Makalah Kelompok 1 Trigger 2

29
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Disusun untuk memenuhi tugas PBL trigger 2 Matakuliah CHN (comunity health nursing ) Oleh : Anang Budi Noorasani Manda Mufarika Chika Juni Putu Ari Sadhu Dudela Desnani Mustika Wida M Akhiyan Hadi Ayu Lady Endriana Laksitoningrum Anugerah Eka Diena Fithriana Winda Agustina

Transcript of Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Page 1: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun untuk memenuhi tugas PBL trigger 2

Matakuliah CHN (comunity health nursing )

Oleh :

Anang Budi

Noorasani Manda Mufarika

Chika Juni

Putu Ari Sadhu

Dudela Desnani

Mustika Wida M

Akhiyan Hadi

Ayu Lady

Endriana Laksitoningrum

Anugerah Eka

Diena Fithriana

Winda Agustina

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2011

Page 2: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Trigger 2

Seorang perawat memiliki satu daerah binaan. Secara rutin perawat tersebut

melakukan survey pada daerah tersebut untuk mendapatkan data status kesehatan.

Selanjutnya perawat menganalisis data yang telah terkumpul untuk mengetahui

diagnosis komunitas. Berdasarkan diagnosis tersebut perawat menyusun rencana

kerja.

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini masalah kesehatan masih menjadi tantangan para tenaga

kesehatan, baik di tingkat regional maupun internasional. Peran perawat sendiri

dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut bermacam-macam. Perawat

komunitas mempunyai andil yang besar dalam mengatasi maaslah kesehatan

khususnya yang berada di wilayah masyarakat luas atau komunitas tertentu. Salah

satu bentuk peranan perawat komunitas adalah dengann membina suatu daerah

guna mengatasi masalah kesehatan baik yang menjadi risiko maupun rentan di

daerah tersebut.

B. Batasan Topik

1. Apa saja syarat desa binaan

2. Apa definisi dan klasifikasi data status kesehatan

3. Langkah-langkah survey

4. Langkah-langkah dalam menentukan diagnosa keperawatan komunitas

5. Cara prioritas

Page 3: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

6. Cara menganalisa data

7. Bagaimana menyusun rencana kerja

8. Bagaimana mengukur keberhasilan rencana kerja

9. Bagaimana mengimplementasikan rencana kerja

1. Daerah binaan

Daerah binaan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan disuatu

daerah mengena pengembangan yang mencakup urutan–urutan pengertian,

diawali dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut

yang disertai usaha–usaha perbaikan, menyempurnakan, dan

mengembangkannya.

Kegiatan nyang dilakukan perawat komunitas pada daerah binaan adalah

upaya pengembangan kesehatan masyarakat melalui desa siaga yang

merupakan program Depkes RI yang bertujuan untuk mempercepat terwujudnya

kemandirian dibidang kesehatan, yaitu meggerakan dan memberdayakan

masyarakat untuk hidup sehat. Sedangkan desa siaga adalah desa yang

memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan

mengatasi masalah kesehatan (bencana, kegawatdarurtan kesehatan) secara

mandiri (effendi, 2009).

Kriteria Masyarakat binaan

Beberapa kriteria untuk menentukan keluarga binaan terutama keluarga-

keluarga yang termasuk resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain :

1. Mudah dijangkau

2. Komunikasi dengan keluarga baik

3. Minat dan tanggapan keluarga postif terhadap pelayanan kesehatan

dan keperawatan yang diberikan

4. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi daerah

Page 4: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

5. Ada wadah peran serta masyarakat misalnya posyandu, KPKIA, Dasa

wisma

6. Daerah tersebut tidak terlalu rawan

Bentuk-bentuk pelayanan

A. Di Tingkat Individu

- Dapat dilaksanakan di rumah (home nursing) dan di puskesmas

dengan tidur atau dengan rawat jalan yang meliputi :

- Penderita yang memerlukan pelayanan tidak lanjut karena berbagai

sebab tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan

perlu penanganan puskesmas atau rumah sakit. Demikian pula

sebaliknya penderita yang baru pulang dari rumah sakit atau

puskesmas yang masih memerlukan pelayanan keperawatan lanjutan

- Penderita yang tergolong resiko tinggi, seperti DHF, Muntah berak dan

bila tidak segera ditangani akan dapat mengancam kehiduoan

penderita

- Seseorang karena kebutuhan kesehatan dan keperawatan

memerlukan pengawasan dan perawatan yangb berkelanjutan

misalnya ibu hamil, bayi, usia lanjut dan penerita-penderita penyakit

kronis.

B. Di tingkat keluarga

Diarahkan kepada keluarga sebagia unit terkecil dari masyarakat,

diutamakan keluarga-keluarga dengan resiko tinggi dalam bidang

kesehatan yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan,

diantaranya adalah :

- Keluarga-keluarga dengan social ekonomi rendah yang nenpunyai

resiko untuk menderita gangguan gizi, menderita penyakit, anggota

keluarga yang terlalu besar, mempunyai penyakit keturunan

C. Di tingkat Kelompok

Pelayanan terhadap kelompok khusus bertujuan untuk membantu

kelompok khususu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu, yyang

penekanannya pada saat ini ditujukan terhadap: kelompok ibu dan anak,

kelompok usai lanjut.

D. Di tingkat Masyarakat

Page 5: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Perawatan kesehatan masyarakat di tingkat masyarakat dilakukan

dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas di dalam suatu

wilayah kerja puskesmas. Pelayanan di tingkat masyarakat dibatasi oleh

batas-batas wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu,

misalnya kebudayaan, kepercayaan, pekerjaan, pendidikan dan

sebagainya.

2. Definisi dan klasifikasi data status kesehatan

Pengertian data menurut Webster New World Dictionary, data adalah things

known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau

dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data

dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.

Data bisa juga didefenisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh

dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan

dapat pula merupakan lambang atau sifat. Beberapa macam data antara lain ;

data populasi dan data sampel, data observasi, data primer, dan data

sekunder.

Pada dasarnya kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis) ialah sebagai

dasar yang objektif di dalam proses pembuatan keputusan-keputusan/

kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam rangka untuk memecahkan persoalan

oleh pengambil keputusan. Keputusan yang baik hanya bisa diperoleh dari

pengambil keputusan yang objektif, dan didasarkan atas data yang baik.

Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable),

tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan

gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data

relevan.

Riset akan menghasilkan data. Ada tiga peringkat data yaitu data mentah,

hasil pengumpulan, data hasil pengolahan berupa jumlah, rata – rata,

persentase, dan data hasil analisis berupa kesimpulan. Yang terakhir inii

mempunyai peringkat tertinggi sebab langsung dapat dipergunakan untuk

menyusun saran atau usul untuk dasar membuat keputusan.

KLASIFIKASI DATA KESEHATAN

Dalam melakukan pengkajian kesehatan keperawatan komunitas, terdapat 3

(tiga) dimensi, yaitu (Setyoadi, 2007):

a. Dimensi lokal

Page 6: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

- Batasan komunitas: batas, karakteristik, dan peta wilayah

- Lokasi pelayanan kesehatan: tempat atau lokasi pelayanan kesehatan,

jarak capai, dan cara mencapai pelayanan kesehatan tersebut

- Gambaran geografi: kesuburan, peta geografi, kemiringan dan ketinggian

tanah

- Iklim di daerah tersebut meliputi curah hujan, prakiraan musim dan

kelembaban udara

- Flora dan fauna yang terdapat di daerah termasuk jenis-jenisnya

- Lingkungan buatan mencakup lapangan, sarana olahraga, area rekreasi,

dan lingkungan pemukiman

b. Dimensi populasi

- Ukuran: jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, jumlah PUS

- Kepadatan: perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah,

perbandingan jumlah penduduk dengan luas pemukiman

- Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan

status perkawinan

- Pertumbuhan penduduk meliputi angka kelahiran dan kematian

- Budaya: latar belakang budaya/ etnis dan sejarah budaya penduduk

- Kelas sosial penduduk: tingkat kesejahteraan, kemampuan baca tulis,

tingkat pendidikan, dan pekerjaan

- Mobilitas penduduk: jenis kependudukan dan pemanfaatan waktu

c. Dimensi sistem sosial

- Sistem kesehatan: jenis dan jumlah pelayanan kesehatan, jenis penyakit

10 besar yang menjangkiti penduduk setempat, jumlah kader kesehatan,

jenis pembiayaan kesehatan dan kondisi kesehatan penduduk

- Sistem pendidikan: jenis pendidikan formal dan informal dan program

pemberantasan buta huruf

- Sistem keluarga: tipe keluarga dan pola hidup sehat keluarga

- Sistem kesejahteraan: program pengentasan kemiskinan dan kegiatan

gotong royong

- Sistem ekonomi: pekerjaa, sumber daya alam dan industri rakyat

- Sistem politik: cara pemilihan pemimpin, cara penetapan peraturan, dan

struktur pemerintahan

- Sistem rekreasi: kebiasaan rekreasi penduduk dan sarana rekreasi

Page 7: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

- Sistem komunikasi: hierarki komunikasi penduduk dan alat komunikasi

- Sistem keagamaan: kegiatan dan organisasi keagamaan

- Sistem legal: peraturan atau ketentuan sanksi

Klasifikasi data adalah proses pengelompokan data untuk memberikan informasi

yang bermanfaat tentang gambaran yang ada di komunitas. Pengklasifikasian

data dapat mengacu pada:

a. Masalah lingkungan fisik (sanitasi dan pemukiman)

b. Masalah psikososial (komunikasi, interaksi, dll.)

c. Masalah fisiologis, kejadian penyakit (gangguan sistem tubuh dan kejadian

penyakit)

d. Masalah perilaku yang berhubungan dengan masalah kesehatan (pola

kebutuhan nutrisi, cairan, istirahat tidur, dan aktivitas fisik, kebersihan diri, pola

eliminasi, dll) (Setyoadi, 2007).

Status kesehatan dalam populasi menurut WHO (2001):

a. Data mortalitas

Informasi dikumpulkan secara nasional. Regional, dan kadang-kadang level

lokal, biasanya dari sertifikat kematian. Hal ini mengindikasikan kematian dari

penyakit, kecelakaan, bunuh diri, dan pembunuhan, serta kematian secara

general.

b. Data morbiditas

Informasi tentang data morbiditas mencakup kesakitan dan kecacatan,

insidensinya dan prevalensi. Data-data tersebut didapatkan dari rekam medis

rumah sakit, laporan penyakit infeksius dan kecacatam, laporan kesakitan,

praktik mandiri, laporan kesehatan anak, sensus material dan survei lainnya

c. Pengukuran perilaku

Pengukuran perilaku ini sebagai indikator kesehatan. Merokok adalah contoh

terbaik.

d. Pengukuran kualitas hidup

Hal ini berarti tentang kajian kesehatan fisik, kemampuan fungsional dan

kesehatan psikologis.

e. Penggunaan layanan informasi

f. Ketidaksamaan kesehatan

g. Pekerjaan dan pengangguran

h. Kemiskinan dan pendapatan

Page 8: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

i. Lingkungan

j. Kohesi sosial

k. Faktor destabilisasi

l. Sumber daya, formal, dan informal

Berikut ini akan dijelaskan mengenai klasifikasi data kesehatan:

Data inti.

Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas.

Uraikan mengenai lokasi, luas wilayah, iklim, tipe komunitas, keadaan

demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola

perubahan komunitas.

Data Demografi

Kaji jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status

perkawinan, ras/suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan,

agama, dan komposisi keluarga.

Vital statistik

Jabaran atau uraian data tentang : angka kematian kasar atau CDR,

penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

Status kesehatan komunitas

Dapat dilihat dari : angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan

imunisasi, status kesehatan kelompok berdasarkan kelompok umur: Bayi,

Balita, Usia Sekolah, Remaja, dan Lansia, kelompok khusus di

masyarakat: Ibu Hamil, Pekerja Industri, Kelompok Penyakit Kronis,

Penyakit Menular.

Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana di bawah ini:

Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas.

Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, Respirasi Rate, dan suhu

tubuh.

Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) misalnya, ISPA, asma,

TBC Paru, penyakit kulit, penyakit mata, penyakit reumatik, penyakit

jantung, penyakit gangguan jiwa, kelumpuhan, dan penyakit menahun

lainnya.

Riwayat penyakit keluarga.

Page 9: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari misalnya, pola pemenuhan

nutrisi, pola pemenuhan cairan elektrolit, pola istirahat tidur, pola

eliminasi, pola aktivitas gerak, dan pola pemenuhan kebersihan diri.

Status Psikososial misalnya komunikasi dengan sumber-sumber

kesehatan, hubungan dengan orang lain, peran di masyarakat,

kesedihan yang dirasakan, stabilitas emosi, penelantaran anak atau

lansia dll.

Status pertumbuhan dan perkembangan.

Pola permanfaatan fasilitas kesehatan.

Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan.

Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi

yang berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa

resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam,

lemak dan purin.

Data Lingkungan Fisik

Pemukiman misalnya luas bangunan, bentuk bangunan (rumah, petak,

asrama, pavilyun), jenis bangunan (permanen, semi permanen, non

permanen), atap rumah (genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes), dinding

(tembok, kayu, bamboo, atau lainnya), lantai (semen, tegel, keramik,

tanah, kayu atau lainnya). Selain itu juga faktor ventilasi (kurang atau lebih

dari 15-20% dari luas lantai), pencahayaan, penerangan, kebersihan dll).

Sanitasi misalnya penyediaan air bersih (MCK), penyediaan air minum,

pengelolaan jamban (jenis, jumlah, dan jaraknya dengan sumber air

bersih), sarana pembuangan air limbah (SPAL), pengelolaan sampah

(sarana untuk tempat pembuangan sampah, pengelolaan sampah

misalnya dibakar, ditimbun, atau yang lain), dan polusi udara, air, tanah,

atau suara/kebisingan, serta sumber polusi (pabrik, rumah tangga, dan

industri).

Fasillitas.

Batas-batas wilayah.

Kondisi geografis.

Pelayanan kesehatan dan sosial pelayanan kesehatan misalnya lokasi

sarana kesehatan, sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan

kader), jumlah kunjungan, dan sistem rujukan.

Page 10: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Fasilitas Sosial (pasar, toko, swalayan) misalnya lokasi, kepemilikan, dan

kecukupan.

Ekonomi misalnya jenis pekerjaan, jumlah penghasilan dan jumlah

pengeluaran rata-rata tiap bulan.

Keamanan dan Tranportasi. Untuk keamanan misalnya sistem keamanan

lingkungan, penanggulangan bencana, dll. Sedangkan transportasi

misalnya kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki, dan sarana

transportasi yang ada.

Politik dan Keamanan misalnya sistem pengorganisasian, struktur

organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, dan peran serta

kelompok organisasi dalam kesehatan.

Sistem Komunikasi misalnya sarana untuk komunikasi, jenis alat

komunikasi yang digunakan dalam komunitas, dan cara penyebaran

informasi.

Pendidikan misalnya tingkat pendidikan komunitas dan fasilitas pendidikan

yang tersedia (formal atau non formal) yang tercakup jenis pendidikan

yang diadakan di komunitas, sumber daya manusia, tenaga yang tersedia,

dan jenis bahasa yang digunakan.

Rekreasi misalnya kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi.

(Emay, 2010)

3. Langkah-langkah survey

4. Definisi survey kesehatan: adalah kegiatan mengumpulkan data kesehatan

dengan lingkup tertentu yang diintregasikan satu sama lain dalam berbagai

aspek untuk mendapatkan informasi kesehatan secara optimal.

5. Tujuan:

-. Tersedianya informasi kesehatan berbasis survet dalam mendukung

tujuan pemangunan kesehatan nasional

-. Untuk memantau pencapaian tujuan sistem kesehatan, penyasuaian

kebijakan dan strategi

-. Pengumpulan berbagai indikator kesehatan secara terpadu

C. Langkah-langkah:

Page 11: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan adalah:

1. Menentukan masalah dan tujuan survai secara jelas dan ringkas.

Tujuan survai meskipun ringkas tetapi harus bisa dirinci dengan baik

karena hal ini berkaitan dengan variabel atau pertanyaan dalam

kuesioner dan analisis data yang akan dilakukan.

2. Menentukan besar dan metode pengambilan sampel.

3. Mengembangkan instrumen survai.

Instrumen survai yang dibutuhkan relatif sederhana, bisa berupa

kuesioner atau alat pengukur tertentu yang sederhana. Sebaiknya

sebelum pelaksanaan suvai perlu dilakukuan uji coba dulu agar dapat

diketahui kekurangan baik instrumen survai maupun pelaksana di

lapangan.

4. Pengorganisasian dan pelaksanaan survai

Bagian ini cukup penting, termasuk melihat apakah pengumpul data

sudah paham tentang tata cara pemilihan responden di lapangan (lihat

mengenai metode pengambilan sampel) serta menguasai pertanyaan

pada kuesioner.

5. Analisis, interpretasi dan laporan.

Data yang telah ada sebaiknya segera diolah dan dianalisis yang

dilakukan dengan cara sederhana. Cukup dengan Epi Info dan survey

saja karena program ini dibuat secara sederhana. Tidak dianjurkan

untuk analisis yang rumit misalnya multivariate, karena hal ini akan

mempersulit analisis, waktu menjadi lama dan diperlukan program

komputer yang canggih. Maka laporan yang dibuat dari survai cepat ini

cukup ditampilkan yang penting-penting saja.

6. Langkah-langkah dalam menentukan diagnosa keperawatan komunitas

Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respons

manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau

kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi,

mencegah, atau mengubahya (Carpenito, 2000 dalam Efendi et al., 2009).

Gordon (1982) mendefiniskan bahwa diagnosis keperawatan adalah masalah

Page 12: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

kesehatan aktual dan potensial di mana berdasarkan pendidikan dan

pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan

tindakan keperawatan. Kewenangan tersebut didasarkan pada standar praktik

keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia (Nursalam, 2001

dalam Efendi et al., 2009).

Anderson dan McFarlane (1996) menggunakan teori Neuman dari komunitas dan

mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan sistem penggabungan

penarikan kesimpulan. Pada sistem ini mereka menggunakan logika berpikir atau

penarikan kesimpulan untuk menggambarkan masalah, menjelaskan faktor

etiologi, serta identifikasi tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah.

Tanda dan gejala dari diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah

pernyataan kesimpulan yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah. Contoh

dari diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut (Efendi

et al., 2009):

Tingginya angka mortalitas bayi berhubungan dengan a) ketidakmampuan sumber di departemen kesehatan setempat dalam memenuhi kebutuhan antepartum; b) pelayanan antepartum yang tidak dapat diakses; c) kurangnya tenaga kesehatan terlatih yang ditunjukkan dengan:- Angka mortalitas bayi sebesar 17,3 tiap 1000 kelahiran hidup- Data klinik yang menyatakan kurangnya tenaga- Tidak ada bus yang melewati depan klinik- Jam kerja mulai pukul 08.00 sampai 17.00, senin sampai jumat, yang tidak bisa

diakses oleh komunitas bekerja- Tidak ada perawat atau bidan yang berlisensi di komunitas

Sedangkan Carl O. Helvie pada tahun 1998 berfokus pada konsep energi atau

memasukkan teori energi di dalam diagnosis keperawatan kesehatan komunitas.

Salah satu contoh dari diagnosis menurut Helvie ini sebagai berikut (Efendi et al.,

2009):

Defisit energi komunitas berhubungan dengan ketidakmampuan dan ketidaksesuaian layanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang ditunjukkan dengan: a) kurangnya fasilitas layanan kesehatan; b) kurangnya pengetahuan terhadap pencegahan, data yang mendukung 3000 masyarakat miskin tidak mendapatkan layanan kesehatan: 90% (2700 orang) dari populasi ini berobat ke unit gawat darurat untuk kasus yang bukan gawat darurat dan 90% populasi miskin tidak dapat mendiskusikan perilaku pencegahan yang bisa dilakukan.

Logan dan Dawkins (1986) menjelaskan formulasi diagnosa keperawatan komunitas, yakni:

Diagnosa resiko : .................. (masalah)Di antara : .................. (komunitas)Berhubungan dengan : .................. (karakteristik komunitas dan lingkungan)

Page 13: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Yang dimanifestasikan : ................... (indikator kesehatan atau analisa data)

(Anonim, 2008)

Formulasi dalam kalimat :

“Resiko …………………..(masalah) diantara …………….(menggambarkan komunitas yg beresiko), berhubungan dengan ……..……… (karakteristik komunitas dan lingkungan), yang dimenifestasikan dengan ……. (indikator kesehatan/hasil analisa data).” (Anonim, 2008).Contoh:

“resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi pada anak di desa Muktiharjo Kidul Semarang berhubungan dengan belum diterimanya program imunisasi secara baik oleh masyarakat yang dimanifestasikan dengan:

- Cakupan imunisasi DPT II baru 20%, angka DO imunisasi 20%.- Lebih dari 50% anak belum terimunisasi lengkap.- Hanya ada 1 posyandu di desa yang jadwalnya selalu berubah-ubah.- Jumlah balita 500 orang- Kurangnya tenaga kader, hanya 2 orang yang aktif- 75% dari orang tua yang anaknya tidak diimunisasi mengatakan tidak tahu manfaat

imunisasi dan tidak mau membawa anaknya ke posyandu- 20% orang tua yang mempunyai anak yang tidak diimunisasi mempunyai pengalaman jelek saat diimunisasi (panas)” (Anonim, 2008)

7. Cara prioritas

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.

Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan

status kesehatan masyarakat baik aktual maupun potensial. Diagnosa

keperawatan mengandung komponen yaitu :

1) Problem (masalah) merupakan kesenjagan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang seharusnya terjadi

2) Etiologi (penyebab) menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau

keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi

keperawatan yang meliputi :

- Perilaku individu keluarga, kelompok dan masyarakat

- Lingkungan fisik, biologis, sosial

- Interaksi perilaku dengan lingkungan

3) Sign/ symptom (tanda/gejala)

- Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose

- Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang

lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan

masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :

Page 14: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

2) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

3) Kemampuan, partisipasi dan peran serta masyarakatketerlibatan,

partisipasi dan peran serta masyarakat.

Kriteria skala prioritas :

- Perhatian masyarakat, meliputi : pengetahuan, sikap, keterlibatan

emosi masyarakat terhadap maslaha kesehatan yang dihadapi dan

urgensinya untuk segera ditanggulangi.

- Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suati

kurun waktu tertentu

- Besarnya masalah adalah seberapa jauh maslaah tersebut dapat

menimbulkan gangguan trhadap kesehatan masyarakat

- Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola

denganmempertimbangkan berbagai alternative dalam cara-cara

pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana

yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi, 1998)

Selain kriteria tersebut, prioritas masalah dapat menggunakan hirarki

maslow antara lain :

1) Keadaan yang mengancam jiwa

2) Keadaan yang megancam kesehatan

3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

Kriteria penetapan prioritas masalah dapat dikembangkan sesuia kondisi,

namun pada umumnya menggunakan kriteria sebagai berikut :

1) Emergency (kegawatan masalah yang timbul)

2) Severity (akibat yang ditimbulkan)

3) Magnitude/ greatest member/prevalence (anggota masyarakat

terbanyak terkena)

4) Rate of increase (kecepatan peningkatan)

5) Expanding scope (luasnya perkembangan)

6) Public concern (perhatian masyarakat)

7) Degree of unmeet need (derajat kebutuhan)

8) Technological feasibility (kelayakan teknis)

9) Resources availability (ketersediaan sumberdaya)

Page 15: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

10)Keterpaduan

11) Pertimbangan politik dan special mandat

8. Cara menganalisa data

Analisa data adalah suatu studi dan pemeriksaan data. Analisis diperlukan

untuk menentukan kebutuhan kesehatatan komunitas dan kekuatan komunitas serta

untuk mengidentifikasi pola respons kesehatan dan kecenderungan dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Selama analisis, hal-hal yang dibutuhkan dalam

pengumpulan data lebih lanjut mengungkapkan kesenjangan dan ketidaksesuaian

pada data pengkajian komunitas. Titik akhir analisis adalah diagnosis keperawatan

komunitas.

Analisis komunitas

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

Menganalisis data menggunakan tehnik pemecahan masalah dan model

keperawatan (Effendi, 2010). Fase- fase yang akan digunakan dalam membantu

proses analisis adalah kategorisasi, ringkasan, pembandingan, dan penarikan

kesimpulan (Anderson, 2006).

a) Kategorisasi

Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika pertama-

tama mengkategorikan data. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara.

Kategorisasi data pengkajian komunitas meliputi :

Karateristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, kelompok etnik,

dan ras)

Karateristik geografik (batas wilayah : jumlah dan ukuran lahan tempat

tinggal, ruang public, dan jalan)

Karateristik sosialekonomi(kategoripekerjaandan penghasilan, pendidikan

yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah)

Sumber dan pelayanan kesehatan(rumah sakit, klinik, pusat pelayanan

kesehatan mental, dan sebagainya)

b) Ringkasan

Page 16: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

Setelah menentukan metode kategorisasi, tugas berikutnya adalah membuat

ringkasan data dalam setiap kategori. Dibutuhkan pernyataan ringkas maupun

ukuran ringkasan seperti rates, diagram, dan grafik.

c) Pembandingan

Mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data. Perlu

membandingkan data untuk menetapkan pola atau kecenderungan yang ada

serta jika data dirasakan tidak benar dan diperlukan validasi ulang data asli. Data

komunitas yang diperoleh perlu dibandingkan dengan data lain yan serupa.

Misalnya, jika menghitun atau menemukan angn jika kematian bayi 17 per

kelahiran hidup , bagaimana jika dibandingkan dengan keadaan dikota? daerah?

Nasional? Apakah angka tersebut mewakili seluruh populasi bayi dikomunitas?.

Sumber lain sebagai bahan pembanding dapat diperoleh dari berbagai dokumen

terkait dengan sasaan baik untuk skala nasional maupun daerah.

d) Penarikan kesimpulan

Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah

dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik simpulan logis dari bukti yang ada

untuk mengarah perumusan diagnosis keperawatan komunitas. Simpulan ini

merupakan sintesis dari apa yang diketahui tentang komunitas, yaitu apa makna

data tersebut (Anderson, 2006)

9. Menyusun rencana kerja

Perencanaan disebut juga sebagai community-focused plan (CFP) bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan komunitas. CFP didasarkan pada

diagnosa/masalah keperawatan komunitas berisi tentang tujuan khusus dan

rencana tindakan untuk mencapai keluaran yang ditetapkan (desired outcome).

Perencanaan juga merupakan proses yang sistematik dalam melakukan

kerjasama (partnership) dengan komunitas.

Langkah perencanaan:

Langkah 1: Memvalidasi diagnosa keperawatan komunitas.

Validasi sangat penting untuk menetapkan diagnosa secara tepat. Perhatikan

hak para pemimpin/tokoh di komunitas, organisasi, dan penduduk untuk

dijaga kerahasiaannya. Perhatikan juga hak untuk tidak ikut serta dalam

menyusun perencanaan (walaupun NCP sebaiknya disusun bersama

Page 17: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

masyarakat). Masyarakat punya hak untuk mengidentifikasi kebutuhan

kesehatan mereka sendiri & negosiasi dengan perawat untuk membuat

intervensi. Sebaliknya perawat memiliki tanggungjawab untuk menyediakan

informasi yang dibutuhkan selama proses intervensi. Dalam membentuk

kerjasama dengan masyarakat perawat harus memperhatikan aspek sosial,

ekonomi, ekologi, dan isu politik. Perlu juga diperhatikan kebutuhan

kesehatan pada kelompok beresiko (ibu hamil, infan, anak, lansia).

Perhatikan juga tentang aplikasi perubahan yang direncanakan (planned

change).

Langkah 2: Membuat prioritas.

Goeppinger & Shuster III dalam Stanhope & Lancaster (1992) menyebutkan

prioritas masalah didasarkan pada 6 hal, yaitu: kesadaran masyarakat akan

masalah (community awareness of the problem), motivasi masyarakat untuk

memecahkan masalah (community motivation to resolve or better manage the

problem), kemampuan perawat untuk membantu memecahkan masalah

(nurses’ ability to influence problem solution), adanya ahli/pakar yang relevan

untuk memecahkan masalah (availability of expertise relevant to problem

solution), beratnya konsekuensi yang muncul ketika masalah tidak dapat

dipecahkan (severity of consequences if the problem is unsolved), dan

kecepatan pencapaian resolusi masalah (speed with which resolution can be

achieved).

Pembobotan (criteria weights) = 1 – 10. Pembobotan (1 – 5): sangat rendah,

rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Berdasarkan 11 kriteria:

Kesesuaian dengan peran CHN.

Resiko terjadi.

Resiko parah.

Potensi untuk pendidikan kesehatan.

Minat masyarakat.

Kemungkinan diatasi.

Tersedianya sumber: tempat, waktu, dana, fasilitas kesehatan, dan

sumberdaya manusia (petugas / masyarakat).

Langkah 3: Menyusun tujuan.

Terdiri atas Goal & Objective (s). Goal is generally a broad statement of

desired outcome (keluaran yang ditetapkan). Objective (s) are the precise

Page 18: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

statements of the desired outcome. Objective merupakan pernyataan perilaku

dan dapat diukur (lebih rinci).

Langkah 4: Membuat rencana tindakan.

Rencana tindakan didasarkan atas goal/objectives yang telah dibuat: apa

yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan, bagaimana akan dilakukan,

siapa yang melakukan, dan berapa banyak akan dilakukan (menetapkan

aktifitas untuk setiap tujuan berupa tindakan mandiri, promosi kesehatan,

observasi, kolaborasi, memperhatikan : program, situasi, sumber daya, dan

program yang lalu).

10.Mengukur keberhasilan rencana kerja

Praktik keperawatan adalah siklus yang dinamis. Agar intervensi berfokus

komunitas dapat diukur secara relevan dan tepat waktu, maka database komunitas,

diagnose keperawtan, dan rencana keperawatan harus dievaluasi secara rutin.

Efektivitas intervensi keperawatan komunitas bergantung pada pengkajian

pengkajian yang berkesinambungan terhadap kesehatan komunitas dan juga

bergantung pada perbaikan yang tepat terhadap intervensi. Perawat mengevaluasi

respons dari komunitas terhadap program kesehatan dalam upaya mengukur

kemajuan terhadap tujuan dan objektif program.

Prinsip evaluasi

Memperkuat program

Menggunakan pendekatan multipel

Merancang evaluasi untuk memenuhi isu nyata

Menciptakan proses partisipasi

Memungkinkan fleksibelitas

Membangun kapasitas

Proses evaluasi

Pada proses evaluasi berfokus pada promosi kesehatan dan program

promosi kesehatan dan program promosi kesehata yang dirancang untuk

mempengaruhi populasi target melalui aktivitas terencana (proses) yang mungkin

menimbulkan efek yang cepat (dampak) dan efek yang lebih lama. Evaluasi proses

atau somatif menjawab apakah perawat menjalankan program, menyediakan tempat

Page 19: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

pertemuan, menyertakan bahan pengajaran, dan sebagainya. Evaluasi dampak

(sumatif) berhubungan dengan dampak segera program terhadap kelompok target.

Dalam evaluasi hasil jangka panjang, perawat akan menemukan bahwa perubahan

tersebut memiliki pengaruh nyata dan lama.

11.Mengimplementasikan rencana kerja

Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996 dalam Efendi et al., 2009). Tahap

implementasi dimulai setelah rencana tindakan yang disusun dan ditujukan pada

rencana strategi untuk membantu komunitas mencapai tujuan yang diharapkan.

Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan komunitas (Efendi et al.,

2009).

Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan

keperawatan yang akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika komunitas

mempunnyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi tindakan

keperawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan

pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan

kebutuhan komunitas (Efendi et al., 2009).

Hal-hal yang perlu dikerjakan pada tahap implementasi adalah

a. Merencanakan: apa yang dikerjakan, kapan, bagaimana caranya, siapa yang

mengerjakan, sumber daya

b. Memperhatikan: program dan organisasi yang ada, sumberdaya internal dan

eksternal, program yang lalu

c. Menetapkan: aktivitas untuk tiap tujuan dan menetapkan jawaban pertanyaan

di atas

d. Pengembangan rencana keperawatan bisa menggunakan: pendekatan model

Neuman berdasarkan tingkat pencegahan masalah primer, sekunder, dan

tersier; rencana keperawatan NANDA (Setyoadi, 2007).

Prinsip umum dalam implementasi pada keperawatan komunitas (Anonim, 2008):

a. Inovatif

Page 20: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

b. Intergrated: mampu bekerja sama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain,

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan

c. Rasional

d. Mampu dan mandiri

e. Ugem : harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan

sikap optimis

f. Berdasarkan respons masyarakat

g. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat

h. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta

lingkungannya

i. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

j. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara

esensial

Page 21: Makalah Kelompok 1 Trigger 2

DAFTAR PUSTAKA