Konflik Dan Negosiasi
Click here to load reader
-
Upload
whisnu-agung-puraditya -
Category
Documents
-
view
522 -
download
11
Transcript of Konflik Dan Negosiasi
Pengertian konflik
• Adanya ketidakcocokan/ketidaksesuaian anggota yang satu dengan yang lainnya
1. Konflik sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang timbul bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku seseorang terancam (Deutsch, dalam La Monica,1998)
2. Konflik adalah perjuangan diantara kekuatan-kekuatan interdependen (Douglass dan Devis, dalam La Monica,1998)
Pengertian Manajemen Konflik
• Penggunaan teknik-teknik resolusi dan stimulasi untuk meraih level konflik yang diinginkan.
PANDANGAN TERHADAP KONFLIK
• Pandangan tradisional : semua konflik itu buruk, merugikan dan harus dihindari. (1930-1940)
• Pandangan hubungan manusia : konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaan konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi. (1940-1970)
• Pandangan Interaksionis : konflik perlu dipertahankan pada tingkat moderat secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.
Stephen Robbin 1996:429
JENIS-JENIS KONFLIKKonflik dilihat dari segi fungsi:1. Konflik fungsional yaitu konflik
yang mendukung pencapaian tujuan organisasi, dan memperbaiki kinerja kelompok. (Contoh : MBO)
2. Konflik disfungsional yaitu konflik yang merintangi pencapaian tujuan organisasi.
KONFLIK DILIHAT DARI PIHAK YANG TERLIBAT
1. Konflik dalam diri individu2. Konflik antar-individu3. Konflik antar individu dan kelompok4. Konflik antar kelompok5. Konflik antar organisasi6. Konflik antar individu dalam organisasi
yang berbedaStoner and Freeman (1989 : 393)
Konflik dilihat dari posisi seseorang dalam struktur
organisasi :• Konflik vertikal ( atasan dengan
bawahan)• Konflik horizontal ( kedudukanya sama)• Konflik garis dan staf (karyawan lini
dengan penasehat)• Konflik peran (seseorang mengemban
lebih dari satu peran)Winardi (1992:174)
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KONFLIK
• Komunikasi ( kesulitas sematik, gangguan saluran komunikasi)
• Struktur (ukuran kelompok, derajat spesialisasi, dll) HP
• Variabel pribadi (sistem nilai yang dimiliki individu, karakteristik kepribadian) HP
Robbins (1996)
1. Ketidakjelasan peranan atau peranan yang mendua.
2. Persaingan untuk mendapatkan sumberdaya yang terbatas.
3. Rintangan-rintangan dalam komunikasi
4. Konflik sebelumnya yang tidak terselesaikan.
5. Perbedaan-perbedaan individualSchermerhorn
1. Ketidak cocokan kepribadian atau sistem nilai2. Batas-batas pekerjaan yang tidak jelas3. Persaingan untuk mendapatkan sumber daya
yang terbatas.4. Pertukaran informasi atau komunikasi yang tidak
cukup5. Kesalingtergantungan dalam pekerjaan6. Kompleksitas organisasi7. Peraturan-peraturan, standar kerja, atau
kebijakan yang tidak jelas/tidak masuk akal8. Batas waktu penyelesaian pekerjaan yang sulit
dipenuhi9. Pengambilan keputusan secara kolektif yang
terlalu banyak.10. Pengambilan keputusan melalui konsensus11. Harapan-harapan yang tidak terpenuhi12. Tidak menyelesaikan atau menyembunyikan
konflikKreitner dan Kinichi (1995 : 284-285)
Proses terjadinya konflik
Antecedent Conditions :-Communication-Structure-Personal Variabel
Felt Conflict
Conflict
Overt Conflict
Conflict-HandlingBehaviors :CompetitionColaborationCompromiseAvoidanceAccomodation
Decreased GroupPerformance
Performace
Perceived Increased Group
Stage I Potential Opposition
Stage II Cognition and Personalization
Stage III Behavior
Stage IV Outcome
Kontinum Intensitas Konflik
Upaya terang-terangan untuk menghancurkan pihak lain
Konflik Permusuhan
Ketidaksepakatan atau salah paham kecilTiada Konflik
Serangan fisik yang agresif
Ancaman dan ultimatum
Serangan verbal yang tegas
Pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain
Tingkat Kesulitan pengelolaan Konflik
Dimensi Sulit di pecahkan Mudah dipecahkan
Masalah yang menjadi pertanyaan
Masalah prinsip Masalah yang dapat dibagi-bagi
Ukuran taruhan Besar Kecil
Kontinuitas interaksi Transaksi tunggal Hubungan jangka panjang
Struktur pihak-pihak yang terlibat
Tak berbentuk atau terpecah-pecah, dengan kepemimpinan yang lemah
Terpadu, dengan kepemimpinan yang kuat
Keterlibatan pihak ketiga Tidak ada pihak ketiga yang netral
Pihak ketiga dipercaya, kuat, dihormati dan netral
Kemajuan konflik yang dipandang
Tidak seimbang, satu pihak merasa lebih dirugikan
Pihak-pihak telah saling merugikan satu sama lain
Teknik Pemecahan Konflik (S.P. Robbins)
Pemecahan Masalah Pertemuan tatap muka pihak-pihak yang berkomplik dengan maksud mengidentifikasi masalah dan memecahkannya melalui pembahasan terbuka
Sasaran Bersama Menciptakan sasaran bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerjasama masing-masing pihak yang berkomplik
Perluasan sumber daya Bila konflik disebabkan oleh kelangkaan sumberdaya seperti : uang, kesempatan promosi, ruangan kantor, perluasan sumber daya dapat menciptakan menang-menang
Penghindaran Menarik diri dari, atau menekan konflik
Penghalusan Mengabaikan arti perbedaan sembari menekankan kepentingan bersama antara pihak-pihak yang berkonflik
Kompromi Setiap pihak yang berkomplik itu mengorbankan sesuatu yang berharga
Komando otoritatif Manajemen menggunakan otoritas formal untuk menyelesaikan konflik dan kemudian mengkomunikasikan keinginannya ke pihak-pihak yang terlibat
Mengubah variabel manusia
Melakukan pendidikan dan pelatihan untuk mengubah sikap dan perilaku
Mengubah variabel struktur
Mengubah struktur organisasi formal dan pola interaksi pihak-pihak yang berkomplik melalui perancangan ulang pekerjaan, pemindahan, penciptaan posisi dll.
Hubungan konflik dengan kualitas
layanan
Karakteristik jasa :1. Tidak nyata (intangible)2. Tidak terpisahkan (inseparable)3. Tidak dapat disimpan
(perishable)4. Bervariasi (variabel)
Definisi Kualitas Layanan
• Setiap guru memiliki tingkatan kinerja tertentu dalam memberikan pelayanan, sementara siswa memiliki ekspektasi tentang kualitas layanan tertentu.
“ kualitas layanan adalah hasil persepsi siswa tentang perbandingan antara harapan dengan kinerja aktual “
• Bila layanan yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan,maka kualitas layanan yang dipersepsikan memuaskan.
• Bila layanan yang dirasakan melampaui harapan pelanggan, maka kualitas layanan yang dipersepsikan ideal
• Bila layanan yang dirasakan lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas layanan yang dipersepsikan tidak memuaskan
Gronroos, et al., 1997
Lima faktor determinan kualitas layanan
1. Kehandalan (kemampuan memberikan jasa yang dijanjikan tepat waktu)
2. Responsif (Kemauan untukmembantu siswa dan memberikan jasa dengan cepat)
3. Keyakinan ( Kemampuan untuk menimbulkan kepercayaan pada diri siswa melalui perilaku ramah dan sopan)
4. Empati ( Kepedulian atau kemauan untuk memberikan perhatian pribadi pada siswa )
5. Berwujud ( kemampuan dalam menyediakan peralatan, dan media komunikasi yang dibutuhkan siswa)
Keterkaitan konflik dengan kualitas
Pelayanan (kinerja)• Kualitas pelayanan yang unggul
merupakan tingkatan kinerja yang “tinggi” atau yang diharapkan. Hal itu dapat dicapai jika kelima faktor determinan kualitas layanan dapat dipenuhi dalam proses interaksi.
Gambar : keterkaitan konflik dengan kualitas layanan
(kinerja)
Tinggi
Rendah
Kinerja
Tinggi
Tingkat KonflikStephen Robbins(1996)
A B C
Situasi Tingkat Konflik
Tipe Konflik Karakteristik Internal
Organisasi
Kualitas Layanan
A Rendah / Tidak ada konflik
Disfungsional - Apatis- Stagnan- Tdk Responsif- Kekurangan ide
Rendah
B Optimal Fungsional - Hidup- Kritis-diri- Inovatif
Tinggi
C Tinggi Disfungsional - Mengganggu- Kacaubalau- Tidak
Kooperatif
Rendah
• Kunci keberhasilan model robbin adalah bagaimana mengusahakan agar konflik berada pada situasi optimal.
Robbins, konflik itu baik bagi organisasi, jika :1. Konflik merupakan suatu alat untuk menibulkan
perubahan2. Konflik mempermudah terjadinya keterpaduan
(cohesiveness) kelompok;3. Konflik dapat memperbaiki keefektifan
kelompok dan organisasi4. Konflik menimbulkan tingkat ketegangan yang
sedikit lebih tinggi dan lebih konstruktif.
Lima gaya Penanganan Konflik (Kreitner dan Kinicki)
Integrating Obliging
Dominating Avoiding
CompromisingConcern for others
Concern for Self
High
Low
High Low
Integrating (problem solving).
• Dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasi masalah yang dihadapi, kemudian mencari, mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham (misunderstanding), tetapi tidak sesuai untuk memecahkan masalah karena sistem nilai yang berbeda. Kelemahannya memerlukan waktu lama
Obliging (Smoothing)• Gaya ini berupaya mengurangi
perbedaan-perbedaan dan menekankan pada persamaan atau kebersamaan di antara pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada upaya mendorong terjadinya kerjasama.Kelemahannya, penyelesaian bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan.
Dominating (Forcing)• Gaya ini menggunakan legalitas formal
dalam menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok untuk masalah yang tidak terlalu penting dan waktu untuk memutuskan sudah mepet. Kekuatan gaya ini terletak pada efisiensi waktu.
• Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelen atau rasa berat hati untuk menerima keputusan.
Avoiding. • Gaya ini gaya menghindar cocok untuk
memecahkan masalah yang sepele atau energi untuk konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh. Kekuatan gaya adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau mendua.
• Sedangkan kelemahannya Penyelesaian masalah bersifat sementara dan tidak menyelesaikan pokok masalah.
Compromising• Gaya ini menempatkan pada posisi
moderat memadukan antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain untuk saling memberi dan menerima dari pihak yang terlibat. Gaya ini cocok untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tapi memiliki kekuatan yang sama. Kekuatannya pada prosesnya yang demokratis.
• Kelemahannya penyelesaian konflik kadang bersifat sementara.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
• Latar belakang terjadinya konflik• Kategori pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik.• Kompleksitas masalah yang akan
dipecahkan• Kompleksitas organisasi