TRIGGER 4
description
Transcript of TRIGGER 4
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
TRIGGER 5 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Clinical Study 1
Disusun oleh :
Dyahayuning Wardani 0910720004
Jurusan Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang
2012
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Dyahayuning Wardani Tempat Praktik : Ruang Akut
NIM : 0910720004 Tgl Praktik : 3 Desember 2012
A. Identitas Klien
Nama : Tn. kreb No. RM : -
Usia : 50 tahun Tgl masuk : 3 Desember 2012
Jenis kelamin : Laki-laki Tgl pengkajian : 3 Desember 2012 jam 15.00 WlB
Alamat : Malang Sumber Informasi : -
No. Telepon : - Nama keluarga yang bisa dihubungi : Ny Ayu
Status pernikahan : Suami Status : Istri
Agama : Islam Alamat : Malang
Suku : (tidak terkaji) No. Telepon : (tidak terkaji)
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Lama bekerja : -
B. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama : - Kecelakaan sepeda montor ditabrak mobil dari belakang
- kejadiannya di belakang rumah
- tidak pakek helm
- kejadiannya tadi pagi
- yang menolong orang sekitar,langsung dibawa ke RS
- tiba tergeletak di jalan, dibawa ke IRD
2. Lama Keluhan : 0 hari.
3. Kualitas Keluhan :
4. Factor Pencetus : MAP Perfusi jaringan otak
5. Factor Pemberat : -
6. Upaya yang telah dikaukan : -
7. Keluhan saat pengkajian : -
C. Riwayat kesehatan Saat Ini
Kecelakaan, di tabrak dari belakang ditabrak sama mobil tidak pakek helm, langsung dibawa ke
IRD.
1. Diagnosa Medis
a. Cedera Kepala tanggal 3 Desember 2012
D. Riwayat kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami : -
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : -
b. Operasi (jenis & waktu) : -
c. Penyakit :
Kronis : -
Akut : -
d. Terakhir masuki RS : -
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : -
Tipe Reaksi Tindakan
3. Imunisasi :
( -) BCG (- ) Polio (- ) DPT (-) Hepatitis (-) Campak dll
4. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok - - -
Kopi - - -
Alkohol - - -
5. Obat-obatan yang digunakan : -
Jenis Lamanya Dosis
E. Riwayat Keluarga
F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan √ (-)
Bahaya kecelakaan - (-)
Polusi √ (-)
Ventilasi √ (-)
Pencahayaan √ (-)
G. Pola Aktifitas-Latihan
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan/minum - -
Mandi - -
Berpakaian/berdandan - -
Toileting - -
Mobilisasi di tempat tidur - -
Berpindah - -
Berjalan - -
Naik tangga - -
H. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah Sakit
Jenis diit/makanan
Frekuensi/pola - -
Porsi yang dihabiskan - -
Komposisi menu - -
Pantangan - -
Napsu makan - -
Fluktuasi BB 6 bln trakhir - -
Jenis minuman - -
Frekuensi /pola minum - -
Gelas yang dihabiskan - -
Sukar menelan (padat/cair) - -
Pemakaian gigi palsu - -
Riwayat masalah penyembuhan luka - -
I. Pola Eliminasi
BAB Rumah Rumah Sakit
Frekuensi/pola - -
Konsistensi - -
Warna dan bau - -
Kesulitan - -
Upaya mengatasi - -
BAK
Frekuensi/pola - -
Konsistensi - -
Warna dan bau - -
Kesulitan - -
Upaya mengatasi - -
J. Pola Tidur-Istirahat
Jenis Rumah Rumah Sakit
Tidur Siang: Lamanya - -
Jam - -
Kenyamanan setelah tidur - -
Tidur malam: lamanya
Jam - -
Kenyamanan setelah tidur - -
Kebiasaan sebelum tidur - -
Kesulitan - -
Upaya mengatasi - -
K. Pola Kebersihan Diri
Jenis Rumah Rumah Sakit
Mandi :
Frekuensi - -
Penggunaan sabun - -
Keramas : Frekuensi - -
Penggunaan shampoo - -
Gosok gigi : Frekuensi - -
Mengunakan odol - -
Ganti baju: Frekuensi - -
Memotong Kuku : Frekuensi - -
Kesulitan - -
Upaya yang dilakukan - -
L. Pola Toleransi-Koping Stress
Pengambilan Keputusan : ( ) sendiri (v) dibantu orang lain,keluarga
Masalah utama terkait dengan perawatan RS atau penyakit (biaya, perawatan diri dll) : -
Yang biasa dilakukan apabila stess/mengalami masalah : -
Harapan setelah menjalani perawatan : -
Perubahan dirasakan setelah sakit : -
M. Konsep Diri
1. Gambaran Diri : -
2. Ideal Diri : -
3. Harga Diri : -
4. Peran : -
5. Identitas Diri : -
N. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga : -
2. Sistem pendukung : -
3. Kesulitan dalam keluarga : -
4. Masalah tentang peran /hubungan dala keluarga selama perawatan di RS: -
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: -
O. Pola Komunikasi
1. Bicara : -
2. Tempat Tinggal : -
3. Kehidupan keluarga:
a. Adat istiadat yang dianut: -
b. Pantangan dan agama yang dianut:-
c. Penghasilan keluarga: -
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksualitas selama sakit: (-) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan : -
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) dll
Q. Pola Nilai dan Kepercayaan
(belum dikaji)
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : tampak lemas, lemah, murung 235
Kesadaran : compos mentis
TTV :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 96 0C
RR : 22x/ menit
Tinggi Badan : 167 cm Berat Badan : 60 kg
2. Kepala dan Leher
a. Kepala
Jejas, balutan, EDH: 50cm
Pemasangan SDD: 20cc
ICP : 20 cm H20
Bentuk: simestris
Massa :-
Distribusi rambut:-
Warna kulit kepala:-
Keluhan : pusing/ sakit kepala/migraine/lainnya,sebutkan:-
b. Mata
Bentuk : simestris
Konjungtifa : tidak anemis
Pupil :(√) reaksi terhadap cahaya( )isokor ( ) miosis ( )pin point ( ) midriasis
Tanda radang : -
Fungsi penglihatan : ( √) baik ( ) kabur
Penggunaan alat bantu : -
c. Hidung & pipi
Pipi : terdapat luka goresan
Bentuk : - Warna : - Pembengkakan : -
Nyeri tekan : - Perdarahan :- Sinus : -
Mukosa : Kering Terpasang NGT di hidung kiri
d. Mulut dan tenggorokan
Warna bibir : agak kering Mukosa : agak kering Ulkus : -
Lesi : - Massa :- Warna lidah : - Perdarahan gusi : -
Karies : - Gangguan bicara : -
e. Telinga
Bentuk : - Warna : - Massa: -
Nyeri : - Nyeri tekan : -
f. Leher
Kekakuan : -
Benjolan/massa : -
Vena junggularis : -
Nyeri :-
Nyeri tekan : -
Keterbatasan gerak:-
Keluhan lain :-
3. Thorak dan Dada
a. Jantung
Perkusi : - Perkusi : -
Palpasi : - Auskultasi : -
b. Paru
Inspeksi: ada ronkI
Palpasi: fraktur fremitus
Perkusi: sonor
Auskultasi : Dj 1 Dj 2
4. Punggung dan tulang belakang
normal
5. Abdomen
Inspeksi : -
Palpasi : -
Perkusi : -
Auskultasi: -
6. Genitalia dan anus
Ispeksi : -
Palpasi : -
7. Ekstremitas
a. Atas : terpasang infus (kanan)
b. Bawah : abrasi dilutut dan kaki kanan
8. Sistem Neurologi
-
9. Kulit dan kuku
a. Kulit : -
b. Kuku : CRT<2 detik.
S. Hasil Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
Hb : 10 g
HCT : 40%
Leukosit : 14.000
Trombosit : 250.000
GDS : 230
Al : 289
Ureo : 61
Kreatinin : 0,82
APTT : 25
PPT :11,9%
BGA :7,312
PAC02 : 37,2
Pa02 :110
HC03 : 29
SP02 : 95%
Be :+3
T. Terapi (medis, Rehabmedik, nutrisi).
Seftriapson : 3x1 gr
Piracetan : 3x3 gr
Siticolin : 3x250 ml
Penitoin : 3x1gr
Antrain : 3x1gr
Ramitidin : 2x25 gr
Manitol : 3x125 cc
U. Persepsi Klien Terhadap Penyakit.
-
V. Kesimpulan
-
W. Perencanaan Pulang
1. Tujuan Pulang : -
2. Transportasi pulang : -
3. Dukungan keluarga : -
4. Antisipasi biaya setelah pulang : -
5. Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : -
6. Pengobatan : -
7. Rawat jalan ke : -
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : -
9. Keterangan lain : -
ANALISA DATA
No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Ds :
• -
Do :
• GCS 2,3,5
• TTV : RR = 22, TD =
130/ 80,
• Ronkhi (+)
• ICP=50cmH2O
Inefektif bersihan jalan
nafas
2 DS:
Keluarga mengatakan
Cedera kepala
Terputusnya kontinuitas jaringan kulit, otot dan vaskuler
Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral
b.d cedera kepala
Cedera kepala, GCS 2,3,5
Gangguan neurologis di system pernapasan
Reflex cushing mempertahankan tekanan perfusi agar konstan
Edema pulmonal
Tekanan intra cranial meningkat (ICP = 50cmH2O), TD meningkat(130/80)
Akumulasi secret di jalan nafas
Ronchi (+)
Inefektivitas bersihan jalan nafas
klien masih belum sadar
DO:
GCS 235 (somnolen)
Albumin 28,9
PTT= 11,9
Hct= 34%
Hb= 10g/dl
Gangguan suplai darah
iskemi
Hipoksia
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral b.d cedera kepala
3 Ds :
Pada tanggal 3 Desember
2012 jam 15.00
- Anak klien mengatakan
bahwa klien mengalami
kecelakaan ditabrak mobil
dan terjatuh.
- Anak klien mengatakan
bahwa klien tidak
memakai helm ketika
terjadi kecelakaan.
- Anak klien mengatakan
bahwa klien mengalami
luka di pipi sebelah kanan.
- Anak klien mengatakan
bahwa klien mengalami
luka abrasi di kaki kanan
bagian lutut.
Do :
- Terdapat luka pada
bagian pipi kanan.
- Terdapat luka abrasi
pada kaki sebelah kanan
Kerusakan integritas kulitKlien tidak memakai
helm ketika mengendarai motor
Klien mengalami kecelakaan tabrak
lari oleh mobil
Klien tergeletak di pinggir jalan
beraspal
Terjadi kontak kulit pada pipi sebelah kanan dan kaki kanan bagian lutut dengan
aspal
Luka pada pipi kanan dan kaki
kanan bagian lutut mengalami abrasi
bagian lutut.
4 DS:
- Anak pasien mengatakan
pasien ditabrak mobil dari
belakang ketika sedang
mengendarai sepeda
motor, dan pasien tidak
memakai helm
- Anak pasien mengatakan
telah diberitahu oleh
dokter dan perawat
bahwa akan dilakukan
prosedur operasi pada
pasien dan anak pasien
menyetujui.
DO:
- Prosedur invasif
berupa operasi
EDH SDD ICP
- Trauma jaringan
akibat cedera
kepala
- Penurunan
hemoglobin yaitu
10 g/dl
- Diagnosa medis:
EDH
tempoparietal,
SAH, edema
serebri berat, post
trepanasi evakuasi
EDH SDD ICP hari
0
Trauma kepala
Kulit kepala robek dan terjadi fraktur
tulang tengkorak, timbul debridement
Patogen mudah masuk
Resiko infeksi
Post trepanasi evakuasi EDH SDD ICP
Resiko infeksi
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal Nomor Diagnosa
3 Desember 2012 1 Inefektif bersihan jalan nafas b.d. gangguan neurologi system
pernafasan
3 Desember 2012 2 Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d cedera kepala
3 Desember 2012 3 Kerusakan integritas kulit
3 Desember 2012 4 Resiko infeksi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
No
Diagnosa1
Diagnosa Inefektif bersihan jalan nafas b.d. gangguan neurologi system pernafasan
tujuan Setelah dilakukan intervensi 2x24 jam bersihan jalan nafas akan efektif
indikator
NOC 1 :respiratory status : airway patency
indikator severe substanstial moderate mild No deviation
Respiratory
rate
V
Adventitious
breath
sound
V
NOC 2 : post-procedure recovery
indikator severe substanstial moderate mild No deviation
Patent
airway
V
intervensi NIC 1: respiratory status : airway patency
1. Posisikan pasien untuk mendapatkan ventilasi potensial yang maksimal
2. Menghilangkan secret dengan suction
3. Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi penurunan atau tidak
ada ventilasi dan adanya ketidaksengajaan suara/ suara tambahan.
4. Berikan oksigen tambahan jika dibutuhkan.
5. Atur intake cairan untuk menjaga keseimbangan cairan.
6. Monitoring status respirasi dan oksigenasi sebagaimana mestinya.
NIC 2: Airway suction
1. Tentukan kebutuhan suction oral atau trakeal.
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction.
3. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang suction.
4. Sediakan sedasi.
5. Gunakan perlindungan umum (untuk perawat).
6. Hiperoksigenasi dengan oksigen 100%.
7. Gunakan jumlah terendah dari kebutuhan suction.
8. Monitor status oksigen pasien(SaO2 dan SvO2 level) dan status
hemodinamik (level MAP, ritme jantung)secara langsung sebelum,
ketika dilakukan, dan setelah suction.
9. Catat jumlah cairan yang dikeluarkan dari suction.
10. Sekretnya dikirim untuk kultur dan tes sensitivitas.
NIC 3. Respiratory monitoring
1. monitor rata-rata, ritme, kedalaman, dan upya pernafasan.
2. Catat pergerakan dada, perhatikan pergerakannya, kesimetrisannya,
penggunaan otot aksesori.
3.monitoring suara bising, seperti snoring dan crowing.
4. monitor pola pernapasan pasien.
5. palpasi kesamaan ekspansi paru-paru.
6. auskltasi suara nafas.
7. auskultasi suara paru setelah pengobatan dan menctat hasilnya.
Rasional NIC 1: respiratory status : airway patency
1. Posisi pasien akan membantu jalan nafasnya agar tidak terganggu.
2. Secret yang terakumulasi akan menganggu jalan nafas
3. Suara nafas tambahan dapat berarti ada gangguan di jalan nafas
sehingga perlu segera diintervensi lanjut.
4. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
5. Untuk menjaga agar cairan di intravaskuler karena edema pulmo yang
menyebabkan akumulasi cairan ekstravaskuler.
6. Mengetahui perkembangan kebutuhan oksigen dan kemajuan
pernafasan.
NIC 2: Airway suction
1. Agar dapat melakukan prosedur suction sesuai kebutuhan.
2. Untuk mengetahui apakah masih ada akumulasi cairan atau tidak.
3. Memberikan pengetahun supaya keluarga dapat bekerja sama dalam
prosedur.
4. Untuk memberikan kenyamanan lebih pada pasien dan memudahkan
prosedur.
5. Untuk menjaga keamanan dan perlindungan pada petugas dan pasien.
6. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
7. Agar pasa saat prosedur, pasien masih memiliki kebutuhan oksigen
yang cukup. Suction tinggi dapat menimbulkan kekurangan oksigen.
8. Keseimbangan oksigen dan hemodinamik. Ketidakseimbangan setelah
suction dapat mengganggu kondisi pasien lebih jauh.
9. Mengevaluasi banyaknya cairan yang disekresi.
10. Untuk mengetahui apakah ada kontaminasi bakteri atau mikroba atau
tidak.
NIC 3. Respiratory monitoring
1. mengetahui perkembangan pernafasan pasien.
2. mengetahui apakah pernafasan pasien mudah atau berat. Sehingga dapat
dilakukan intervensi lebih lanjut.
3.untuk mengetahui adanya gangguan pernafasan lainnya.
4. untuk mengetahui apakah pasien membutuhkan bantuan alat pernafasan lagi
atau tidak.
5. ketidaksamaan ekspansi dapat mengindikasikan gangguan di salah satu
paru.
6. untuk mengetahui keabnormalan suara nafas.
7. untuk mengetahui adanya perkembangan atau gangguan tambahan setelah
prosedur.
No
Diagnosa2
Diagnosa Resiko Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral b.d Cidera Kepala
tujuanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perfusi jaringan
Serebral membaik
indikator NOC 1 : Perfusi Jaringan Serebral
indikator Several
deviation
from
naormal
range
(1)
Substantial
deviation
from
naormal
range
(2)
Moderat
e
deviation
from
naormal
range
(3)
Mild
deviatio
n from
naormal
range
(4)
No deviation
from
naormal
range
(5)
Systolic
blood
pressureV V
Diastolic
blood
pressureV
Syncope
v V
Penurunan
tingkat
kessadaranv V
NOC 2: Blood Coagulation
indikator Several
deviation
Substantial
deviation
Moderat
e
Mild
deviatio
No deviation
from
from
naormal
range
(1)
from
naormal
range
(2)
deviation
from
naormal
range
(3)
n from
naormal
range
(4)
naormal
range
(5)
Partial
thromboplas
tin timeV V
Hemoglobin
(Hb)V V
Hematocrit
(Ht) V V
intervensi NIC 1: Cerbral Perfusion Promotion
1. Berikan obat vasoactive sesuai resep untuk menjaga parameter
hemodinamik
2. Monitor PTT
3. Berikan NS dan D5NS sesuai order
4. Jaga level hematokrit sekitaar 33% untuk hypervolemic hemodilution
therapy
5. Lakukan plebotomi untuk menjaga level hematokrit dalam rentang yang
di inginkan
6. Menjaga level glukosa ada dalam rentang normal
7. Konsultasikan dengan dokter tentang posisi kepala yang optimal untuk
pasien (ex. 15 atau 30 derajad) dan respon pasien tentang posisi
kepalanya
8. Hindari posisi fleksi leher
9. Jaga level PCO2 pada 25 mm Hg atau lebih
10. Berikan obat nyeri sesuai indikasi
11. Berikan antiplatelet sesuai indikasi
12. Berikan antikoagualan sesuai indikasi
13. Berikan trombollitik sesuai indikasi
14. Monitor PTT pasien tetap dalam 1 sampai 2 kali normal
15. Monitor efek dari terapi antikoagulan yang diberikan
16. Monitor status neurologi
17. Kalkulasi dan monitor tekanan perfusi serebral
18. Monitor ICP pasien dan respon neurologi untuk perawatan aktivirtas
Nomor 3
Diagnosa Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanis (bergesekan
dengan aspal)
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam diharapkan integritas
kulit membaik
Indikator No
.
Indikator Never
demonst
rated
Rarely
demonstr
ated
Sometime
s
demonstra
ted
Often
demon
strated
Consistenly
demonstrate
d
1. Follows
recommende
d precautions
√
2. Follow
recommende
d treatment
regiment
√
3. Performs
prescribe
procedure
√
4. Follow
medication
procedure
√
5. Monitor
treatment
therapeutic
effects
√
6. Monitor
treatment
side effects
√
7. Use
treatment
√
devices
correctly
Intervensi NIC 1 : Wound care
Intervensi
1. Monitor karakteristik luka termasuk drainase, warna, ukuran, dan bau
2. Bersihkan material material yang mungking terdapat dalam luka (mis :
kerikil)
3. Bersihkan dengan normal saline atau menggunakan pembersih nontoksik
4. Berikan dressing sesuai dengan kondisi luka
5. Pertahankan teknik steril ketika melakukan perawatan luka
6. Inspeksi keadaan luka tiap mengganti dressing
7. Bandingkan dan catat secara regular perkembangan dari luka
8. Hindari pemberian tekanan pada area yang mengalami perlukaan
9. Berithukan keluarga tentang tanda-tanda infeksi
10. Rujuk ke Ahli Gizi untuk pemenuhan nutrisi yang sesuai untuk
mempercepat penyembuhan luka
11. Dokumentasi lokasi, ukuran, dan penampilan luka.
NIC 2 : Wound care (Closed Drainage)
1. Kosongkan system drainase sesuai dnegan prosedur
2. Catat volume dan karakteristik dari drainase pada interval waktu yang
sesuai
3. Kumpulkan specimen apabila dibutuhkan
4. Bersihkan peralatan
5. Cek selalu patrensi dari alat yang terpasang pada klien
Rasional NIC 1 Wound Care
1. Mengetahui kondisi luka terbaru
2. Mencegah terjadinya kontaminasi benda asing yang masuk luka
3. Mencegah terjadinya iritasi karena normal saline merupakan cairan
fisiologis dan dapat mempercepat penyembuhan luka
4. Mempercepat proses penyembuhan luka
5. Mengurangi resiko infeksi
6. Mengetahui perkembangan dari luka dari waktu ke waktu
7. Mengetahui perkembangan dari luka dari waktu ke waktu dan
mengevaluasi efektifitas tindakan yang diberikan
8. Mempercepat proses granulasi danmencegah luka untuk menjadi lebih
parah
9. Kolaborasi dengan keluarga terkait dengan pemantauan keadaan luka
10. Nutrisi ayng tepat akan membantu proses penyembuhan luka
11. Pencatatan perkembangan luka
NIC 2 Wound care (Closed Drainage)
1. Untuk mencegah terjadinya penumpukan drainase yang dapat
menimbulkan infeksi
2. Untuk mengetahui normal dan abnormalnya pengeluaran drainase
3. Untuk keperluan pengecekan ke laboratorium
4. Meminimalkan terjadinya infeksi
5. Mempertahankan fungsi dan efektifitas dari peralatan yang digunakan
No. Diagnosa 4
Diagnosa Resiko infeksi
Tujuan Setelah dilakukan tindakan selama 7x24 jam tidak ada resiko infeksi tidak ada
Indikator NOC 1 Wound Healing Primary Intention
none limited moderate substantial Extensive
Skin
approximate
V
Wound edge
approximation
V
extensive substantial moderate Limited None
Periwound
edema
V
Increase skin
temperature
V
NOC 2. Knowledge: Infection Management
no limited moderate substantial Extensive
Sign and
Symptoms
of infection
V
Importance
of hand
sanitation
V
Intervensi NIC 1 Cast Care: Maintenance
1. Monitor tanda dan gejala infeksi meliputi adanya nanah pada luka,
peningkatan suhu sekitar luka, Jahitan luka terbuka , bengkak dan
terasa gatal
2. Instruksikan kepada pasien untuk tidak menggaruk kulit di bawah dan
sekitar area luka
3. Tawarkan alternatif untuk menggaruk luka (Kipasan dingin dengan
hair dryer)
4. Elevasikan daerah balutan lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi
pembengkakan atau inflamasi
5. Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-tanda infeksi
6. Ajarkan pasien dan keluarga untuk mencegah infeksi
7. Dokumentasikan hasil observasi tindakan pada pasien dan keluarga
Rasional 1. Pengenalan tanda-tanda infeksi secara dini akan mencegah terjadinya
komplikasi lebih lanjut
2. Tindakan menggaruk kulit dapat meningkatkan transmisi patogen dan
dapat menghambat proses penyrmbuhan luka
3. Penggaarukan luka dengan hair dryer memberikan kenyaman pada
pasien dan mencegah keinginan menggaruk
4. Mencegah terjadinya edema lebih lanjut karena cairan mengelir ke
daerah yang lebih rendah
5. Peran serta keluarga dalam mengenali tanda-tanda infeksi dapat
membantu pencegahan infeksi pada pasien lebih cepat
6. Peran serta keluarga dalam mengenali tanda-tanda infeksi dapat
membantu proses pemulihan pasien
7. Hasil dokumentasi diperlukan untuk mengetahui keberhasilan tindakan
dan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Tanggal dan
Jam
No
Diagno
sa
Implementasi Respon pasien dan evaluasi
tindakan
22/11/12
8.30
1 NIC 1 manajemen diare
1. Menentukan riwayat diare
2. Mengidentifikasi faktor-
faktor yang mungkin
menyebabkan diare
3. Mengumpulkan sampel
kotoran untuk kultur dan
sensitifitas jika diare tetap
berlansung
4. Mengevaluasi riwayat
pengobatan
5. Mengajarkan pasien cara
menggunakan obat
antidiare
6. Mengajarkan pasien atau
anggota keluarga untuk
melaporkan warna,
volume, frekuensi dan
konsistensi tinja
7. Mengevaluasi laporan
tentang intake nutrisi
8. Memonitor tanda dan
gejala diare
9. Menyuruh keluarga pasien
agar memberitahu perawat
setiap terjadi episode diare
10. Mengobservasi secara
teratur turgor kulit
11. Memonitor kulit di sekitar
perineal seperti iritasi dan
ulserasi
12. Memonitor berat badan
1. Pasien dan anggota keluarga
menceritakan awal tejadinya
diare
2. Pasien mengatakan faktor-faktor
yang mungkin menyebabkan
diare
3. Mengumpulkan spesimen untuk
di baa ke laboratorium
4. Anggota keluarga pasien
mengatakan lupa obat yang di
konsumsi
5. Pasien dan anggota keluarga
paham cara menggunakan obat
diare
6. Anggota keluarga menjelaskan
laporan warna, volume, frekuensi
dan konsistensi tinja
7. Pasien tampak lebih membaik
setelah di berikan intake yang
adekuat
8. tanda dan gejala diare mulai
berkurang.
9. Keluarga menyampaikan kepada
perawat ketika diare terjadi atau
keluhan lainnya dirasakan.
10. Turgor kulit tetap baik.
11. Tidak terjadi iritasi maupun
ulserasi pada kulit sekita
perineum. Luka pada perineum
dapat segera pulih.
12. Berat badan pasien dapat
selalu dipantau dan menunjukkan
tanda – tanda normal sesuai
dengan usia dan tinggi badannya
pasien
13. Memberitahu dokter jika
peningkatan dalam
frekuensi dan suara bising
usus terjadi
14. Konsultasi dengan dokter
jika tanda dan gejala diare
tetap berlangsung
NIC 2 Inkontinensia usus
11. Mendiskusikan
harapan dan hasil
akhir dengan pasien
atau anggota keluarga
12. Menjelaskan
penyebab dari
masalah dan rasional
untuk setiap tindakan
13. Membersihkan area
perineal dengan
sabun dan air setiap
sesudah BAB
14. Menggunakan bedak
dan kream untuk area
perinium secara hati-
hati
15. Memelihara
kebersihan tempat
tidur dan pakaian
16. Menghindari makanan
yang menyebabkan
diare
17. Memonitoring
kebutuhan diet dan
cairan
18. Memonitoring setiap
efek samping setiap
pengobatan
13. Pemeriksaan fisik yang
menunjukkan tanda – tanda
perbaikan fungsi absorpsi usus
dapat muncul. Bising usus menjadi
normal kembali.
14. Keluarga mengetahui kondisi
pasien dan dokter memeriksa
kondisi fisiologis pasien serta
perkembangannya. Dengan
demikian dapat dilakukan
intervensi selanjutnya.
NIC 2
9.Keluarga menyampaikan harapan
kesembuhan kepada perawat. Anak
juga menyampaikan harapan
kesembuhannya.
10. Keluarga mengetahui penyebab
masalah yang terjadi pada
kesehatan pasien dan memahami
setiap tindakan dengan
pengulangan pernyataan.
11.Pasien dan/ atau keluarga
membantu dalam menjaga
kebersihan perineum. Area perineal
menjadi bersih.
12.Bedak dan krem dapat
memberikan kenyamanan dan
keadaan perineum menjadi baik
(tidak ada iritasi, kemerahan, atau
bengkak).
13.Pasien dan keluarga turut serta
dalam menjaga kebersihan tempat
tidur dan pakaian pasien.
14.Pasien dan keluarga mengetahui
dan memahami macam atau jenis
makanan yang dapat menyebabkan
diare dan menghindarinya.
15.Pasien mendapatkan asupat diit
yang sesuai dengan kebutuhannya.
16.Pasien terhindar dari efek
samping. Bila ada, maka dapat
segera ditangani kondisi tersebut
oleh perawat.
Hari
pertama
2 1. Melakukan pengkajian
nutrisi kepada pasien
sesuai umur dan
kebutuhannya
2. Mengkaji makanan yang
disukai anak dan
kebiasaan yang dilakukan
ketika makan
3. Menawarkan makanan dan
minuman ringan untuk
pasien seperti jus buah
yang disukai pasien
4. Monitor dan catat volume
cairan serta kebutuhan
nutrisi pasien
1. Keluarga turut membantu dalam
pengkajian nutrisi pasien
2. Keluarga menyampaikan
kebiasaan makan anak dan
makanan yang disukai.
3. Pasien menyampaikan makanan
atau minuman ringan yang
disukai untuk dikonsumsinya.
Keinginan makan pasien
bertambah.
4. Pasien menunjukkan keadaan
volume cairan yang baik serta
terpenuhinya nutrisi yang sesuai
dengan kebutuhan tubuhnya.
Hari
pertama
3 1.Monitor dan menimbang
berat badan pasien setiap
hari
2.Memonitor status hidrasi
seperti membrane mukosa
yang lembab, nadi adekuat,
TD ortostatik)
3.Monitor warna, kantitas,
dan pengeluaran urin.
4.Mempertahankan laju tetes
infuse sesuai indikasi
kebutuhan pasien.
1. Berat badan pasien menjadi
normal sesuai dengan usianya
2. Keluarga membantu monitoring
kondisi hidrasi pasien. Nadi dan
kelembaan serta tekanan darah
pasien berangsur normal
kembali.
3. Urin menunjukkan warna kuning
tanpa darah, normal. Keluarga
membantu dalam monitoring
keluaran urin.
4. Laju tetes infuse sesuai dengan
indikasi kebutuhan cairan pasien.
Hari
pertama
4. Mengkaji tanda kecemasan
verbal dan non verbal serta
ttv
Klien mengungkapkan
kecemasannya secara verbal, wajah
tampak bingung, RR 25x/menit, nadi
120x/menit
Mendorong mengungkapkan
perasaan, persepsi dan
ketakutan
Klien menceritakan kecemasannya
mengenai keadaan anaknya yang
tak kunjung sembuh
Buat atmosfer untuk
meningkatkan kepercayaan
Klien secara terbuka
mengungkapkan perasaan dan
kekhawatirannya
Mendengar atentive Klien berbicara dan menceritakan
keadaanya saat ini
Sediakan informasi factual
mengenai diagnosis,
treatmen dan prognosis
Klien memahami keadaan anaknya
sekarang
Dorong keluarga untuk stay
bersama ibu yang cemas
Suami klien dating ke rumahsakit
setiap kali senggang dan pulang
kerja
Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
Klien mengatakan akan
menggunakan teknik relaksasi saat
cemas
Demonstrated and practice
teknik relaksasi dengan ibu
yang cemas
Klien mempraktekkan teknik
relaksasi yang diajarkan
Jelaskan mengenai rasional
dari relaksasi termasuk
keuntungan, kekurangan dan
tipe relaksasi yang ada.
Klien dapat menjelaskan kembali
mengenai rasional dari relaksasi
termasuk keuntungan, kekurangan
dan tipe relaksasi yang ada
Hari kedua 4. Mendorong mengungkapkan
perasaan, persepsi dan
ketakutan
Klien menceritakan penurunan
kecemasannya karena sudah
melakukan intervensi yang
dianjurkan
Buat atmosfer untuk
meningkatkan kepercayaan
Klien secara terbuka
mengungkapkan perasaan dan
kekhawatirannya yang menurun
Mendengar atentive Klien berbicara dan menceritakan
keadaanya saat ini
Sediakan informasi factual
mengenai diagnosis,
treatmen dan prognosis
Klien semakin memahami keadaan
anaknya sekarang
Dorong keluarga untuk stay
bersama ibu yang cemas
Suami klien datang ke rumahsakit
setiap kali senggang dan pulang
kerja
Identifikasi perubahan level
kecemasan
Klien mengatakan kecemasan
mengenai keadaan anaknya
berkurang
Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
Klien mengatakan sudah
menggunakan teknik relaksasi jika
kecemasannya muncul lagi
Evaluasi respon dari terapi
relaksasi
Klien menunjukkan ketenangan dan
penurungan kecemasan setelah
kemari diajarkan teknik relaksasi
Mendengar atentive Klien berbicara dan menceritakan
keadaanya saat ini
Sediakan informasi factual
mengenai diagnosis,
treatmen dan prognosis
Klien memahami keadaan anaknya
sekarang
Dorong keluarga untuk stay
bersama ibu yang cemas
Suami klien dating ke rumahsakit
setiap kali senggang dan pulang
kerja
DAFTAR PUSTAKA
Heardman, T. Heather (Editor). 2012. NANDA International Nursing Diagnoses : Definition and
Classification 2012 – 2014. Oxford : Wiley-Blackwell.
Moorhead, Sue; Johnson, Marion; maas, Maridean L.; Swanson, Elizabeth. 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC) (Fourth Edition). United States of America: Elsevier.
Bulechek, Gloria M.; Butcher, Howard K.; Dochterman, Joanne McCloskey. 2008. Nursing
Intervention Classification (NIC)(Fifth Edition). United States of America: Elsevier.
Doenges, Marylinn E.; Moorhouse, Mary Frances; Murr, Alice C. 2010. Nursing Diagnosis
Manual : Planning, Individualizing, and Documenting Client Care (Edition 3th). Philadephia :
F.A. Davis Company