TRI PUSAT PENDIDIKAN - saidsuhilachmad.yolasite.comsaidsuhilachmad.yolasite.com/resources/Kegiatan_4...

20
Kegiatan 4 TRI PUSAT PENDIDIKAN A. PENGANTAR Istilah Tri Pusat Pendidikan adalah istilah yang digunakan oleh tokoh pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara yang menggambarkan lembaga atau lingkungan pendidikan yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perilaku peserta didik. Dalam kegiatan 4 ini berisikan tiga pokok bahasan, yaitu (A) Pendidikan keluarga, (B) Pendidikan dalam sekolah, (C) Pendidikan di dalam masyarakat. Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat 1. Menjelaskan pentingnya pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak, 2. Menjelaskan pentingnya pendidikan di sekolah sebagai pendamping dalam keluarga, 3. Menjelaskan pentingnya pendidikan masyarakat sebagai pelengkap pendidikan anak dalam keluarga dan sekolah. Pendidikan dapat digolongkan dalam berbagai jenis. Penggolongan itu tergantung kepada dari mana kita melihatnya. Dilihat dari tempat berlangsungnya pendidikan, maka Ki Hajar Dewantara, membedakan menjadi tiga dengan sebutan Tri Pusat Pendidikan (Ahmadi ,1991) yaitu: Pendidikan dalam keluarga (pendidikan informal), pendidikan dalam sekolah (pendidikan formal), dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal). Sedangkan dilihat dari cara berlangsungnya pendidikan dibedakan menjadi pendidikan fungsional dan pendidikan intensional. Pendidikan fungsional adalah pendidikan yang berlangsung secara naluriah, tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja. Sedangkan pendidikan intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional. Bila dilihat dari aspek pribadi yang disentuh, maka terdapat jenis pendidikan Orkes (Olah Raga Kesehatan), Pendidkan Sosial, Pendidikan Bahasa, Pendidikan Kesenian, Pendidikan Moral, 1 Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

Transcript of TRI PUSAT PENDIDIKAN - saidsuhilachmad.yolasite.comsaidsuhilachmad.yolasite.com/resources/Kegiatan_4...

Kegiatan 4

TRI PUSAT PENDIDIKAN

A. PENGANTAR

Istilah Tri Pusat Pendidikanadalah istilah yang digunakanoleh tokoh pendidikan Indonesia,yaitu Ki Hajar Dewantara yangmenggambarkan lembaga ataulingkungan pendidikan yang adadisekitar manusia – yangmempengaruhi perilaku pesertadidik. Dalam kegiatan 4 iniberisikan tiga pokok bahasan,yaitu (A) Pendidikan keluarga,(B) Pendidikan dalam sekolah,

(C) Pendidikan di dalam masyarakat. Setelah mempelajari materi inidiharapkan mahasiswa dapat

1. Menjelaskan pentingnya pendidikan keluarga sebagai peletakdasar pendidikan anak,

2. Menjelaskan pentingnya pendidikan di sekolah sebagaipendamping dalam keluarga,

3. Menjelaskan pentingnya pendidikan masyarakat sebagaipelengkap pendidikan anak dalam keluarga dan sekolah.Pendidikan dapat digolongkan dalam berbagai jenis.

Penggolongan itu tergantung kepada dari mana kita melihatnya.Dilihat dari tempat berlangsungnya pendidikan, maka Ki HajarDewantara, membedakan menjadi tiga dengan sebutan Tri PusatPendidikan (Ahmadi ,1991) yaitu: Pendidikan dalam keluarga(pendidikan informal), pendidikan dalam sekolah (pendidikan formal),dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal).Sedangkan dilihat dari cara berlangsungnya pendidikan dibedakanmenjadi pendidikan fungsional dan pendidikan intensional. Pendidikanfungsional adalah pendidikan yang berlangsung secara naluriah, tanparencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja. Sedangkanpendidikan intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional.

Bila dilihat dari aspek pribadi yang disentuh, maka terdapat jenispendidikan Orkes (Olah Raga Kesehatan), Pendidkan Sosial,Pendidikan Bahasa, Pendidikan Kesenian, Pendidikan Moral,

1Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

Pendidikan Seks dan sebagainya. Sedangkan kalau dilihat dari jenisdan jenjang, maka Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa satuan pendidikanadalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakanpendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiapjenjang dan jenis pendidikan.

Jenjang pendidikanadalah tahapan pendidikany a n g d i t e t a p k a nbe rdasarkan t ingka tperkembangan pesertadidik, tujuan yang akandicapai, dan kemampuanyang d ikembangkan,sedangkan jenis pendidikanadalah kelompok yangd i d a s a r k a n p a d ak e k h u s u s a n t u j u a n

pendidikan suatu satuan pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikandi luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstrukturdan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga.Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahunyang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untukmembantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agaranak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknyaterpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagaisumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan medialain. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pen-didikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, danpotensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, danuntuk masyarakat.

B.URAIAN

1. Pendidikan Keluarga

Pendidikan keluara atau pendidikan informal adalahjalur pendidikan keluarga. Pendidikan informal adalahsuatu proses pembelajaran yang terjadi di kehidupansehari-hari di dalam keluarga terdekat. Sebagai orang tua

atau orang dekat lainnya di dalam keluarga itu mengenalkan namabenda-benda dan cara mengucapkan yang benar, cara makan minumyang benar, cara menghormati orang, cara menulis, cara menggambar

2Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

dan cara beribadah dan sebagainya untuk dasar anak memasuhi duniaformal (sekolah dan masyarakat) nantinya. Pada prinsipnyapendidikan dalam keluarga adalah untuk membantu anak bagaimanabelajar

Pendidikan dalam keluarga lebih menonjolkan bagaimana kitamengajar diri kita sendiri, dimana kita cenderung untuk berbicara danbergabung dalam kegiatan dengan orang lain di sekitar anak, dan iniberlangsung secara tidak sadar dalam waktu selama pergaulandengan anak terjadi, mulai dari anak bangun sampai akan tidurdidengarkan cerita dan nyanyian yang mengandung nilai pendidikansebagai bekal anak nemasuki dunia formal.

Pendidikan informal adalah suatu pergaulan yang berlangsungalami, dimana keluarga menempatkan diri sesuai dengan “ikatan”perasaan yang sedang berlangsung dengan anak, di mana pada situasiini keluarga mencari posisi yang tepat untuk diterima anak denganbaik.

Langeveld menyatakan,tiap-tiap pergaulan antaraorang dewasa (orang tua)dengan anak ada l ahmerupakan lapangan atausuatu tempat di manapekerjaan mendidik ituberlangsung. Pendidikan itumerupakan suatu gejala yangterjadi di dalam pergaulanantara orang dewasa denganorang yang belum dewasa.Dengan cara pergaulan sehari-hari, anak merasa dirinya

dibawa kepada kedewasaan oleh orang dewasa dan keadaan sepertiitu merupakan gejala-gejala pendidikan, baik di dalam keluarga,sekolah maupun masyarakat dan pergaulan semacam itulah yangdisebut pergaulan paedagogis. Syarat pergaulan paedagogis menurutLangeveld adalah: 1) Pergaulan antara anak dengan orang dewasa, 2)Di dalam pergaulan ada pengaruh, 3) Ada maksud tujuan secarasadar untuk anak ke arah kedewasaannya.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yangpertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tamamendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yangutama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalamkeluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anakadalah dalam keluarga.

Hasbullah (2003) menegaskan bahwa tugas utama darikeluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagipendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiatanak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari

3Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

anggota keluarga yang lain. Di dalam pasal 1 UU Perkawinan Nomor I tahun 1974,

dinyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antaraseorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuanmembentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera, berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa. Anak yang lahir dari perkawinan ini adalahanak yang sah dan menjadi hak serta tanggung jawab kedua orangtuanye nemelihara dan mendidiknya, dengan sebaik-baiknya.Kewajiban kedua orang tua mendidik anak ini terus berlan jut sampaiia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri, bah kan menurut pasal 45ayat 2 UU perkawinan ini, kewajibai dan tanggung jawab orang tuaakan kembali apabila perkawinan antara keduanya putus karena suatuhal, mak anak ini kembali menjadi tanggung jawab orangtua.

Menurut Azmi Ulfia Farista (2008) fungsi lembaga pendidikankeluarga, yaitu:1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak,

pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagiperkembangna berikutnya, khususnya dalam perkembangnpribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebabpengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna padaperkembangan berikutnya.

2. Pendidikan di lingkungankeluarga dapat menjaminkehidupan emosional anaku n t u k t u m b u h d a nberkembang, kehidupanemosional ini sangat pentingdalam pembentukan pribadianak. Hubungan emosionalyang kurang dan berlebihanakan banyak merugikanperkembangan anak.

3. D ida l am ke lua rga akanterbentuk pendidikan moral.Keteladanan orng tua didalambertutur kata dan berprilakusehari-hari akan menjadiwahana pendidikan moralbagi anak didalam keluargatersebut, guna membentukmanusia susila.Pendapat di atas berati

pendidikan keluarga memberikanwarna dasar (ketauhidan), dasarkehidupan emosi, dan dasarkehidupan moral ?

4Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

1) Ketauhidan (Pahan Ketuhanan)

Dalam ajaran Islam pertama yang diterima anak adalah pahamketauhidan. Abdul Wahab (2007) menjelaskan baha tauhid adalahpegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia,karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan.Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alamsemesta ini adalah Allah; bukan sekedar mengetahui bukti-buktirasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah(keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan Sifat-Nya. Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu:menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwendengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.

2. Kehidupan Emosional

Emosi, berasal dari kataInggris, emotion, yang berakar dari kata “Emotus” atau“Emovere” atau mencerca (Tostill up) yang berarti sesuatuyang mendorong terhadapsesuatu. Misalnya emosi gembiramendorong untuk tertawa.Istilah lazim yang digunakandalam psikologi dan umum, yangmengacu pada reaksi kompleksdari suatu organisme ke objek

atau peristiwa yang signifikan, dengan subjektif, perilaku, unsur-unsurfisiologis. Akar paling awal kecerdasan emosional dapat ditelusurikarya Darwin yaitu melalui ekspresi emosional untuk kelangsunganhidup dan adaptasi. Istilah "Emotional Intelligence, kecerdasanemosional" - selanjutnya disebut kecerdasan emosi pertamakalidilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari HarvardUniversity dan John Mayer dari University of New Hampshire.Kecerdasan ini berhubungan dengan kualitas-kualitas psikologistertentu yang oleh Salovey dikelompokkan ke dalam lima karakterkemampuan:(1) Mengenali emosi diri; wilayah ini merupakan dasar kecerdasan

emosi. Penguasaan seseorang akan hal ini akan memilikikepekaan atas pengambilan keputusan-keputusan masalahpribadi.

(2) Mengelola emosi; kecerdasan emosi seseorang pada bagian iniditunjukkan dengan kemampuan untuk menghibur diri sendiri,melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungansehingga dia dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat darikemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.

5Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

(3) Memotivasi diri sendiri; kecerdasan ini berhubungan dengankamampuan seseorang dalam membangkitkan hasrat,menguasai diri, menahan diri terhadap kepuasan dankecemasan. Keberhasilan dalam wilayah ini akan menjadikanseseorang cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam halapa pun yang mereka kerjakan.

(4) Mengenali emosi orang lain. Berkaitan erat dengan empati,salah satu kecerdasan emosi yang merupakan "keterampilanbergaul" dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkapsinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkanapa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

(5) Membina hubungan. Seni membina hubungan, menuntutkecerdasan dan keterampilan seseorang dalam mengelola emosiorang lain. Sangat diperlukan untuk menunjang popularitas,kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Selanjutnya Goleman, Danile, pada tahun 1998 menerbitkan

sebuah buku dengan judul Emotional Intelligence, yang telahditerjenamhkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul: KecerdasanEmotional, Mengapa EI lebih penting dari IQ, oleh PT GramediaPustaka Utama.

Daniel Goleman (1998)mendefenisikan emosi sebagais u a t u k e a d a a n g e j o l a kpenyesuaian diri yang berasal daridalam dan melibatkan hampirkeseluruhan dari individu (DanielGoleman, 1999). Dari hasilpenelitiannya Daniel Golemanmenyebutkan bahwa kecerdasanemosi jauh lebih berperanketimbang IQ atau keahlian dalammenentukan siapa yang akan jadi

bintang dalam suatu pekerjaan. Goleman (1998) memperkuat bahwa perilaku-perilaku menyimpangyang disebabkan oleh rendahnya kecerdasan emosional (EmotionalIntelligence) mereka berkaitan dengan ketidakmatangan kondisipsikologis yang bersangkutan dalam hal: memotivasi diri dan bertahanmenghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidakmelebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjagaagar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempatidan berdoa. Dengan kata lain, perilaku menyimpang baik dari pararemaja (termasuk mahasiswa) maupun kaum profesional (guru)mengindikasikan betapa rendahnya Kecerdasan Emotional mereka.

6Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

Dari sejumlah penelitianyang telah dilakukannyaGoleman berkesimpulan bahwakesuksesan karir seseorang8 0 % d i t e n t u k a n o l e hkecerdasan emosi (EQ)-nya.,bahkan terbukti bahwakecerdasan pikiran (IQ) atauk e c e r d a s a n a k a d e m i ssemata-mata praktis tidakmenawarkan persiapan untukmenghadapi gejolak yangd i t i m b u l k a n o l e hkesulitan-kesulitan hidup. Olehkarenanya, ia mengingatkanbahwa da lam ins t i tus ipendidikan (formal maupuninformal) perlu dibangun suatumekanisme yang cukup efektifdalam menciptakan kondisiemosional yang kondusif.

"Emosi" menurut OxfordEnglish Dictionary, adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Ada dua macam emosi yang kita kenal, yaitu: "emosinegatif" dan "emosi positif". Untuk bisa menjalani kehidupan dengankegembiraan, kebahagiaan yang dinamis di sepanjang hidup, maka harus bisa mengatur danmengendalikan "emosi Anda".

Ada enam tahapan perkembangan emosi yang harus dilaluiseorang anak. Pengalaman emosional yang sesuai pada tiap tahapmerupakan dasar perkembangan kemampuan koginitif, sosial,emosional, bahasa, keterampilan dan konsep dirinya di kemudian hari.Tahapan tersebut saling berkesinambungan, tahapan yang lebih awalakan mempersiapkan tahapan selanjutnya. Anak-anak yang diasuhdengan kehangatan dan tidak mengalami gangguan perkembanganbiasanya akan mencapai tahapan terakhir secara otomatis pada usia4-5 tahun, namun anak-anak dengan kebutuhan khususmembutuhkan bantuan dari orang tua dan profesional untuk bisamencapainya dengan lebih perlahan. Kapan / pada usia berapatercapainya bukan merupakan hal yang penting bila dibandingkanbagaimana pencapaiannya.1. Menunjukkan minat terhadap berbagai rangsang dalam

lingkungan sedikitnya selama 3 detik;2. Bisa tenang dan terfokus pada sesuatu sedikitnya 2 menit3. Pulih dari kondisi tidak menyenangkan dalam 20 menit dengan

bantuan

7Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

4. Menunjukkan minat terhadap pengasuh, tidak hanya terhadapbenda

Emosi berperanan banyak dalam proses berpikir, yaitu * mengarahkan aksi dan tingkah laku * memungkinkan mengontrol tingkah laku * memberi arti terhadap pengalaman * menyimpan, mengorganisasi dan mengingat kembali pengalaman * menggagas pengalaman baru * memecahkan masalah * berpikir kreatif, selektif, logis, tidak idiosinkretik (aneh) * memahami kalimat lisan maupun tulisan ('rasa' bahasa) * memahami konsep kuantitas, waktu, ruang, sebab-akibat yangbersifat 'relatif * membentuk konsep diri, pengertian atas diri (denganmembandingkan * perasaan dengan situasi yang dialaminya) * memisahkan realitas dan fantasi * mengendalikan tingkatan perkembangan emosi, sosial danintelektual.

3. Kehidupan Moral Anak

Dalam kehidupan sehari-hari, selainistilah moral , juga ada istilah etika. Moraladalah pengetahuan yang menyangkut budipekerti manusia yang beradap. Moral jugaberarti ajaran yang baik dan buruk perbuatandan kelakuan (akhlak). Moral berasal darikata mores yang berasal dari Bahasa Latin (Wursanto, 1987), yang dapat terjemahkan

menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari yang dimaksuddengan kesusilaaan bukan pula mores tetapi petunjuk-petunjuk untukkehidupan sopan santun, dan tidak cabul. Jadi moral adalah aturankesusilaan, yang meluputi semua norma untuk kelakukan, perbuatanuntuk tingkah laku yang baik. Selain itu dikenal juga istilah susila yangberasal dari Bahasa Sansekerta, su artinya lebih baik, sila artinyaberarti dasar-dasar dan perinsip-perinsip atau peraturan-peraturanhidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.

Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggirendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaranmoralnya seperti yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg. Tahapantersebut dibuat saat ia belajar psikologi di University of Chicagoberdasarkan teori yang ia buat setelah terinspirasi hasil kerja JeanPiaget dan kekagumannya akan reaksi anak-anak terhadap dilemamoral. Ia menulis disertasi doktornya pada tahun 1958 yang menjadiawal dari apa yang sekarang disebut tahapan-tahapan perkembanganmoral dari Kohlberg.

8Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yangmerupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai enam tahapanperkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangandari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula ditelitiPiaget, yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembangmelalui tahapan-tahapan konstruktif. Kohlberg memperluaspandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa prosesperkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilandan perkembangannya berlanjut selama kehidupan, walaupun adadialog yang mempertanyakan implikasi filosofis dari penelitiannya.

Langeveld (dalam Aqib, 2007) mengatakan bahwa pendidikanharus diarahkan kepada upaya membantu peserta didik untuk sampaipada penentuan diri secara susila dalam satu orde moral. Pendidikanmerupakan pembentukan hatu nurani, upaya membimbing, menuntundan membawa peserta didik para taraf kedewasaan yang eratkaitannya dengan arti/ makna hidup, tujuan hidup, pengenalan nilai-nilai dan norma-norma, serta tanggung jawab secara susila.

K o h l b e r g m e n g g u n a k a nceritera-ceritera tentang dilema moral dalampenelitiannya, dan ia tertarik pada bagaimanaorang-orang akan menjust i f ikas itindakan-tindakan mereka bila mereka beradadalam persoalan moral yang sama. Kohlbergkemud ian mengka tego r isas i danmengklasifikasi respon yang dimunculkan kedalam enam tahap yang berbeda. Keenamtahapan tersebut dibagi ke dalam tigatingkatan: pra-konvensional, konvensional,

dan pasca-konvensional. Teorinya didasarkan pada tahapanperkembangan konstruktif; setiap tahapan dan tingkatan memberitanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema moraldibanding tahap/tingkat sebelumnya.

Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhlbergdikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional,konvensional, dan pasca-konvensional. Mengikuti persyaratan yangdikemukakan Piaget untuk suatu Teori perkembangan kognitif, adalahsangat jarang terjadi kemunduran dalam tahapan-tahapan ini.Walaupun demikian, tidak ada suatu fungsi yang berada dalamtahapan tertinggi sepanjang waktu. Juga tidak dimungkinkan untukmelompati suatu tahapan; setiap tahap memiliki perspektif yang barudan diperlukan, dan lebih komprehensif, beragam, dan terintegrasidibanding tahap sebelumnya.Tingkat 1 (Pra-Konvensional)1. Orientasi kepatuhan dan hukuman2. Orientasi minat pribadi (Apa untungnya buat saya?)Tingkat 2 (Konvensional)3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas (Sikap anak

9Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

baik)4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial (Moralitas hukumdan aturan)Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)5. Orientasi kontrak sosial6. Prinsip etika universal (Principled conscience)

2. Pendidikan dalam sekolah

Pendidikan formal adalah jalurpendidikan yang terstruktur danberjenjang yang terdiri atas pendidikandasar, pendidikan menengah, danpendidikan tinggi. Sekolah adalahlembaga yang dirancang untukmengajarkan siswa (atau "murid") dibawah pengawasan guru.

Sekolah berasal dari bahasaYunani: σχολή, schole), dalam bahasa

Inggris school, merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar danmengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Sekolahdipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu olehwakil kepala sekolah.Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolahberbeda, tergantung dengan kebutuhannya.Bangunan sekolah disusunmeninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisidengan fasilitas yang lain.

Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yangumumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melaluiserangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah yang berbeda disetiap negara tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak dan sekolah menengah bagi remaja yang telah menyelesaikanpendidikan dasar.

Selain sekolah-sekolah inti ini, siswa di negara tertentu mungkinjuga memiliki akseske dan menghadirisekolah-sekolah baiksebelum dan sesudahpendidikan dasar danmenengah. TK ataup r a - s e k o l a hm e m b e r i k a nbeberapa sekolahuntuk anak-anakyang masih sangatkecil (biasanya usia3-5). Universitas,sekolah kejuruan,perguruan tinggi atau

10Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

seminari mungkin akan tersedia setelah sekolah menengah. Sebuahsekolah mungkin juga akan didedikasikan untuk satu bidang tertentu,seperti sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapatmenyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.

Ada juga sekolah-sekolah non-pemerintah, yang disebutsekolah-sekolah swasta. Mungkin sekolah swasta untuk anak-anakdengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak menyediakan untukmereka; agama seperti sekolah Islam Kristen, Budha dan dan lain-lain; atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggiatau mencari untuk mendorong prestasi pribadi lainnya. Sekolah untukorang dewasa termasuk perusahaan lembaga pelatihan danpendidikan dan pelatihan militer. Homeschooling dan online disekolah-sekolah, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luargedung sekolah tradisional.

Di Britania Raya, istilah sekolah terutama mengacu padalembaga-lembaga pra-universitas, dan ini dapat, sebagian besar, akandibagi menjadi pra-sekolah atau kamar anak-anak sekolah, sekolahdasar (kadang-kadang dibagi lagi menjadi sekolah bagi bayi dan SMP),dan sekolah menengah. Ada berbagai jenis sekolah menengah yangmeliputi tata bahasa sekolah, comprehensives, sekunder dan kotamodern akademi. Di Skotlandia kinerja sekolah dipantau oleh HerMajesty's Inspectorate of Education. Ofsted laporan kinerja di Inggrisdan Wales.

Di Britania Raya,sebagian besar sekolahyang didanai publik dandikenal sebagai sekolahnegeri atau sekolah yangdikelola uang sekolahdisediakan gratis. Ada jugasekolah swasta atausekolah independen yangm e m u n g u t b i a y a .Beberapa yang palingselektif dan mahal sekolahswasta yang dikenalsebagai sekolah umum,

sebuah penggunaan yang dapat membingungkan bagi para penuturbahasa Inggris Amerika Utara. Dalam penggunaan di Amerika Utara,sebuah sekolah umum adalah salah satu yang didanai publik atau lari.

Di banyak Persemakmuran Bangsa-Bangsa, termasuk Australia,Selandia Baru, India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Afrika Selatan,Kenya, dan Tanzania, istilah sekolah terutama mengacu padalembaga-lembaga pra-universitas.

Sebuah sekolah Perancis pertengahan abad ke-19 berpusat didesa Barbizon dekat hutan Fontainebleau. Anggotanya langsung pergike alam mengabaikan tradisi akademik, memperlakukan rakyat

11Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

mereka dengan setia dan dengan perasaan puitis untuk warna,cahaya, dan suasana. Sebuah lembaga pendidikan, sebuah tempatuntuk memperoleh pengetahuan dan pelatihan mental, sebagai,sekolah para nabi, sekolah untuk guru, untuk menegur dan memberiperingatan, untuk menegur, untuk tunduk pada disiplin sistematis;untuk melatih. Tempat instruksi dasar, sebuah usaha untukpengajaran anak; sebagai, sebuah sekolah dasar, sebuah sekolahumum, sebuah sekolah dasar. Untuk melatih dalam sebuah lembagapembelajaran untuk mendidik di sekolah, untuk mengajar. Para muridatau pengikut dari seorang guru; mereka yang memegang doktrinyang sama, atau menerima ajaran yang sama, sebuah sekte ataudenominasi dalam filsafat, teologi, ilmu pengetahuan, kedokteran,politik, dllRuangan atau lorong dalam bahasa Inggris universitas manaujian untuk derajat dan kehormatan diadakan.

Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumberdaya dan tujuan penyelenggara pendidikan. Sebuah sekolah mungkinsangat sederhana dimana sebuah lokasi tempat bertemu seorangpengajar dan beberapa peserta didik, atau mungkin, sebuah kompleksbangunan besar dengan ratusan ruang dengan puluhan ribu tenagakependidikan dan peserta didiknya. Berikut ini adalah saranaprasarana yang sering ditemui pada institusi yang ada di Indonesia,berdasarkan kegunaannya:

Menurut status sekolahterbagi dari: sekolah negeri, yaitusekolah yang diselenggarakan olehpemerintah, mulai dari sekolahdasar, sekolah menengahpertama, sekolah menengah atas,dan perguruan tinggi. Sekolahswasta, yaitu sekolah yangd i s e l e n g g a r a k a n o l e hn o n - p e m e r i n t a h / s w a s t a ,penyelenggara berupa badan

berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukumpenyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturanpemerintah. Menurut jenis pendidikan pendidikan dibagi tujuh: (1) pendidikan umum, (2) kejuruan, (3) akademik, (4) profesi, (5)vokasi, (6) keagamaan, dan (7) khusus.

Pendidikan dasar di Indonesia merupakan jenjang pendidikanyang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang berbentuksekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lainyang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasahtsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikanmenengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan DasarPendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasijenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusiatujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan

12Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

dasar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjaminterselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungutbiaya.

Pendidikan Menengah, merupakan lanjutan pendidikan dasaryang terdiri atas (1) pendidikan menengah umum, dan (2) pendidikanmenengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk:(1) SekolahMenengah Atas (SMA), (2) Madrasah Aliyah (MA), (3) SekolahMenengah Kejuruan (SMK), dan (4) Madrasah Aliyah Kejuruan(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan Tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelahpendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan olehperguruan tinggi, dapat berbentuk: (1) akademi, (2) politeknik, (3) sekolah tinggi, (4) institut, atau (5) universitas.

Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan dapatmenyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi

3. Pendidikan di dalam masyarakat

Pendididikan nonformal adalah lembagapendidikan tidak dapatdikesampingkan daripendidikan keluarga dansekolah, karena menurutAhmadi (1991) kedualembaga tadi tidak bolehterlepas dari tatanankehidupan sosial danberjenis-jenis kebudayaanyang sedang berkembang

di dalam masyarakat di mana keluarga dan sekolah itu berada.

Oleh karena itu pendidikan non-formal menjadi bagian dariwacana internasional tentang kebijakan pendidikan pada akhir tahun1960-an dan awal 1970-an. Hal ini dapat dilihat sebagai berkaitandengan konsep berulang dan pembelajaran seumur hidup. Ketat(1996) menunjukkan bahwa sementara konsep-konsep yang terakhirharus dilakukan dengan ekstensi pendidikan dan pembelajaransepanjang hidup, pendidikan non-formal adalah tentang "mengakuipentingnya pendidikan, belajar dan pelatihan yang berlangsung di luarlembaga-lembaga pendidikan yang diakui '. Fordham (1993)menunjukkan bahwa pada 1970-an, empat karakteristik datangdikaitkan dengan pendidikan non-formal: 1) Relevansi dengankebutuhan kelompok yang kurang beruntung, 2) Kepedulian dengankategori tertentu orang, 3) Fokus pada tujuan yang jelas, 4)

13Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

Fleksibilitas dalam organisasi dan metode.Gagasan pendidikan

nonformal terkait, pada 1967di sebuah konferensiinternasional di WilliamsburgUSA, ide-ide yang berangkatke apa yang menjadi analisisdibaca luas semakin 'krisispendidikan dunia' olehCoombs. Ada kekhawatirantentang kurikulum tidakcocok, sebuah kesadaranb a h w a p e r t u m b u h a npendidikan dan pertumbuhan

ekonomi tidak selalu dalam langkah, dan pekerjaan yang tidak munculsecara langsung sebagai hasil dari input pendidikan. Banyak negarayang sulit (politik atau ekonomi) untuk membayar untuk perluasanpendidikan formal.

Kesimpulannya adalah bahwa sistem pendidikan formal telahberadaptasi terlalu lambat dengan perubahan sosio-ekonomi di sekitarmereka dan bahwa mereka menahan tidak hanya oleh konservatismemereka sendiri, tetapi juga oleh masyarakat sendiri inersia. Jika kitajuga menerima bahwa pembuatan kebijakan pendidikan cenderungmengikuti daripada memimpin tren sosial lainnya, maka mengikutiperubahan yang akan datang tidak hanya dari dalam sekolah formal,tetapi dari masyarakat yang lebih luas dan dari sektor lainnya didalamnya. Itu dari titik tolak ini bahwa perencana dan ekonom di BankDunia mulai membuat perbedaan antara formal, non formal danpendidikan formal.

Lembaga-lembaga yang ada di dalam masyarakat sepertilembaga/ organisasi sosial keagamaan (misal lembaga da`wah),Lembaga adat, lembaga hukum, Lembaga bahasa, lembaga profesi,yayasan-yayawan sosial dan perkumpulan-perkumpulan atas dasarsuku dan wilayah dan sejenis tidak bisa diabaikan peranannnya dalampelengkap pendidikan anak.

Banyak diantara lembaga sejenis itu yang bergiat langsungdalam dunia pendidikan seperti dengan mendirikan sekolah-sekolahswasta, baik umum maupun sekolah berwawasan agama, malah mulaijenjang pendidikan yang paling rendah: taman kanak-kanak sampaike perguruan tinggi, malah kegiatan mereka lebih luas dari pendidikankeluarga dan sekolah. Seperti adanya pelayayan kesehatan denganmendirikan rumah sakit, mendirikan koperasi untuk pengembangankemampuan berwira swasta, dan mengasah keterampilan hidup bagianak-anak yang terhambat dalam pendidikan formal, termasukmendirikan panti-panti untuk mengasuh anak cacat fisik, mental dansosial, dan termasuk untuk orang dewasa dengan mendidikan pantijompo.

14Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

Pendidikan non formal juga mengembangkan pendidikan politik,pendidikan olahraga dan berbagai pengembangan kepribadian lainnyatermasuk dalam penyaluran hobi yang positif, seperti kelompokpenggemar membaca, memanjat tebing, SAR, palang merah, dokterkecil dan sebagainya yang hampir tidak didapatkan di keluarga dansekolah secara lengkap.

Di Indonesia pendidikan nonformal meliputi: (1) pendidikankecakapan hidup, (2) pendidikan anak usia dini, (3) pendidikankepemudaan, (4) pendidikan pemberdayaan perempuan, (5)pendidikan keaksaraan, (6) pendidikan keterampilan dan pelatihankerja, (7) pendidikan kesetaraan, serta (8) pendidikan lain yangditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas (1) lembaga kursus,(2) lembaga pelatihan, (3) kelompok belajar, (4) pusatkegiatan belajar masyarakat,dan (5) majelis taklim, sertasatuan pendidikan yangsejenis.

Kursus dan pelatihand i s e l e n g g a r a k a n b ag imasyarakat yang memerlukanb e k a l p e n g e t a h u a n ,keterampilan, kecakapanhidup, dan sikap untukmengemba n g kan d i r i ,mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/ataumelanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasilprogram pendidikan formal setelah melalui proses penilaianpenyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atauPemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasionalpendidikan.

C. RANGKUMAN

1. Tri Pusat Pendidikan yaitu: Pendidikan dalam keluarga(pendidikan informal), pendidikan dalam sekolah (pendidikanformal), dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan nonformal).

2. Sedangkan dilihat dari cara berlangsungnya pendidikandibedakan menjadi pendidikan fungsional dan pendidikanintensional.

3. Pendidikan fungsional adalah pendidikan yang berlangsungsecara naluriah, tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsungbegitu saja. Sedangkan pendidikan intensional adalah lawan daripendidikan fungsional.

15Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

4. Bila dilihat dari aspek pribadi yang disentuh, maka terdapatjenis pendidikan Orkes (Olah Raga Kesehatan), PendidkanSosial, Pendidikan Bahasa, Pendidikan Kesenian, PendidikanMoral, Pendidikan Seks dan sebagainya.

5. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional menyebutkan bahwa satuan pendidikanadalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakanpendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal padasetiap jenjang dan jenis pendidikan.

6. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur danberjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikanmenengah, dan pendidikan tinggi.

7. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikanformal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur danberjenjang.

8. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga. 9. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enamtahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikanuntuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani danrohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikanlebih lanjut.

10. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknyaterpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakanberbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi,informasi, dan media lain.

11. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pen-didikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi,dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari,oleh, dan untuk masyarakat.

12. Pendidikan keluarga atau pendidikan informal adalah jalurpendidikan keluarga. suatu proses pembelajaran yang terjadi dikehidupan sehari-hari di dalam keluarga terdekat.

13. Pendidikan dalam keluarga lebih menonjolkan bagaimana kitamengajar diri kita sendiri, dimana kita cenderung untukberbicara dan bergabung dalam kegiatan dengan orang lain disekitar anak, dan ini berlangsung secara tidak sadar dalamwaktu selama pergaulan dengan anak terjadi, mulai dari anakbangun sampai akan tidur didengarkan cerita dan nyanyianyang mengandung nilai pendidikan sebagai bekal anaknemasuki dunia formal.

14. Langeveld menyatakan, tiap-tiap pergaulan antara orangdewasa (orang tua) dengan anak adalah merupakan lapanganatau suatu tempat di mana pekerjaan mendidik itu berlangsung.

15. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagaipeletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pan-dangan hidupkeagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari

16Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. 16. Pendidikan keluarga terutama menanamkan ketauhidan;

kehidupan emosional, dan moral atau etika.17. Pendidikan dalam sekolah atau pendidikan formal adalah jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri ataspendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

18. Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk mengajarkansiswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru.

19. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yangumumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melaluiserangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah yang berbedadi setiap negara tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untukanak-anak dan sekolah menengah bagi remaja yang telahmenyelesaikan pendidikan dasar.

20. Ada juga sekolah-sekolah non-pemerintah, yang disebutsekolah-sekolah swasta.

21 Mungkin sekolah swasta untuk anak-anak dengan kebutuhankhusus ketika pemerintah tidak menyediakan untuk mereka;agama seperti sekolah Islam Kristen, Budha dan dan lain-lain;atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggiatau mencari untuk mendorong prestasi pribadi lainnya.

22. Sekolah untuk orang dewasa termasuk perusahaan lembagapelatihan dan pendidikan dan pelatihan militer. Homeschoolingdan online di sekolah-sekolah, pengajaran dan pembelajaranberlangsung di luar gedung sekolah tradisional

23. Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah negeri, yaitusekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai darisekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengahatas, dan perguruan tinggi. Sekolah swasta, yaitu sekolah yangdiselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta, penyelenggaraberupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat inibadan hukum penyelenggara pendidikan masih beruparancangan peraturan pemerintah.

24. Pendidikan dasar di Indonesia merupakan jenjang pendidikanyang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang berbentuksekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuklain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) danmadrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

25. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar,yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikanmenengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolahmenengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolahmenengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

26. Pendidikan di dalam masyarakat atau pendididikan non formaladalah lembaga pendidikan tidak dapat dikesampingkan daripendidikan keluarga dan sekolah, karena kedua lembaga tadi

17Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

tidak boleh terlepas dari tatanan kehidupan sosial dan berjenis-jenis kebudayaan yang sedang berkembang di dalammasyarakat di mana keluarga dan sekolah itu berada.

27 Pendidikan non-formal menjadi bagian dari wacana internasionaltentang kebijakan pendidikan pada akhir tahun 1960-an danawal 1970-an.

28. Ada empat karakteristik datang dikaitkan dengan pendidikannon-formal: 1) Relevansi dengan kebutuhan kelompok yangkurang beruntung, 2) Kepedulian dengan kategori tertentuorang, 3) Fokus pada tujuan yang jelas, 4) Fleksibilitas dalamorganisasi dan metode.

29. Sistem pendidikan formal telah beradaptasi terlalu lambatdengan perubahan sosio-ekonomi di sekitar mereka dan bahwamereka menahan tidak hanya oleh konservatisme merekasendiri, tetapi juga oleh masyarakat sendiri inersia.

30. Lembaga-lembaga yang ada di dalam masyarakat sepertilembaga/ organisasi sosial keagamaan.

31. Banyak diantara lembaga sejenis itu yang bergiat langsungdalam dunia pendidikan seperti dengan mendirikan sekolah-sekolah swasta, baik umum maupun sekolah berwawasanagama, malah mulai jenjang pendidikan yang paling rendah:taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi, malah kegiatanmereka lebih luas dari pendidikan keluarga dan sekolah.

32. Pendidikan non formal juga mengembangkan pendidikan politik,pendidikan olahraga dan berbagai pengembangan kepribadianlainnya termasuk dalam penyaluran hobi yang positif, sepertikelompok penggemar membaca, memanjat tebing, SAR, palangmerah, dokter kecil dan sebagainya yang hampir tidakdidapatkan di keluarga dan sekolah secara lengkap.

D. TUGAS

1. Sebutkan lima persamaan dan perbedaan dari masing-masinglembaga pendidikan;

2. Sebutkan lima titik berat/ fokus masing-masing lembagapendidikan;

3. Sebutkan lima contoh kelemahan dari masing-masing lembagapendidikan itu.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu dan Nur Uhbiyati. (1991). Ilmu Pendidikan. Semarang:Renika Cipta.

Hasbullah. (1999). Dasar-Dasar Imu Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGRapindo Persada.

Muhammad Bin Abdul Wahab, http// islamhouse.com

18Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

http://albaiad.wordpress.com/2008/05/11/peran dan fungsi-pendidikan- dalam- perkembanga-anak/

Fridiawati Sulungbudi, Psikolog Anak, http:// puterakembara.org/archivesGoleman, D. (1998). Emotional Intelligence: Kecerdasan Emotional,

Mengapa EI lebih penting dari IQ. (Terj.). Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.

Wursanto. (1987). Etika Komunikasi Kantor. Jakarta: Kanisius.http://thinkexist.comhttp://id.wikipedia.org

19Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4

DAFTAR ISI

Kegiatan 4

TRI PUSAT PENDIDIKAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1A. PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1B.URAIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

1. Pendidikan Keluarga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21) Ketauhidan (Pahan Ketuhanan) . . . . . . . . . . . . . 52. Kehidupan Emosional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53. Kehidupan Moral Anak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82. Pendidikan dalam sekolah . . . . . . . . . . . . . . . . 103. Pendidikan di dalam masyarakat . . . . . . . . . . . 13

C. RANGKUMAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15D. TUGAS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4