 3 3 3
14 4 4 3 3 4 3 4 4
15 5 4 4 3 4 4 4 4
16 5 5 5 5 5 5 5 5
17 4 3 1 1 4 1 4 5
18 5 4 5 3 5 4 5 4
19 5 5 1 1 5 1 4 5
20 5 4 5 3 5 4 5 5
21 5 5 5 4 5 4 5 5
22 5 5 5 5 5 5 5 5
23 5 5 5 4 5 5 5 5
24 3 5 4 3 2 2 5 3
25 5 2 3 2 4 3 1 5
26 2 5 5 2 3 1 5 4
27 3 4 2 2 4 3 4 3
28 1 3 1 1 2 1 3 2
29 5 5 5 4 5 5 5 5
30 5 4 5 3 4 4 4 4
31 3 5 5 3 2 2 3 5
32 2 3 3 2 3 3 5 2
33 5 5 5 2 4 1 4 3
34 5 4 4 3 4 4 4 4
liv
35 5 3 3 1 4 4 5 4
36 4 3 1 1 3 1 4 5
37 2 2 4 2 4 3 5 3
38 4 3 4 4 3 4 4 2
39 5 4 4 3 4 4 4 4
40 3 5 4 3 3 5 5 2
41 4 3 4 2 4 4 3 3
42 3 1 1 2 3 3 1 4
43 3 2 1 2 4 3 3 5
44 1 2 1 1 4 4 5 2
45 1 3 4 5 3 4 4 5
46 3 5 1 1 4 5 4 3
47 2 3 2 2 3 2 3 2
48 4 3 4 4 4 5 4 3
49 4 2 4 4 3 5 3 5
50 4 4 4 4 3 5 5 5
lv
Lampiran 10 :
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Harpri Sabilla Baron
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 6 September 1995
Kewarganegaraan : WNI
Alamat : JL. Melati II NO. 60 RT004/02, Jatibening baru,
Pondok Gede, Bekasi, 17412.
No. HP : 081390063806
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. 2001-2007 : SDN Pondok Kelapa 06 Pagi
2. 2007-2010 : SMPN 195 Jakarta
3. 2010-2012 : SMAN 107 Jakarta
4. 2013-Sekarang : DIII Humas Universitas Negeri Jakarta