TUGAS AKHIR - digilib.its.ac.id · di dalam . Mini Blast Furnace . dianggap rata • Kadar Cu dan...
Transcript of TUGAS AKHIR - digilib.its.ac.id · di dalam . Mini Blast Furnace . dianggap rata • Kadar Cu dan...
TUGAS AKHIR
Ronny Mustaqiem 2709100091
Dosen Pembimbing Sungging Pintwantoro, Ph. D
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
EKSTRAKSi CUPRONIKEL DARI BJIH TEMBAGA DAN NIKEL LATERIT PADA MINI BLAST FURNACE DENGAN REDUKTOR
CAMPURAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN BATUBARA
Latar Belakang
Ketersediaan Sumber Daya Alam
UU Minerba UU MINERBA no 4. Tahun 2009 (aktif 12
januari 2014)
Peningkatan Ekonomi
SKILL
PERUMUSAN
Tujuan
Mengetahui: Pengaruh dan nilai optimal variasi berat batubara dan arang sebagai reduktor serta bahan bakar pada proses produksi Cupronikel
Batasan Masalah
• Semua layer di dalam Mini Blast Furnace dianggap rata
• Kadar Cu dan Ni dalam bahan baku mineral dianggap homogen
• Slag, logam,dan matte yang dihitung adalah yang berada di dalam cetakan
• Kadar oksigen, kecepatan semburan udara pada tuyere dianggap sama untuk semua proses
• Kinerja serta kondisi alat dianggap sama untuk semua proses
Rasio Optimal Proses Produksi
Logam Proses
Tembaga
Temperatur Lebur: 1085 °C
Masa Jenis T lebur: 8.02 g/cm3
Nikel
Temperatur Lebur: 1455 °C
Masa Jenis T lebur: 7.81 g·cm−3
Bahan Bakar dan Reduktor
Batubara
Gross calor value : 6500 cal/g
Kadar karbon dan Sulfur, volatile mater, tar, kekuatan
Arang Tempurung kelapa
Gross calor value : 6900 cal/g
Produk Harapan Penggunaan:
• tubes for light-duty condensors, feedwater heaters and evaporators used in power stations and desalination plants
• pipes carrying seawater to fire mains, cooling water systems and ship sanitary systems
• underwater fencing
• cabled tubes for hydraulic and pneumatic lines
• fasteners, crankshafts, hulls and other marine hardware used in boats
• silver-colored circulation coins
• medical equipment
• automobile parts
• jewelry
Cupronickel Ingots
Harga
Komoditas barang Harga Keterangan
Nikel US$ 15.630 /kg sumber dari LME
Tembaga US$ 6.720 / kg sumber dari LME
NPI US$ 16.00/kg untuk kadar nikel 8%
Cupronickel US$ 20-40 / kg tergantung kadar nikel
Batubara IDR 1150 / kg dari Binuang Kalsel
Green Coke IDR 2000 /kg agak susah didapat
Kokas IDR 7800 /kg ketersediaan tidak menentu
Arang Tempurung kelapa IDR 3500 /kg beli dari pembuat di Mojokerto
Arang Tempurung kelapa IDR 5500 /kg beli di Surabaya
Kapur IDR 1200 /kg Beli di Gresik
Proses Smelting secara Umum
Tembaga
• Kadar Cu minimal 40% jika dari ore dan 30% jika dari kosentrat
• Menggunakan kokas atau batubara antrasit
• Kapasitas besar (min. 10 ton skali charging)
• Selain Blast furnace di gunakan Furnace jenis Flash, dll
• Dihasilkan matte atau logam
• Slag dan logam keluar lewat lubang yang berbeda
Nikel
• Mengunakan bahan bakar kokas
• Kapasitas produksi besar sebab kadar nikel dalam laterit sedikit/ kecil
• Dihasilkan NPI, nikckel matte, nikel logamnur listril
• Selain Blast furnace juga digunakan tanur putar dan tanur listrik
• Slag dan logam keluar lewat lubang yang berbeda
Proses Smelting dengan Mini Blast Furnace
• DIRECT Smelting
• Slag dan molten metal keluar dari lubang yang sama
• Menggunakan batubara
• Dapat digunakan pada ore dengan kadar 8 % Cu
• Kapasitas total 1,2 ton skali charge
Reaksi
• 1. Malasit
• CuCO3.Cu(OH)2 + Heat 2CuO + CO2 + H2O
• 2CuO + 2CO 2Cu + 2CO2
• 2. Chalcopirit
• CuFeS2 + heat CuS (matte) + FeS
• CuS + O2 Cu + SO2
• 3. Tenorit
• CuO + CO Cu + CO2
• 4. Kuprit
• Cu2O +CO 2Cu + CO2
Reaksi (lanjutan)
•
Sedangkan pada nikel laterit , yangmana berupa nikel oksida
• NiO + CO -> Ni + CO2
Karbon monoksida didapat dari proses pembakaran yang tidak sempurna serta proses endotermis antara karbon dioksida dan karbon dari sumber karbon
• C + ½ O2 -> CO C + O2 -> CO2
CO2 + C -> 2CO
Reaksi (lanjutan)
• CaCO3 + heat = CaO + CO2
• SiO2(s) + heat = SiO2(l)
• FeO + SiO2 = FeO.SiO2
• FeO + SiO2 = FeSiO3
• CaO + SiO2 = CaSiO3
• Slag : FeO-SiO2-MgO-CaO-CaSO4-Al2O3-FeSiO3-CaSiO3
Item and tools
Alat
• Crusher
• Timbangan
• Mini Blast Furnace
• Helm
• Masker Gas
• Sarung Tangan
• Kunci 19 dan 24
• Kaca Mata
• Sepatu Safety
• Gerinda
• Betoneser Tusuk
• Cetakan
• Infrared termoeter
• Inverter
• Skop
• Palu
Bahan
• Bijih Tembaga
• Nikel Laterit
• Batubara
• Arang tempurung Kelapa
• Flux
• Kayu
• Clay dan Pasir
• Bensin + oli bekas
• Batu Bata
• Kain
Teknis Pelaksanaan
• Bed tungku disiapkan dengan menggunakan campuran antara clay dan batu tahan api, kemudian di masukkan potongan kayu sebagai pembakar batu bara awal, dan dimasukkan batu bara sebagai bahan bakar awal. Batu bara yang di masukkan sampai mencapai ketinggian sedikit diatas melting zone, atau 60 cm diatas lubang tuyere.
Teknis Pelaksanaan (lanjutan)
• Kayu dinyalakan, kemudian ditunggu sampai batu bara yang berada di atasnya sudah membara sempurna. Hal ini dapat kita lihat dari asap yang dihasilkan. Bersamaan dengan penyalaan kayu ini, blower hisap dinyalakan dan diatur kecepatannya di kontrol panel. Pengaturan kecepatan ini menggunakan inverter
Teknis Pelaksanaan (lanjutan)
• . Bahan baku, flux, dan reduktor dengan rasio 1/0.75/0.85 dimasukkan secara bergantian sampai dengan penuhnya tungku kupola dan dilakukan terus menerus sampai habisnya bahan baku, atau sampai diakhirinya pembakaran.
• Lubang tuyere ditutup, positif blower (blower tiup) dinyalakan secara bertahap dengan menggunakan inverter dari 800 rp hingga 1440 rpm,. Parameter setingan yang tepat adalah tingkat cair pada slag. Blower hisap juga dilakukan perubahan setingan, sampai didapatkan setingan yang tepat dengan parameter tingkat kepekatan asap.
Teknis Pelaksanaan (lanjutan)
• Lubang tap tetap dalam posisi terbuka, dan cairan ditampung dalam cetakan. Logam cair dikeluarkan bersamaan dengan slag melalui lubang tap, dan ditampung dalam cetakan. Slag dibiarkan mengalir keluar dari cetakan dan memberi waktu bagi logam cair untuk mengendap dibawah cetakan. Setelah tampak logam cair, cetakan diganti dengan cetakan yang kedua, kemudian cetakan yang berisi logam cair ditunggu sejenak agar temperatur menurun dan logam cair sudah membeku, kemudian hasil cetakan dikeluarkan. Tidak ada pengeluaran slag melalui lubang slag yang ada di kupola, dikarenakan mudahnya cairan logam dan slag ini membeku
Smelting pada MBF Reduktor
Flux
Copper ore Atambua Copper ore Batumakap Nikel Laterit
Cu-Ni Matte Slag
Nikel Laterit Element Concentration [%]
Stddev.
[%]
Magnesium Oxide Mg 4.37 2.17
Silicon Oxide SiO2 0.62 0.32
Potassium Oxide K2O 0.04 0.39
Calcium Oxide CaO 0.78 0.01
Vanadium V 0.01 0.02
Chromium Cr 1.01 0.01
Hydrated Iron Oxide FeO(OH) 39.73 0.01
Nickel Ni 1.6 0.06
Copper Cu 0.04 0.01
Zinc Zn 0.04 0.01
Bismuth Bi 0.01 0.01
2FeO(OH) + ½ O2 + Heat 2FeO + H2O 2FeO + CO 2Fe + CO2 2NiO(OH) + ½ O2 + Heat 2NiO + H2O 2NiO + CO Ni + CO2 Sehingga persamaan umumnya adalah 2FeO(OH) + 2 NiO(OH) + O2 + Heat 2Fe + 2 Ni + 2H2O + 2 CO2
Proses Smelting
• Layer:
1. Batubara + Arang tempurung kelapa
2. Ore Mix ( Coper Ore + Laterit)
3. Kapur
Perbandingan Reduktor : Ore : Flux = 0,85 : 1 : 0,75
Yang Harus Diperhatikan
Penyalaan
• Ketinggian Bed dan Coal bed
• Penyalaan awal harus rata
Pengetahuan bahan
• 1. Kadar Unsur
• 2. Jenis senyawa logam
• 3. jenis senyawa slag
• 4. Ketersediaan
Yang Harus Diperhatikan (lanjutan)
Maintenance aliran
• Menjaga aliran molten material yang keluar mulai dari awal hingga akhir, jangan sampai tersumbat
• Hindari adanya panas yang terbuang
Keselamatan
• Keselamatan Pelaksana
• Keselamatan Masyarakat sekitar dan lingkungan
Data Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 Tanpa Arang
Temperatur tapping 1105 C 1109 C 1154 C 1210 C 1214 C 1085 C
T 1 649 C 689 C 649 C 726 C 773 C 640 C
T 2 342 C 343 C 382 C 380 C 348 C 542 C
Logam yang dihasilkan 6 kg 5 kg 4.1 kg 6 kg 1 kg 0 kg
Matte yang dihasilkan 0,8 kg 1.3 kg 2,6 kg 2.3 kg 2,1 kg 2,8 kg
Slag 124 kg 131 kg 139 kg 129 kg 93 kg 93 kg
Flow rate awal 1.576 kg/min 2.120 kg/min 2,111 kg/min
2,209 kg/min 1,244 kg/min 0,57 kg/min
Flow rate stabil 1,888 kg/min 2,368 kg/min 2,389 kg/min
2,402 kg/min 1,576 kg/min 0,663 kg/min
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 20 40 60
Flo
w r
ate
(kg
/min
)
% arang tempurung Kelapa
Flow rate awal
Flow rate stabil
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
0 10 20 30 40 50 60
Tem
pe
ratu
r (C
elc
ius)
% Arang tempurung Kelapa
T. Tapping
T1
T2
Analisa Logam
% Arang Tempurung kelapa Cu Ni Fe
0 0 0 0
10 84,51333 6,44 6,486667
20 80,52333 10,59 6,823333
30 84,94667 8,6 7,496667
40 52,69 3,93 27,17
50 62,50667 3,843333 22,18667
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 10 20 30 40 50 60
% K
adar
Lo
gam
% Arang Tempurung Kelapa
Fe
Ni
Cu
Analisa Slag Variabel %Cu %Ni %Fe
0 6,33 0,201 12,38
10 3,67 0,203 13,31
20 2,26 0 14,12
30 5,14 0,44 15,73
40 5,02 0,389 15,7
50 2,92 0 12,65
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 10 20 30 40 50 60
% K
adar
un
sur
dal
am s
lag
% Arang tempurung kelapa
%Cu
%Ni
%Fe
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Variasi campuran reduktor dan bahan bakar yang paling baik adalah 20 % arang tempurung kelapa 80 % batubara 2. Semakin banyak campuran arang tempurung kelapa membuat temperature di tap hole dan T 1(115 cm diatas tap hole) meningkat namun karena permeabilitas yang semakin buruk menyebabkan rentang temperaturnya bertambah terhadap dan T2 (168 cm diatas tap hole). 3. Terlalu banyak arang (50% arang temprung kelapa) menyebabkan bahan bakar cepat habis dan tidak mampu mereduksi ore sepenuhnya. 4. Semakin banyak fayalite yang terbentuk di dalam slag maka kekentalannya semakin menurun.
Saran 1. Untuk laterit dengan kadar dibawah 1,6% Ni maka perbandingan berat untuk laterit harus ditambah agar nikel yang terbentuk sesuai. 2. Slag memiliki kadar Fe 15 % serta kadar arsen yang rendah ehingga dapat digunakan atau diolah kembali dengan aman 3. Pengukuran temperature menggunakan thermokopel tipe S yang dipasang permanen pada MBF sehingga memudahkan pengkuran dan aman baik terhadap proses maupun pelaksana 4. perlu dilakukan proses tahap lanjut (refinery) agar cupronikel yang dihasilkan dari MBF memiliki kadar besi yang rendah