Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

9
Nama Nim/ bp Prodi PENILAIAN ALTERNATIIF DAN PENILAIAN AUTENTIK A. Pengetian penilaian alternatif (Alternative Assessment) Asesmen alternatif (Alternative Assessment), ialah alternatif pengukuran atau evaluasi hasil belajar mahasiswa yang lain daripada uji tradisional yang sudah baku, yang menggunakan standar penilaian tertentu, misalnya Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang menetapkan batas lulus (passing grade) sebelum ujian dilakukan, atau Penilaian Acuan Norma (PAN) yang menetapkan batas lulus sesudah ujian, yaitu menggunakan rata-rata kelas pada kurva normal. Kedua cara penilaian tersebut menggunakan ujian “essay” atau “multiple choice”, atau yang lazim disebut pengukuran menggunakan kertas dan pensil (paper and pencil test). Kedua instrumen / alat uji tersebut terdiri atas pertanyaan kepada mahasiswa yang sudah ada jawabannya yang benar. B. PENGERTIAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESSMENT ) Asesmen autentik (Authentic Assessment) adalah salah satu bentuk atau sinonim asesmen alternatif. Suatu penilaian dikatakan otentik apabila secara langsung diukur (diamati) perilaku mahasiswa mengerjakan tugas intelektual yang penting. Sebaliknya, asesmen tradisional bergantung pada sesuatu yang tak langsung atau bentuk substitusinya yang disederhanakan, yang mungkin dapat

description

PENILAIAN ALTERNATIF DENGAN PENILAIAN AUTENTIK

Transcript of Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

Page 1: Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

Nama

Nim/ bp

Prodi

PENILAIAN ALTERNATIIF DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Pengetian penilaian alternatif (Alternative Assessment)

Asesmen alternatif (Alternative Assessment), ialah alternatif pengukuran atau evaluasi hasil belajar mahasiswa yang lain daripada uji tradisional yang sudah baku, yang menggunakan standar penilaian tertentu, misalnya Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang menetapkan batas lulus (passing grade) sebelum ujian dilakukan, atau Penilaian Acuan Norma (PAN) yang menetapkan batas lulus sesudah ujian, yaitu menggunakan rata-rata kelas pada kurva normal. Kedua cara penilaian tersebut menggunakan ujian “essay” atau “multiple choice”, atau yang lazim disebut pengukuran menggunakan kertas dan pensil (paper and pencil test). Kedua instrumen / alat uji tersebut terdiri atas pertanyaan kepada mahasiswa yang sudah ada jawabannya yang benar.

B. PENGERTIAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESSMENT )

Asesmen autentik (Authentic Assessment) adalah salah satu bentuk atau sinonim asesmen alternatif. Suatu penilaian dikatakan otentik apabila secara langsung diukur (diamati) perilaku mahasiswa mengerjakan tugas intelektual yang penting. Sebaliknya, asesmen tradisional bergantung pada sesuatu yang tak langsung atau bentuk substitusinya yang disederhanakan, yang mungkin dapat ditarik inferensi yang valid tentang kinerja mahasiswa pada tantangan bernilai itu.

Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment  ini adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengindikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, guru segara bisa mengambil tindakan yang tepat. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, asesmen tidak hanya dilakukan di akhir periode (semester) pembelajaran

Page 2: Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti EBTA/Ebtanas/UAN), tetapi dilakukan bersama dan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.

Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

Asesmen tradisional (tes) Asesmen alternatif 1.   Penilaian dilakukan untuk menilai kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.2.         Tes yang diberikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.3.   Tes terpisah dari pembelajaran yang dilakukan siswa.4.         Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi.5.         Hasil tes diberikan dalam bentuk skor.

1.   Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa.2.   Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.3.  Ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang dihasilkan. 4.         Sulit diskor dengan reliabilitas tinggi.5.   Hasil asesmen alternatif diberikan dengan bukti kinerja.

Keunggulan asesmen alternatif antara lain:a.   Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.b.   Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap. c.   Meningkatkan motivasi siswa. .d.   Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata. e.   Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation.f.    Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan. g.   Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

Kelemahan Asesmen alternatif:a.   Membutuhkan banyak waktu b.   Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran  c.   Ketetapan penskoran rendah   d.   Tidak tepat untuk kelas besar 

Page 3: Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

C. BENTUK- BRNTUK PENILAIAN ALTERNATIF

Penilaian alternatif mengambil banyak bentuk, sesuai dengan sifat keterampilan dan pengetahuan yang sedang dinilai. Siswa biasanya diminta untuk menunjukkan pembelajaran dengan menciptakan sebuah produk, seperti pameran atau presentasi lisan, atau melakukan suatu keterampilan, seperti melakukan sebuah eksperimen atau demonstrasi.

Empat variasi penilaian alternatif adalah penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian proyek dan penilaian investigasi. Dalam situasi tertentu, lebih dari satu bentuk mungkin terlibat. Sebuah deskripsi singkat dari masing-masing uraian sebagai berikut :

1. Penilaian Kinerja (performance assessment)

Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa perfeformance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Istilah ini mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang memberikan kesempatan untuk mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan keterampilan yang sedang dinilai. 

Sebagai contoh di kelas sains, daripada mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benar-benar melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan pilihan-pilihan mereka dalam laporan laboratorium.

Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah yang diketahui siswa dan apakah yang mereka lakukan. Penilaian unjuk kerja bisa dimulai secara perlahan dan teratur. Akan tetapi karena penilaian unjuk kerja menilai pemahaman siswa, maka lebih baik mengunakan penilaian dengan komentar dari pada nilai numerik. Sebab nilai memberi kesan pada siswa bahwa pekerjaan itu berhasil, sebagian, atau tidak sama sekali. Komentar guru dapat memberikan pandangan pada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar pekerjaan berikutnya.

Langkah – langkah penilaian kinerja

1. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.

2. Menuliskan perilaku kemampuan – kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.

3. Membuat kriteria – kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.

Page 4: Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

4. Mendefinisikan kriteria kemampuan – kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.

5. Urutkan kroteria – kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.

2. Penilaian Portofolio.

Penilaian portofolio adalah proses yang berkesinambungan yang melibatkan siswa dan guru dengan memilih sampel karya siswa untuk dimasukkan dalam koleksi, tujuan utamannya adalah untuk kemajuan siswa. Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.

Portofolio biasanya terdiri dari pekerjaan yang telah menyelesaikan lebih dari satu periode penilaian atau semester. Guru menggunakan portofolio mengharuskan mahasiswa untuk meninjau pekerjaan mereka dan memilih item yang paling menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran telah dipenuhi. Sering kali siswa juga menulis esai merefleksikan apa yang telah mereka pelajari, termasuk proses-proses mereka telah digunakan untuk memenuhi tujuan mereka. Portofolio dapat berbasis kertas, berbasis komputer, atau kombinasi keduanya. Pada akhirnya, mereka harus dinilai terhadap seperangkat kriteria yang telah ditetapkan dan akan memberikan bukti pembelajaran yang telah terjadi dari waktu ke waktu.

Dalam penilaian kelas, portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain :

Menghargai perkembangan yang dialami siswa. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung. Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi. Meningkatkan efektifitas proses pengajaran. Bertukar informasi dengan orangtua/wali siswa dan guru lain. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, dan membantu siswa dalam

merumuskan tujuan.

Contoh penilaian portofolio :

1. Siswa diminta membuat rancangan pengamatan (dibantu dengan lembar kerja dari guru) mengenai materi-materi selama satu semester yang akan diberlakukan eksperimentasi.

2. Melakukan kegiatan eksperimentasi sesuai dengan alokasi (waktu pokok bahasan ) dengan yang direncanakan.

3. Membuat suatu hasil pengamatan perpokok bahasan yang dieksperimenkan dan mencari tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap percobaannya.

4. Siswa diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan tersebut.

Page 5: Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

3. Penilaian proyek

Proyek merupakan cara yang tepat untuk melibatkan siswa lebih jauh dalam penyelesaian masalah. Proyek dapat melibatkan siswa dalam situasi terbuka yang memberikan hasil yang beragam, atau mengiring murid untuk memikirkan pertanyaan atau hipotesis yang membutuhkan penelusuran (investigasi) lebih jauh. Dengan kata lain proyek yang dimaksud berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin yang memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya yang dapat menghasilkan suatu produk nyata. Proyek yang terlibat dalam konsep pemecahan masalah dapat digunakan siswa untuk menggali, belajar, berfikir, dan mencari ide yang mengembangkan pemahaman mareka dalam semua konsep penting dari suatu pembelajaran.

Sedangkan menurut keputusan menteri (Kepmen) No.53/4/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN), Proyek mempunyai pengertian:

a. Akumulasi tugas yang mencakup beberapa kompetensi dan harus diselesaikan oleh peserta didik (pada akhir semester).

b. Suatu model pembelajaran yang diadopsi untuk mengukur dan menilai ketercapaian kompetensi secara kumulatif.

c. Merupakan suatu model penilaian diharapkan untuk menuju profesionalisme.d. Lingkup kegiatan yang dilakukan dari membuat proposal, persiapan, pelaksanaan

(proses) sampai dengan kegiatan kulminasi (penyajian, pengujian dan pameran).

Adapun contoh proyek (matematika diluar kelas) adalah seperti hal-hal yang berkaitan dengan Statistika, Geometri, Trigonometri (tinggi gedung, perkiraan luas dan sebagainya). Lebih lanjut salah satu contoh instrument (kegiatan) penilaian proyek dalam pembelajaran matematika.

4. Penilaian Investigasi

Menurut laporan dari Cockcroft (dalam Evans, 1987) bahwa investigasi merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Kegiatan belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi.

Menurut Height (dalam Krismanto, 2004), investigasi berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi, investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang/kelompok, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan kata lain bahwa investigasi adalah kegiatan menyebar (divergen activity) dimana para siswa lebih diberikan kesempatan untuk

Page 6: Tugas 2 Evabel Penilaian Alternatif Dengan Penilaian Autentik

memikirkan, mengembangkan, menyelidiki hal-hal menarik yang mengusik rasa keingintahuan mereka.

Langkah-langkah pembelajaran investigasi menurut Vui (2001):

1. Pendahuluan dengan masalah. Buatlah siswa tertarik dengan memotivasi yang baik dan membuat situasi yang dapat membangkitkan semangat.

2. Mengklarifikasi masalah. Gunakan pertanyaan untuk menggambarkan pertanyaan matematika yang pokok yang terdapat dalam masalah.

3. Mendisain Investigasi. Guru membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk memilih pemecahan masalah yang tepat yang paling memuaskan. Contoh: Apa yang akan kita cari dari masalah itu? Bagaimana kita dapat mencoba untuk memecahkan masalah? Apa pemecahan masalah yang tepat yang mungkin berguna?

4. Melaksanakan investigasi. Para siswa membuat dan menguji hipotesis, mendiskusikan dan guru harus memberi pertanyaanpertanyaan untuk membimbing siswa.

5. Merangkum pembelajaran. Para siswa membutuhkan waktu untuk mempresentasikan temuan mereka dan menjelaskan beberapa teori yang dimiliki siswa mengenai temuannya.